2
Mutu Pelayanan (Donabedian)
Pengkajian
Kepuasan
Diagnosa
konsumen (pasien
Intervensi
dan masyarakat
Implementasi
Evaluasi 3
Planning ad/ tahap untuk merumuskan masalah
keperawatan, menetapkan tujuan program
yang paling pokok, menentukan kebutuhan dan
sumber daya yang tersedia, dan menyusun
langkah-langkah praktis untuk menyelesaikan
masalah 4
Merumuskan Masalah
PENGKAJIAN
5
Menentukan Prioritas Masalah
• Menurut Kepner Tregoe, ada 3 (tiga) aspek penting dalam
menentukan prioritas, yaitu dilihat dari tingkat Kegawatan
(Urgency), Mendesak (Seriousness) dan Pertumbuhan
(Growth) yang dikenal dengan singkatan “ USG “.
• Skala likert, skala yang ditetapkan yaitu angka 1 (satu) sampai
angka 5 (lima), yang tiap angka tersebut memiliki pengertian
yaitu :
1 = Sangat kecil/rendah pengaruhnya
2 = Kecil pengaruhnya
3 = Sedang / Cukup pengaruhnya
4 = Besar / Tinggi pengaruhnya
5 = Sangat besar / tinggi pengaruhnya
6
Prioritas Masalah Manajemen Keperawatan Di RSUD Undata
Palu Tahun 2015
Kriteria
No Masalah Urgency Seriousness Growth Total Rangking
(U) (S) (G)
1 Standar asuhan keperawatan
(SAK) sudah ada tetapi belum 5 5 5 15 I
direvisi
2 Belum terorganisirnya dengan
3 3 3 9 VII
baik penyusunan SPO
3 Belum optimalnya audit
3 4 3 10 V
dokumentasi keperawatan
4 Belum optimalnya pelaksanaan
perencanaan harian, bulanan 4 4 3 11 IV
dan tahunan
5 Belum maksimalnya penerapan
4 4 4 12 III
MPKP
6 Belum optimalnya komunikasi
5 5 4 14 II
perawat
7 Belum efektifnya aktivitas
4 3 3 10 VI
kerja
7
Analisis SWOT
• Komponen SWOT:
1. Strenght (S) >>> Kekuatan
2. Weakness (W) >>> Kelemahan
3. Opportunity (O) >>> Peluang
4. Threat (T) >>> Ancaman
8
Analisis SWOT
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada analisis SWOT :
1. Pengisian item IFAS dan EFAS
Pengisian IFAS (Weaknesses dan Strenght), EFAS (Opportunity dan Threats)
2. Bobot
Beri bobot masing-masing faktor mulai 0,0 (tidak penting) sampai 1,0
(paling penting)
3. Peringkat (Rating)
Hitung peringkat masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai
dengan 1 (kurang) sampai 4 (sangat baik). Data rating diperoleh melalui
wawancara, observasi, maupun kuesioner. Kalikan bobot dan rating untuk
memperoleh nilai masing-masing faktor. Faktor weaknesses dan threats
menggambarkan kinerja negatif, sedangkan strenght dan opportunity
menggambarkan kinerja positif
9
Matriks Analisis SWOT
12
S-W 3,45 - 3.0 = 0,45
Eksternal Factor (EFAS) Matrix RSUD Undata Palu
Peluang (opportunities)
1 Kerjasama dengan institusi pendidikan FK
Untad dan institusi keperawatan sebagai 0,2 4 0,8
lahan praktik
2 Adanya kerjasama dengan pihak asuransi
0,1 4 0,4
kesehatan (BPJS)
4 Persiapan RS menuju akreditasi RS
0,2 3 0,6
pendidikan
5 Adanya perhatian dan dukungan dari
0,2 4 0,8
pemerintah setempat
6 Tersedianya pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan spesialistik serta psikiatri sehingga
0,2 3 0,6
memungkinkan masyarakat memanfaat berbagai
pelayanan yang disediakan.
7 RS memberikan kesempatan kepada perawat
0,1 4 0,4
untuk melanjutkan pendidikan dan pelatihan
Total 1 3,6
13
Eksternal Factor (EFAS) Matrix RSUD Undata Palu
Ancaman (Threats)
1 Semakin bertumbuhnya beberapa rumah
sakit swasta, dengan persaingan pemberian
0,2 4 0,8
pelayanan prima disertai sarana dan
prasarana yang lebih lengkap.
2 Efek pasar bebas memungkinkan SDM
0,1 2 0,2
akan lebih kompetitif
3 Belum ada pemanfaatan IT yang
0,1 3 0,3
canggih untuk sisterm informasi RS
4 Masyarakat sudah mulai mengerti tentang
0,2 3 0,6
UU. Perlindungan konsumen
5 Kontrol LSM dan Pers dalam
0,2 2 0,4
pelayanan yang tidak sesuai standar
6 Adanya kebijakan pemerintah melaksanakan
fungsi social untuk merawat pasien tidak 0,2 3 0,6
mampu
Total 1 2,9
14
O-T 3,6 – 2,9= 0.7
Peta Posisi Kekuatan Organisasi
Strength
I
IV
(Agressive)
(Conservative)
Threats Opportunity
III II
(Defensive) (Competitive)
Weaknesess
15
Fish Bone Analysis
• Analisis tulang ikan berfungsi dalam
memperjelas penyebab suatu masalah
Kelompok
penyebab
Masalah
Penyebab
16
Seleksi Alternatif Pemenuhan Kebutuhan
• Seleksi alternatif pemenuhan kebutuhan
menggunakan pembobotan CARL, yaitu
C = Capability, artinya kemampuan
melaksanakan alternatif
A = Accessability, artinya kemudahan dalam
melaksanakan alternatif
R = Readiness, artinya kesiapan dalam
melaksanakan alternatif
L = Leverage, artinya daya ungkit alternatif
tersebut dalam menyelesaikan masalah. 17
Seleksi Alternatif Pemenuhan Kebutuhan
• Rentang nilai 1 – 4:
1 = Seharusnya dapat diimplementasikan
2 = Mungkin dapat diimplementasikan
3= Harus dapat diimplementasikan
4 = pasti harus diimplementasikan
18
Contoh Seleksi Alternatif Pemenuhan
Kebutuhan
19
Planning Of Action (POA)
N MASALAH TUJUAN KEGIATAN METODE KRITERIA WAKTU PJ
O EVALUASI
1 Standar Teridentifikas Identifikasi Studi Teridentifikasi Minggu ke Freny R
Asuhan i diagnosa SAK yang dokumentasi, SAK yang III Mbaloto,
Keperawatan keperawatan telah ada diskusi telah ada Desember Ratnawati
(SAK) sudah berdasarkan Identifikasi FGD Teridentifikasi 2015
ada tetapi kebutuhan diagnosa diagnosa
belum direvisi diruangan keperawatan keperawatan
sebagai bahan berdasarkan berdasarkan
penyusunan kebutuhan kebutuhan
SAK diruangan diruangan
Menyiapkan Hasil
hasil identifikasi
identifikasi diserahkan ke
dan bidang
menyerahkan keperawatan
ke bidang
keperawatan
untuk
ditindaklanjuti
20
Ketenagaan
21
Penetapan Jumlah Tenaga
Keperawatan
1. Metode Need
Metode perhitungan tenaga perawat
berdasarkan kebutuhan.
Rumus Douglas
Douglas menetapkan jumlah perawat yang
dibutuhkan dalam suatu unit perawatan
berdasarkan klasifikasi pasien, dimana
masing-masing kategori memiliki nilai
standar per shif
22
Klasifikasi
Derajat ketergantungan Klien
( Douglas )
1. Perawatan minimal memerlukan 1-2 jam/24 jam
Kriteria :
a. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan
sendiri
b. Makan dan minum dilakukan sendiri
c. Ambulansi dengan pengawasan
d. Observasi TTV dilakukan setiap shift
e. Pengobatan minimal dengan status psikologis
stabil
23
2. Perawatan Parsial memerlukan waktu 3-4 jam/24
jam
Kriteria :
a. Kebersihan diri, makan minum dan ambulasi
dibantu
b. Observasi TTV setiap 4 jam
c. Terpasang infus dan kateter
d. Pengobatan lebih dari sekali
24
3. Perawatan total memerlukan waktu 5-6 jam/24 jam
Kriteria :
a. Semua keperluan/aktivitas dibantu
b. Perubahan posisi, observasi TTV dilakukan
setiap 2 jam
c. Makan melalui selang atau pipa lambung, terapi
intravena
d. Dilakukan pengisapan lendir/suction
e. Gelisah/disorientasi/tidak sadar
25
Nilai standar jumlah perawat per
shif berdasarkan klasifikasi pasien
26
Penetapan Jumlah Tenaga
Keperawatan
2. Metode Demand
Metode perhitungan tenaga perawat menurut
kegiatan yang memang nyata dilakukan
perawat.
Formula Instalasi Gawat Darurat
a. Kasus gawat darurat : 87 menit
b. Kasus mendesak : 71 menit
c. Kasus tidak mendesak : 34 menit
27
Rumus:
TP = D x 365
29
Metode Depkes...
Ket :
Jam perawatan/hari:
Operasi besar = 5 jam/1 operasi
Operasi sedang = 2 jam/operasi
Operasi kecil = 1 jam/operasi
Pemakaian kamar operasi = 6 jam/hari (jam kerja
efektif
Tugas perawat di kamar operasi = 2 orang/tim
30
Metode Depkes...
31
Metode Depkes...
Formula Rawat Jalan
Rata2 jmlh pasien/hr x jmlh jam perawatan/hr
+Faktor Koreksi
jam efektif/hari x 60 menit
Ket:
Jumlah jam perawatan/hari = 15 menit
Jam efektif/hari = 7 jam
TP Tugas non Kep = TP + Faktor koreksi x 15%
15% = tugas non keperawatan
32
Faktor koreksi rawat inap, Kamar bersalin , Kamar Operasi, Instalasi
gawat darurat
Loss Day = jumlah hari mggu/thn + cuti + hari besar
X TP
jumlah hari kerja efektif/thn
Ket:
Jumlah hr mggu/thn = 52 hari
Cuti dlm 1 thn = 12 hari
Libur hari besar dlm 1 thn = 14 hari
Jumlah hari kerja efektif/thn = 286 hari
TP Tugas non keperawatan = TP + Faktor Koreksi X 25%
Ket:
25% = tugas non keperawatan
34
Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan
kategori ruang rawat inap
Formula Rawat Inap
Rata2 jlh pasien/hr x jlh jam perawatan
pasien
Jam efektif/hari
Ket:
Jam kerja efektif = 7 jam/hari
35
Pengaturan Shif (Warstler)
36
MAKP & MPKP
37
Metode Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP)
1. Metode Kasus
Asuhan keperawatan diberikan kepada seorang
pasien secara total dalam satu periode dinas
2. Metode Fungsional
Pemberian asuhan keperawatan ditekankan pada
penyelesaian tugas dan prosedur. Perawat diberi
satu atau beberapa tugas untuk dilaksanakan
kepada semua pasien disuatu ruangan
38
Metode Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP)
3. Metode Tim
Metode pemberian asuhan keperawatan kepada
sekelompok pasien oleh seorang perawat profesional
(ketua tim) yang memimpin sekelompok tenaga perawat
4. Metode Keperawatan Primer
Metode penugasan dimana seorang perawat yang
disebut perawat primer (PP)
bertanggungjawab penuh terhadap 4-6 pasien selama
24 jam.
39
Model Praktik Keperawatan Profesional
(MPKP)
1. MPKP Pemula
a. Jumlah tenaga perawat sesuai kebutuhan
b. S.Kep/Ners sebagai CCM
c. DIII Keperawatan sebagai PP
d. SPK/DIII Kep sebagai PA
2. MPKP I
a. Jumlah tenaga perawat sesuai kebutuhan
b. Ners spesialis sebagai CCM
c. S.Kep/Ners sebagai PP
d. DIII Kep sebagai PA
40
Model Praktik Keperawatan Profesional
(MPKP)
3. MPKP II
a. Jumlah tenaga perawat sesuai kebutuhan
b. Ners spesialis (1:1 PP) sebagai CCM
c. S.Kep/Ners sebagai PP
d. DIII Kep sebagai PA
4. MPKP III
a. Jumlah tenaga perawat sesuai kebutuhan
b. Doktor keperawatan klinik (konsultan)
c. Ners spesialis (1:1 PP) sebagai CCM
d. S.Kep/Ners sebagai PP
e. DIII Kep sebagai PA
41
Struktur Ketenagaan pada Tingkat Ruang Rawat Dengan
Metode Modifikasi Kep. Primer
KEPALA RUANGAN
CCM
PP 1 PP 2 PP 3
PAGI PA PA PA
PA PA PA
SORE PA PA PA
PA PA PA
MALAM
PA PA PA
LIBUR/CUTI
PA PA PA
9-10 klien 9-10 klien 9-10 klien 42
A. KEPALA RUANGAN
43
Tugas (Dinas Pagi)
44
6. Mengorientasikan pegawai baru, residen, mhs
kedokteran dan keperawatan yang akan melakukan
praktek di ruangan.
7. Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang
harmonis dengan klien, keluarga, dan tim kesehatan
lainnya.
8. Mengecek kelengkapan persedian status keperawatan
min 5 (lima) set setiap hari
9. Melaksanakan pembinaan terhadap PP dan PA dalam
hal penerapan MPKP termasuk tingkah laku
professional
45
10. Bila PP cuti, tugas dan tanggung jawab PP di ambil alih
oleh karu, dan dapat didelegasikan kepada PA senior
(wakil PP pemula yang ditunjuk) tetapi tetap di bawah
pengawasan KARU
11. Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas
yang dibutuhkan di ruangan
12. Memonitor dan mengevaluasi penampilan kerja semua
tenaga yang ada di ruangan dan membuat DP3 dan
usulan kenaikan pangakat
13. Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat tiap
bulan untuk membahas kebutuhan di ruangan
14. Merencanakan dan melaksanakan evaluasi mutu asuhan
keperawatan
46
B. Clinical Care Manager (CCM)
• Pada ruang rawat dengan MPKP pemula: CCM
SKp/Ners dengan pengalaman
• Pada MPKP tingkat I: seorang Ners Spesialis.
• Pada MPKP tingkat II: jumlah Ners Spesialis lebih dari
satu orang tetapi disesuaikan dengan kekhususan
(majoring) sesuai dengan kasus yang ada. CCM bertugas
sesuai jam kerja yaitu dinas pagi.
47
Tugas Dan Tanggung Jawab CCM
1. Melakukan bimbingan dan evaluasi tentang
implementasi MPKP (ronde keperawatan)
Pada saat CCM melakukan bimbingan dan evaluasi,
kegiatan yang dilakukan meliputi:
a) Bersama dengan PP memvalidasi setiap diagnosis
keperawatan yang sudah ditetapkan PP.
b) Berdasarkan validasi, memberikan masukan kepada
PP termasuk pemberian reinforcement.
c) Bila pada dokumentasi klien, belum ada renpra yang
sudah dievaluasi PP, maka bersama-sama PP
menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai
kondisi klien dengan menggunakan standar renpra
yang telah disepakati.
48
Tugas Dan Tanggung Jawab CCM
50
C. Perawat Primer (PP)
• MPKP Pemula: DIII Keperawatan dengan pengalaman
• MPKP I: SKp/Ners
• Dinas: Pagi, Sore, Malam (tapi sebaiknya pada pagi atau
sore saja)
• Bila PP dinas sore, harus didampingi min. 1 orang PA
dalam timnya punya waktu untuk menilai
perkembangan semua kliennya.
51
Tugas & Tanggung Jawab PP
1. Melakukan kontrak dengan klien dan klg,
mengorientasikan ruangan, melakukan pengkajian (baru
dan melanjutkan pengkajian PA dinas sebelumnya).
2. Membuat rencana askep, menjelaskan renpra yang sudah
ditetapkan kepada PA dalam timnya pd saat pre
conference, melakukan bimbingan dan evaluasi PA,
memonitor dokumentasi yang dilakukan PA
3. Melakukan tindakan keperawatan yang bersifat terapi
keperawatan dan tindakan keperawatan yang tidak dapat
dilakukan oleh PA, mengatur pelaksanaan konsul dan
pemeriksaan lab, mendampingi dokter visite
52
Tugas & Tanggung Jawab PP
4. Melakukan evaluasi askep dan membuat catatan
perkembangan klien setiap hari, memberikan pend
kesehatan pada klien dan keluarga, membuat
perencanaan pulang, bekerjasama dengan CCM
5. Menetapkan PA yang bertanggung jawab pada setiap
klien, setiap kali giliran jaga (shift).
6. Melakukan bimbingan dan evaluasi PA dalam melakukan
tindakan keperawatan, apakah sudah sesuai dengan SOP.
7. Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh PA.
8. Membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan PA
9. Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan
laboratorium
53
10. Melakukan kegiatan serah terima klien dibawah tanggung
jawabnya bersama dengan PA
11. Mendampingi dokter visite untuk klien yang berada dibawah
tanggung jawabnya.
12. Melakukan pertemuan dengan klien/keluarga minimal setiap 2
hari untuk membahas kondisi keperawatan klien (bergantung
pada kondisi klien).
13. Bila PP cuti/libur, tugas-tugas PP didelegasikan kepada PA yang
telah ditunjuk (wakil PP) dengan bimbingan KARU atau CCM
14. Membuat perencanaan pulang
15. Bekerjasama dengan CCM dalam mengidentifikasi isu yang
memerlukan pembuktian sehingga tercipta evidence based
practice.
54
D. Perawat Asosiet (PA)
55
Tugas & Tanggung Jawab PA
1. Membaca renpra yang telah ditetapkan PP,
2. Menggantikan tugas PP jika tidak berada di tempat,
3. Mengkomunikasikan kepada PP bila menemukan
masalah yang perlu diselesaikan,
4. Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik, lab,
pengobatan, dan tindakan,
5. Berperan serta dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan
kepada klien dan klg.
56
Tugas & Tanggung Jawab PA
6. Membantu tim lain yang membutuhkan.
7. Melakukan tindakan keperawatan pada kliennya
berdasarkan renpra.
8. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan dan mendokumentasikannya pada format
yang tersedia.
9. Memeriksa kerapian dan kelengkapan status
keperawatan
10. Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga
klien yang menjadi tanggungjawabnya dan
berkoordinasi dengan PP.
57