Anda di halaman 1dari 16

Studi Kasus dengan

diagnosis utama Stroke


Golongan B4 Kelompok 3 :

IKA NURAENI 11352


KARINDA SURYANDARU 11354
KRESENTIA HOESS VANDARINA 11356
LUTFIA NADIATUZ ZAKIYAH 11358
KASUS
Bp DJ, 60 tahun, BB: 65 kg, TB: 160 cm, masuk RS
setelah tiba-tiba terjatuh di lantai di rumahnya dan
pingsan.  Dia  sadar  ketika  sudah  berada  di  UGD,  satu 
jam  setelah  kejadian.  Kedua  belah  tangannya terasa
lemas, dia tidak dapat bicara, tapi masih bisa memahami
perkataan lawan bicaranya. Tekanan darahnya 175/110.

Riwayat penyakit dahulu:Menderita Diabetes melitus sejak


umur 52 tahun, dikontrol dengan glipizide. Belum pernah
mendapat serangan stroke sebelumnya. Punya riwayat
penyakit asma derajat persisten ringan, yang dikontrol
dengan inhalasi salmeterol.
Diagnosa: Serangan stroke iskemik.
Berdasarkan kasus tersebut di atas:
1.Selesaikan  permasalahan  kasus  di  atas 
dengan  metode  SOAP  (meliputi  rencana  terapi 
baik farmakologi dan non farmakologi)!
2.Bagaimana monitoring terapi dan efek samping
obat yang diberikan?
3.Rencanakan materi KIE yang akan disampaikan
kepada pasien tersebut
ASESMEN DRUG-RELATED PROBLEMS (DRPs)
Masalah
Terapi S, O A P
Medik
Serangan - S: · Stroke iskemik akut mungkin · Dilakukan pemeriksaan menggunakan CT
stroke terjadi dikarenakan pasien scan / MRI untuk mendeteksi adanya
iskemik Terjatuh dan pingsan, Kedua memiliki diabetes dan hipertensi perdarahan pada otak. Apabila tidak, maka
belah tangan terasa lemas, yang belum terkontrol. Dalam dapat diberikan IV alteplase
tidak dapat bicara, tapi konsensus disebutkan bahwa
· Segera dilakukan pemberian IV alteplase
masih bisa memahami pasien dengan diabetes maka
dengan dosis 0,9 mg/ kg (max 90 mg), 10 %
perkataan lawan bicaranya, harus secara teratur mengontrol
bolus, 60 menit selebihnya menggunakan
belum pernah mengalami tekanan darahnya di bawah
infus (3-4,5 jam setelah onset berlangsung).
stroke sebelumnya 130/80 mmHg
· Aspirin dosis awal 160-325 mg dalam 24 –
(Menkes, 2019)
O: 48 jam setelah stroke. Sebelum penggunaan
· Gejala stroke belum diatasi aspirin, dilakukan pemeriksaan CT scan atau
MRI terlebih dahulu.
• BB 65 kg · Memerlukan pemeriksaan CT
scan atau MRI untuk (Powers et al, 2019)
• TB 160 cm menentukan apakah masuk
kandidat fibrinolitik
• TD 175/110 mmHg

• Pasien datang 1 jam


setelah onset kejadian

• Memiliki diabetes melitus


dan asma
Hipertensi - S: · Hipertensi pada pasienn · Menurunkan tekanan darah pasien terutama
(pada stroke belum diatasi ditambah untuk tekanan darah diastol karena >105mmHg,
iskemik) Terjatuh dan pingsan, Kedua belah dengan kondisi stroke dan maka diberikan Nicardipine 5 mg/jam IV, titrasi
tangan terasa lemas, tidak dapat bicara, adanya diabetes hingga efek yang diharapkan hingga 2.5 mg/jam
tapi masih bisa memahami perkataan setiap 5–15 menit, maksimum 15 mg/jam
lawan bicaranya, belum pernah
mengalami stroke sebelumnya (Powers et al, 2019)

O:

BB 65 kg TB 160 cm TD 175/110 mmHg

Pasien datang 1 jam setelah onset


kejadian
Diabetes Glipizid S: - · Tidak ada data kadar · Dilakukan pemeriksaan glukosa darah.
mellitus glukosa darah Hipoglikemia (kadar glukosa darah >180 mg/dL)
O: pada stroke akut harus diobati dengan titrasi insulin
· Kadar gula darah perlu
hingga mencapai normoglikemia
dilakukan pemeriksaan
BB 65 kg, TB 160 cm,TD 175/110 mmHg (Menkes 2019)
· Apabila kadar glukosa darah normal, glipizid
Kadar gula darah : - (sulfonilurea) dapat tetap diberikan

Kadar lipid : -
Asma derajat persisten Salmeterol inhalasi S:- · Tidak terdapat · Inhalasi salmeterol
ringan keluhan asma dapat diberikan
O:- ataupun kejang ketika serangan
terjadi
PARAMETER PEMANTAUAN
Parameter efektivitas Parameter efek samping
Obat
Kondisi klinik TTV dan lab Kondisi klinik TTV dan lab
Alteplase 58,5 mg iv Gerakan tangan, bibir, dan CT scan atau MRI Angiodema, intrakranial TD, fungsi neurologic,
anggota tubuh lain dapat menunjukkan tidak adanya bleeding bleeding dilihat dari CT
kembali normal. Tidak sumbatan scan atau MRI, CBC, PT
terjadi perburukan kondisi. (INR), aPTT, fibrinogen
Nilai NIHSS membaik level.

Monitoring setiap 15 menit


x 1 jam; setiap jam x 6 jam;
setiap 1 jam x 17 every
shift after

Aspirin 160-325 mg Gerakan tangan, bibir, dan CT scan atau MRI Bleeding CT scan dan MRI
anggota tubuh lain dapat menunjukkan tidak adanya
kembali normal. Tidak sumbatan Monitoring setiap hari
terjadi perburukan kondisi.
Nilai NIHSS membaik

Obat DM (insulin/ glipizid) - HbA1C<7% Hipoglikemia HbA1C

Kadar glukosa darah Kadar glukosa darah


(rentang 140-180 mg/dL)

Nicardipin - TD <130/80 mmHg Mual, konstipasi,  


pembengkakan pada
tungkai kaki
Statin   LDL <100 mg/dL    
KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN
EDUKASI
Ditanyakan apakah pasien perokok atau bukan. Jika iya maka
pasien disarankan untuk berhenti merokok mengingat bukti
epidemiologi yang menunjukkan rokok berisiko menyebabkan
stroke iskemik dan perdarahan subarachnoid.

Dijaga pola makan dan nutrisinya. konsumsi buah, sayur dan


produk susu rendah lemak merupakan diet yang
direkomendasikan dan menurunkan tekanan darah.
Istirahat yang cukup, tidur teratur antara 6-8 jam sehari dan
hindari stress.
EVALUASI DAN FOLLOW UP Insert Your Image

Insert Your Image


Evaluasi
GET
1. Lakukan penilaian neurologis setiap 15 menit selama
pemberian infus alteplase dan setiap 30 menit
setelahnya selama 6 jam berikutnya, kemudian tiap jam
hingga 24 jam setelah terapi. WEL
L
2. Ukur tekanan darah setiap 15 menit selama 2 jam
pertama dan setiap 30 menit selama 6 jam berikutnya,
dan kemudian setiap jam hingga 24 jam setelah terapi.
3. Periksa glukosa darah kapiler tiap jam sampai pada SOO
N
sasaran glukosa (glucose goal range) selama 4 jam,
kemudian diturunkan tiap 2 jam dan bila tetap stabil,
dapat dikurangi tiap 4 jam.
FOLLOW UP
1. Obat efektif / mencapai target terapi :
a.       apabila dalam 24 jam dan dicek dengan CT scan atau MRI alteplase tidak menunjukkan
perdarahan, maka dilanjutkan dengan aspirin (antiplatelet) 160-325 mg
b.      antihipertensi dapat tetap diberikan untuk menjaga tekanan darah tetap stabil
c.       antidiabetes tetap diberikan untuk menjaga kadar glukosa darah

2. Obat tidak efektif / tidak mencapai target terapi


a. Apabila terdapat nyeri kepala berat, tekanan darah meningkat, mual, atau muntah, infus
alteplase dihentikan dan lakukan CT-scan kepala segera. 
b. Frekuensi pengukuran tekanan darah ditingkatkan bila tekanan darah sistolik ≥180 mmHg
atau bila diastolik ≥105 mmHg. Apabila tekanan darah saat atau setelah pemberian Alteplase
meningkat (sistolik >185/110 mmHg) maka dosis dapat disesuaikan dengan meningkatkan dosis
nikardipin 2,5 mg tiap 5-15 menit sampai mencapai dosis maksimal 15 mg/jam. Tekanan
darah harus dipertahankan <180/105 mmHg dalam 24 jam pertama setelah pemberian
Alteplase.
c. Jika terjadi pendarahan dianggap serius (misal: perdarahan tidak dapat dihentikan dengan
penekanan lokal) selama pemberian Alteplase, maka segera hentikan pemberian Alteplase nya.
KESIMPULAN
 1. Pasien mengalami stroke iskemik akut belum
menerima pengobatan
2.      Pasien menerima IV alteplase setelah dilakukan CT
scan dan diberikan aspirin 24-48 jam setelah pemberian
alteplase IV
3.      Pasien mengalami diabetes memerlukan
pemeriksaan gula darah dan diberikan obat antidiabetes
sesuai rekomendasi
4.      Pasien mengalami hipertensi diberikan obat
antihipertensi sesuai rekomendasi tatalaksana stroke.
5.      Evaluasi dan monitoring harus selalu dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA Text
Aberg, J.A., Lacy, C., Amstrong, L., Goldman, M. and Lance, L.L., 2009, Drug Information Handbook 17th
Here
Text
Edition, American Pharmacist Association.
Text Here
(2017). Effects of glucose-lowering Text
Avgerinos, K., & Tziomalos, K.Text agents on ischemic stroke. World journal
Here Here
of diabetes, 8(6), 270–277. https://doi.org/10.4239/wjd.v8.i6.270
Here
DiPiro, Joseph T., Barbara G. Wells, Terry L.S., Cecily VD. 2015. Pharmacotherapy Handbook 9th edition.
McGraw-Hill Education, USA.
DiPiro, Joseph T., Robert L. Talbert, Gary C. Yee, Gary R. Matzke, Barbara G. Wells, L. Michael Posey,
2016, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, 10e, McGraw-Hill Education, USA.
Kementerian Kesehatan RI. 2019. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Stroke. Jakarta.
Powers WJ., Alejandro AR, Teri Ackerson, Opeolu MA, Nicholas CB, Kyra B, José Biller, Michael Brown,
Bart MD, Brian 65% 45% SK, Thabele 80%
H, Edward CJ, Chelsea 50%AS, Kevin NS,90%
ML-M, Bruce O, Phillip Andrew MS,
Deborah VS, David LT. 2019. Guidelines for the Early Management of Patients With Acute Ischemic Stroke:
2019 Update to the 2018 Guidelines for the Early Management of Acute Ischemic Stroke. A Guideline for
Contents Title
Healthcare Professionals From the American Heart Association/ American Stroke Association. DOI:
10.1161/STR.0000000000000211.
You can simply impress your audience and add a unique zing and appeal
to your Presentations.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai