Kerangka Pembelajaran Sesuai dengan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Budaya Anti Kekerasan Nama Anggota Kelompok: 1. Yulius Nabu Nino 2. Romalda Ufa 3. Pankras Achilles Lake 4. Fabianus Akoit 5. 5. Almiro Anmuni n: a ag a s Membiasakan Budaya: /G Id e ANTI KEKERASAN Salah satu Salah satu hal hal positif positif dari dari pemikiran pemikiran KiKi Hadjar Hadjar Dewantarayang Dewantara yangada adadididaerah daerahTimor TimorTengah TengahUtara Utara adalahTertib adalah Tertibdan danDamai. Damai.Tertib Tertibdan danDamai Damaisangat sangat bertolak belakang dengan budaya kekerasan bertolak belakang dengan budaya kekerasan (fisik (fisik dan verbal) dan verbal) pada pada sebagian sebagian besar besar kebiasaan kebiasaan mendidikanak-anak mendidik anak-anakmasyarakat masyarakatdidiIndonesia IndonesiaTimur Timur padaumumnya, pada umumnya,dan danorang orangTimor Timorpada padakhususnya. khususnya. Tidak baik bagi suatu masyarakat yang ingin diciptakan di masa depan melalui Pendidikan sebagaimana yang diimpikan atau diamanatkan oleh Bapak Pendidikan Nasional Indonesia ini bila kekerasan, tindakan atau perkataan kasar (makian) selalu dipraktikkan. Keadaan alam yang bergunung-gunung, kering, gersang, terjal dan tandus sering dikaitkan dengan tuntutan harus memiliki sikap berani, tahan uji, dan tahan banting dalam menyiasatinya. Ki Hadjar Dewantara
Pendidikan itu merupakan tuntunan
terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Tidak mungkin anak-anak mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup jika dididik dalam budaya yang serba keras/kasar secara fisik dan verbal (kata ‘makian’) yang berakibat buruk bagi pendidik sendiri maupun masyarakat. Tidak mungkin mengharapkan anak-anak bersikap ramah, sopan, patuh, jujur dan bertanggung jawab bila dididik dengan kekerasan dan dalam lingkungan yang serba mengancam. INDONESIA Dasar Pendidikannya: Dunia BARAT ✓ Tertib-Damai; Dasar Pendidikannya: ✓ Menjaga batin; ✂ Perintah; ✓ Tidak Memaksa. ✂ Hukuman; Harapannya: ✂ Ketertiban. Rasa menempa budi untuk cinta damai, Akibatnya: tertib dengan penuh Kasar dan Memaksa kesadaran, halus tutur kata dan perbuatan. Tujuannya: Agar tercipta rasa saling menghargai dan menghormati antar-siswa, antara siswa dengan Guru, antara siswa dengan orangtua di rumah/Keluarga, dan antara siswa dengan anggota masyarakat lainnya dimana saja siswa itu berada.
Hasil yang Diharapkan: Terciptanya suasana harmonis, aman dan
damai, tertib, ramah, saling menghormati antar-sesama manusia, sopan, patuh, jujur dan bertanggung jawab di Sekolah & tempat lain.
Tantangannya: Pasti akan ada-ada saja perilaku dan kebiasaan kasar
. (verbal dan fisik) masih terjadi antar-siswa, antara siswa dan Guru/orangtua di sekolah/rumah, antara siswa dan orang lain di
lingkungan masyarakat. Solusi atas Tantangan: Perlu membuat kesepakatan dengan siswa agar siswa sendiri menentukan, dan upaya membangun Komitment Bersama: Sekolah-Keluarga-Lembaga Masyarakat dalam menentukan; a. Jenis sanksi yang tepat dikenakan kepadanya bila melanggar kebiasaan buruk seperti berkata kasar berupa makian kepada temannya, kepada guru, kepada orangtua, dan kepada anggota masyarakat lainnya di lingkungan tempat tinggal; b. Jenis sanksi sedang dan berat bila berlaku kasar (melukai secara fisik) kepada temannya, kepada guru, kepada orangtua dan kepada anggota masyarakat lainnya; c. Guru dan Sekolah mengomunikasikan penerapan hal positif tersebut dengan orangtua/wali siswa, dengan lembaga masyarakat yang ada di lingkungan dimana sekolah itu berada. Sekian & Terimakasih Romana-Yulius-Fabianus-Pankras-Almiro