Anda di halaman 1dari 32

PERMEN ESDM NO 7 TAHUN 2012

TENTANG PENINGKATAN NILAI TAMBAH MINERAL MELALUI


KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN MINERAL

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
POKOK BAHASAN
I. DASAR HUKUM 3
II. TATA CARA PENINGKATAN NILAI TAMBAH 5
III. PENGOLAHAN PRODUK SAMPING 6
IV. PELAKSANAAN PENINGKATAN NILAI TAMBAH 7
V. KEWAJIBAN PEMEGANG IUP 10
VI. KERJASAMA PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PENINGKATAN NILAI TAMBAH 11
VII. KETENTUAN LAIN-LAIN 12
VIII. KETENTUAN PERALIHAN 13
IX. TIMELINE KEGIATAN PENGOLAHAN
DAN PEMURNIAN 14
LAMPIRAN
I. DASAR HUKUM
UU No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara:
a. Pasal 95 huruf c “Pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan nilai tambah sumber
daya mineral dan/atau batubara”
b. Pasal 102 “Pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan nilai tambah sumber daya
mineral dan/atau batubara dalam pelaksanaan penambangan, pengolahan dan
pemurnian, serta pemanfaatan mineral dan batubara”
c. Pasal 103 ayat (1) “Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib melakukan
pengolahan dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri”
d. Pasal 170 “Pemegang kontrak karya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169 yang
sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian sebagaimana dimaksud dalam Pasal
103 ayat (1) selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan”
I. DASAR HUKUM (lanjutan)
PP No 23 Tahun 2010, tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara:
a. Pasal 84 ayat (1) “Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi Produksi harus
mengutamakan kebutuhan mineral dan/atau batubara untuk kepentingan dalam negeri”
b. Bab VIII (pasal 93 – 95) mengenai Peningkatan Nilai Tambah, Pengolahan dan Pemurnian
Mineral.
c. Pasal 96 “ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara peningkatan nilai tambah mineral dan
batubara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 diatur dengan Peraturan Menteri”
d. Pasal 112 angka 4 huruf c “Kuasa pertambangan, surat izin pertambangan daerah, dan surat izin
pertambangan rakyat, yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
sebelum ditetapkannya Peraturan Pemerintah ini tetap diberlakukan sampai jangka waktu
berakhir serta wajib melakukan pengolahan dan pemurnian di dalam negeri dalam jangka waktu
paling lambat 5 (lima) tahun sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara”
II. TATA CARA PENINGKATAN NILAI
TAMBAH MINERAL

Pengolahan
Mineral Logam

Pemurnian
Mineral Bukan
Logam

Pengolahan

Batuan
SAMPING
Komoditas Produk samping/mineral ikutan
Tembaga Lumpur Anoda, Tembaga Telurid
Timah Zirkon, Ilmenit, Rutil, Monasit, Xenotim, Terak
Timbal dan Seng Emas dan Perak
Pasir Besi Terak
Mineral Bukan Logam Unsur/mineral logam yang ekonomis

Pemegang IUP/IUPK OP dan IUP OP Khusus Pengolahan dan/atau


Pemurnian: Tembaga, Timah, Pasir Besi yang memiliki produk samping
mineral ikutan yang belum memenuhi batasan minimum pengolahan
dan/atau pemurnian wajib diamankan
IV. PELAKSANAAN PENINGKATAN
NILAI TAMBAH

Sendiri
IUP/IUPK OP
IUP OP lain
Kerja Sama
IUP OP khusus
pengolahan dan
pemurnian

Kegiatan Membangun
Jual bijih/
Pengolahan dan sarana dan
konsentrat Pemurnian prasarana
IV. PELAKSANAAN PENINGKATAN
NILAI TAMBAH (lanjutan)
• Dalam hal pemegang IUP/IUPK Eksplorasi berdasarkan hasil
studi kelayakan, tidak ekonomis untuk melakukan pengolahan
dan/atau pemurnian atau tidak dapat melakukan kerja sama
atau kemitraan, harus berkonsultasi dengan Direktur Jenderal
• Berdasarkan hasil konsultasi, Direktur Jenderal antara lain
dapat menunjuk pemegang IUP/IUPK Operasi Produksi
lainnya dan/atau IUP Operasi Produksi khusus untuk
pengolahan dan/atau pemurnian untuk melakukan pengolahan
dan/atau pemurnian komoditas tambangnya sepanjang
memenuhi spesifikasi sesuai dengan kapasitas fasilitas
pengolahan dan/atau pemurnian
IV. PELAKSANAAN PENINGKATAN
NILAI TAMBAH (lanjutan)

Direktur Jenderal dapat memfasilitasi pemegang IUP Operasi


Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan/atau IUP Operasi
Produksi khusus untuk pengolahan dan pemurnian untuk
menampung komoditas tambang dari Pemegang IUP/IUPK
Operasi Produksi, IPR, izin sementara pengangkutan dan
penjualan, IUP OP untuk penjualan, dan IUP OP khusus untuk
pengangkutan dan penjualan yang tidak ekonomis untuk
melakukan pengolahan dan/atau pemurnian sendiri sepanjang
memenuhi spesifikasi sesuai dengan kapasitas smelting
V. KEWAJIBAN PEMEGANG
IUP
Pemegang IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, dan IUP
Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian yang
melakukan pengolahan bijih, konsentrat, atau produk antara dari
pemegang IUP Operasi Produksi lainnya dan/atau IPR berdasarkan
kerjasama tidak dikenakan iuran produksi kecuali mineral ikutan yang
dimanfaatkan dibayarkan oleh pembeli mineral
IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian
yang melakukan kerjasama pengolahan dan/atau pemurnian dengan
IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian
lainnya, iuran produksi atas mineral ikutan yang dimanfaatkan
dibayarkan oleh pembeli mineral
VI. KERJASAMA UNTUK PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN
PEMURNIAN
 Pemegang IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, atau IUP operasi khusus
pengolahan dan pemurnian dapat melakukan kerja sama dengan:
 lembaga penelitian dan pengembangan pada Kementerian yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang pertambangan mineral dan batubara;
 lembaga penelitian dan pengembangan independen yang kompeten;
 perguruan tinggi negeri dan/atau swasta;
 Penelitian dan pengembangan dalam pengolahan dan pemurnian antara lain meliputi kegiatan:
 pemecahan masalah dan efisiensi proses;
 validasi teknologi baru dan belum teruji;
 penguasaan teknologi, alih teknologi, dan inovasi teknologi; dan/atau
 Kelayakan tekno-ekonomi
 Hasil penelitian dan pengembangan dalam pengolahan dan pemurnian dapat dijadikan dasar
bagi Menteri untuk melakukan peninjauan kembali batasan minimum pengolahan dan/atau
pemurnian mineral
VII. Ketentuan Lain-Lain
Pemegang izin sementara untuk melakukan
pengangkutan dan penjualan yang akan menjual
mineral yang tergali pada tahap kegiatan eksplorasi
atau studi kelayakan wajib menjualnya di dalam
negeri.
Pemegang IUP Operasi Produksi untuk penjualan
yang tidak bergerak pada bidang usaha
pertambangan yang akan menjual mineral yang
tergali wajib menjualnya di dalam negeri
VIII. KETENTUAN PERALIHAN
• Pemegang IUP operasi produksi dan IPR yang diterbitkan sebelum
berlakunya Peraturan Menteri ini dilarang untuk menjual bijih (raw
material atau ore) mineral ke luar negeri paling lambat 3 (tiga) bulan
sejak berlakunya Peraturan Menteri ini
Pemegang IUP/KK Tahapan Jangka waktu Penyesuaian
IUP Eksplorasi, KK Studi kelayakan 3 tahun sejak berlakunya permen
IUP OP ,KK Konstruksi 4 tahun sejak berlakunya permen
IUP OP, KK Produksi 5 tahun sejak UU 4/20009

• Pemegang IUP dan KK, wajib menyampaikan laporan perkembangan


secara berkala untuk dievaluasi
• Dalam hal tidak dapat melakukan penyesuaian, pemegang IUP dan
KK wajib berkonsultasi dengan Direktur Jenderal
IX. TIMELINE KEGIATAN
PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN
6 Feb 2012

JPRBMP2*
IUP Operasi Produksi dan Kontrak Karya
PP No 23/2010 yang telah Produksi
1 Feb 2010 (p170 UU Minerba; p112 PP 23/2010;
p24, 25 Permen 7/2012)
UU No 4/2009 12 Januari 2014
12 Jan 2009 Rekonsiliasi Nasional IUP
3-6 Mei 2011 Pengolahan
dan Pemurnian
mineral dalam
Negeri
Inventarisasi rencana fasilitas
pengolahan dan pemurnian
Feb 2010 – Jan 2012 − Kepastian pasokan
PP 52/2011 − Pengembangan industri
(Fasilitas Pajak) hilir/manufaktur
− Penelitian dan
22 Des 2011
pengembangan

*JPRBMP2: Jangka waktu Penyesuaian Rencana Batasan Minimum Pengolahan dan Pemurnian
Terima Kasih
www.djmbp.esdm.go.id
LAMPIRAN
KOMODITAS MINERAL
A. YANG DIATUR
MINERAL LOGAM
Tembaga Platinum Group Metal
Emas bauksit
Perak Bijih Besi
Timah Pasir Besi
Timbal dan Seng Nikel dan/atau kobalt
Kromium Mangan
Molibdenum Antimon
MINERAL BUKAN LOGAM
Kalsit (batu kapur/gamping)
Feldspar
Kaolin
Bentonit
Zeolit
Silika (pasir kuarsa)
zirkon
intan
BATUAN
Toseki Kalsedon
Marmer Chert (Rijang)
Perlit Jasper
Slate
Krisoprase
(Batu Sabak)
Granit Garnet
Granodiorit Giok
Gabro Agat
Peridotit Topas
Basalt Onik
Opal
B. BATASAN MINIMUM PNT
BATASAN MINIMUM PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN MINERAL LOGAM
Komoditas mineral logam
Produk
Bijih/ore Mineral
Samping/
Batasan Produk Minimum Untuk Dijual
No. Sisa
Ke Luar Negeri
Hasil/Minera
l Ikutan
1. Tembaga a. Kalkopirit   Katode Cu > 99,9% Cu
(proses b. Bornit Lumpur anoda Au >99%
peleburan) c. Kuprit   Ag >99%
d. Kovelit   Pd >99%
  Pt >99%
  Se >99%
  Te >99%
Tembaga
telurid Cu >99%
  Te >99%
Tembaga a. Kalkopirit   a. Cu > 99%
(proses b. Bornit b. Au >99%
pelindian) c. Kuprit c. Ag >99%
d. Kovelit d. Pd >99%
e. Pt >99%
f. Se >99%
g. Te >99%
2. Emas a. Native   Au > 99%
b. Associated   Au > 99%
minerals  
3. Perak a. Native   Ag > 99%
b. Associated   Ag > 99% 22
minerals  
BATASAN MINIMUM PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN MINERAL LOGAM
Komoditas mineral logam
Produk
Bijih/ore Mineral
Samping/
Batasan Produk Minimum Untuk Dijual
No. Sisa
Ke Luar Negeri
Hasil/Minera
l Ikutan
4. Timah kasiterit   Sn > 99,85%
Mineral  
Ikutan (ZrO2+Hf) >99%
Zirkon FeTiO3 > 99%
Ilmenit TiO2 >98%
Rutil Logam oksida tanah jarang (REO) (>99%)
Monasit Logam oksida tanah jarang (REOH) (>99%)
Xenotim Logam Jarang > 99%
terak W >99%
Ta2O5 >99%
Nb2O5 >99%
Sb2O5 >99%
5. Timbal dan a. Galena   Bullion > 90% Pb
Seng b. Spalerit Buliion > 90% Zn
c. Smithsonit a. Emas Au > 99%
d. Hemimorfit b. Perak Ag > 99%
(kalamid)
6. Kromium Kromit   Paduan logam (alloy) > 60% Cr
Cr > 99%
7. Molibdenum a. Molibdenit   Paduan logam (alloy) > 60% Mo
b. Wulfenit Mo > 99%
23
8. Platinum group Native   Pt > 99%
BATASAN MINIMUM PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN MINERAL LOGAM

24
BATASAN MINIMUM PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN MINERAL LOGAM
Komoditas mineral logam
Produk
Bijih/ore Mineral
Samping/
Batasan Produk Minimum Untuk Dijual
No. Sisa
Ke Luar Negeri
Hasil/Minera
l Ikutan
12. Nikel dan/atau Pentlandit   Ni Mate > 70% Ni
kobal Garnerit FeNi (saprolit) > 16% Ni
(proses Serpentinit FeNi (limonit/campuran) > 10% Ni
peleburan) Karolit NPI (Nickel Pig Iron) > 6% Ni
Saprolit Pirit
Limonit Goetit
Nikel dan/atau MHP (Mix Hydroxide Presipitate) > 25% Ni
kobal MSP (Mix Sulfide Presipitate) > 45% Ni
(proses Ni > 99%
pelindian) Co > 99%
Limonit Cr > 99%
Nikel dan/atau Sponge FeNi > 4% Ni
kobal
(proses reduksi)
Saprolit
Limonit
13. Mangan Pirolusit   Paduan logam (Alloy) > 60 % Mn
Psilomelan MnO2 > 98%
Braunit
Manganit
14. Antimon Stibnit   a. Sb > 99%
b. Sb2O5 > 99% 25
BATASAN MINIMUM PENGOLAHAN MINERAL BUKAN LOGAM

No. Komoditas Nama Produk Batasan Produk Minimum Untuk Dijual


Ke Luar Negeri
1. Kalsit (Batu a. Kapur tohor (quick lime) a. CaO > 96%
Kapur/gamping) a. Kapur padam (hydrated lime) a. Ca(OH)2 antara 70-74%
a. Ground Calcium Carbonate a. Ukuran butir < 1000mesh
(GCC)
a. Presipated Calcium Carbonate a. CaCO3 > 98%, bj < 0,7 g/cc
(PCC)
2. Feldspar a. Bahan keramik; dan a. (K2O + Na2O) > 10%; dan
b. gelas b. Fe2O3 < 1%
3. Kaolin Filler a. whiteness >79%;
  b. ukuran butir > 2 mikron < 30%;
c. ukuran butir > 5 mikron < 12%;
d. SiO2 antara 46,73 - 47,80%; dan
e. Al2O3 antara 37,30 – 37,84%
Coating a. whiteness > 83%;
b. ukuran butir > 2 mikron < 71%;
c. ukuran butir > 5 mikron < 3%;
d. SiO2 antara 46,73 - 47,80%; dan
e. Al2O3 antara 37,30 – 37,84%
4. Bentonit Ca Bentonit (bahan pemucat Bleaching power 25,38 – 38,11%
warna)
5. Zeolit Zeolit aktif KTK >100 meq

26
BATASAN MINIMUM PENGOLAHAN MINERAL BUKAN LOGAM

No. Komoditas Nama Produk Batasan Produk Minimum Untuk Dijual


Ke Luar Negeri
6. Silika a. Bahan Kaca SiO2 > 80% dalam bentuk cullet
(Pasir kuarsa) a. Gravel pack a. SiO2 > 98,5%;
b. Roundness > 60%;
c. Spherecity > 70%;
d. Kelarutan dalam asam < 1,3%; dan
e. Mampu pecah pada tekanan 5000 psi,
fraksi ukuran
-40+70 mesh < 6,2%
7. Zirkon Zirkonia a. (ZrO2+Hf) > 99%; dan/atau
b. U3O8 dan ThO2
8. Intan a. Intan a. Intan
b. Konsentrat (Au dan Pt) diamankan b. Au > 99%
c. Pt > 99%

27
BATASAN MINIMUM PENGOLAHAN BATUAN
Batasan Produk yang dijual ke
Keterangan
No. Komoditas luar negeri setelah melalui
 
proses
1. Toseki flotasi Produk flotasi berupa konsentrat
2. Marmer Pemotongan dan/atau Pemolesan Khusus pemotongan ukuran tergantung
3. Onik   pasar
4. Perlit Penggerusan dan pemanasan  
Slate  
5. Pemotongan
(Batu Sabak)
6. Granit
7. Granodiorit Pemilahan ukuran atau
ukuran tergantung pasar
8. Gabro pemotongan
 
9. Peridotit  
10. Basalt
11. Opal
12. Kalsedon
13. Chert (Rijang)
14. Jasper
pemolesan
15. Krisoprase Ukuran dan bentuk tergantung pasar
 
16. Garnet
17. Giok
18. Agat
19. Topas
28
C. DATA EKSPOR BIJIH
DATA EKSPOR BIJIH
Ekspor Bijih (ton)
DATA EKSPOR BIJIH
Ekspor Bijih (ton)
DATA EKSPOR BIJIH
Ekspor Bijih (ton)

Anda mungkin juga menyukai