0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
164 tayangan12 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan hukum bughat serta hikmah dilarangnya bughat. Bughat didefinisikan sebagai kelompok yang menentang imam dengan cara keluar dari pimpinannya dan menolak kewajiban, memiliki alasan dan kekuatan sendiri, serta memiliki pemimpin tersendiri. Pelaku bughat harus diupayakan kembali taat kepada imam dengan cara mengirim utusan, menasehati, memberi ancaman
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan hukum bughat serta hikmah dilarangnya bughat. Bughat didefinisikan sebagai kelompok yang menentang imam dengan cara keluar dari pimpinannya dan menolak kewajiban, memiliki alasan dan kekuatan sendiri, serta memiliki pemimpin tersendiri. Pelaku bughat harus diupayakan kembali taat kepada imam dengan cara mengirim utusan, menasehati, memberi ancaman
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan hukum bughat serta hikmah dilarangnya bughat. Bughat didefinisikan sebagai kelompok yang menentang imam dengan cara keluar dari pimpinannya dan menolak kewajiban, memiliki alasan dan kekuatan sendiri, serta memiliki pemimpin tersendiri. Pelaku bughat harus diupayakan kembali taat kepada imam dengan cara mengirim utusan, menasehati, memberi ancaman
Kelas : XI IPA 2 No.Absen : 21 1. Pengertian dan Hukum Bughat
Kata bughat adalah
( َ ْبي ِـغ-بــى bentukan dari fi’il ى ) َ َغ yang berarti mencari, maksiat, melampuai batas, berpaling dari kebenaran, dhalim. Sedangkan menurut istilah syara’ bughat berarti orang-orang yang menentang imam dengan jalan keluar dari pimpinannya dan menolak kewajiban yang dibebankan kepadanya dan mereka mempunyai alasan, pengikut dan kekuatan serta ada imamnya tersendiri. Dari pengertian tersebut sekelompok orang dikatakan bughat jika memenuhi syarat sebagai berikut: a. Memiliki kekuatan untuk melawan. b. Mereka menyatakan keluar dan tidak mau memenuhi kewajiban yang dibebankan kepada mereka. c. Memiliki alasan mengapa mereka keluar dari imam. d. Mereka memiliki pengikut. e. Mereka memiliki pemimpin sendiri yang ditaati. Firman Allah SWT :
“Dan jika ada dua golongan dari orang-orang
mu’min berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah) maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al Hujurat: 9) Pelaku bughat wajib diupayakan agar mereka kembali taat kepada imam. Usaha mengajak mereka kembali taat dilakukan dengan cara bertahap, yaitu :
a. Mengirim utusan kepada mereka untuk
mengetahui sebab-sebab mereka melakukan pemberontakan. Apabila sebab-sebab itu ternyata berupa ketidaktauan, maka diusahakan agar mereka jadi mengerti. b. Jika tindakan pertama tidak berhasil dan mereka tetap bertahan dengan pendapat mereka, tindakan selanjutnya adalah menasehati mereka dan mengajak untuk kembali mentaati imam yang sah. c. Jika usaha kedua itupun tidak berhasil, maka tindakan ketiga adalah memberikan ultimatum atau ancaman. d. Jika dengan ketiga tersebut meraka masih tetap tidak mau kembali taat, tindakan terakhir adalah memerangi mereka sampai sadar dan kembali taat. Agar ada perbedaan antara perang dengan orang kafir dan kelompok kaum muslimin yang membangkang pemerintah, maka tawanan- tawanan kaum pembangkang tidak boleh dibunuh, tetapi hanya ditahan saja sampai mereka kembali insyaf. Harta mereka yang sudah terlanjur dirampas tidak boleh dijadikan sebagai barang rampasan, tetapi jika sudah insyaf harus dikembalikan lagi. Demikian juga mereka yang tertawan dalam keadaan luka-luka harus dirawat. Dalam keadaan perang jika mereka telah mengundurkan diri tidak boleh dikejar. Hikmah Dilarangnya Bughat a. Agar umat Islam hanya ada satu komando yaitu imam yang sah. b. Menyadarkan betapa pentingnya persatuan dan kesatuan c. Mengingatkan agar senantiasa mengamalkan perintah Allah swt. khususnya taat kepada imam yang sah. d. Mengingatkan bahwa perbedaan dalam satu kelompok adalah rahmat asal tidak terjadi percekcokan dan permusuhan. SEKIAN TERIMA KASIH