BUGHAT (PEMBERONTAKAN)
Mengkhianati Pancasila dan NKRI adalah Tindakan Bughat (pemberontak)
Tujuan Pembelajaran
1.2.1. Peserta didik meyakini terdapat ketentuan Islam yang melarang tindakan bughat
1.2.2. Peserta didik menyebarkan ketentuan Islam akan larangan tindakan bughat
2.2.1. Peserta didik menjadi teladan dalam bersikap dan bernasionalisme sebagai implementasi dari
pengetahuan larangan bughat
2.2.2. Peserta didik membela NKRI sebagai bentuk nasionalisme dari pengetahuan larangan bughat
1.2.1. Peserta didik menganalisis ketentuan tentang larangan bughat
1.2.2. Peserta didik mengorganisirketentuan tentang larangan bughat
1.2.1. Peserta didik menyusun bahan presentasi contoh-contoh hasil analisis larangan bughat
1.2.2. Peserta didik mempresentasikan contoh-contoh hasil analisis larangan bughat
PETA KONSEP
BUGHAT (PEMBRONTAKAN)
( يَْبغِى- )بَغَىyang berarti maksiat, melampaui batas, berpaling dari kebenaran dan zalim.
Bughat menurut para ulama adalah :
a. Al-Zamakhsyari mendefinisikan kata al-baghyu yang merupakan bentuk mashdar dari kata al -
bughat dengan melampaui batas, perbuatan zhalim,dan menolak perdamaian.
b. Ibnu Katsir mendefinisikan al-Baghyu dengan menolak kebenaran dan merendahkan atau
menganggap remeh kepada manusia lainnya, permusuhan terhadap manusia.
c. Al - Zuhaily mengatakan pemberontakan adalah sikap seseorang yang keluar dari ketundukan dan
kepatuhan kepada pemimpin (pemerintah) dengan melakukan perlawanan dan revolusi bersenjata,
atau pembangkangan terhadap pemimpin dengan menggunakan kekerasan
d. Asy - Syafi’iyah mendefinisikan bahwa al - Bughat adalah orang-orang yang memberontak kepada
pemimpin walaupun ia bukan pemimpin yang adil dengan suatu ta’wil yang diperbolehkan (ta’wil
sâ’igh), mempunyai kekuatan (syaukah).
e. Al-Qurthubi mendefinisikan Bughat sebagai keluarnya sekelompok orang untuk menentang dan
menyerang imam yang ‘adil, yang diperangi setelah sebelumnya diserukan untuk kembali (ruju’)
kepada ketaatan
Sedangkan menurut istilah syara’ bughāt adalah sekelompok orang yang melakukan pemberontakan
terhadap imam atau pemerintah yang sah, dengan cara memisahkan diri, tidak mentaati perintah imam
atau menolak kewajiban yang dibebankan kepada mereka.
Dari sini maka suatu kelompok dapat dikatakan bughat apabila memenuhi persyaratan berikut :
a. Mereka memiliki kekuatan, baik berupa pengikut maupun senjata. Jadi tindakan menentang imam
yang tidak memiki kekuatan tidak dinamakan bugāt.
b. Memiliki ta’wīl (alasan) atas tindakan mereka keluar dari kepemimpinan imam atau tindakan mereka
menolak melaksanakan kewajiban,
c. Memiliki pengikut yang setuju dengan mereka
d. Memiliki pemimpin yang ditaati.
Perbuatan bughah atau membangkang terhadap pemerintah yang sah, hukumnya haram dan
termasuk perbuatan dosa. Rasulullah SAW menjelaskan dalam hadisnya bahwa orang yang
melakukan pembangkangan, dan membelot dari jamaahnya kelak akan mati sebagaimana matinya
orang jahiliyah. Sabda Rasulullah SAW :
)ٍمنٍخرجٍعنٍالطاعةٍوفارقٍاجلماعةٍفماتٍميتةٍجاٍهليةٍ(ٍرواهٍمسلم
Artinya : ” Barangsiapa keluar dari taatdan memisahkan diri dari jamaah, kemudian ia mati, maka
matinya termasuk mati jahiliyah.” (HR. Muslim)
Pembrontak yang taubat, taubatnya diterima dan ia tidak boleh dibunuh. Mereka cukup ditahan
saja hingga sadar.
Adapun harta mereka yang terampas tidak boleh disamakan dengan ghanimah. Karena setelah
mereka sadar, harta tersebut kembali menjadi harta mereka. Bahkan jika didapati kalangan bughat
yang terluka saat perang, mereka tidak boleh serta merta dibunuh
Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan bahwa kala terjadi perang Jamal, Ali menyuruh agar diserukan:
“Yang telah mengundurkan diri jangan dikejar, yang luka-luka jangan segera dimatikan, yang
tertangkap jangan dibunuh, dan barang siapa yang meletakkan senjatanya harus diamankan.
5. Bahaya Bughat
a. Stabilitas politik dan keamanan terganggu.
b. Roda perekonomian terganggu.
c. Muncul rasa saling curiga antar sesama masyarakat.
d. Masyarakat menjadi resah dan tidak tenteram.
e. Hidup si pelaku tidak akan tenang.
f. Di akhirat kelak ia akan mendapat siksa yang amat pedih dari Allah SWT.