Anda di halaman 1dari 17

Pemisahan Anomali Regional dan

Residual
Pemisahan Anomali Regional dan Residual

1. Moving Average (rataan bergerak)


2. Pemisahaan Metode Polynomial
3. Kurva Fitting Regresi
4. Metode Kuadrat Terkecil
5. Metode Inversi
6. Metode Upward Continuation
Moving Average
Moving Average
Moving Average Smoothing
Moving Average (rataan bergerak)
 Moving Average yg dilakukan dengan cara
merata-ratakan nilai anomaly.
 Hasil dari perata-rataan merupakan anomali
regional.
 Anomali residual = anomaly magnetik-
anomali regional.
Moving Average (rataan bergerak)

• Dari perhitungan moving average didapat nilai


anomali regional pada sebuah titik penelitian.
• Anomali regional bergantung pada titik
anomali yang terdapat di sekitar titik
penelitian.
Metode Polinomial
 Polinomial fitting / metode kuadrat terkecil
dengan asumsi bahwa
Permukaan polinomial dapat menggambarkan model
bidang regional yg lebih halus yg ditentukan oleh orde
polinomial
 Peta kontur anomali regional yg dihasilkan sudah
cenderung tetap dan tidak mengalami perubahan
ketika orde yg diberikan semakin besar.
Metode Polinomial
Metode Polinomial
Kurva Fitting-Regresi
• Disebut juga regresi atau curve fitting.
• Proses ini digunakan untuk memperkirakan
trend hasil yg diperlukan.
• Proses curve fitting yg sesuai dengan
persamaan kurva pendekatan ke data
observasi.
• Diperlukan kurva dengan deviasi minimum
dari semua titik data yg diinginkan.
Metode Kuadrat
• Metode kaudrat terkecil mengasumsikan bahwa kurva yg
memiliki jumlah dari deviasi kuadrat eror adalah minimum.
Misalkan titik data (x1,y1).....(xn,yn)
X adalah avriabel independent
Y adalah variabel dependent
Deviasi d dari setiap data
d1= y1-f(x1)dn = yn - f(yn)
Kontinuasi Ke Atas
 Kontinuitas ke atas merupakan proses transformasi data medan
magnet yg terukur pada satu permukaan ke permukaan yg lebih
tinggi.
koninuitas ke atas dilakukan terhadap data anomali medan
magnet total di bidang datar.
tujuan adalah untuk menghilangkan pengaruh lokal yg masih
terdapat pada data dan mencari pengaruh dari anomali regional.
• Semakin tinggi kontinuitas data, maka semakin hilang informasi
lokal dan informasi regional semakin jelas.
• Untuk menggabungkan data yg terukur dengan ketinggian yg
berbeda segingga mampu mentransformasi data pada permukan
yg lebih n.konsiste
Reduksi Ke Kutub
• Data anomali medan magnetik hasil kontinuitas ke atas,
kemudian direduksi ke kutub dengan tujuan untuk
melokalisasi daerah-daerah dengan anomali maksimum
tepat berada di atas tubuh benda penyebab anomali
sehingga dapat mempermudah dalam melakukan
interpretasi.
• Reduksi ke kutub dilakukan dengan cara membuat sudut
inklinasi menjadi 90 dan deklinasi 0.
Reduksi Ke Kutub
• Baranov dan Naudy (1964) telah mengembangkan metod
etransformasi untuk menyederhanakan ke kutub untuk
menyederhanakan interpretasi data medan magnetik pada
daerah berlintang rendah dan menengah.
• Tujuan reduksi ke kutub untuk menunjukkan secara langaung
posisi benda.
• Dalm formulasi reduksi ke kutub mulai meninjau hubungan
antara medan potensial dengan distribusi sumber penyebab
anomali.
• Anomali total medan magnet

• Hubungan antara medan potensial

medan potensial pada


titik P Fungsi Green berupa anomali
magnetisasi pada Q
total magnetik dipole tunggal

Proses transformasi reduksi ke kutub dilakukan dengan mengubah


arah magnetisasi dan medan utama dalam arah vertikal
Reduksi Ke Kutub
• Bentuk anomali magnetik bergantung pada
• 1. bentuk dan distribusi masa bagaimana
diilustrasika dengan distribusi densitas batuan.
2. Kerentanan magnet (k)
3. arah kemagnetan dan arah medan regional
daerah target.

Anda mungkin juga menyukai