Anda di halaman 1dari 16

KONSEP

RISIKO
BUNUH DIRI
Duta 7
Definisi

Resiko Bunuh Diri adalah Upaya Bunuh Diri adalah ketika


perilaku merusak diri yang seseorang melukai dirinya sendiri
langsung dan sengaja untuk dengan maksud untuk mengakhiri
mengakhiri kehidupan. hidupnya, tetapi mereka tidak mati
akibat tindakannya.
(Herdman, 2012)
(Center for Deases Control and
Prevention, Preventing suicide, 2020)

Bunuh Diri merupakan tindakan


yang secara sadar dilakukan oleh
seseorang untuk mengakhiri
kehidupannya

(Videbeck, 2011)
Prevalensi
• Prevalensi
• Bunuh diri merupakan masalah kesehatan yang menjadi
perhatian utama di banyak negara terutama pada kelompok
anak-anak dan usia paruh baya (Wasserman et al.2005).

• Pada tahun 2012, WHO mengungkapkan bunuh diri merupakan


penyebab kematian nomor dua terbanyak pada kelompok usia
15-29 tahun (WHO, 2016).

(Febriana & zulaikha, 2018)


Cont....
• Di Indonesia belum ada data secara nasional
mengenai kejadian bunuh diri pada anak dan
remaja.
• Namun berdasarkan data pada tahun 2012,
WHO memperkirakan kejadian bunuh diri di
Indonesia adalah 4,3% per 100.000 populasi
(WHO, 2012).
• Kemudian Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kemenkes RI pada tahun 2014
melakukan penelitian ekstrapolasi dan
menunjukkan angka kejadian bunuh diri di
Indonesia adalah 1,77 per 100.000 penduduk
(Depkes, 2016).

• Komisi Nasional Perlindungan Anak (KPAI) pada


tahun 2014 melaporkan ada 89 kasus bunuh diri pada
anak dan remaja.
• Sembilan kasus pada rentang usia 5 sampai 10
tahun. Sementara 12 hingga 15 tahun ada 39 kasus.
Sedangkan yang berusia di atas 15 tahun ada 27
(Febriana & zulaikha, 2018) kasus.
SAD PERSON Scale
KRITERIA KRITERIA SKOR

S (sex) Pria memiliki resiko bunuh diri 3x lipat lebih tinggi karna pria menggunakan cara 1
yang lebih mematikan
A (age) Remaja (> 20) dan dewasa (≥ 45) dan lansia (> 65) 1
D (depresi) Individu yang mengalami gangguan mood mempunyai resiko lebih tinggi 1

P (previous attemps) Individu dengan percobaan bunuh diri sebelumnya akan meningkatkan 1
keberhasilan percobaan selanjutnya
E (excessive alcohol or drug use) Penyalahgnaan obat-obatan dan konsumsi alkohol 1

R (rationality loss) Tidak dapat berpikir rasional 1


S (separated/divorced/widowed) Tidak memiliki orang terdekat (single, janda, duda) 1

O (organized plan) Percobaan bunuh diri yang terencana/terorganisasi dan tekad yang kuat 1

N (no support) Tidak ada dukungan sosial dari keluarga, kerabat dan lingkungan 1

S (sickness) Penyakit terminal dan penyakit yang menimbulkan nyeri 1


Resiko rendah
KRITERIA SKOR
Wanita 0
Usia <12 atau 25-45 0
Tanpa depresi 0
Belum pernah melakukan percobaan 0
Tanpa ada penyalahgunaan obat-obatan 0
Berfikir rasional 0
Status kawin/memiliki pasangan 0
Bunuh diri tidak terencana 0
Support sistem adekuat 0
Tidak ada penyakit 0
Poin dan panduan intervensi SADPERSON

0-2 Dapat tinggal dirumah dengan dukungan


orang terdekat dan terapi rawat jalan
3/4 Dukungan orang terdekat dengan asuhan
rawat jalan yang lebih intens; dapat
mempertimbangkan hospitalisasi
5/6 Hospitalisasi sangat dipertimbangkan
≥7 Hospitalisasi direkomendasikan
Contoh Kasus
Tn.B berusia 35 tahun, bekerja disebuah perusahaan swasta bernama PT. Bagindo. Status
menikah, tapi belum memiliki anak. Perusahaan tempatnya bekerja mengalami masalah,
akibatnya sebagian besar para pekerjanya terkena pemutusan hubungan kerja (PHK),
Termasuk salah satunya Tn. B. Akibatnya kondisi keuangan Tn.B memburuk, sehingga
membuat istrinya meminta cerai karena Tn.B tidak bisa memberikan nafkah lagi kepada
istrinya. Dan Tn. B pun menjadi putus asa dan ingin mengakhiri hidupnya dengan cara
bunuh diri.

Hasil perhitungan skor :


S (laki-laki) = 1
D (depresi) = 1
N (no support) = 1
Total score = 3
Etiologi
1. Faktor predisposisi
a. Faktor biologis
Faktor genetik : riwayat keluarga tentang perilaku
bunuh diri berkaitan dengan usaha bunuh diri
Faktor neurokimia : kekeurangan serotonin dan
perubahan dalam sistem noradrenergic

b. Faktor psikologis
Kemarahan
Keputusasaan dan rasa bersalah
Riwayat agresi dan kekerasan
Rasa malu dan terhina (Towsend, 2009)
stressor
Cont… …

c. Faktor psikososial
kehilangan
Kurangnya dukungan sosial
Perpisahan/perceraian

2. Faktor presipitasi
a. Perasaan terisolasi
b. Kegagalan beardaptasi
c. Perasaan marah/bermusuhan
d. Cara mengakhiri keputusan
(Towsend, 2009)
PSIKOPATOLOGI
Rentang respon protektif diri

(Stuart, 2016)
Jenis Bunuh Diri
Bunuh Diri Egoistik
01 Akibat seseorang yang
mempunyai hubungan
sosial yang buruk

Bunuh Diri Altruistik


02 Akibat kepatuhan pada
adat dan kebiasaan

Bunuh Diri Anomik


Akibat lingkungan tidak
03 dapat memberikan
kenyamanan bagi individu

(AH Yusuf, 2015)


Perilaku Isyarat Bunuh Diri

01
Ditunjukkan dengan berprilaku secara tidak langsung

Bunuh
ingin bunuh diri, misalnya dengan mengatakan,
“tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi
jauh!”.

Diri
Ancaman Bunuh Diri

02
Umumnya diucapkan oleh pasien berupa
(AH Yusuf, 2015)
keinginan untuk mati disertai oleh rencana untuk
mengakhiri kehidupan dan persiapan alat untuk
melaksanakan rencana tersebut.

Percobaan Bunuh Diri

03 Tindakan pasien mencederai atau melukai


diri untuk mengakhiri kehidupannya.

(AH Yusuf, 2015)


Penatalaksanaan
Keperawatan

1. Membina hubungan saling percaya


2. Klien dapat mengekspresikan
perasaannya dengan perencanaan
bersifat hargai ,bersahabat dan
bersikap empati
3. SP1P melalui tindakan spritual
(membaca Al-Qur’an) secara kontinyu

(Damaiyanti, 2017)
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, G. W. (2016). Prinsip dan Praktik Keperawatan Kesehatan Jiwa Stuart. Jakarta: Elsivier.

Videbeck, S.L..(2011). Buku ajar keperawatan jiwa. (Renata Komalasari, dkk, penerjemah). Jakarta : EGC

Townsend, M. C, 2009, Psychiatric Mental Healt Nursing : Concepts of Care in Evidence-BasedPractice (6th
ed.), Philadelphia : F.A. Davis

Yusuf, Fitriyasari R., & Nihayati E. H. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika.

Febriana,N.& Zulaikha,A.(2018). Bunuh Diri pada Anak dan Remaja .Suicide in Children and Adolescents.pp.63-
72.

Centers For Disease Control and Prevention. (2020). Preventing Suicide. Diakses dari
https://www.cdc.gov/violenceprevention/suicide/fastfact.html

Sitorus, T. S. A. B., & Damaiyanti, M. (2017). Analisis Praktik Klinik Keperawatan Jiwa pada Pasien Resiko
Bunuh Diri dengan Intervensi Inovasi Pemberian Terapi Spritual (Membaca Alquran) terhadap Penurunan
Keinginan Bunuh Diri di Ruang Belibis RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda.
THANK YOU
ANY QUESTION??

Anda mungkin juga menyukai