Bunuh diri adalah tindakan melukai diri sendiri dengan niat untuk
dilakukan dengan niat mengakhiri kehidupan tetapi tidak berhasil dicapai, tindakan
ini juga dapat berakibat menyebabkan cidera atau tidak sama sekali (Center for
dengan nilai dan norma masyarakat serta agama (Mulyani & Fridiana, 2019) tetapi
faktanya penyebab kematian tertinggi no tiga di dunia adalah kejadian bunuh diri
(2019) kejadian bunuh diri terbanyak didominasi pada usia 60 tahun keatas dan
usia dewasa awal (20-29 tahun). Menurut Rosso (2019) resiko bunuh diri lebih
emosional yang lebih agresif. Ada sebesar 23,3% kematian karena bunuh diri
terjadi dengan gangguan jiwa dan prevalensi bunuh diri cenderung tinggi. Tercatat
1030 orang mencoba untuk melakukan bunuh diri tiap tahunnya dan lebih kurang
C. Faktor Penyebab
Menurut CDC (2020) ada empat faktor penyebab perilaku resiko bunuh
diri, yaitu:
1. Individual level
Hal ini disebabkan karena adanya riwayat depresi atau gangguan psikis
biologis.
2. Relationship level
sosial dari keluarga atau orang yang dikasihi, riwayat orang terdekat yang pernah
3. Community level
pengobatan
4. Societal level
Adapun sumber lain mengatakan secara umum alasan tindakan bunuh diri
presipitasi, yaitu:
1. Faktor predisposisi
Faktor biologis
sistem noradrenergic
Faktor psikologis
Kemarahan
Stressor
Faktor psikososial
Kehilangan
Perpisahan/perceraian
2. Faktor presipitasi
Perasaan terisolasi
Kegagalan beardaptasi
Perasaan marah/bermusuhan
Ada beberapa hal yang dapat mencegah perilaku bunuh diri (CDC,
2020) yaitu:
7. Mengurangi kejahatan
Rentang respon diri adalah penilaian perlindungan diri kea rah negatif atau
positif. Pada individu dengan resiko bunuh diri biasanaya rentang respon ini akan
mengarah pada arah negatif. Menurut Stuart (2016) rentang respon protektif
• Bunuh diri tindakan agresif yang langsung terhadap diri sendiri untuk
mengakhiri ke-hidupan
kenyamanan
S-ex: laki-laki Ya 1
Tidak 0
A-ge: <19 atau >45 Ya 1
tahun Tidak 0
D-eppression: pasien Ya 1
MRS dengan depresi Tidak 0
dengan gangguan
konsentrasi, gangguan
tidu, gangguan pola
makan, dan atau gangguan
libido
P-revious suicide: Ya 1
riwayat bunuh diri atau Tidak 0
rawatan psikiatri
E-xcessive: Ya 1
ketergantungan alcohol Tidak 0
atau narkoba
R-ational thinking lose: Ya 1
kehilangan pikiran Tidak 0
rasional: psikosis, organic
brain syndrome
S-epparated: bercerai Ya 1
atau janda Tidak 0
O-rganized plan: Ya 1
menunjukkan rencana Tidak 0
bunuh diri yang
terorganisir atau niat yang
serius
Nol social support: tidak Ya 1
ada pendukung Tidak 0
S-ickness:menderita Ya 1
penyakit kronis Tidak 0
Poin penilaian:
0-2 : Dapat tinggal dirumah dengan dukungan orang terdekat dan terapi
rawat jalan
3-4 : Dukungan orang terdekat dengan asuhan rawat jalan yang lebih
≥7 : Hospitalisasi direkomendasikan
Menurut AH Yusuf (2015) terdapat tiga jenis resiko bunuh diri yaitu;
isyarat bunuh diri, dimana terdapat gagasan untuk bunuh diri tetapi belum
memiliki rencana atau persiapan; ancaman bunuh diri, ada ide bunuh diri dan
memiliki rencana yang terstruktur tetapi tidak ada persiapan; percobaan bunuh
diri, yaitu ada gagasan bunuh diri, memiliki rencana yang tersetuktur da nada
yaitu suicidal ideation, individu memiliki pikiran untuk bunuh diri tetapi tidak ada
tindakan dan ungkapan apapun; suicidal intent; individu sudah mulai memikirkan
telah makukan tindakan yang menyakiti diri sendiri dengan niat mengakhiri
bunuh diri dengan pengalaman percobaan bunuh diri beberapa kali sebelumnya.
I. Manifestasi Klinis
Menurut Syarifah (2010) pribadi dengan resiko bunuh diri memiliki gejala
depresi, tidak memiliki harapan, merasa tidak ada yang membantu, isolasi sosial,
menarik diri, mendengarkan atau melihat hal-hal yang menyedihkan, membenci
sebagai berikut:
Data subyektif: merasa hidupnya tidak berguna lagi, ingin mati dan pernah
melakukan percobaan bunuh diri. Mengancam bunuh diri, merasa bersalah dan
putus asa.
Data obyektif : ekspresi murung, tidak bergairah, banyak diam, ada bekas
J. Asuhan Keperawatan
tali pinggang)
2) Tindakan:
teratur
SP 1 Pasien
SP 2 Pasien
1. Menjelaskan cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri: buat daftar
2. Melatih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri: buat daftar
aspek positif keluarga dan lingkungan
bunuh diri: membuat daftar aspek positif keluarga dan lingkungan, dan melatih
afirmasi/ berpikir aspek positif keluarga dan lingkungan ke dalam jadwal kegiatan
harian klien.
SP 3 Pasien
konstruktif
sehari-hari
SP 4 Pasien
bunuhbunuh
1. Isyarat diri diri • Mendiskusikan
Untuk Pasien cara • Untuk Keluarga
Melakukan
mengatasi keinginan pendidikan kesehatan
bunuh diri tentang cara merawat
• Meningkatkan harga anggota keluarga yang ingin
diri pasien bunuh diri
• Meningkatkan
kemampuan pasien
dalam menyelesaikan
masalah
2. Ancaman bunuh Melindungi pasien Melibatkan keluarga
diri untuk mengawasi pasien
3. Percobaan bunuh secara ketat
diri
REFERENSI
Budijanto, D., Kurniawan, R., Widianti, W., et.al., (2019). InfoDATIN Situasi dan
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2020). Preventing Suicide.
https://www.cdc.gov/violenceprevention/suicide/fastfact.html#
Hidayati, NO., Badori, A., Augusto., dkk. (2021). Efek Dialectical behavior
Therapy Bagi Pasien Dengan Perilaku Kekerasan dan Resiko Bunuh Diri.
pada pasien dengan bunuh diri. Idea Nursing Journal; Banda Aceh
Rosso, G., Albert, U., Bramante, S., Aragno, E., Quarato, Fe., Di Salvo, G.,
doi:10.1016/j.comppsych.2019.152136
https://www.who.int/news-room/factsheets/detail/suicide