Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

EFUSI PLEURA

DEFINISI EFUSI PLEURA

Pleura merupakan membran tipis yang terdiri atas dua lapisan yaitu pleura viseralis dan
pleura parietalis. Kedua lapisan ini bersatu di daerah hilus arteri dan melakukan penetrasi dengan
cabang utama bronkus, arteri dan vena bronkialis, serabut saraf serta pembuluh limfe. Sacara
histologis, kedua lapisan ini terdiri dari sel mesotelial, jaringan ikat, pembuluh darah kapiler dan
pembuluh getah bening.

Rongga pleura normalnya berisi cairan kurang lebih 5 ml yang dihasilkan oleh kapiler
pleura parietal yang disebabkan oleh adanya tekanan hidrostatik, tekanan koloid, serta daya tarik
elastik. Cairan ini berfungsi sebagai pelumas agar paru-paru bergerak dengan lancar ketika
bernapas. Namun pada beberapa kondisi, cairan dapat bertumpuk pada rongga pleura. Hal ini
disebut dengan efusi pleura.

Efusi pleura biasanya merupakan efek sekunder dari suatu penyakit primer. Insidennya
tergantung dari penyakit yang mendasarinya. Misalnya, pada pasien gagal jantung insiden
terjadinya efusi pleura cukup tinggi yaitu sekitar 55-88%. Pada pasien penyakit pericardial
insidennya mencapai 67%. Sirosis hepar dan ascites sekitar 6% dan pneumonia bakterial sebesar
11%.

ETIOLOGI

Menurut Dwianggita (2016), ada dua tipe utama dari efusi pleura, yaitu efusi pleura
transudatif dan efusi pleura eksudatif. Efusi pleura transudatif disebabkan karena adanya
gangguan keseimbangan antara tekanan hidrostatik dan osmotik. Akumulasi cairan ini dapat
terjadi pada:
 Keadaan gagal jantung kongestif,
 Perikarditis,
 Sirosis pada wanita hamil,
 Hipoalbuminemia,
 Overhidrasi,
 Gagal ginjal,
 Sindrom nefrotik dan
 Dialisis peritoneal.
Akan tetapi, gagal jantung kongestif, sirosis dan hipoalbuminemia merupakan insiden yang
paling sering menyebabkan efusi pleura.

Efusi pleura eksudatif disebabkan karena adanya peningkatan permeabilitas kapiler


pleura. Penyebabnya ada bermacam-macam seperti:
 Pneumonia,
 Empyiema,
 Tuberkulosis,
 Malignansi,
 Emboli paru,
 Penyakit kolagen vaskuler,
 Penyakit pada abdomen ( pankreatitis,abses,pasca tindakan bedah),
 Sindrom Meig’s,
 Uremia,
 Endometriosis dan
 Reaksi obat.
Tetapi, efusi pleura ini paling sering disebabkan oleh pneumonia dan tuberkulosis.

MANIFESTASI KLINIS
Identifikasi adanya efusi pleura biasanya dilakukan dengan menemukan gejala-gejala
yang sering muncul pada pasien. Gejala-gejala ini merupakan repon tubuh terhadap inflamasi
pada pleura, restriksi mekanis pulmonal, atau adanya gangguan pertukaran gas. Efusi yang
sedikit biasanya tidak menimbulkan gejala. Gejala yang muncul biasanya tergantung dari kondisi
medis yang dialami oleh pasien. Misalnya keluhan batuk dan demam tinggi yang dapat terjadi
karena pneumonia.
Gejala umum efusi pleura adalah:
a. Dispneu
b. Trepopnea
c. Nyeri dada
d. Batuk

PATOFISIOLOGI
Patofisiologi dari efusi pleura tergantung dari keseimbangan antara cairan dan protein di
dalam rongga pleura. Dalam keadaan normal, cairan pleura dibentuk dengan lambat sebagai
filtrasi melalui pembuluh darah kapiler. Filtrasi dapat terjadi karena adanya perbedaan tekanan
osmotik plasma dan jaringan interstisial submesotelial, lalu cairan tersebut akan masuk ke
rongga pleura melalui sel mesotelial atau pembuluh limfe sekitar pleura.
Akan tetapi, jika terjadi peradangan, cairan pleura dapat menumpuk yang menyebabkan
munculnya pus/nanah sehingga terjadilah empiema. Selanjutnya, empiema yang menyentuh
pembuluh dara di sekitar pleura dapat menyebabkan hemotoraks.
Selain karena peradangan, efusi pleura juga dapat terjadi karena trauma dada. Trauma
dada menyebabkan pecahnya alveoli di dekat pleura parietalis sehingga udara dapat masuk ke
dalam rongga pleura dan menyebabkan terjadinya pneumotoraks.

Pathway

Trauma dada

Terjadi kebocoran antar


alveoli dengan rongga leura

Paru-paru colaps

Pneumotoraks
Infeksi

Peradangan
permukaan pleura

Efusi pleura

Peradangan akut

Terbentuk eksudat

Penumpukan cairan
dalam rongga pleura

Perubahan frekuensi paru

Pola napas tidak efektif Sesak napas

Nafsu makan menurun Nyeri akut

Gangguan pemenuhan nutrisi


PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Torakosintesis, mengambil sampel cairan di rongga dada dan diteliti di laboratorium
b. Sitologi, untuk melihat sel-sel patologis atau dominasi sel-sel tertentu seperti neutrofil,
limfosit, sel masotel, sel masotel maligna, sel-sel besar yang memiliki banyak inti, sel
L.E dan sel maligna
c. Bakteriologi, untuk melihat adanya mikroorganisme seperti pneumokokus, E.Coli,
klebsiela, pseudomonas dan enterobacter pada cairan pleura.
d. Biopsi paru, untuk mendeteksi adanya sel atau jaringan tidak normal pada paru-paru.
e. Brongkoskopi, untuk memeriksa adanya gangguan di saluran pernapasan.

KOMPLIKASI
Efusi pleura dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius, yaitu:
a. Empiema
b. Hemotoraks
c. Kerusakan paru-paru
d. Munculnya jaringan parut di lapisan paru-paru.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pola napas tidak efektif b.d depresi pusat pernapasan
b. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis
c. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan

Anda mungkin juga menyukai