Anda di halaman 1dari 29

SISTEM

DETEKSI DAN ASESMEN KARIES INTERNASIONAL


(ICDAS): SEBUAH KONSEP BARU
Journal Reading

RIZQIYYAH
0410518.10133

Perseptor: drg. Rosita Stefani, Sp.KG


Jurnal
Neeraj Gugnani. et all. 2011. International Caries Detection and Assesment System
(ICDAS): A New Concept. International Journal of Clinical Pediatric Dentistry.
Mei-Agustus 2011;4(2):93-100.
Dengan pemahaman yang lebih mendalam mengenai karies, ada dorongan untuk melakukan terapi ‘pencegahan’
yang menggiatkan remineralisasi lesi non kavitasi yang menghasilkan lesi tidak aktif agar struktur gigi, fungsi
serta estetika tetap terlestarikan.

ICDAS dikembangkan untuk memajukan pemahaman mengenai proses inisiasi dan perkembangan dari karies
gigi ke dalam bidang epidemiologis dan penelitian berbasis klinis .

ICDAS pertama kali dikembangkan pada 2002 dan kemudian dimodifikasi menjadi ICDAS II pada tahun 2005 .

PENDAHULUAN
SISTEM SKORING
ICDAS
Kriteria deteksi karies koronal primer
Untuk menggunakan sistem ICDAS, permukaan gigi yang kering adalah
kunci untuk mendeteksi lesi yang tidak aktif karena air menyumbat pori
yang ada pada gigi karies. Sebelum pemeriksaan klinis, gigi harus sudah
dibersihkan menggunakan sikat gigi atau prophylaxis cup.
DESKRIPSI KODE
Karies Pit dan Fisura

Kode 0: Sound Tooth Surface = tidak ada tanda-tanda karies (baik tidak ada atau dipertanyakan).
kondisi seperti hipoplasia enamel, fluorosis, tooth wear (atrisi, abrasi, erosi), dan noda pada
permukaan atau dalam gigi akan dicatat sebagai kode 0.

Kode 1: First Visual Change in Enamel = tidak ada perubahan warna yang disebabkan oleh aktivitas
karies saat kondisi basah tetapi setelah dilakukan pengeringan udara yang berkepanjangan baru
terlihat adanya perubahan warna (lesi putih atau coklat).

Kode 2: Distinct Visual Change in Enamel = terdapat bercak putih atau kecoklatan yang lebih luas
dari fisura alami yang tidak sesuai dengan penampilan klinis dari enamel yang sehat (lesi harus
terlihat ketika kering).
DESKRIPSI KODE
Karies Pit dan Fisura
Kode 3: Localized Enamel Breakdown due to Caries with no Visible Dentin or Underlying Shadow = dalam keadaan basah terlihat perubahan
warna yang jelas pada karies. Saat kering, pada pit atau fisura terdapat struktur gigi yang hilang. Hal ini akan terlihat secara visual sebagai
tanda demineralisasi pit atau fisura tanpa dentin yang terlihat.

Kode 4: Underlying Dark Shadow from Dentin with or without Localized Enamel Breakdown = kode 3 dan 4 secara histologis dapat berbeda
dengan kode 4 yang lebih dalam ke dentin. Contohnya, enamel yang lebih tipis pada gigi primer memungkinkan perubahan warna dentin
terlihat sebelum lokalisasi kerusakan enamel gigi. Namun, sebagian besar kode 4 cenderung lebih dalam ke dentin daripada kode 3.

Kode 5: Distinct Cavity with Visible Dentin = kavitas pada enamel yang berubah warna dapat menampakkan dentin yang ada di bawahnya.
Terdapat tanda visual dari demineralisasi pada permukaan atau di dalam pit dan fisura. Pemeriksaan WHO/CPI/PSR dapat digunakan untuk
memastikan adanya kavitas di dentin.

Kode 6: Extensive Distinct Cavity with Visible Dentin = stuktur gigi hilang yang jelas, kavitas dalam dan juga luas dan dentin terlihat jelas
pada dinding dan dasar. Kavitas yang luas, melibatkan setidaknya setengah dari permukaan gigi atau bahkan mencapai pulpa.
DESKRIPSI KODE
Permukaan Halus (Mesial dan Distal)
Kode 0: Sound Tooth Surface = tidak ada tanda-tanda karies (baik tidak ada atau dipertanyakan). kondisi seperti
hipoplasia enamel, fluorosis, tooth wear (atrisi, abrasi, erosi), dan noda pada permukaan atau dalam gigi akan dicatat sebagai kode 0.

Kode 1: First Visual Change in Enamel = saat basah, tidak ada tanda-tanda perubahan warna yang disebabkan oleh
aktivitas karies, tetapi setelah pengeringan udara yang berkepanjangan baru terlihat adanya perubahan warna. Hal ini dapat terlihat dari
permukaan bukal atau lingual.

Kode 2: Distinct Visual Change in Enamel when Viewed Wet = ada perubahan warna yang tidak sesuai dengan penampilan klinis
enamel yang sehat. Lesi ini dapat dilihat langsung dari arah bukal atau lingual. Selain itu, jika dilihat dari arah oklusal, perubahan warna
dapat terlihat sebagai bayangan terbatas pada enamel, yang terlihat melalui marginal ridge.

Kode 3: Initial Breakdown in Enamel due to Caries with no Visible Dentin = setelah dikeringkan kurang lebih selama 5
detik, terdapat kehilangan dari keutuhan enamel yang jelas, terlihat dari arah bukal atau lingual. CPI dapat digunakan dengan hati-hati
terhadap permukaan untuk menegaskan hilangnya keutuhan enamel.
DESKRIPSI KODE
Permukaan Halus (Mesial dan Distal)
Kode 4: Underlying Dark Shadow from Dentin with or without Localized Enamel Breakdown
= lesi muncul sebagai bayangan dentin yang berubah warna yang terlihat melalui marginal ridge, dinding bukal atau
lingual dari enamel. Terlihat lebih mudah dalam keadaan basah. Daerah yang gelap adalah bayangan intinsik, yang
mungkin tampak terlihat bewarna keabuan, biru atau coklat.

Kode 5: Distinct Cavity with Visible Dentin = kavitasi dalam enamel yang berubah warna (putih atau coklat) dengan
dentin yangterlihat dalam penilaian pemeriksa, jika terdapat keraguan atau untuk mengkonfirmasi asesmen visual,
pemeriksaan CPI dapat digunakan untuk memastikan adanya kavitas di dentin.

Kode 6: Extensive Distinct Cavity with Visible Dentin = struktur gigi hilang yang jelas, kavitas yang dalam atau lebar
dan
dentin terlihat jelas pada dinding dan dasar. Marginal ridge mungkin terlihat dan mungkin juga tidak. Kavitas yang luas
melibatkan setidaknya setengah dari permukaan gigi atau mungkin mencapai pulpa.
Penjelasan ini juga dapat dilihat secara singkat pada diagram dibawah ini yang mengikuti kriteria ICDAS:
DESKRIPSI KODE
Karies-terkait dengan Kriteria Deteksi Restorasi dan Sealant (CARS)

Literatur pada karies sekunder jauh lebih terbatas daripada karies koronal primer, sehingga kriteria karies primer juga diterapkan pada
CARS jika relevan.

Kode 0: Sound Tooth Surface with Restoration or Sealant = permukaan gigi yang sehat berdekatan dengan batas restorasi/sealant,
dengan begitu seharusnya tidak ada tanda dari karies. Permukaan dengan kerusakan marginal dengan lebar kurang dari 0.5 mm,
kerusakan
perkembangan, dan noda pada permukaan atau dalam dapat tercatat sebagai permukaan gigi yang sehat.

Kode 1: First Visual Change in Enamel = setelah pengeringan udara yang berkepanjangan, terdapat perubahan warna yang disebabkan
oleh aktivitas karies yang tidak sesuai dengan penampilan klinis enamel yang sehat.

Kode 2: Distinct Visual Change in Enamel/Dentin Adjacent to a Restoration/Sealant Margin = jika batas restorasi ditempatkan pada
enamel, gigi harus dilihat dalam keadaan basah. Saatbasah, terdapat demineralisasi atau perubahan warna yang tidak sesuai dengan
penampilan klinis enamel yang sehat dan jika batas restorasi ditempatkan pada dentin, perubahan warna yang tidak sesuai dengan
penampilan klinis dentin yang sehat masuk kedalam kode 2.
DESKRIPSI KODE
Karies-terkait dengan Kriteria Deteksi Restorasi dan Sealant (CARS)
Kode 3: Carious Defects of <0.5 mm with the Signs of Code 2 = kavitas pada batas restorasi/sealant kurang dari 0.5 mm,
selain perubahan warna konsisten dengan demineralisasi yang tidak konsisten terhadap penampilan klinis enamel sehat atau bayangan dari
dentin yang berubah warna.

Kode 4: Marginal Caries in Enamel/Dentin/Cementurn Adjacent to Restoration/Sealant with underlying Dark Shadow from Dentin =
permukan gigi mungkin memiliki karakteristik kode 2 dan memiliki bayangan dentin yang berubah warna yang terlihat melalui permukaan
enamel yang tampak utuh atau kerusakan lokal dalam enamel tetapi tidak ada dentin yang terlihat. Lebih mudah terlihat pada keadaan gigi
yang basah.

Kode 5: Distinct Cavity Adjacent to Restoration/Sealant = kavitas jelas yang berdekatan dengan restorasi/sealant dengan dentin yang
terlihat di ruang interfacial dengan tanda-tanda karies seperti yang dijelaskan dalam

kode 4, sebagai tambahan jarak > 0.5 mm atau dimana margin tidak terlihat, ada bukti diskontinuitas pada batas restorasi/sealant dentin
yang terdeteksi.

Kode 6: Extensive Distinct Cavity with Visible Dentin = hilangnya struktur pada gigi yang jelas, dengan kavitas yang luas dan mungkin
dalam yang jelas terlihat dari dinding dan dasar.
Metode ICDAS Koding dua-digit

Metode ini disarankan untuk mengidentifikasi restorasi/sealant dengan digit pertama, diikuti dengan kode karies
yang tepat.
Karies
Akar Menurut NIH, konferensi konsensus pengembangan untuk diagnosis dan
manajemen karies gigi, disimpulakan bahwa tidak terdapat cukup bukti
mengenai validitas sistem diagnostik klinis untuk karies akar. Karies akar sering
diamati di dekal CEJ, meskipun lesi dapat muncul dimana saja pada permukaan
akar. Warna pada lesi akar digunakan sebagai indikasi karies meskipun warna
telah ditunjukkan bukan sebagai indikator yang reliabel dari aktivitas karies.
DESKRIPSI KODE
Deteksi dan Klasifikasi Karies Lesi pada Permukaan Akar

Satu skor akan diberikan untuk setiap permukaan akar. Fasial, mesial, distal, dan lingual permukaan akar pada setiap
gigi harus diklasifikasikan sebagai berikut:

Code E: Jika permukaan akar tidak dapat divisualisasikan secara langsung sebagai akibat dari resesi gingiva atau
pengeringan udara yang rendah, maka hal tersebut dikecualikan. Permukaan yang seluruhnya tertutup oleh kalkulus
gigi
(karang) dapat dikecualikan atau kalkulus gigi (karang) dapat dihilangkan sebelum memastikan permukaan.

Kode 0: permukaan akar tidak menunjukkan perubahan warna yang tidak biasa yang dapat membedakannya dari
sekitarnya atau area akar yang berdekatan juga tidak menunjukkan kerusakan permukaan baik di CEJ atau pada
keseluruhan permukaan akar. Permukaan akar mungkin memiliki kontur anatomi alami atau permukaan akar mungkin
menunjukkan hilangnya kontinuitas permukaan yang pasti atau kontur anatomi yang tidak sesuai dengan proses karies.
DESKRIPSI KODE
Deteksi dan Klasifikasi Karies Lesi pada Permukaan Akar

Kode 1: ada area yang dibatasi dengan jelas pada permukaan akar atau pada CEJ yang berubah
warna tetapi tidak ada kavitas yang terlihat (kehilangan kontur anatomi < 0.5 mm).

Kode 2: ada area yang dibatasi dengan jelas ada permukaan akar atau pada CEJ yang berubah
warna (coklat terang/gelap, hitam) dan ada kavitas yang terlihat (kehilangan kontur anatomi > 0.5
mm).
KESIMPULAN
Sistem deteksi dan asesmen karies internasional memungkinkan seseorang untuk
mencatat tingkat keparahan dan kejadian karies dalam sebuah kontinum.

Hal ini mengarah pada perubahan paradigma dalam konsep pencatatan lesi kavitas
dan tidak kavitas.

ICDAS akan mempromosikan terapi preventif dalam skala global yang mendorong
remineralisasi dari lesi yang tidak kavitas yang mengakibatkan lesi tidak aktifdan
pelestarian struktur gigi, fungsi dan juga estetikanya dan DMF yang menurun secara
keseluruhan.
PERAWATAN
INDIRECT PULP PADA GIGI MOLAR PERMANEN:
LAPORAN KASUS FOLLOW-UP SELAMA 4
TAHUN

Journal Reading

RIZQIYYAH
0410518.10133

Perseptor: drg. Rosita Stefani, Sp.KG


Jurnal
Ticiane Cestari. et all. 2009. Indirect Pulp treatment in a Permanent Molar: Case Report of 4-Year Follow-Up.
Journal of Applied Oral Science. 2009; 17(1):70-4.
PENDAHULUAN
Untuk menghindari terbukanya pulpa. Prosedur konservatif disarankan untuk dilakukan: perawatan
Indirect Pulp (IPT).
 
IPT membuang dentin yang telah terinfeksi. Terbagi menjadi dua step dengan jangka waktu dari step
pertama dan kedua kurang lebih 8 sampai 12 minggu untuk menunggu pulpa kembali pulih.
 
Step pertama = pengangkatan karies dentin parsial dan menutupnya dengan kalsium hidroksida dan
bahan restoratif.

Step kedua = pengangkatan lesi karies yang tersisa dan gigi dipulihkan secara konvensional.
LAPORAN
KASUS
LAPORAN KASUS
Kasus pada pasien laki-laki usia 16 tahun dan indikasi untuk melakukan prosedur IPT
LAPORAN KASUS
Step
Pertama
- Profilaksis gigi dengan air dan pumice, diikuti dengan anestesi lokal. Daerah operatif kemudian diisolasi dengan rubber dam.
- Bur diamond pada kecepatan tinggi dengan semprotan udara/air untuk menghilangkan enamel dan mencapai lesi karies. Dentin yang
terinfeksi diangkat dengan spoon excavator #17 yang diikuti dengan bur karbida bulat pada kecepatan rendah yang kompatibel dengan ukuran
kavitas. Penggalian dilakukan dengan hati-hati
untuk menghilangkan bagian karies dentin yang basah (figure 3), meninggalkan bagian kering demineralisasi dentin yang terdampak (figure
4).
- Kavitas dibasuh dengan kalsium hidroksida dan larutan air suling pada PH 12 dan dikeringkan dengan kapas pellets steril. Balutan kalsium
hidroksida dan pasta air suling ditempatkan langsung di dentin yang terinfeksi pada dasar kavitas (figure 5).
- Bahan yang tersisa dibuang dari daerahsekitarnya.
- Untuk sementara, gigi dipulihkan dengan RMGIC.
- Setelah pengangkatan rubber dam, oklusi diperiksa untuk mencegah stres oklusi (figure 6).
LAPORAN KASUS
Step
Kedua
- Setelah 60 hari, dilakukan pencatatan klinis dan radiografi baru pada gigi yang telah dilakukan prosedur. Tidak ada rasa sakit tiba-tiba yang
dilaporkan selama periode ini dan respon terhadap
rangsangan dingin dan panas sudah sesuai dengan vital pulpa normal. Tidak ada tanda-tanda radiolusen apikal atau resorpsi dentin (figure 7).
- Setelah anestesi lokal, gigi dibuka kembali untuk pembuangan karies non remineralisasi pada dentin dengan excavator dan bur karbida bulat
pada kecepatan rendah, sehingga mengindari pulpa yang terbuka (figure 8).
- Kavitas dibasuh dengan larutan kalsium hidroksida, dikeringkan dengan kapas pellets steril dan dilapisi dengan cement kalsium hidroksida,
diikuti dengan aplikasi RMGIC (figure 9).
- Gel asam fosfat 35% diaplikasikan selama 30 detik, dibilas dan dikeringkan dengan kertas penyerap. Komposit resin dimasukkan
menggunakan teknik inkremental. Setiap inkremen dipolimerisasi selama 40 detik. Setelah rubber dam diangkat, okulasi diperiksa (figure 10).
FOLLOW-UP
Setelah 4 tahun, pemeriksaan klinis
dan radiografi sudah sesuai dengan
vital pulpa yang normal (figure 11,
12).
DISKUSI
Prosedur IPT dipilih dengan pertimbangan riwayat, pemeriksaan klinis, dan pemeriksaan radiografi.

Sebagian besar penelitian yang ada melakukan prosedur IPT untuk perawatan karies pada gigi molar primer dan
hanya sedikit penelitian yang dilakukan pada gigi permanen. Studi retrospektif dan prospektif menunjukkan bahwa
kesuksesan IPT pada kedua kasus cukup serupa.

Usia pasien adalah faktor lain yang harus dipertimbangkan karena ada pengurangan populasi sel, volume pulpa,
dan suplai vaskular dengan peningkatan usia pulpa.

Material yang akan digunakkan pada dentin demineralisasi juga menjadi pertimbangan.
DISKUSI
Tingkat keberhasilan IPT pada karies dalam dengan menggunakan kalsium hidroksida bervariasi dari 92% sampai
97%.

Tingkat keberhasilan penggunaan GIC selama 2 tahun pada karies dalam di gigi primer adalah 92%. Hal tersebut
mungkin disebabkan dari efek antrimikroba pada mutan streptococci.

Pada kasus diatas, pasta kalsium hidroksida digunakan dan kemudian diikuti dengan penempatan restorasi RMCIC.
Setelah 60 hari, restorasi diganti dengan cement liner kalsium hidroksida, yang diikuti dengan aplikasi RMGIC dan
penempatan restorasi perekat. Setelah 4 tahun, tidak ditemukan tanda degenerasi pulpa.
Berdasarkan pengamatan klinis dan

radiografi, dapat disimpulkan bahwa

IPT mempertahankan

vitalitas pulpa dan fungsi gigi molar

permanen.

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai