(20151660088) DEFINISI Meningitis adalah suatu infeksi/peradangan dari meninges,lapisan yang tipis/encer yang mengepung otak dan jaringan saraf dalam tulang punggung, disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia, atau protozoa, yang dapat terjadi secara akut dan kronis. (Harsono., 2003) ETIOLOGI 1. Organisme flora ibu atau lingkungan dimana bayi berada, seperti basil-basil usus gram negative, streptococcus grub B, Listeria monocytogeneses, dan Hemophilus influenza tibe b yang terjadi pada periode neonatal. 2. Pada anak usia 2 bulan sampai 12 tahun biasanya disebabkan oleh H. infuenzae tipe b, Streptococcus pneumonia, atau Neisseria meningitidis. 3. Pada anak-anak berusia lebih dari 12 tahun, meningitis biasanya terjadi akibat infeksi S. pneumonia atau N. meningitides. PATOFISIOLOGI • Otak dilapisi oleh tiga lapisan, yaitu : duramater, arachnoid, dan piamater. Cairan otak dihasilkan di dalam pleksus choroid ventrikel bergerak / mengalir melalui sub arachnoid dalam sistem ventrikuler dan seluruh otak dan sumsum tulang belakang, direabsorbsi melalui villi arachnoid yang berstruktur seperti jari-jari di dalam lapisan subarachnoid. • Organisme (virus / bakteri) yang dapat menyebabkan meningitis, memasuki cairan otak melaui aliran darah di dalam pembuluh darah otak.Cairan hidung (sekret hidung) atau sekret telinga yang disebabkan oleh fraktur tulang tengkorak dapat menyebabkan meningitis karena hubungan langsung antara cairan otak dengan lingkungan (dunia luar), mikroorganisme yang masuk dapat berjalan ke cairan otak melalui ruangan subarachnoid.Adanya mikroorganisme yang patologis merupakan penyebab peradangan pada piamater, arachnoid, cairan otak dan ventrikel. MANIFESTASI KLINIS Gejala dan tanda meningitis bakteri didahului dengan beberapa gejala-gejala saluran pernapasan atas atau gastrointestinal.Pada beberapa anak terutama bayi didapatkan iritabilitas, kegelisahan dan nafsu makan yang buruk.Pada umumnya terdapat demam tetapi, demam biasnya tidak ditemukan pada anak dengan tanda-tanda radang meningeal. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostic rutin pada klien
meningitis meliputi laboratorium klinik rutin (Hb, leukosit,LED, trombosit, retikulosit, glukosa) pemeriksaan faal hemostatis diperlukan untuk mengetahui sacera awal adanya DIC. Serum elektrolit dan serum glukosa dinilai untuk mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan elektrolit terutama hiponatremia. Pemeriksaan laboratorium • Pemeriksaan laboratorium yang khas pada meningitis adalah analisis cairan otak. Lumbal pungsi tidak bisa dikerjakan pada klien dengan peningkatan TIK. Analisis cairan otak diperiksa untuk mengetahui jumlah sel, protein, dan konsentrasi glukosa. Kadar glukosa darah dibandingkan dengan kadar glukosa cairan otak adalah 2/3 dari nilai serum glukosa dan pada klien meningitis kadar glukosa cairan otaknya menurun dari nilai normal. PENATALAKSANAAN Farmakologis : Obat anti infeksi • Meningitis tuberkulosa • Meningitis bacterial, umur < 2 bulan • Meningitis bacterial, umur > 2 bulan
(iritasi selaput dan jaringan otak) • Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b/d peradangan dan edema pada selaput otak • Risiko cidera b/d gangguan sensasi (kejang berulang) • Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kbutuhan tubuh b/d ketidakmampuan makan/menelan INTERVENSI KEPERAWATAN Nyeri kepala akut b/d agen cedera biologis (iritasi selaput dan jaringan otak) Intervensi Rasional
Usahakan membuat lingkungan Menurunkan reaksi terhadap
aman, nyaman dan tenang rangsangan eksternal atau kesensitifan terhadap cahaya dan menganjurkan klien untuk beristirahat
Kompres dingin pada kepala Dapat menyebabkan vasokontriksi
pembuluh darah otak
Lakukan penatalaksanaan nyeri Membantu menurunkan
dengan metode distraksi dan (memutuskan) stimulasi sensasi relaksasi napas dalam nyeri
Kolaborasi pemberian analgesic Mungkin diperlukan untuk
mengurangi rasa sakit (nyeri) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak b/d peradangan dan edema pada selaput otak Intervensi Rasional
Monitor tanda-tanda peningkatan Untuk mendeteksi tanda-tanda
tekanan intracranial selama syok, yang harus dilaporkan ke perjalanan penyakit (nadi lambat, dokter untuk intervensi awal tekanan darah meningkat, kesadaran menurun,napas irregular, reflex pupil menurun, kelemahan) Monitor tanda-tanda vital dan Untuk mengetahui adanya neuro logis tiap 5-30 menit perubahan tekanan intrakranial
Hindari posisi tungkai ditekuk atau Untuk mencegah peningkatan
gerakan aktif, anjurkan klien untu k tekanan intrakranial tirah baring Tinggikan sedikit kepala klie n Untuk mengurangi tekanan dengan hati-hati, cegah gerakan intrakranial yang tiba-tiba, dan hindari fleksi leher Bantu seluruh aktivitas klien, ber i Untuk mencegah kerenggangan otor petunjuk untuk BAB (jangan yang dapat menimbulkan enema). Cegah posisi fleksi pada peningkatan tekanan intrakranial lutut Evaluasi selama masa Untuk erujuk ke rehabilitasi penyembuhan terhadap gangguan sensorik, motorik dan intelektual Ko laborasi pemberian steroid Untuk membantu menurunkan osmotic tekanan intrakranial Risiko cidera b/d gangguan sensasi (kejang berulang) Intervensi Rasional
Monitor kejang pada tangan, kaki, Gambaran iritabilitas system saraf
mulut dan otot-otot muka lainnya pusat memerlukan evaluasi yang sesuai dengan intervensi yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi
Persiapkan lingkungan yang aman Melindungi klien bila kejang terjadi
seperti batasan ranjang, papan pengaman Pertahankan bedrest total selama Mengurangi risiko jatuh/cidera jika fase akut terjadi vertigo dan ataksia
Kolaborasi pemberian terapi Membantu untuk mencegah atau
diazepam, fenobarbital mengurangi kejang Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kbutuhan tubuh b/d ketidakmampuan makan/menelan Intervensi Rasional
Observasi tekstur dan turgor kulit Mengetahui status nutrisi klien
Lakukan oral hygiene Kebersihan mulut merangsang
nafsu makan
Observasi asupan dan keluaran Mengetahui keseimbangan nutrisi
klien
Auskultasi bising usus, amati Fungsi gastrointestinal
penurunan atau hiperaktivitas bising bergantung pada kerusakan otak. usus Bising usus menentukan respon pemberian makan atau terjadinya komplikasi mis, pada ileus
Berikan makanan dengan cara Menurunkan resiko regurgitasi
meninggikan kepala (semi fowler) atau aspirasi
Berikan makanan dengan perlahan Klien dapat berkonsentrasi pada
pada lingkungan yang tenang mekanisme makan tanpa adanya distraksi dari luar
Kolaborasi dengan dokter untuk Mungkin diperlukan untuk
pemberian cairan melalui IV atau memberikan cairan pengganti dan makan melalui selang juga makanan jika klien tidak mampu untuk memasukkan segala sesuatu melalui mulut