Anda di halaman 1dari 5

Kode Genetik Dan Pewaris Sifat

KELOMPOK 1
M.HAIRUL – 202060103 RADIX AQIILA DAFFA’ FARISY - 202060130

MENI YUFAEDAH - 202060106 BELIA KHOLIFAH ARUM - 202060136

NURIL ARIYANTI - 202060107 LAILATUL INSANI - 202060140

DIAJENG HERDIAN NGESTI - 202060111 VANNI FIERPUTERI - 202060143

MUHAMMAD IBNU FAJAR DARYANTO - 202060112 SAHRUL RIFKY ABIDIN - 202060148

SITI HELVIANISYA HIDAYAH - 202060114 SYAID MIRZA SHIRAZI - 202060149

RAINALDO JULIAN PUTRA - 202060115 DESNA PUTRI - 202060150


 MUHAMMAD RIFQI ZULQORNAIN - 202060121  RIMA DWI SUSANTI - 202060153
• Pengertian Kode Genetik
Kode genetik atau yang sering disebut kodon adalah cara pengkodean urutan nukleotida
pada DNA atau RNA untuk menentukan urutan asam amino pada saat sintesis protein.
Karena DNA mengkode protein, maka akan menentukan enzim apa yang diproduksi dan
akhirnya akan menentukan reaksi kimia yang terjadi di dalam sel.
Informasi pada kode genetik ditentukan oleh basa nitrogen pada rantai DNA yang akan
menentukan susunan asam amino.

• Karakteristik Kode Genetik


Jika tiap basa misalnya (A, G, U, C) dikode menjadi satu asam amino, hanya ada empat
macam asam amino yang dapat dikode.
Jika duplet atau susunan tiap dua basa, misalnya CG, AG, GA, UC dan lainnya dikode
menjadi satu asam amino, akan menghasilkan 16 (4)2 macam asam amino.
Bila triplet atau susunan tiap 3 basa nukleotida, misalnya AGU, GAC, CGC, dan lainnya
menjadi 1 asam amino akan menghasilkan 64 (4)3 macam asam amino. Hal tersebut
menyebabkan adanya suatu “kelimpahan” dalam kode genetika.
• Sifat-Sifat Kodon
1. Kode genetika bersifat degenerative dikarenakan 18 dari 20 macam asam amini
ditentukan oleh lebih dari 1 kodon, yang disebut kodon sinonimus. Hanya metionin dan
triptofan mempunyai kodon tunggal.
2. Kodon sinonimus tidak ditempatkan secara acak, tetapi dikelompokkan.
3. Kodon sinonimus memiliki perbedaan pada urutan basa ketiga. Pada kasus apapun, bila
posisi basa ketiga adalah suatu pirimisin, maka kodon-kodon akan mengarah atau
menunjukkan asam amino yang sama (sinonimus).
• Teori Pewarisan Sifat
1. Teori Embrio; Dikemukakan Raider de Graff (1641-1673) peneliti pertama yang mengenal
bersatunya sel sperma dengan sel telur, menyatakan bahwa Ovarium pada burung sama
dengan Ovarium pada kelinci.
2. Teori Preformasi; Dikemukakan oleh Jan Swammerdan, 1637-1689 yang menyatakan
bahwa telur mengandung semua generasi yang akan dating sebagai miniatur yang telah
terbentuk sebelumnya.
3. Teori Epigenesis Embriologi; Dikemukakan oleh CF.Wolf , 1738-1794, yang menyatakan
bahwa ada kekuatan vital dalam tubuh organisme dan kekuatan ini menyebabkan
pertumbuhan embrio menurut pola perkembangan sebelumnya.
4. Teori Plasma Nutfah; Dikemukakan oleh J.B. Lamarck, 1744-1829 yang menyatakan sifat
yang terjadi karena rangsangan yang terjadi dari luar (Lingkungan) terhadap struktur dan
fungsi organ yang diturunkan pada generasi berikutnya.
5. Teori Pengenesis; Dikemukakan oleh C.R Darwin 1882-1980 yang menyatakan bahwa
setiap bagian tubuh dewasa menghasilkan benih-benih kecil yang disebut gemuaia.
• Hukum Pewarisan Sifat
Gregor Mandel (1822-1844) melakukan berbagai percobaan tentang penyilangan
dengan berbagai jenis tanaman. Dari hasil percobaan yang diperolehnya, Mendel
membuat sebuah hukum;

 Hukum Mendel I (Hukum Segregasi), yaitu: Bahwa alel - alel akan berpisah
secara bebas dari diploid menjadi haploid pada saat pembentukan gamet.
 Hukum Mandel II (Hukum kebebasan untuk memilih/pengelompokan secara
bebas), yaitu: Bahwa dalam suatu perkawinan/persilangan yang menyangkut
dua atau lebih pasangan sifat berbeda maka pewarisan dari masing-masing
pasangan faktor sifat sifat tersebut adalah bebas sendiri.

Anda mungkin juga menyukai