Anda di halaman 1dari 2

Kode Genetik

Anisa Saphira Wulandari

Kode genetik hampir bersifat universal dimana penggunaan di seluruh dunia sudah
disepakati bersama. Kode genetik terdiri dari 64 triplet nukleotida dimana triplet ini dikenal
sebagai kodon. Setiap kodon akan mengkode satu dari 20 asam amino yang digunakan
sebagai bahan sintesis protein. Melihat terdapat 64 kodon dan 20 asam amino, setiap asam
amino dapat dikode lebih dari 1 kodon.
Secara garis besar, terdapat 3 konsep utama mengenai asal dan evolusi kode genetik.
Teori stereokimia mengemukakan bahwa kodon yang membentuk asam amino spesifik
ditentukan oleh afinitas psikokimia antara asam amino dan kodon/ anticodon. Struktur
spesifik dari setiap kode bukanlah kebetulan, namun memang unik adanya. Setelah kode
genetik diuraikan, lebih banyak model stereokimia realistis yang diusulkan. Namun, hal
tersebut gagal dibuktikan karena tidak ada eksperimen yang mengidentifikasi interaksi
spesifik antara asam amino dengan triplet. Konsep kedua yaitu teori adaptif dimana struktur
kode genetik terbentuk di bawah tekanan selektif. Hal ini meminimalisasi kesalahan dari
struktur dan fungsi protein yang terbentuk. Teori koevolusi sebagai konsep ketiga
mengemukakan struktur kode merefleksikan gambaran biosintesis asam amino. Kode genetik
berevolusi sejalan dengan biosintesis asam amino.
Pada dasarnya kode genetik dapat diekspresikan sebagai kodon RNA atau DNA.
Kodon RNA terjadi pada messenger RNA (mRNA) dan kodon yang dibaca saat sintesis
polipeptida. Proses ini dikenal dengan translasi. Setiap molekul mRNA membutuhkan
sekuens nukleotida melalui transkripsi. Sekuens DNA berkembang sangat cepat dan banyak
gen yang ditemukan pada tingkat DNA sebelum menjadi mRNA atau produk protein
sehingga tabel kodon yang diekspresikan dari DNA sangat penting.
Kodon pada DNA dibaca dari arah 5 ke 3. DNA ini terdiri dari basa purin (adenin,
guanin) dan pirimidin (timidin, sitosin). Perbedaan kodon DNA dengan RNA ialah terletak
pada timidin di DNA menjadi uridin di RNA. Selain itu, mRNA disintesis menggunakan
antisens dari DNA (3 ke 5) sebagai dasar. Pada kode genetik ini terdapat kodon spesifik
untuk memulai dan menghentikan pembacaan yaitu AUG sebagai kodon untuk memulai atau
dapat mensintesis metionin. Sementara itu, UAA, UAG, dan UGA sebagai kodon untuk
menghentikan pembacaan kode genetik.
Proses kode genetik hingga menjadi protein melalui proses transkripsi (perubahan
DNA menjadi mRNA) dan translasi (mRNA menjadi protein). Sense DNA terdiri dari rantai
5 ke 3 dengan pasangan rantai 3 ke 5 sebagai antisense DNA. Proses transkripsi akan
mengubah antisense DNA menjadi rantai mRNA dari 5 ke 3. Kemudian, translasi akan
menerjemahkan kodon tersebut ke dalam asam amino penyusun peptide. Peptida inilah yang
membentuk protein.
RNA sendiri terdiri dari beberapa jenis yang disintesis di dalam nucleus sel
eukariotik.

Anda mungkin juga menyukai