• Obat tetes yang digunakan untuk obat luar, biasanya disebutkan tujuan
pemakaiannya, misalnya eye drop untuk mata, ear drop untuk telinga, dan lain
– lain.
Tetes mata
Larutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel asing,
merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian
rupa hingga sesuai digunakan pada mata. (FI IV hal 13)
• R/ Zat aktif
Bahan pembantu : pelarut atau pembawa,
Pengawet Pendapar Surfaktan,
Pengisotonis Peningkat
viskositas Anti oksidan, Pensuspensi
PENGAWET
Thiomersal
Nipagin 0,18% + Ddiadsorpsi oleh makromolekul, Jarang digunakan; banyak digunakan
Parahidroksi benzoat : Nipasol 0,02% interaksi dengan surfaktan untuk mencegah pertumbuhan
nonionik jamur, dalam dosis tinggi
Nipagin, Nipasol mempunyai sifat antimikroba yang
lemah.
Stabilitasnya pH dependent; Akan berdifusi melalui kemasan
Fenol : 0,5 – 0,7% aktivitasnya tercapai pada polietilen low-density
konsentrasi dekat kelarutan max
Klorobutanol
Kelarutan dalam air rendah Akan berdifusi melalui kemasan
Alkohol aromatik : 0,5 - 0,9% or 0,5% polietilen low-density, kadang2
digunakan dalam kombinasi dengan
Feniletil alkohol pengawet lain.
PENGISOTONIS
• Pengisotonis yang dapat digunakan adalah NaCl,
KCl, glukosa, gliserol dan dapar (Codex, 161-
165). Rentang tonisitas yang masih dapat
diterima oleh mata :
• FI IV : 0,6 – 2,0% RPS dan RPP : 0,5 – 1,8%
• AOC : 0,9 – 1,4% Codex dan Husa : 0,7 – 1,5%
• Tapi usahakan berada pada rentang 0,6 – 1,5%
1. Cairan pembawa
• Umumnya digunakan air. Cairan pembawa
sedapat mungkin mempunyai pH antara 5,5 –
7,5; kapasitas dapar sedang, isotonis atau
hampir isotonis.
• Minyak lemak atau minyak mineral tidak boleh
digunakan sebagai cairan pembawa obat tetes
hidung (FI III, hal 10)
2. Pensuspensi (FI III hlm 10)
• Dapat digunakan sorbtan (span), polisorbat
(tween) atau surfaktan lain yang cocok, kadar
tidak boleh melebihi 0,01 % b/v.
5. Tonisitas
• Larutan sebaiknya dibuat isotonis (0,9 % NaCl)
atau sedikit hipertonis dengan memakai NaCl
atau dekstrosa.
EVALUASI