Anda di halaman 1dari 41

DINKES PROVINSI JABAR

JL. TERNATE 2 BANDUNG

PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS


SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2007
LATAR BELAKANG

 Pada umumnya 10 - 15% limbah yang dihasilkan oleh


sarana pelayan kesehatan, adalah limbah medis.
 Limbah medis kebanyakan sudah terkontaminasi oleh
bakteri, virus, racun dan bahan radioaktif yang
berbahaya bagi manusia dan makhluk lain disekitar
lingkungannya. Jadi limbah medis dapat
dikategorikan sebagai limbah infeksius dan masuk
pada klasifikasi limbah bahan berbahaya dan beracun
 Untuk mencegah terjadinya dampak negatif limbah
medis tersebut terhadap masyarakat atau lingkungan,
maka perlu dilakukan pengelolaan secara khusus
PERATURAN PEMERINTAH & PEDOMAN

 PERATURAN PEMERINTAH
 UU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
 UU No 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
 PP No 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan B3
 Kepmenkes No 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit
 PEDOMAN
 Safe management of wastes from health care activities, WHO,
1999
 Pedoman pengelolaan limbah medis pda sarana pelayanan
kesehatan, Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2003
 Pedoman pengelolaan limbah medis tajam di Pusat Kesehatan
Masyarakat, Depkes, 2006
 Sarana Pelayanan Kesehatan adalah sarana kesehatan yang
dimiliki oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, yayasan
yang memberi pelayanan kesehatan kepada individu atau masyarakat
yang memerlukannya dengan atau tanpa dipungut biaya

 Limbah Medis adalah hasil kegiatan sarana pelayanan kesehatan


yang mempunyai salah satu karakteristik limbah bahan berbahaya
dan beracun (B3) dan berpotensi lebih besar untuk menimbulkan
bahaya kesehatan terhadap individu maupun masyarakat, yang terdiri
dari limbah infeksius, limbah patologik, benda tajam, limbah farmasi,
limbah genotoksik, limbah bahan kimia, limbah logam berat, limbah
kontainer bertekanan dan limbah radioaktif
 Salah satu karakteristik limbah B3 adalah:
Mudah meledak; mudah terbakar; bersifat reaktif; beracun; menyebabkan
infeksi; dan bersifat korosif.
KATEGORI LIMBAH

 Limbah Infeksius
 Limbah yang dicurigai mengandung bahan patogen contoh kultur
laboratorium, limbah dari ruang isolasi, kapas, materi atau
peralatan yang tersentuh pasien yang terinfeksi, ekskreta

 Limbah Patologis
 Jaringan atau potongan tubuh manusia,
contoh bagian tubuh, darah dan cairan tubuh
yang lain termasuk janin
KATEGORI LIMBAH

 Limbah Benda Tajam


 Limbah benda tajam, contoh jarum, peralatan infus, skalpel, pisau,
potongan kaca

 Limbah Farmasi
 Limbah yang mengandung bahan farmasi
contoh obat-obatan yang sudah kadaluwarsa
atau tidak diperlukan lagi, item yang tercemar
atau berisi obat
KATEGORI LIMBAH

 Limbah Genotoksik
 Limbah yang mengandung bahan dengan sifat genotoksik contoh
limbah yang mengandung obat-obatan sitostatik (sering dipakai
dalam terapi kanker) zat kimia genotoksik. Produk bersifat
genotoksik yang paling banyak digunakan untuk sarana
pelayanan kesehatan:
• Golongan Karsinogenik
– Benzen
• Obat Sitotoksik
– Azatioprin, Klorambusil, Siklosporin, Siklofosfamid, Melfalan, Semustin,
Tamoksifen, Tiotepa, Treosulfan
• Golongan yang kemungkinan karsinogenik
– Azacitidine, bleomycin, carmustine, chloramphenicol, chlorozotocin,
cisplatin, dacarbazine, daunorubicin, dihydroxymethylfuratrizine (e.g.
Panfuran S—no longer in use), doxorubicin, lomustine, methylthiouracil,
metronidazole, mitomycin, nafenopin, niridazole, oxazepam, phenacetin,
phenobarbital, phenytoin, procarbazine hydrochloride, progesterone,
sarcolysin, streptozocin, trichlormethine
KATEGORI LIMBAH

 Limbah Kimia
 Limbah yang mengandung bahan kimia contoh reagen di
laboratorium, desinfektan yang kadaluwarsa atau sudah tidak
diperlukan, solven. Limbah ini dikategorikan limbah berbahaya jika
memiliki beberapa sifat (toksik, korosif (pH<2 atau pH>12), mudah
terbakar, reaktif (mudah meledak, bereaksi dengan air, rawan
goncangan), genotoksik
 Limbah dengan kandungan logam berat tinggi
 Baterai, thermometer yang pecah, alat pengukur tekanan darah
 Wadah bertekanan
 Tabung gas anestesi, gas cartridge, kaleng aerosol, peralatan
terapi pernafasan, oksigen dalam bentuk gas atau cair
 Limbah Radioaktif
 Limbah yang mengandung bahan radioaktif contoh cairan yang
tidak terpakai dari terapi radioaktif atau riset di laboratorium
SUMBER LIMBAH MEDIS

 Unit pelayanan kesehatan dasar


 Unit pelayanan kesehatan rujukan
 Unit pelayanan kesehatan penunjang
 Unit pelayanan non kesehatan

LABORATORIUM

RUMAH SAKIT

PUSKESMAS

SALON KECANTIKAN
TUJUAN

 Umum
Untuk mereduksi kuantitas dan kualitas polutan dari
limbah (fisik, kimia, dan biologis), semaksimal mungkin
 Khusus
 Menghilangkan agen penyakit (fisik, kimia & biologi)
 Mencegah terjadinya cidera
 Mencegah pencemaran lingkungan
DAMPAK LIMBAH MEDIS

 Dampak Limbah Medis


 Pajanan limbah medis dapat mengakibatkan penyakit atau
cidera sesuai dengan karakteristik limbah,
• Bahaya Biologis
Petugas pengelolaan limbah medis dapat terkontaminasi oleh bahan
infeksius melalui penetrasi/kontak kulit
• Bahaya Fisik
Tertusuk jarum, tergores jarum suntik
• Bahaya Kimiawi
Terkontaminasi bahan kimia berupa reagen dari lab. at kimia genotoksik,
PENGENDALIAN LIMBAH MEDIS

 Pengendalian
– Pengelolaan Teknis 
» Pemilahan limbah (Waste segregation)  memilah berbagai jenis limbah
dengan seksama ke dalam wadah/kantong sesuai jenis limbahnya
» Pengemasan yang sesuai  mencegah tumpahnya limbah dan melindungi
pekerja dari kontak dengan limbah
» Identifikasi limbah  pengemasan, pelabelan agar limbah mudah dikenali
» Tempat penampungan limbah yang sesuai  untuk membatasi akses
orang yang tidak berkepentingan, mencegah kontaminasi area disekitarnya
» Transportasi yang sesuai  mengurangi risiko yang dihadapi pekerja
– Personal hygiene  cuci tangan
– Infeksi Hepatitis  Imunisasi
– Penggunaan APD
– Tindakan pencegahan khusus untuk membersihkan tumpahan zat yang mungkin
berbahaya
RISIKO

 Jenis risiko
 Pajanan limbah medis dapat mengakibatkan penyakit atau cidera sesuai
dengan karakteristik limbah,
• Bahaya Biologis
Petugas pengelolaan limbah medis dapat terkontaminasi oleh bahan infeksius melalui
penetrasi/kontak kulit
• Bahaya Fisik
Tertusuk jarum, tergores jarum suntik
• Bahaya Kimiawi
Terkontaminasi bahan kimia berupa reagen dari lab. Zat kimia genotoksik,
 Mereka yang berisiko
 Semua orang yang terpajan limbah medis kemungkinan besar menjadi
orang yang berisiko, antara lain:
• Dokter,
• Perawat,
• Karyawan/Pegawai,
• Pasien
• pemulung/tukang sampah
• Masyarakat yang terpajan
RESPON KONDISI DARURAT

 Contoh Prosedur Umum Menangani Tumpahan


 Evakuasi area
 Dekontaminasi mata dan kulit orang yang terpajan dengan segera
 Laporkan pada orang yang ditunjuk yang harus mengkoordinasikan tindakan yang diperlukan
 Tentukan jenis tumpahan
 Evakuasi semua orang yang tidak terlibat dalam proses pembersihan jika tumpahan
mengandung zat yang berbahaya
 Berikan pertolongan pertama dan perawatan medis bagi merekan yang cedera
 Amankan area yang terkontaminasi utnuk mencegah pajanan terhadap individu lain
 Sediakan pakaian pelindung yang sesuai bagi pekerja terhadap individu laian
 Batasi penyebaran tumpahan
 Netralisasi atau desinfeksi tumpahan atau materi yang terkontaminasi jika memang
diperlukan
 Kumpulkan semua tumpahan dan materi yang terkontaminasi
 Dekontaminasi (bersihkan) atau desinfeksi area
 Bilas area tersebut dan keringkan dengan kain pel kering
 Dekontaminasi atau desinfeksi semua peralatan yang digunkana
 Lepaskan pakaian pelindung, kemudian dekontaminasi atau desinfeksi pakaian jika perlu
 Cari pertolongan medis jika terjadi pajanan pada materi yang berbahaya selama proses
pembersihan
CONTOH INFEKSI TERPAJAN
LIMBAH MEDIS
 Infeksi gastroenteritis, infeksi saluran pernafasan, infeksi mata,
infeksi kulit, antraks, meningitis, AIDS, demam berdarah,
kandidemia, hepatitis virus A,B,C
 Menurut laporan dari Jepang Kasus akibat tertusuk jarum suntik
mengakibatkan kasus HIV sebanyak 0.3%, Hepatitis B
sebanyak 3%, dan Hepatitis C sebanyak 3-5% (Sumber: WHO,
1999)
 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Centre For Disease
Control And Prevention di Amerika Serikat, Juni 1994 terdapat
39 kasus terinfeksi HIV dengan cara penularan:
• 32 kasus akibat tertusuk jarum suntik,
• 1 kasus akibat teriris pisau terinfeksius
• 1 kasus luka terkena pecahan gelas berisi darah terinfeksius
• 1 kasus akibat kontak dengan benda terinfeksi HIV
• 4 kasus akibat kulit atau membran terkena darah yang terinfeksius
STRATEGI PENGELOLAAN
PENGUMPULAN SAMPAH
SAFETY BOX  JARUM SUNTIK
SISTEM PENGUMPULAN LIMBAH MEDIS
SETEMPAT
DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

-
BP Gigi KL

KANTONG
BP Umum KL
PLASTIK
KIA / KB KL
Khusus
Limbah Medis
Imunisasi KL
- Tertutup
- Diberi LABEL
Laboratorium KL - Tidak Bocor

Posyandu KL Khusus jarum spuit


dimasukkan SAFETY BOX
R. Inap KL

KL = Keranjang Limbah
GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
DI SALAH SATU RUMAH SAKIT DI JAWA BARAT

LIMBAH PADAT Sumber Limbah

Limbah domestik Limbah Medis

Pengumpulan, pemilahan & pewadahan Pengumpulan, pemilahan & pewadahan

Kertas Infeksius, patologis Limbah terpilah


Umum / Residu

Obat/farmasi
Sisa makanan

Plastik, botol, kaleng Benda tajam

Gudang
Daur ulang,pakai, jual TPS Medis
TPS Domestik
Pakan ternak,
kompos Pemanfaatan
TPA Incinerator Terpusat
Daur ulang, daur pakai, jual
GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
DI SALAH SATU RUMAH SAKIT DI JAWA BARAT

LIMBAH CAIR

Sumber Limbah

R. Rawat Inap Poliklinik Umum Lab Farmasi Radiologi HD

Limbah domestik Limbah Medis

Pengumpulan, penyaluran Pengumpulan, penyaluran Pemanfaatan

Pencucian

Septic Tank IPAL Septic Tank


DATA SARANA PELAYANAN KESEHATAN
DI PROVINSI JAWA BARAT 2007

 Jumlah Puskesmas non DTP + DTP 1001


 Jumlah Puskesmas Poned 94
 Jumlah Puskesmas Pembantu 1.475
 Jumlah Puskesmas Keliling 612
 Jumlah Rumah Sakit Pemerintah 37
 Jumlah Rumah Sakit Ponek 12
 Jumlah Rumah sakit Umum BUMN 7
 Jumlah Rumah Sakit TNI/Polri 16
 Jumlah Rumah Sakit Swasta 138
 Jumlah Balai Pengobatan 2.917
 Jumlah Rumah Bersalin 210
PROSENTASE RUMAH SAKIT 
YANG MENGELOLA LIMBAH MEDIS 
PADAT DAN CAIR SECARA AMAN  
PROSENTASE RUMAH BERSALIN
YANG MENGELOLA LIMBAH MEDIS 
PADAT DAN CAIR SECARA AMAN  
PROSENTASE PUSKESMAS
YANG MENGELOLA LIMBAH MEDIS 
PADAT DAN CAIR SECARA AMAN  
PROSENTASE BALAI PENGOBATAN
YANG MENGELOLA LIMBAH MEDIS 
PADAT DAN CAIR SECARA AMAN  
PROSENTASE PRAKTIK DOKTER
YANG MENGELOLA LIMBAH MEDIS 
PADAT DAN CAIR SECARA AMAN  
PROSENTASE PRAKTIK BIDAN
YANG MENGELOLA LIMBAH MEDIS 
PADAT DAN CAIR SECARA AMAN  
KESIMPULAN

 Pengelolaan limbah medis harus dilaksanakan


secara khusus, aman sebelum dibuang ke
lingkungan
 Limbah medis dapat dikelola secara setempat
dan terpusat
 Belum semua sarana pelayanan kesehatan
melaksanakan pengelolaan limbah medis secara
aman
 Setiap petugas, pengawas, pengelola yang
terkait dengan limbah medis wajib menggunakan
alat pelindung diri

Anda mungkin juga menyukai