Mekanisme Pelaksanaan
PROPER(DA)
Disampaikan oleh:
Herry Hamdani
Kabid Industri Logam, Elektronika dan Mesin
Asdep Manufaktur Prasarana dan Jasa
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Pelaksanaan
UU No. 32 tahun 2009
secara terpadu
Pengawasan Transparansi
Penaatan oleh “Public Right
pemerintah to Know”
AMDAL
Program Pemantauan Pendekatan Pendekatan
(RKL/RPL)
(1990) Media Tunggal Multi Media
PROPER
“Program Kali Bersih” PROPER PROPER Multimedia
PROKASIH “PROKASIH” 1998-2002 (Water, Air, EIA, &
(1990) (1995) (dihentikan) Hazardous Wastes)
2002
Krisis Ekonomi
KENDALI dan Politik
“Pengelolaan Limbah B3”
(1995)
PROPER: dari media tunggal menuju
multi media
A
Sistem Manajemen
Lebih Taat Emas ***** Lingkungan Process /
Pemanfaatan Limbah dan Effort Sukarela
B Konservasi Sumber Daya Oriented
Hijau
**** CSR: Community (Upaya)
Development
Taat Biru C Pencemaran Laut
Biru- ***
Pencemaran Air Laut
Result Wajib
Merah D Oriented
Belum Merah - ** Pencemaran Udara
Taat (Hasil)
Hitam Pengelolaan L-B3
E
* Penerapan AMDAL
PROPER:
Mekanisme Insentif dan Disinsentif
Mekanisme Peningkatan Penaatan
Tingkat Peringkat
Penaatan Warna Reaksi Stakeholders Effek
Taat
Biru Neutral
Hitam Diragukan
Tinggi
PROPER
Law
Enforcement
Rendah
China
(2000) Vietnam (2002)
Filipina (1997)
Thailand (2005)
Ghana (2005)
Penilaian dan Pemeringkatan PROPER
PENILAIAN PERINGKAT
EMAS
Passing Grade
Penilaian Beyond Compliance
TAAT BIRU
Kriteria Penaatan Terhadap
Peraturan-peraturan yang dinilai TIDAK TAAT MERAH
dalam PROPER
TIDAK ADA HITAM
UPAYA
Penilaian Penaatan
Prinsip Dasar Penilaian
Process
oriented untuk Fairness
Transparency
aspek lebih dari
Accountable
penaatan
Public Participation
Sistem Penilaian
Bertingkat
Persetujuan
MENLH
Review Dewan
Pertimbangan
Review Eselon I
Pengumuman Tahap 2
Persetujuan MENLH
(Publik)
Peringkat Akhir
Review Dewan
Tanggapan Perusahaan Pertimbangan
Pengumuman Tahap 1
(Internal Perusahaan)
Peringkat
Sementara
Prinsip Dasar Pemeringkatan PROPER
Berita
Raport Acara &
Sementara Sanggaha
Evaluasi n
Data
Pengisian
form &
Pengump
Penapisan ulan form
Peserta &
Sosialisasi
Mengukur ketaatan dalam PROPER
Dokumen/izin
lingkungan
Pengendalian Pengendalian
kerusakan pencemaran
lahan air
PROPER
Kriteria Penaatan
PROPER di atur
Dalam:
Pengendalian
Pengelolaan Lampiran IV
pencemaran
limbah B3 Permen LH No. 3
udara
tahun 2014
Dokumen Lingkungan/Izin
Lingkungan
Memastikan bahwa dalam menjalankan kegiatannya,
industri/badan usaha dilengkapi dengan izin lingkungan yang
syah;
Ketaatan Terhadap
Ketaatan Terhadap
Jumlah Data tiap
Parameter yang
Parameter yang
Dipantau
dilaporkan
Ketaatan Terhadap
Ketaatan Terhadap Pemenuhan Baku
Titik Penaatan HASIL ANALISIS AIR LIMBAH
Mutu
Ketaatan
Ketaatan
Ketaatan
Terhadap Izin
PPA Terhadap
Ketentuan Teknis
DASAR KEBIJAKAN NASIONAL
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
• “Setiap orang berhak ... mendapatkan lingkungan hidup yang baik
UUD’45 dan sehat...”(Pasal 28H ayat (1)).
• “Perkonomian nasional ...., berkelanjutan, berwawasan
lingkungan,...”(Pasal 33 ayat (4))
Permen/ Baku Mutu Limbah Cair, Baku Mutu Air Limbah, Izin
Kepmen LH pembuangan air limbah, dll
26
KEWAJIBAN PELAKU USAHA/KEGIATAN DALAM
PENGENDALIAN PENCEMARAN
1. Baku Mutu LH
2. Kriteria Baku Kerusakan LH
3. Amdal/UKL-UPL
4. Perizinan
Pencegahan 5. Audit Lingkungan
6. Instrumen lain sesuai perkembangan Ilmu
PENGENDALIAN
Pengetahuan
10. Memisahkan saluran pembuangan limbah cair dan limpahan air hujan (Ps 8 PerMENLH No. 06/2007)
11. Melakukan pencatatan produksi bulanan senyatanya (Ps 8 PerMENLH No. 06/2007)
12. Membuat rencana penanggulangan pencemaran air pada keadaan darurat dan atau keadaan yang tidak
terduga lainnya
13. Melakukan penanggulangan dan pemulihan apabila terjadi pencemaran air pada keadaan darurat dan atau
keadaan yang tidak terduga lainnya (Ps 26 PP 82/2001)
14 Menyampaikan laporan tentang penaatan pembuangan air limbah ke air atau sumber air yang meliputi debit
harian, kadar parameter Baku Mutu Limbah cair, produksi bulanan senyatanya kepada Bupati/Walikota
dengan tembusan Menteri sekurang-kurangnya sekali dalam 3 bulan (Ps 34 PP 82/2001 Ps 8 PerMENLH
No. 06/2007)
15 Tidak memberikan informasi palsu, menyesatkan, menghilangkan informasi, merusak informasi, atau
memberikan keterangan yang tidak benar
Kewajiban Pelaku Usaha/Kegiatan dalam
Pengendalian Pencemaran Air
15. Tidak melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup
(UU 32/2009)
16. Tidak membuang limbah padat dan atau gas ke dalam air dan atau sumber air ( Ps 42 PP 82/2001)
17. Tidak membuang secara sekaligus dalam satu saat atau melepaskan dadakan
(Ps 38 PP 82/2001)
18. Tidak membuang air limbah yang melebihi baku mutu yang sudah ditetapkan
(Ps 38 PP 82/2001)
19. Tidak melakukan pengenceran air limbah dalam upaya penaatan batas kadar yang dipersyaratkan
termasuk mencampurkan buangan air bekas pendingin ke dalam aliran pembuangan limbah cair
(Ps 8 PerMENLH No. 06/2007)
20. Baku mutu air limbah setiap saat tidak boleh terlampaui
(Kepmen No. 51 th. 1995 Pasal 2 Ayat (5))
21 Laboratorium lingkungan yang digunakan untuk analisa pemantauan air limbah adalah laboratorium yang
sudah terakreditasi yang ditunjuk oleh Gubernur. Jika Gubernur belum menunjuk laboratorium lingkungan
maka analisis dilakukan oleh laboratorium lingkungan yang ditunjuk Menteri (PP no. 82 tn. 2001
Keputusan/Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup tentang Pengendalian Pencemaran Air
BMAL Sektor Manufaktur
Prasarana dan Jasa BMAL Sektor agroindustri
• No.51/1995 BMLC Bagi Kegiatan Industri. • KepmenLH No.28/2003 tentang Pedoman
• No.52/1995 BMLC Bagi Kegiatan Hotel. Teknis Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah
dari Industri Minyak Sawit pada Tanah di
• No.58/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair
Perkebunan Kelapa Sawit.
Bagi Kegiatan Rumah Sakit.
• KepmenLH No.29/2003 tentang Pedoman
• No. 12/2003 BMAL Domestik.
dan Tata Cara Perizinan Pemanfaatan Air
• No. 122/2004 tentang Perubahan Atas Limbah Industri Minyak Kelapa Sawit pada
KepmenLH No. 51/1995. Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit.
• No.10/2006 BMAL Industri Vinyl Chloride • BMAL: Rumah Pemotongan; Pengolahan
Monomer dan Poly Vinyl Chloride. Hasil Perikanan; Pengolahan Buah-Buahan
• No.08/2007 BMAL Industri Petrokimia Hulu. dan/atau Sayuran.; Pengolahan Rumput
• No.09/2007 BMAL Industri Rayon. Laut; Pengolahan Kelapa; Pengolahan
• No.10/2007 BMAL Industri PTA dan PTE. Daging; Pengolahan Kedelai; Pengolahan
• No.16/2008 BMAL Industri Keramik. Obat Tradisional/Jamu; Peternakan Sapi
dan Babi; Industri Minyak Goreng; Industri
• No.10/2009 BMAL Industri Oleokimia Dasar.
Gula; Industri Rokok dan/atau Cerutu
• No.03/2010 BMAL Bagi Kawasan Industri
Baku Mutu Lingkungan Hidup
Pengendalian Pencemaran Air
BMAL Sektor Pertambangan, Energi dan BMAL Sumber
Migas Non Spesifik
• KepmenLH No.113/2003 BMLC Pertambangan Batu Bara.
• KepmenLH No.202/2004 BMLC Pertambangan Bijih Emas
atau Tembaga
• Permen LH No.04/2006 BMLC Pertambangan Bijih Timah.
?
• Permen LH No.09/2006 BMLC Pertambangan Bijih Nikel.
• Permen LH No.04/2007 BMLC Kegiatan Minyak dan Gas
Serta Panas Bumi.
• Permen LH No.08/2009 BMAL Pembangkit Listrik Tenaga
Termal.
• Permen LH No.21/2009 BMAL Pertambangan Bijih Besi
• Permen LH No.34/2009 BMAL Pertambangan Bijih Bauksit
• Permen LH No.19/2010 BMAL Minyak dan Gas
• Permen LH No.13/2007 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pengelolaan Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan
Hulu Minyak dan Gas Serta Panas Bumi Dengan Cara
Injeksi.
PERMEN NO. 05 TAHUN 2014 TENTANG
BAKU MUTU AIR LIMBAH
46 jenis kegiatan
Lampiran XLVII pengganti Lampiran C
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
• Memastikan apakah industri/badan usaha melakukan pengelolaan air
limbah yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
Mengha Kuanti
Tujuan Opera
silkan tas Air Peman Pelapo
air Limba
Pengel si tauan ran
limbah? olaan IPAL
h
• Sampling &
frekuensi
Sumber: • reuse 100%; • Melakukan
IPAL: • Analisis &
- Proses Mengetahui • kawasan; pelaporan;
• Kapasitas metodologi
• Proses kering; • Frekuensi
Produksi; volume air • Konstruksi • Laboratorium;
• Pembuangan pelaporan;
- Utilitas; limbah yang • Operasional • Monitoring
kelingkungan • pemenuhan
- Domestik; harus dikelola • Kinerja harian
• Pemanfaatan baku mutu;
- Lainnya • Kelengkapan • Baku mutu;
• Pemantauan
lingkungan
Penilaian PROPER
Aspek Pengendalian Pencemaran Air
1. Ketaatan Terhadap Izin
2. Ketaatan Terhadap Titik Penaatan
3. Ketaatan Terhadap Parameter yang Dipantau
4. Ketaatan Terhadap Jumlah Data tiap Parameter yang
dilaporkan
5. Ketaatan Terhadap Pemenuhan Baku Mutu :
a. Data Swapantau
b. Data Primer
6. Ketaatan Terhadap Ketentuan Teknis
1. Kriteria Ketaatan Terhadap Izin
Catatan:
1. Bagi industri yang seluruh air limbahnya diserahkan ke pengolah air limbah di kawasan, maka tingkat ketaatan
dinyatakan 100% (disertai bukti kontrak kerjasama pengelolaan air limbah dengan pihak kawasan/estate
regulation).
2. Bagi industri minyak dan gas (migas) yang telah melakukan injeksi air terproduksi untuk menjaga tekanan
(pressure maintenance) ke formasi maka tingkat ketaatan 100%.
3. Reuse atau daur ulang (recycle) 100% air limbah dan sudah dilengkapi Standar Operasional Prosedur (SOP)
pengelolaan air limbah dan pencatatan (logbook) pengelolaan air limbah, maka tingkat ketaatan dinyatakan 100%.
4. Memiliki IPLC ke laut, namun tidak melakukan pemantauan kualitas air laut sesuai dengan IPLC.
3. Kriteria Ketaatan terhadap parameter yang dipantau
Biru Merah Hitam
a. Memantau 100% seluruh a. Memantau kurang dari 100% parameter
parameter yang dipersyaratkan yang dipersyaratkan sesuai dengan:
sesuai dengan: 1) izin pembuangan air limbah;
1) izin pembuangan air limbah; dan 2) baku mutu nasional atau provinsi,
2) baku mutu nasional atau provinsi;
Khusus untuk industri sawit
yang menerapkan aplikasi lahan,
khusus untuk industri sawit yang parameter yang dipantau untuk air limbah
menerapkan aplikasi lahan, yang di aplikasi, air tanah dan tanah <
parameter yang dipantau untuk air 90%. (untuk parameter pH dan BOD harus
limbah yang di aplikasi, air tanah dan dipantau).
tanah > 90%. (untuk parameter pH
Kewajiban
dan BOD harus terpantau). b. Tidak melakukan pengukuran Pengukuran :
parameter pH , TSS, COD dan debit harian a. Bulanan :
b. Melakukan pengukuran parameter bagi perusahaan yang mempunyai parameter sesuai
pH, TSS, COD dan debit harian bagi kewajiban pengukuran harian dalam baku mutu
perusahaan yang mempunyai air limbah
kewajiban pengukuran harian. c. Tidak menghitung beban pencemaran. b. Harian : sesuai yang
c. Menghitung beban pencemaran dipersyaratkan per
jenis industri
misalnya : debit,
pH, TSS (untuk
pertambangan) dan
COD (untuk industri
kimia)
Ketaatan terhadap parameter yang dipantau.
Catatan:
1. Khusus industri manufaktur, prasarana, dan jasa parameter total zat
padat larut atau Total Dissolve Solid (TDS) tidak dipertimbangkan
dalam penilaian untuk badan air penerima ke laut.
2. Industri pertambangan mangan, menggunakan baku mutu air
limbah tambang nikel.
3. Ketaatan parameter yang dipantau mengikuti hirarki baku mutu:
a. izin pembuangan air limbah yang menetapkan baku mutu air
limbah;
b. daerah (spesifik);
c. nasional (spesifik);
d. yang tercantum dalam dokumen Amdal atau UKL-UPL; dan
e. sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun
1995 pada Lampiran C Golongan 1.
4. Ketaatan terhadap jumlah data tiap parameter yang dilaporkan
Parameter Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Peb Mrt Apr Mei Jun Jmlh Ada Per
data data sen
pH 7 7 8 7 8 8 8 7 7 8 X X 10 10 100
BOD 22 23 27 25 18 - - 32 21 26 X X 10 8 80
COD - - - - - - - - - - X X 10 0 0
TSS 47 - 34 45 36 47 40 43 34 45 X X 10 9 90
5. Ketaatan Terhadap Baku Mutu Air Limbah
B. Data Primer
Perusahaan dapat melakukan split sampel terhadap data yang diambil
Tim Proper.
Pengambilan split sampel harus dituliskan dalam berita acara
pengawasan
Contoh Evaluasi Ketaatan terhadap pemenuhan
BMAL data per-parameter (1)
Param Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Peb Mrt Apr Mei Jun BMAL Data
%
eter
pH 7 7 8 7 8 10 8 7 7 8 7 7 6-9 12 11 92
BOD 25 19 28 20 15 30 34 22 19 23 27 20 30 12 11 92
COD 40 39 47 33 30 40 49 55 33 46 - 36 50 11 10 91
TSS 44 36 38 45 36 47 40 43 34 54 - 45 50 11 10 91
Para
meter
Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Peb Mrt Apr Mei Jun BMAL Data
%
pH 7 7 8 7 8 8 8 7 7 8 X X 6-9 10 10 100
BOD 22 23 27 25 18 - - 32 21 26 X X 30 8 7 88
COD - - - - - - - - - - X X 50 0 0 0
TSS 47 - 34 45 36 47 40 43 34 45 X X 50 9 9 100
Contoh Evaluasi Ketaatan terhadap data
per-parameter yang dilaporkan (2)
Param Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Peb Mrt Apr Mei Jun BMAL Data
%
eter
pH 9 8 8 7 7 7 8 8 8 7 8 7 6-9 12 11 100
BOD 23 29 18 24 25 23 27 28 21 21 26 22 30 12 11 100
COD 45 49 37 43 40 44 52 55 32 41 40 33 50 12 10 83
TSS 36 35 36 41 32 43 48 48 36 43 31 42 50 12 12 100
Para
meter
Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Peb Mrt Apr Mei Jun BM
AL
Data
%
pH 7 8 9 9 8 7 7 8 8 9 7 100 6-9 12 12 100
BOD 24 22 23 27 28 18 21 20 23 34 46 152 30 12 9 75
COD 41 36 43 31 42 41 32 43 40 48 88 212 50 12 10 83
TSS 40 39 55 33 30 40 49 45 33 74 105 204 50 12 8 67
5. Kriteria Ketaatan Terhadap pemenuhan baku mutu
Biru Merah Hitam
a. Data swapantau perusahaan 1) Data hasil pemantauan memenuhi < Melampaui Baku
(sekunder)
1) Data hasil pemantauan ≥ 90 % baku mutu 90 % baku mutu dalam satu periode Mutu dan sudah
dalam satu periode penilaian untuk penilaian untuk setiap parameter pada pernah dikenakan
setiap parameter pada setiap titik setiap titik penaatan. Data hasil sanksi
penaatan. Data hasil pemantauan pemantauan parameter pH harian administrasi.
parameter pH harian dan/atau debit
harian dan/atau TSS harian dan/atau COD dan/atau debit harian dan/atau TSS
harian memenuhi ≥ 95% ketaatan dari harian dan/atau COD harian Catatan:
data rata-rata harian yang dilaporkan memenuhi < 95% ketaatan dari 1. Pengambilan sampel
setiap bulan dalam kurun waktu satu air limbah oleh tim
tahun. data rata-rata harian yang dilaporkan
Proper;
2) Untuk kegiatan pertambangan di lepas setiap bulan dalam kurun waktu satu 2. Perusahaan dapat
pantai (off shore), Titik penaatan ambient tahun. melakukan split sample
air laut sesuai dengan Amdal. Data hasil 2) Data hasil pemantauan parameter dan wajib membuat
pemantauan parameter TSS dan berita acara pengambilan
kekeruhan memenuhi ≥ 95% ketaatan. TSS dan kekeruhan memenuhi < 95% split sample.
3) Pemenuhan beban pencemaran dalam ketaatan. 3. industri tambang
peraturan telah memenuhi ≥ 90% 3) Pemenuhan Beban pencemaran timah dengan kapal
ketaatan. keruk/hisap memenuhi
dalam peraturan telah memenuhi baku mutu TSS dan
< 90% ketaatan. kekeruhan.
4. Khusus rumah sakit
parameter NH3 bebas
b. Data pemantauan tim Proper (primer) Data Data hasil pemantauan terdapat dan fosfat tidak masuk
hasil pemantauan memenuhi 100% baku paramater yang melebihi baku dalam penilaian
mutu pada saat pengambilan sampel pemenuhan baku mutu.
mutu.
dilapangan.
Contoh Matrik Penaatan Parameter,
Pelaporan dan Baku Mutu (1)
PELAPORAN PARAMETER PEMENUHAN BAKU MUTU
No.
4 4 100% 0
1 pH 12 12 100% 1 92% -
1
2 BOD 12 12 100% 92% -
3 COD 12 11 92% 1 91%
4 TSS 12 11 92% 1 91%
Tingkat Ketaatan
Tingkat Ketaatan
Tingkat Ketaatan Pelaporan 92% Parameter 100% Pemenuhan Baku 91%
Mutu 0
Contoh Matrik Penaatan Parameter,
Pelaporan dan Baku Mutu (2)
PELAPORAN PARAMETER PEMENUHAN BAKU MUTU
Jumlah Jumlah
Jumlah
Jumlah data Parameter Jumlah data yang data yang
pemantauan Jumlah yang Paramater tidak
Tingkat Tingkat Tingkat tidak
Parameter sesuai data yang Ketaatan dipantau Pemantaua Ketaatan memenuhi Ketaatan memenuhi Keterangan
peraturan / dilaporkan sesuai n (sesuai baku mutu
izin peraturan Ketentuan) (100 % < x baku mutu
No. ( x > 500%)
/ izin < = 500%)
4 3 75% 0
0
1 pH 10 10 100% 100% -
1
2 BOD 10 8 80% 88% -
3 TSS 10 9 90% 0 100%
Tingkat
Tingkat Ketaatan Pelaporan 80% Tingkat Ketaatan
Parameter 75% Ketaatan
Pemenuhan 88%
Baku Mutu 0
6. Kriteria Ketaatan Terhadap Ketentuan Teknis
a. Menggunakan jasa laboratorium h. Tambahan persyaratan teknis untuk industri
eksternal atau internal yang sudah sawit yang menerapkan aplikasi lahan harus
terakreditasi atau yang ditunjuk oleh memenuhi ketentuan teknis:Dilakukan pada lahan
gubernur. selain lahan gambut;
b. Memisahkan saluran air limbah dengan 1. Dilakukan pada lahan selain lahan dengan
limpasan air hujan. permea bilitas lebih besar 15 cm/jam;
c. Membuat saluran air limbah yang kedap 2. Dilakukan pada lahan selain lahan dengan
air. permeabilitas kurang 1,5 cm/jam;
BIR d. Memasang alat pengukur debit 3. Tidak boleh dilaksanakan pada lahan dengan
U (flowmeter).* kedalaman air tanah kurang dari 2 meter;
e. Tidak melakukan pengenceran. 4. Tidak ada air larian (run off) yang masuk ke
f. Tidak melakukan pembuangan air sungai ;
limbah secara langsung ke lingkungan 5. Tidak melakukan pengenceran air limbah yang
tanpa pengolahan (by pass). dimanfaatkan;
g. Memenuhi seluruh ketentuan yang 6. Tidak membuang air limbah pada tanah di luar
dipersyaratkan dalam sanksi lokasi yang ditetapkan dalam Keputusan;
administrasi. 7. Tidak membuang air limbah ke sungai bila
melebihi ketentuan yang berlaku.
PPU
Ketaatan Terhadap
Pemenuhan BMEU
Ketaatan
terhadap
ketentuan Teknis
Ketaatan Ketaatan
Terhadap Jumlah terhadap Sumber
Data Dilaporkan.Ketaatan TerhadapEmisi (Cerobong)
Jumlah Parameter
Yang Dipantau.
Dasar Kebijakan
Pengendalian Pencemaran Udara
Undang Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
• Kepmen LH No. 45/96 • Permen LH No. 04/2009 ttg • Kepmen LH No. 13/1995 ttg Baku Mutu
ttg Indeks Standar Ambang Batas Emisi Gas Emisi Sumber Tidak Bergerak
Pencemar Udara (ISPU) Buang Kendaraan Bermotor • Kepdal No. 205/1997 ttg Pedoman Teknis
• Kepdal No. Tipe baru Pengendalian Pencemaran Udara dari
107/BAPEDAL/II/1997 • Permen LH No. 07/2009 ttg Sumber Tidak bergerak
Ttg Perhitungan Dan • Kepmen LH No.129/2003 Kegiatan
Ambang Batas Kebisingan
Pelaporan Serta Kendaraan Bermotor Tipe Minyak dan Gas Bumi
Informasi Indeks baru • Kepmen LH No.133/2004 Industri Pupuk
Standar Pencemar • Permen LH No. 7/2007 ttg Baku Mutu Emisi
Udara • Kepmen LH No: KEP
Sumber tidak Bergerak bagi Ketel Uap;
• Kepmen LH 05/MENLH/2006 tentang
• Permen LH No. 17/2008 Industri Keramik
No.48/1996 ttg Baku Ambang Batas Emisi Gas
Buang Kendaraan Bermotor • Permen LH No. 18/2008 industri carbon
Tingkat Kebisingan black;
lama
• KepMen LH No. • Permen LH No. 21/2008 Kegiatan
49/1996 ttg Baku • Kepmen No.252/2004 Pembangkit Tenaga Termal;
Tingkat Getaran tentang Program Penilaian • Permen LH No. 13 Thn 2009 Industri
• KepMen LH 50/1996 Peringkat Hasil Uji Tipe
Minyak dan Gas Bumi Sumber Emisi Proses
ttg Baku Tingkat Emisi Gas Buang kendaraan
Pembakaran;
Kebauan bermotor Tipe Baru
SUMBER KEGIATAN PENGHASIL EMISI
No. SUMBER JENIS KEGIATAN/USAHA
20 m 22 m
12 m
Kriteria Pengendalian Pencemaran Udara
ASPEK PERINGKAT
BIRU MERAH HITAM
1 Ketaatan terhadap Memantau semua Tidak semua sumber emisi -
sumber emisi sumber emisi 100%. dipantau (<100%.)
Catatan:
1. Khusus untuk industri manufaktur, prasarana, jasa dan agroindustri:
a. sumber emisi yang berasal dari proses non pembakaran, emisi yang dipantau diwakili satu cerobong dari
tiap unit produksi dan dilakukan secara bergantian sehingga semua sumber emisi dapat dipantau;
b. sumber emisi yang berasal dari proses kimia wajib dipantau;
c. cerobong yang hanya mengalirkan udara masuk dan udara keluar tidak wajib dipantau
d. cerobong yang hanya mengeluarkan uap air tidak wajib dipantau
2. Pengering (dryer) di industri agro wajib seluruh sumber emisi dipantau.
3. Tungku bakar sawit wajib diukur seluruh sumber emisi serta memenuhi baku mutu sesuai Lampiran V-B
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 1995.
4. Sumber emisi tidak wajib dipantau:
a. Unit pembakaran dalam (genset, pompa transfer (transfer pump engine):
1) kapasitas < 100 HP (76,5 KVA);
2) beroperasi < 1000 jam/tahun;
3) yang digunakan untuk kepentingan darurat, kegiatan perbaikan, kegiatan pemeliharaan < 200 jam/tahun;
atau
4) yang digunakan untuk penggerak derek dan peralatan las.
b. Cerobong gas buang pada laboratorium (exhaust laboratorium fire assay).
5. Khusus kawasan industri wajib melakukan pemantauan ambien pada lokasi atau titik pemantauan sesuai
dengan dokumen lingkungan.
Kriteria Pengendalian Pencemaran Udara
ASPEK PERINGKAT
BIRU MERAH HITAM
2 Ketaatan a. Memantau 100% seluruh Terdapat -
terhadap parameter yang dipersyaratkan: parameter yang
Parameter 1) baku mutu emisi spesifik; dan tidak diukur
2) Non spesifik:
- baku mutu Amdal atau UKL-UPL, atau - atau pemantauan
bakumutu pada Lampiran V huruf B parameter <100%
(Kepmen LH No 13/1995) sesuai persyaratan
- genset mengacu Lampiran I huruf a baku mutu pada
Permen LH No 13/2009); Lampiran VB
b. Emisi proses pembakaran kapasitas < 25 Keputusan
MW atau setara dengan bahan bakar gas, Menteri Nomor 13
tidak wajib mengukur parameter sulfur Tahun 1995 atau
dioksida dan total partikulat jika
kandungan sulfur dalam baku
bahan bakar kurang dari atau mutu spesifik.
sama dengan 0,5% berat.
CATATAN
Catatan Khusus untuk industri agro:
1. Sumber emisi pengering (dryer) dan kamar asap pada industri karet,
untuk yang pembakaran langsung parameter yang diukur SO2, NO2,
Partikulat, NH3, sedangkan yang pembakaran tidak langsung parameter
yang diukur hanya partikulat dan NH3 dengan baku mutu emisi
mengacu pada Lampiran V huruf B Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 13 Tahun1995.
2. Sumber emisi pengering (dryer) pada industri selain industri karet,
untuk yang pembakaran langsung parameter yang diukur: SO2, NO2,
dan Partikulat, sedangkan yang pembakaran tidak langsung parameter
yang diukur hanya partikulat dengan baku mutu emisi mengacu pada
Lampiran V huruf B Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13
Tahun 1995.
3. Kamar asap pada pengolahan ikan, parameter yang diukur SO2, NO2,
dan Partikulat dengan BME mengacu pada Lampiran VB Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 1995.
Kriteria Pengendalian Pencemaran Udara
ASPEK PERINGKAT
BIRU MERAH HITAM
3 Ketaatan a. Melaporkan data secara periodik: a. Pelaporan data Melapo
terhadap 1) Pemantauan CEMS, setiap 3 bulan tersedia pemantauan rkan
data ≥ 75% dari seluruh data pemantauan
jumlah ratarata harian (100%) (data dianggap valid CEMS data
data tiap apabila dalam sehari paling sedikit tersedia 18 setiap 3 bulan palsu
parameter jam pengukuran). tersedia data < dan
2) Pemantauan manual, paling sedikit dilakukan
yang 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan, kecuali 75%. menyeb
dilaporkan proses pembakaran dengan: b. Pelaporan data abkan
a) kapasitas desain < 570 KW pemantauan pemantauan pencem
dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3
(tiga) tahun; manual <100% aran
b) kapasitas desain 570 KW < n < 3 MW selama periode lingkun
pemantauan dilakukan paling sedikit 1 penilaian. gan.
(satu) kali dalam 1 (satu) tahun; c. Tidak
c) kapasitas desain > 3 MW pemantauan
dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 menghitung beban
(enam) bulan; pencemaran untuk
Pelaporan unit ketel uap yang beroperasi < 6 yang
bulan pengujian paling sedikit 1 kali dalam 1
tahun. diwajibkan dalam
b. Menghitung beban pencemaran untuk yang peraturan.
diwajibkan dalam Peraturan
Kriteria Pengendalian Pencemaran Udara
ASPEK PERINGKAT
BIRU MERAH HITAM
4 Ketaatan a. Pemantauan manual a. Pemantauan manual -
terhadap memenuhi baku mutu memenuhi baku mutu
baku 100% tiap sumber emisi. <100% tiap sumber
mutu b. Bagi pemantauan yang emisi.
wajib CEMS, yaitu: data b. Pemantauan CEMS data
hasil pemantauan hasil pemantauan
memenuhi ≥ 95% ketaatan memenuhi <95%
dari data rata-rata harian ketaatan dari data rata-
yang dilaporkan dalam rata harian selama 3
kurun waktu 3 bulan waktu bulan waktu operasi.
operasi. c. Tidak memenuhi beban
c. Memenuhi beban pencemaran dalam
Pencemaran dalam peraturan.
peraturan.
5. Ketaatan Terhadap ketentuan Teknis
a. Menaati semua persyaratan teknis 1.Semen;
cerobong 2.Carbon Black .
b.Memasang dan mengoperasikan CEMs a.Peralatan CEMs beroperasi normal;
bagi industri : b. Semua sumber emisi non fugitive emisi
1.Unit Regenerator Katalis (unit harus dibuang melalui Cerobong;
B Perengkahan katalitik alir);
2.Unit Pentawaran Sulfur;
c. Menggunakan jasa laboratorium
eksternal yang ditunjuk oleh Gubernur;
I
3.Proses pembakaran dengan kapasitas > d. Memenuhi sanksi administrasi sampai
25 MW dan apabila kandungan sulfur > batas waktu yang ditentukan;
dari 2% untuk seluruh kapasitas; e. Jika CEMs rusak wajib melaksanakan
R 4.Peleburan Baja;
5.Pulp & Kertas;
6.Pupuk;
pemantauan kualitas emisi setiap 3
bulan selama maksimal 1 tahun periode
penilaian.
u Catatan:
1. Khusus sumber emisi yang
tidak diwajibkan untuk melakukan
pengukuran parameter partikulat,
posisi lubang sampling pada
cerobong tidak perlu memenuhi
kaidah 8D dan 2D.
1. Tidak menaati semua persyaratan teknis
Merah cerobong;
2. Cerobong unit pembakaran
dalam (genset) dengan diameter
2. Tidak memasang CEMS. dalamnya < 10 cm tidak
Membuang emisi gas buang tidak melalui diwajibkan memiliki lubang
Hitam cerobong; dan Menyebabkan Terjadinya
sampling
Pencemaran lingkungan
Penilaian PROPER
Aspek Pengelolaan limbah B3
Memastikan apakah
Melakukan
limbah B3 yang dihasilkan Menghasilkan
pendataan
Limbah B3?
dikelola sesuai dengan Limbah B3
ketentuan dan persyaratan
sebagaimana diatur dalam Melakukan
penyimpanan
perundang-undangan yang limbah B3
berlaku;
Melakukan Melakukan
pengolahan/pengel pelaporan khusus
olaan Limbah B3? limbah B3?
Penilaian PROPER
Aspek Pengendalian kerusakan lahan
KEGIATAN PASKA
PERTAMBANGAN
PENILAIAN KINERJA LEBIH
DARI TAAT
Penilaian Beyond Compliance
No KOMPONEN PENILAIAN NILAI KETERANGAN
1 Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan 150
Lingkungan
2 Sistem Manajemen Lingkungan 100 -
3 Pemanfaatan Sumber Daya
3.1 Efisiensi Energi 100 Data 4 tahun
3.2 Penurunan Emisi dan Gas Rumah Kaca 100 Data 4 tahun
3.3 Efisiensi Air 100 Data 4 tahun
3.4 Penurunan dan Pemanfaatan Limbah B3 100 Data 4 tahun
3.5 3R sampah/limbah padat 100 Data 4 tahun
3.6 Konservasi Keanekaragaman Hayati 100 Data 4 tahun
4 Pengembangan Masyarakat
a) Tingkat Penilaian Hijau 100 Data 4 tahun
b) Tingkat Penilaian Emas Kualitatif
Basis Penilaian Beyond Compliance
• Kandidat dikelompokkan dalam group sejenis atau
dengan potensi BC yang relatif sama;
• Berdasarkan hasil Penghitungan atas penilaian
dokumen BC:
– 25 persentil teratas untuk kandidat emas
– 25 persentil terendah peringkat Biru;
– 50 persentil menjadi hijau
• Kandidat emas
– Perusahaan dengan kegiatan paling inovatif berpeluang
peringkat emas;
– Lainnya tetap peringkat hijau
Publikasi PROPER di Media Massa
Terima Kasih
Assisten Deputi Pengendalian Pencemaran Manufaktur,
Prasarana dan Jasa
Gedung B Lantai 5
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Jl. D.I. Panjaitan Kav 24 Jakarta 13410
Telp: 62-21-85906677 | Fax : 62-21-85906677