Anda di halaman 1dari 69

Peraturan Perundangan dan

Mekanisme Pelaksanaan
PROPER(DA)

Disampaikan oleh:
Herry Hamdani
Kabid Industri Logam, Elektronika dan Mesin
Asdep Manufaktur Prasarana dan Jasa
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Bandung, 11 Pebruari 2015


OUTLINE
• Apa dan Mengapa PROPER
• Peringkat dalam PROPER
• Lingkup kegiatan PROPER
• Lingkup Penilaian PROPER
• Kualifikasi industri PROPER
• Mengukur “Penaatan” dalam PROPER
• Beyond Compliance PROPER
PROPER
PROPER (Program
Penilaian Peringkat Kinerja
KINERJA
Perusahaan dalam PENAATAN
Pengelolaan Lingkungan
Hidup) adalah program
penilaian terhadap upaya
penanggung jawab usaha Alternatif
dan/atau kegiatan dalam TRANS-
PARANSI
Instrumen
NILAI
TAMBAH
Penaatan
mengendalikan
pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan
hidup, serta pengelolaan
limbah bahan berbahaya K’ERLIBATAN
MASYARAKAT
dan beracun.
Alternatif
Instrumen Mengapa PROPER
Penaatan

Penyebaran Informasi menyebabkan


reaksi dan interaksi antara
pihak-pihak yang terkait

Penyebaran informasi kinerja


Penyebaran kinerja penaatan perusahaan ke publik menciptakan
tingkat penaatan insentif dan disinsentif reputasi
Perusahaan pada
skala nasional dapat tekanan kepada perusahan dengan
meningkatan tingkat kinerja jelek, dan penghargaan
penaatan perusahaan bagi yang berkinerja baik.

Penyebaran tingkat penaatan berskala


nasional lebih efektif dibandingkan
pada skala lokal
2. Ruang Lingkup PROPER

Pelaksanaan
UU No. 32 tahun 2009
secara terpadu
Pengawasan Transparansi
Penaatan oleh “Public Right
pemerintah to Know”

Penerapan perangkat kebijakan


preemtive, preventif dan proaktif
dalam Pengelolaan lingkungan

Penyampaian Peran Serta


informasi oleh Masyarakat
Perusahaan
PROPER:
Dari penaatan media tunggal
menuju multi media

AMDAL
Program Pemantauan Pendekatan Pendekatan
(RKL/RPL)
(1990) Media Tunggal Multi Media

PROPER
“Program Kali Bersih” PROPER PROPER Multimedia
PROKASIH “PROKASIH” 1998-2002 (Water, Air, EIA, &
(1990) (1995) (dihentikan) Hazardous Wastes)
2002

Program Langit Biru


(1995)

Krisis Ekonomi
KENDALI dan Politik
“Pengelolaan Limbah B3”
(1995)
PROPER: dari media tunggal menuju
multi media

Media tunggal Multi Media


• Lebih mudah dilakukan • Lebih komplek dan
• Waktu lebih pendek dan membutuhkan inspektur
yang berpengalaman
biaya yang dibutuhkan • Waktu dan biaya yang
lebih murah dibutuhkan lebih lama
• Tidak dan besar
• Mencerminkan kinerja
mencerminkan penaatan yang lebih
kinerja penaatan lengkap
atau pengelolaan
lingkungan secara
keseluruhan
PROPER:
Tingkat penaatan dalam 5 Peringkat Warna

Penilaian Kinerja Penaatan


Tingkat Alternatif Jenis
Penaatan Peringkat Area Metoda Penaatan

A
Sistem Manajemen
Lebih Taat Emas ***** Lingkungan Process /
Pemanfaatan Limbah dan Effort Sukarela
B Konservasi Sumber Daya Oriented
Hijau
**** CSR: Community (Upaya)
Development
Taat Biru C Pencemaran Laut
Biru- ***
Pencemaran Air Laut
Result Wajib
Merah D Oriented
Belum Merah - ** Pencemaran Udara
Taat (Hasil)
Hitam Pengelolaan L-B3
E
* Penerapan AMDAL
PROPER:
Mekanisme Insentif dan Disinsentif
Mekanisme Peningkatan Penaatan
Tingkat Peringkat
Penaatan Warna Reaksi Stakeholders Effek

Lebih Taat Emas Penghargaan dari pekerja, pemegang Insentif Reputasi


saham, investor masyarakat sekitar
fasilitas, dan pelanggan
Hijau

Taat
Biru Neutral

Belum Taat Merah Tekanan dari para pekerja, pemegang Disinsentif


saham, investor masyarakat sekitar reputasi
Hitam fasilitas, dan pelanggan
Peranan perbankan dalam mendorong
penaatan melalui PROPER

Kriteria Komponen Lingkungan


Berdasarkan SEBI NO 7I3IDPNP Tanggal 31januari 2005
Mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum
Penetapan Kualitas Kredit

Peringkat Perusahaan Prospek Usaha

Emas, HIjau, dan Biru Lancar

Merah Dalam perhatian khusus

Merah dua kali Kurang lancar


atau lebih

Hitam Diragukan

Hitam dua kali Macet


atau lebih
Peta Strategis “PROPER” dan
Penegakan Hukum Lingkungan

Tinggi
PROPER

Law
Enforcement

Rendah

Waktu Biaya Keterlibatan Keterlibatan Nilai tambah bagi Hubungan antara


Publik Stakeholder lain stakeholder Stakeholders
Dari Indonesia menuju
berbagai belahan dunia

China
(2000) Vietnam (2002)
Filipina (1997)
Thailand (2005)

India Indonesia (1995)


(2002)

Ghana (2005)
Penilaian dan Pemeringkatan PROPER
PENILAIAN PERINGKAT

EMAS

Sistem Pemanfaatan Community Passing Grade


Manajemen Development
Sumber Daya HIJAU
Lingkungan

Passing Grade
Penilaian Beyond Compliance

TAAT BIRU
Kriteria Penaatan Terhadap
Peraturan-peraturan yang dinilai TIDAK TAAT MERAH
dalam PROPER
TIDAK ADA HITAM
UPAYA
Penilaian Penaatan
Prinsip Dasar Penilaian

Result oriented Berkeadilan Dapat


untuk aspek dipertanggung
penaatan jawabakan

Process
oriented untuk Fairness
Transparency
aspek lebih dari
Accountable
penaatan
Public Participation
Sistem Penilaian
Bertingkat

Sistem Peran serta


masyarakat
Pengumuman
Bertingkat Transparan
Prinsip Dasar Penilaian

Pencemaran Pencemaran udara


air dan laut
Penerapan AMDAL
PengelolaanL-B3

Aspek Penaatan 1. Result oriented


(Compliance) 2. Sistem Gugur

Penerapan SML Penerapan Comdev/CSR

Aspek Lebih dari Penaatan 1. Process oriented


(Beyond Compliance) 2. Sistem Pembobotan

Pemanfaatan limbah dan konservasi


Prinsip Dasar Penilaian

Multi Tier Review


Sistem penilaian bertingkat

Persetujuan
MENLH

Review Dewan
Pertimbangan

Review Eselon I

Review Tim Teknis


Prinsip Dasar Penilaian

Two Tier Rating :


Sistem pengumuman peringkat bertahap

Pengumuman Tahap 2
Persetujuan MENLH
(Publik)

Peringkat Akhir

Review Dewan
Tanggapan Perusahaan Pertimbangan

Pengumuman Tahap 1
(Internal Perusahaan)

Peringkat
Sementara
Prinsip Dasar Pemeringkatan PROPER

N Aspek Penilaian Peringkat Peringkat Peringkat Peringkat


o
1 Izin Lingkungan BIRU MERAH MERAH MERAH
2 Pengendalian BIRU BIRU HITAM MERAH
Pencemaran Air
3 Pengendalian BIRU BIRU BIRU MERAH
Pencemaran Udara
4 Pengelolaan Limbah BIRU BIRU MERAH HITAM
B3
5 Pengendalian - - - -
Kerusakan Lahan
PERINGKAT RAPORT BIRU MERAH HITAM HITAM
Prioritas Industri Peserta PROPER
Kriteria Industri: Jumlah Industri ditetapkan
1) wajib Amdal/UKL-UPL; mengacu pada:
2) produk Ekspor; 1) kriteria peserta PROPER;
3) terdaftar dalam pasar bursa; 2) rencana strategis
4) menjadi perhatian masyarakat, Kementerian Lingkungan
baik dalam lingkup regional Hidup atau rencana strategis
maupun nasional; pelaksanaan PROPER;
5) skala kegiatan berdampak 3) usulan dari unit-unit kerja
terhadap lingkungan; dan/atau terkait yang didasarkan pada
kepentingan pelaksanaan
6) sukarela menjadi peserta
kebijakan pengendalian
PROPER.
pencemaran; dan
4) usulan dari pemerintah
provinsi dan kabupaten/kota.
Peran Dewan Pertimbangan PROPER
1. Menjaga kredibilitas pelaksanaan PROPER, disamping
penerapan sistem penilaian bertingkat (multi tier internal peer
review system of assessment)

2. Bersifat independen yang mewakili Perguruan tinggi, LSM


Lingkungan, Tokoh Lingkungan, Media Massa, dan Lembaga
Internasional

3. Tugas dan fungsi :

– Melakukan verifikasi terhadap peringkat penilaian kinerja


perusahaan yang telah dinilai oleh Tim Teknis PROPER;
– Melaporkan hasil verifikasi penilaian peringkat kinerja perusahaan
kepada MENLH sebagai bahan pertimbangan dalam penetapan
peringkat kinerja perusahaan;
– Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan PROPER
atas petunjuk MENLH
PELAKSANAAN PROPER 2013-2014
Pengawasan
PROPER
Pelaksana Inspeksi
Pengawasan Penilaian Pengawasan 1 orang pengawas
oleh KLH Mandiri oleh Provinsi PPA & PPU
1 orang pengawas
Berita Acara Berita Acara PLB3
Pengawasan Pengawasan 1 orang pengawas
Kab/Kota
Rapor
Sementara
Penapisan Hijau-Emas
Sanggahan
Penilaian Hijau-Emas
Rapor Final
Penilaian Mandiri (Self Assessment)
Berlaku untuk industri:
• Peringkat biru (100%) 3 kali berturutan
• Peringkat hijau tahun sebelumnya
• Peringkat emas tahun sebelumnya

Berita
Raport Acara &
Sementara Sanggaha
Evaluasi n
Data
Pengisian
form &
Pengump
Penapisan ulan form
Peserta &
Sosialisasi
Mengukur ketaatan dalam PROPER

Dokumen/izin
lingkungan

Pengendalian Pengendalian
kerusakan pencemaran
lahan air
PROPER
Kriteria Penaatan
PROPER di atur
Dalam:
Pengendalian
Pengelolaan Lampiran IV
pencemaran
limbah B3 Permen LH No. 3
udara
tahun 2014
Dokumen Lingkungan/Izin
Lingkungan
Memastikan bahwa dalam menjalankan kegiatannya,
industri/badan usaha dilengkapi dengan izin lingkungan yang
syah;

Memiliki Komitmen Melaksanakan


Mewadahi
dokumen Pengelolan Pengelolaan Melakukan
kegiatan
lingkungan & Dampak dampak pelaporan?
existing?
syah ? Lingkungan lingkungan?
PENILAIAN PROPER
ASPEK PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Ketaatan Terhadap
Ketaatan Terhadap
Jumlah Data tiap
Parameter yang
Parameter yang
Dipantau
dilaporkan
Ketaatan Terhadap
Ketaatan Terhadap Pemenuhan Baku
Titik Penaatan HASIL ANALISIS AIR LIMBAH
Mutu

Ketaatan
Ketaatan
Ketaatan
Terhadap Izin
PPA Terhadap
Ketentuan Teknis
DASAR KEBIJAKAN NASIONAL
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
• “Setiap orang berhak ... mendapatkan lingkungan hidup yang baik
UUD’45 dan sehat...”(Pasal 28H ayat (1)).
• “Perkonomian nasional ...., berkelanjutan, berwawasan
lingkungan,...”(Pasal 33 ayat (4))

Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan


UU 32/2009 lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian
fungsi lingkungan hidup. Pasal 13 ayat (1) UU PPLH.

Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan


PP 82/2001
Pengendalian Pencemaran Air

Permen/ Baku Mutu Limbah Cair, Baku Mutu Air Limbah, Izin
Kepmen LH pembuangan air limbah, dll
26
KEWAJIBAN PELAKU USAHA/KEGIATAN DALAM
PENGENDALIAN PENCEMARAN
1. Baku Mutu LH
2. Kriteria Baku Kerusakan LH
3. Amdal/UKL-UPL
4. Perizinan
Pencegahan 5. Audit Lingkungan
6. Instrumen lain sesuai perkembangan Ilmu
PENGENDALIAN

Pengetahuan

a. Pemberian informasi peringatan pencemaran dan/atau


kerusakan LH kepada Masyarakat.
Penanggulangan b. Pengisolasian pencemaran dan/atau kerusakan LH
c. Penghentian sumber pencemar dan/atau kerusakan LH
d. Cara lain sesuai perkembangan Ilmu Pengetahuan

a. Penghentian sumber pencemar dan pembersihan


unsur pencemar;
Pemulihan b. Remediasi;
c. Rehabilitasi;
d. Restorasi;
e. Cara lain sesuai perkembangan Ilmu Pengetahuan
BAKU MUTU LINGKUNGAN HIDUP
• Penentuan terjadinya pencemaran • Baku Mutu Air Limbah Daerah
lingkungan hidup diukur melalui ditetapkan dengan Peraturan Daerah
baku mutu lingkungan hidup. Provinsi dengan ketentuan sama atau
lebih ketat dari baku mutu air Iimbah
Pasal 20 ayat (1), UU PPLH nasional sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1).
Pasal 22 ayat (2), PP. 82/2001 PKA & PPA
• Baku Mutu Air Iimbah Nasional
ditetapkan dengan Keputusan
Setiap orang diperbolehkan untuk membuang
Menteri dengan memperhatikan limbah ke media lingkungan hidup dengan
saran masukan dari instansi terkait. persyaratan:
a. memenuhi baku mutu lingkungan hidup; dan
Pasal 21 ayat (1), PP. 82/2001 PKA & PPA
b. mendapat izin dari Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.
Pasal 20 ayat (3), UU PPLH
Kewajiban Pelaku Usaha/Kegiatan dalam
Pengendalian Pencemaran Air
1. Mengolah air limbahnya sehingga mutu limbah cair yang dibuang ke lingkungan tidak melampaui Baku Mutu
Limbah Cair yang telah ditetapkan (Ps 38 PP 82/2001)
2. Mempunyai Izin Pembuangan Air Limbah (IPLC) dari Bupati/Walikota
(Ps 35-41 PP 82/2001, Ps 3 KepmenLH Nomor: 111 dan 142 Tahun 2003)
3. Melakukan kajian pembuangan air limbah ke air atau sumber air
(Ps 41 PP 82/2001 Ps 4 KepmenLH Nomor: 111 Tahun 2003)
4. Membayar restribusi yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota apabila membuang air
limbah ke prasarana dan sarana pengelolaan air limbah yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota
(Ps 24 PP 82/2001)
5. Memberikan informasi yang terkait dengan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara benar,
akurat, terbuka, dan tepat waktu
6. Saluran pembuangan air limbah kedap air dan tidak ada perembesan ke lingkungan
(Ps 8 PerMENLH No. 06/2007)
7. Memasang alat ukur debit atau laju air limbah cair (Ps 8 PerMENLH No. 06/2007)
8 Mencatat debit harian limbah cair tersebut (Ps 8 PerMENLH No. 06/2007)
Kewajiban Pelaku Usaha/Kegiatan dalam
Pengendalian Pencemaran Air
9. Memeriksakan kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair secara periodik sekurang-kurangnya satu kali dalam
sebulan (Ps 38 PP 82/2001 dan Ps 8 PerMENLH No. 06/2007)

10. Memisahkan saluran pembuangan limbah cair dan limpahan air hujan (Ps 8 PerMENLH No. 06/2007)

11. Melakukan pencatatan produksi bulanan senyatanya (Ps 8 PerMENLH No. 06/2007)

12. Membuat rencana penanggulangan pencemaran air pada keadaan darurat dan atau keadaan yang tidak
terduga lainnya

13. Melakukan penanggulangan dan pemulihan apabila terjadi pencemaran air pada keadaan darurat dan atau
keadaan yang tidak terduga lainnya (Ps 26 PP 82/2001)

14 Menyampaikan laporan tentang penaatan pembuangan air limbah ke air atau sumber air yang meliputi debit
harian, kadar parameter Baku Mutu Limbah cair, produksi bulanan senyatanya kepada Bupati/Walikota
dengan tembusan Menteri sekurang-kurangnya sekali dalam 3 bulan (Ps 34 PP 82/2001 Ps 8 PerMENLH
No. 06/2007)

15 Tidak memberikan informasi palsu, menyesatkan, menghilangkan informasi, merusak informasi, atau
memberikan keterangan yang tidak benar
Kewajiban Pelaku Usaha/Kegiatan dalam
Pengendalian Pencemaran Air
15. Tidak melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup
(UU 32/2009)
16. Tidak membuang limbah padat dan atau gas ke dalam air dan atau sumber air ( Ps 42 PP 82/2001)

17. Tidak membuang secara sekaligus dalam satu saat atau melepaskan dadakan
(Ps 38 PP 82/2001)
18. Tidak membuang air limbah yang melebihi baku mutu yang sudah ditetapkan
(Ps 38 PP 82/2001)
19. Tidak melakukan pengenceran air limbah dalam upaya penaatan batas kadar yang dipersyaratkan
termasuk mencampurkan buangan air bekas pendingin ke dalam aliran pembuangan limbah cair
(Ps 8 PerMENLH No. 06/2007)
20. Baku mutu air limbah setiap saat tidak boleh terlampaui
(Kepmen No. 51 th. 1995 Pasal 2 Ayat (5))

21 Laboratorium lingkungan yang digunakan untuk analisa pemantauan air limbah adalah laboratorium yang
sudah terakreditasi yang ditunjuk oleh Gubernur. Jika Gubernur belum menunjuk laboratorium lingkungan
maka analisis dilakukan oleh laboratorium lingkungan yang ditunjuk Menteri (PP no. 82 tn. 2001
Keputusan/Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup tentang Pengendalian Pencemaran Air
BMAL Sektor Manufaktur
Prasarana dan Jasa BMAL Sektor agroindustri
• No.51/1995 BMLC Bagi Kegiatan Industri. • KepmenLH No.28/2003 tentang Pedoman
• No.52/1995 BMLC Bagi Kegiatan Hotel. Teknis Pengkajian Pemanfaatan Air Limbah
dari Industri Minyak Sawit pada Tanah di
• No.58/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair
Perkebunan Kelapa Sawit.
Bagi Kegiatan Rumah Sakit.
• KepmenLH No.29/2003 tentang Pedoman
• No. 12/2003 BMAL Domestik.
dan Tata Cara Perizinan Pemanfaatan Air
• No. 122/2004 tentang Perubahan Atas Limbah Industri Minyak Kelapa Sawit pada
KepmenLH No. 51/1995. Tanah di Perkebunan Kelapa Sawit.
• No.10/2006 BMAL Industri Vinyl Chloride • BMAL: Rumah Pemotongan; Pengolahan
Monomer dan Poly Vinyl Chloride. Hasil Perikanan; Pengolahan Buah-Buahan
• No.08/2007 BMAL Industri Petrokimia Hulu. dan/atau Sayuran.; Pengolahan Rumput
• No.09/2007 BMAL Industri Rayon. Laut; Pengolahan Kelapa; Pengolahan
• No.10/2007 BMAL Industri PTA dan PTE. Daging; Pengolahan Kedelai; Pengolahan
• No.16/2008 BMAL Industri Keramik. Obat Tradisional/Jamu; Peternakan Sapi
dan Babi; Industri Minyak Goreng; Industri
• No.10/2009 BMAL Industri Oleokimia Dasar.
Gula; Industri Rokok dan/atau Cerutu
• No.03/2010 BMAL Bagi Kawasan Industri
Baku Mutu Lingkungan Hidup
Pengendalian Pencemaran Air
BMAL Sektor Pertambangan, Energi dan BMAL Sumber
Migas Non Spesifik
• KepmenLH No.113/2003 BMLC Pertambangan Batu Bara.
• KepmenLH No.202/2004 BMLC Pertambangan Bijih Emas
atau Tembaga
• Permen LH No.04/2006 BMLC Pertambangan Bijih Timah.

?
• Permen LH No.09/2006 BMLC Pertambangan Bijih Nikel.
• Permen LH No.04/2007 BMLC Kegiatan Minyak dan Gas
Serta Panas Bumi.
• Permen LH No.08/2009 BMAL Pembangkit Listrik Tenaga
Termal.
• Permen LH No.21/2009 BMAL Pertambangan Bijih Besi
• Permen LH No.34/2009 BMAL Pertambangan Bijih Bauksit
• Permen LH No.19/2010 BMAL Minyak dan Gas
• Permen LH No.13/2007 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pengelolaan Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan
Hulu Minyak dan Gas Serta Panas Bumi Dengan Cara
Injeksi.
PERMEN NO. 05 TAHUN 2014 TENTANG
BAKU MUTU AIR LIMBAH
46 jenis kegiatan
Lampiran XLVII pengganti Lampiran C
PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
• Memastikan apakah industri/badan usaha melakukan pengelolaan air
limbah yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
Mengha Kuanti
Tujuan Opera
silkan tas Air Peman Pelapo
air Limba
Pengel si tauan ran
limbah? olaan IPAL
h

• Sampling &
frekuensi
Sumber: • reuse 100%; • Melakukan
IPAL: • Analisis &
- Proses Mengetahui • kawasan; pelaporan;
• Kapasitas metodologi
• Proses kering; • Frekuensi
Produksi; volume air • Konstruksi • Laboratorium;
• Pembuangan pelaporan;
- Utilitas; limbah yang • Operasional • Monitoring
kelingkungan • pemenuhan
- Domestik; harus dikelola • Kinerja harian
• Pemanfaatan baku mutu;
- Lainnya • Kelengkapan • Baku mutu;
• Pemantauan
lingkungan
Penilaian PROPER
Aspek Pengendalian Pencemaran Air
1. Ketaatan Terhadap Izin
2. Ketaatan Terhadap Titik Penaatan
3. Ketaatan Terhadap Parameter yang Dipantau
4. Ketaatan Terhadap Jumlah Data tiap Parameter yang
dilaporkan
5. Ketaatan Terhadap Pemenuhan Baku Mutu :
a. Data Swapantau
b. Data Primer
6. Ketaatan Terhadap Ketentuan Teknis
1. Kriteria Ketaatan Terhadap Izin

1. Mempunyai Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC)


Biru ke badan air / Laut / Land Application;
2. Izin dalam proses akhir (persyaratan izin sudah
lengkap)
Tidak mempunyai izin pembuangan
Merah air limbah ke badan air/laut/
aplikasi lahan (land application)

------- Jenis Izin terkait Air Limbah:


Hitam 1. Izin Pembuangan Air Limbah ke sumber air
2. Izin Pembuangan Air Limbah ke Laut
3. Izin Pemanfaatan Air Limbah untuk Aplikasi Lahan
Industri Kelapa Sawit
4. Izin injeksi Air Limbah ke Formasi untuk Industri
Migas
Setiap industri wajib memiliki izin untuk
kegiatannya sesuai dengan ketentuan yang
dipersyaratkan
2. Kriteria Ketaatan Terhadap Titik Penaatan
Memantau seluruh titik penaatan dan/atau air buangan
Biru yang harus dikelola sesuai dengan peraturan
Titik Penaatan :
a. Terdapat titik penaatan dan/atau air buangan/air “satu lokasi
limbah pemanfaatan Aplikasi Lahan (untuk industri atau lebih yang
Merah sawit) yang tidak pernah dipantau selama periode dijadikan acuan
penilaian. untuk
b. Untuk kegiatan hotel, rumah sakit dan industri pemantauan
pengolah limbah domestik yang menggunakan kembali dalam rangka
air Limbahnya untuk penyiraman tanaman. penaatan baku
Hitam mutu air
---------------------- limbah”

Catatan:
1. Bagi industri yang seluruh air limbahnya diserahkan ke pengolah air limbah di kawasan, maka tingkat ketaatan
dinyatakan 100% (disertai bukti kontrak kerjasama pengelolaan air limbah dengan pihak kawasan/estate
regulation).
2. Bagi industri minyak dan gas (migas) yang telah melakukan injeksi air terproduksi untuk menjaga tekanan
(pressure maintenance) ke formasi maka tingkat ketaatan 100%.
3. Reuse atau daur ulang (recycle) 100% air limbah dan sudah dilengkapi Standar Operasional Prosedur (SOP)
pengelolaan air limbah dan pencatatan (logbook) pengelolaan air limbah, maka tingkat ketaatan dinyatakan 100%.
4. Memiliki IPLC ke laut, namun tidak melakukan pemantauan kualitas air laut sesuai dengan IPLC.
3. Kriteria Ketaatan terhadap parameter yang dipantau
Biru Merah Hitam
a. Memantau 100% seluruh a. Memantau kurang dari 100% parameter
parameter yang dipersyaratkan yang dipersyaratkan sesuai dengan:
sesuai dengan: 1) izin pembuangan air limbah;
1) izin pembuangan air limbah; dan 2) baku mutu nasional atau provinsi,
2) baku mutu nasional atau provinsi;
Khusus untuk industri sawit
yang menerapkan aplikasi lahan,
khusus untuk industri sawit yang parameter yang dipantau untuk air limbah
menerapkan aplikasi lahan, yang di aplikasi, air tanah dan tanah <
parameter yang dipantau untuk air 90%. (untuk parameter pH dan BOD harus
limbah yang di aplikasi, air tanah dan dipantau).
tanah > 90%. (untuk parameter pH
Kewajiban
dan BOD harus terpantau). b. Tidak melakukan pengukuran Pengukuran :
parameter pH , TSS, COD dan debit harian a. Bulanan :
b. Melakukan pengukuran parameter bagi perusahaan yang mempunyai parameter sesuai
pH, TSS, COD dan debit harian bagi kewajiban pengukuran harian dalam baku mutu
perusahaan yang mempunyai air limbah
kewajiban pengukuran harian. c. Tidak menghitung beban pencemaran. b. Harian : sesuai yang
c. Menghitung beban pencemaran dipersyaratkan per
jenis industri
misalnya : debit,
pH, TSS (untuk
pertambangan) dan
COD (untuk industri
kimia)
Ketaatan terhadap parameter yang dipantau.
Catatan:
1. Khusus industri manufaktur, prasarana, dan jasa parameter total zat
padat larut atau Total Dissolve Solid (TDS) tidak dipertimbangkan
dalam penilaian untuk badan air penerima ke laut.
2. Industri pertambangan mangan, menggunakan baku mutu air
limbah tambang nikel.
3. Ketaatan parameter yang dipantau mengikuti hirarki baku mutu:
a. izin pembuangan air limbah yang menetapkan baku mutu air
limbah;
b. daerah (spesifik);
c. nasional (spesifik);
d. yang tercantum dalam dokumen Amdal atau UKL-UPL; dan
e. sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun
1995 pada Lampiran C Golongan 1.
4. Ketaatan terhadap jumlah data tiap parameter yang dilaporkan

Biru Merah Hitam


a. Melaporkan data secara lengkap sesuai a. Melaporkan data sesuai dengan
dengan yang dipersyaratkan ≥90% Melaporkan
yang dipersyaratkan < 90%
sebagai berikut: data palsu dan
1) pemantauan kualitas air limbah; sebagai berikut:
2) produksi bulanan (riil) atau bahan baku; 1) pemantauan kualitas air menyebabkan
dan limbah; pencemaran
3) catatan debit harian air limbah yang
dibuang. 2) produksi bulanan (riil) atau lingkungan
b. Tersedia data pemantauan harian > bahan baku; dan
90% dari seluruh data pemantauan 3) catatan debit harian air
rata-rata harian dalam satu bulan limbah yang dibuang.
Catatan:
sesuai dengan peraturan Perundang- Khusus industri kelapa
undangan yang berlaku: b. Tersedia data pH harian sawit yang
1) industri petrokimia, kawasan industri, dan/atau debit harian dan/atau menerapkan aplikasi
rayon, oleokimia dasar parameter COD dan TSS harian dan/atau COD harian, lahan, jumlah data per
pH;
2) industri keramik parameter pH; setiap bulan tersedia data < 90% outlet dihitung
3) industri pertambangan nikel parameter pH dari seluruh data pemantauan berdasarkan
dan TSS; rata-rata harian dalam satu parameter yang
4) industri pertambangan batubara, timah, dipantau dikalikan
emas parameter pH; bulan sesuai dengan peraturan
dengan frekuensi
5) industri agro parameter pH. perundang-undangan. pemantauan kemudian
dibagi dengan jumlah
total data yang harus
tersedia dalam satu
periode penilaian.
4. Ketaatan Terhadap Pelaporan Data per-
Parameter
Melaporkan data secara lengkap selama
periode penilaian yang terdiri dari :
1. Pemantauan kualitas air limbah;
2. Produksi bulanan (riil) atau bahan baku;
3. Catatan pH dan debit harian air limbah yang
dibuang.
4. Parameter TSS harian untuk pertambangan
5. Parameter COD harian untuk industri petrokimia,
Kawasan Kimia, Rayon dan Oleokimia dasar
6. Perhitungan beban pencemaran
Contoh Evaluasi Ketaatan terhadap data
per-parameter yang dilaporkan
Parameter Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Peb Mrt Apr Mei Jun Jmlh Ada Per
data data sen
pH 7 7 8 7 8 10 8 7 7 8 7 7 12 12 100
BOD 25 19 28 20 15 30 34 22 19 23 27 20 12 12 100
COD 40 39 47 33 30 40 49 55 33 46 - 36 12 11 92
TSS 44 36 38 45 36 47 40 43 34 54 - 45 12 11 92

Parameter Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Peb Mrt Apr Mei Jun Jmlh Ada Per
data data sen
pH 7 7 8 7 8 8 8 7 7 8 X X 10 10 100
BOD 22 23 27 25 18 - - 32 21 26 X X 10 8 80
COD - - - - - - - - - - X X 10 0 0
TSS 47 - 34 45 36 47 40 43 34 45 X X 10 9 90
5. Ketaatan Terhadap Baku Mutu Air Limbah

Evaluasi Penaatan Baku Mutu Air Limbah dilakukan


terhadap :

A. Data Swapantau Bulanan


1. Kualitas Air Limbah
2. Data harian air limbah (debit, pH, TSS, COD)
3. Beban Pencemaran

B. Data Primer
Perusahaan dapat melakukan split sampel terhadap data yang diambil
Tim Proper.
Pengambilan split sampel harus dituliskan dalam berita acara
pengawasan
Contoh Evaluasi Ketaatan terhadap pemenuhan
BMAL data per-parameter (1)
Param Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Peb Mrt Apr Mei Jun BMAL Data
%
eter
pH 7 7 8 7 8 10 8 7 7 8 7 7 6-9 12 11 92
BOD 25 19 28 20 15 30 34 22 19 23 27 20 30 12 11 92
COD 40 39 47 33 30 40 49 55 33 46 - 36 50 11 10 91
TSS 44 36 38 45 36 47 40 43 34 54 - 45 50 11 10 91

Para
meter
Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Peb Mrt Apr Mei Jun BMAL Data
%
pH 7 7 8 7 8 8 8 7 7 8 X X 6-9 10 10 100
BOD 22 23 27 25 18 - - 32 21 26 X X 30 8 7 88
COD - - - - - - - - - - X X 50 0 0 0
TSS 47 - 34 45 36 47 40 43 34 45 X X 50 9 9 100
Contoh Evaluasi Ketaatan terhadap data
per-parameter yang dilaporkan (2)
Param Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Peb Mrt Apr Mei Jun BMAL Data
%
eter
pH 9 8 8 7 7 7 8 8 8 7 8 7 6-9 12 11 100
BOD 23 29 18 24 25 23 27 28 21 21 26 22 30 12 11 100
COD 45 49 37 43 40 44 52 55 32 41 40 33 50 12 10 83
TSS 36 35 36 41 32 43 48 48 36 43 31 42 50 12 12 100

Para
meter
Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Peb Mrt Apr Mei Jun BM
AL
Data
%
pH 7 8 9 9 8 7 7 8 8 9 7 100 6-9 12 12 100
BOD 24 22 23 27 28 18 21 20 23 34 46 152 30 12 9 75
COD 41 36 43 31 42 41 32 43 40 48 88 212 50 12 10 83
TSS 40 39 55 33 30 40 49 45 33 74 105 204 50 12 8 67
5. Kriteria Ketaatan Terhadap pemenuhan baku mutu
Biru Merah Hitam
a. Data swapantau perusahaan 1) Data hasil pemantauan memenuhi < Melampaui Baku
(sekunder)
1) Data hasil pemantauan ≥ 90 % baku mutu 90 % baku mutu dalam satu periode Mutu dan sudah
dalam satu periode penilaian untuk penilaian untuk setiap parameter pada pernah dikenakan
setiap parameter pada setiap titik setiap titik penaatan. Data hasil sanksi
penaatan. Data hasil pemantauan pemantauan parameter pH harian administrasi.
parameter pH harian dan/atau debit
harian dan/atau TSS harian dan/atau COD dan/atau debit harian dan/atau TSS
harian memenuhi ≥ 95% ketaatan dari harian dan/atau COD harian Catatan:
data rata-rata harian yang dilaporkan memenuhi < 95% ketaatan dari 1. Pengambilan sampel
setiap bulan dalam kurun waktu satu air limbah oleh tim
tahun. data rata-rata harian yang dilaporkan
Proper;
2) Untuk kegiatan pertambangan di lepas setiap bulan dalam kurun waktu satu 2. Perusahaan dapat
pantai (off shore), Titik penaatan ambient tahun. melakukan split sample
air laut sesuai dengan Amdal. Data hasil 2) Data hasil pemantauan parameter dan wajib membuat
pemantauan parameter TSS dan berita acara pengambilan
kekeruhan memenuhi ≥ 95% ketaatan. TSS dan kekeruhan memenuhi < 95% split sample.
3) Pemenuhan beban pencemaran dalam ketaatan. 3. industri tambang
peraturan telah memenuhi ≥ 90% 3) Pemenuhan Beban pencemaran timah dengan kapal
ketaatan. keruk/hisap memenuhi
dalam peraturan telah memenuhi baku mutu TSS dan
< 90% ketaatan. kekeruhan.
4. Khusus rumah sakit
parameter NH3 bebas
b. Data pemantauan tim Proper (primer) Data Data hasil pemantauan terdapat dan fosfat tidak masuk
hasil pemantauan memenuhi 100% baku paramater yang melebihi baku dalam penilaian
mutu pada saat pengambilan sampel pemenuhan baku mutu.
mutu.
dilapangan.
Contoh Matrik Penaatan Parameter,
Pelaporan dan Baku Mutu (1)
  PELAPORAN PARAMETER PEMENUHAN BAKU MUTU

Jumlah Jumlah data Jumlah


Jumlah data Parameter Jumlah
yang tidak data yang
pemantauan Jumlah Tingkat yang Paramater Tingkat memenuhi Tingkat tidak
Parameter sesuai data yang dipantau Pemantauan   Keterangan
Ketaatan Ketaatan baku mutu Ketaatan memenuhi
peraturan / dilaporkan sesuai (sesuai (100 % < x < = baku mutu
izin peraturan Ketentuan)
500%) ( x > 500%)
/ izin

No.
          4 4 100%       0  

1 pH 12 12 100%         1 92% -  

1
2 BOD 12 12 100%         92% -  
3 COD 12 11 92%         1 91%    
4 TSS 12 11 92%         1 91%    
                         
                         
Tingkat Ketaatan
Tingkat Ketaatan
Tingkat Ketaatan Pelaporan 92% Parameter 100% Pemenuhan Baku 91%
Mutu 0  
Contoh Matrik Penaatan Parameter,
Pelaporan dan Baku Mutu (2)
  PELAPORAN PARAMETER PEMENUHAN BAKU MUTU
Jumlah Jumlah
Jumlah
Jumlah data Parameter Jumlah data yang data yang
pemantauan Jumlah yang Paramater tidak
Tingkat Tingkat Tingkat tidak
Parameter sesuai data yang Ketaatan dipantau Pemantaua Ketaatan   memenuhi Ketaatan memenuhi Keterangan
peraturan / dilaporkan sesuai n (sesuai baku mutu
izin peraturan Ketentuan) (100 % < x baku mutu
No. ( x > 500%)
/ izin < = 500%)
          4 3 75%       0  
0
1 pH 10 10 100%         100% -  
1
2 BOD 10 8 80%         88% -  
3 TSS 10 9 90%         0 100%    
                         
                         
Tingkat
Tingkat Ketaatan Pelaporan 80% Tingkat Ketaatan
Parameter 75% Ketaatan
Pemenuhan 88%
Baku Mutu 0  
6. Kriteria Ketaatan Terhadap Ketentuan Teknis
a. Menggunakan jasa laboratorium h. Tambahan persyaratan teknis untuk industri
eksternal atau internal yang sudah sawit yang menerapkan aplikasi lahan harus
terakreditasi atau yang ditunjuk oleh memenuhi ketentuan teknis:Dilakukan pada lahan
gubernur. selain lahan gambut;
b. Memisahkan saluran air limbah dengan 1. Dilakukan pada lahan selain lahan dengan
limpasan air hujan. permea bilitas lebih besar 15 cm/jam;
c. Membuat saluran air limbah yang kedap 2. Dilakukan pada lahan selain lahan dengan
air. permeabilitas kurang 1,5 cm/jam;
BIR d. Memasang alat pengukur debit 3. Tidak boleh dilaksanakan pada lahan dengan
U (flowmeter).* kedalaman air tanah kurang dari 2 meter;
e. Tidak melakukan pengenceran. 4. Tidak ada air larian (run off) yang masuk ke
f. Tidak melakukan pembuangan air sungai ;
limbah secara langsung ke lingkungan 5. Tidak melakukan pengenceran air limbah yang
tanpa pengolahan (by pass). dimanfaatkan;
g. Memenuhi seluruh ketentuan yang 6. Tidak membuang air limbah pada tanah di luar
dipersyaratkan dalam sanksi lokasi yang ditetapkan dalam Keputusan;
administrasi. 7. Tidak membuang air limbah ke sungai bila
melebihi ketentuan yang berlaku.

ME Tidak memenuhi salah satu


RAH persyaratan teknis
*Catatan:
Khusus Industri pertambangan, energi, dan
migas tidak wajib memasang alat ukur debit
Melakukan pembuangan air
HIT (flowmeter) pada saluran air limbah drainase
limbah ke lingkungan tanpa
AM pengolahan (by pass)
dan air pendingin (cooling water).
PENILAIAN PROPER
ASPEK PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

PPU
Ketaatan Terhadap
Pemenuhan BMEU

Ketaatan
terhadap
ketentuan Teknis

Ketaatan Ketaatan
Terhadap Jumlah terhadap Sumber
Data Dilaporkan.Ketaatan TerhadapEmisi (Cerobong)
Jumlah Parameter
Yang Dipantau.
Dasar Kebijakan
Pengendalian Pencemaran Udara

Undang Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara;

Peraturan Pelaksanaan (Kepmen LH, Permen LH, KepKa Bapedal)


PP No. 41/1999

Ambien Sumber Bergerak Sumber Tidak Bergerak

• Kepmen LH No. 45/96 • Permen LH No. 04/2009 ttg • Kepmen LH No. 13/1995 ttg Baku Mutu
ttg Indeks Standar Ambang Batas Emisi Gas Emisi Sumber Tidak Bergerak
Pencemar Udara (ISPU) Buang Kendaraan Bermotor • Kepdal No. 205/1997 ttg Pedoman Teknis
• Kepdal No. Tipe baru Pengendalian Pencemaran Udara dari
107/BAPEDAL/II/1997 • Permen LH No. 07/2009 ttg Sumber Tidak bergerak
Ttg Perhitungan Dan • Kepmen LH No.129/2003  Kegiatan
Ambang Batas Kebisingan
Pelaporan Serta Kendaraan Bermotor Tipe Minyak dan Gas Bumi
Informasi Indeks baru • Kepmen LH No.133/2004  Industri Pupuk
Standar Pencemar • Permen LH No. 7/2007 ttg Baku Mutu Emisi
Udara • Kepmen LH No: KEP
Sumber tidak Bergerak bagi Ketel Uap;
• Kepmen LH 05/MENLH/2006 tentang
• Permen LH No. 17/2008  Industri Keramik
No.48/1996 ttg Baku Ambang Batas Emisi Gas
Buang Kendaraan Bermotor • Permen LH No. 18/2008 industri carbon
Tingkat Kebisingan black;
lama
• KepMen LH No. • Permen LH No. 21/2008  Kegiatan
49/1996 ttg Baku • Kepmen No.252/2004 Pembangkit Tenaga Termal;
Tingkat Getaran tentang Program Penilaian • Permen LH No. 13 Thn 2009  Industri
• KepMen LH 50/1996 Peringkat Hasil Uji Tipe
Minyak dan Gas Bumi Sumber Emisi Proses
ttg Baku Tingkat Emisi Gas Buang kendaraan
Pembakaran;
Kebauan bermotor Tipe Baru
SUMBER KEGIATAN PENGHASIL EMISI
No. SUMBER JENIS KEGIATAN/USAHA

1. Boiler Seluruh jenis Kegiatan/usaha


2. Genzet Seluruh jenis Kegiatan/usaha
3. Diesel Engine Seluruh jenis Kegiatan/usaha
4. Uap Proses Produksi PLTP
5. Flare dari Proses Produksi: Eksplorasi dan Produksi Migas ; Pengilangan
LNG Dan LPG Terpadu ; Pengilangan
Minyak Bumi
6. Gathering Station Gas Vent dari Eksplorasi dan Produksi Migas
Proses Produksi
7. Gas Processing Plant dari Eksplorasi dan Produksi Migas ; Pengilangan
Proses Produksi LNG Dan LPG Terpadu
8, Gas Vent on Glycol Dehidration Eksplorasi dan Produksi Migas
Unit dari Proses Produksi

9. Storage Vessel dari Proses Eksplorasi dan Produksi Migas


Produksi
Penaatan dalam Pengendalian
Pencemar Udara Pemenuha
Identifik Identifik n
kewajiban
asi asi
pengendali
sumber polutan an
emisi kunci pencemar
an
Boiler; Genzet; Diesel Sulfur dioksida (SO2), • Wajib pasang CEMs
Engine; Gas /Uap Proses partikulat, Hidrokarbon atau pengujian Manual?
Produksi; Flare, Gathering (HC), Nitrogen Oksida • Sumber emisi dilengkapi
Station Gas Vent, Gas (NOx); Karbon dioksida alat pengendali
Processing Plant, Gas Vent (CO2); Amoniak (NH3); pencemaran?
on Glycol Dehydration Unit, Klorine dan Hidrogen • Konstruksi cerobong,
dan Storage Vessel dari klorida; Merkaptan; sarana dan
Proses Produksi Hidrogen Sulfida (H2S) prasarananya sesuai
ketentuan?
• Pelaksana sampling dan
pengujian parameter
Pendataan jumlah cerobong, sesuai ketentuan?
kodifikasi cerobong , • Identifikasi Peraturan • Memenuhi Baku Mutu?
dimensi cerobong, bentuk yang harus dirujuk; • Menghitung Beban
cerobong, jenis bahan bakar, • Identifikasi metode Pencemar?
konsumsi BB, waktu operasi, sampling dan analisis • Melaporkan hasil
peta orientasi cerobong, yang harus digunakan pemantauan secara
data produksi senyatanya teratur?
Pengujian Emisi Sumber Tidak Bergerak:
Peta lokasi cerobong emisi

20 m 22 m

12 m
Kriteria Pengendalian Pencemaran Udara
ASPEK PERINGKAT
BIRU MERAH HITAM
1 Ketaatan terhadap Memantau semua Tidak semua sumber emisi -
sumber emisi sumber emisi 100%. dipantau (<100%.)
Catatan:
1. Khusus untuk industri manufaktur, prasarana, jasa dan agroindustri:
a. sumber emisi yang berasal dari proses non pembakaran, emisi yang dipantau diwakili satu cerobong dari
tiap unit produksi dan dilakukan secara bergantian sehingga semua sumber emisi dapat dipantau;
b. sumber emisi yang berasal dari proses kimia wajib dipantau;
c. cerobong yang hanya mengalirkan udara masuk dan udara keluar tidak wajib dipantau
d. cerobong yang hanya mengeluarkan uap air tidak wajib dipantau
2. Pengering (dryer) di industri agro wajib seluruh sumber emisi dipantau.
3. Tungku bakar sawit wajib diukur seluruh sumber emisi serta memenuhi baku mutu sesuai Lampiran V-B
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 1995.
4. Sumber emisi tidak wajib dipantau:
a. Unit pembakaran dalam (genset, pompa transfer (transfer pump engine):
1) kapasitas < 100 HP (76,5 KVA);
2) beroperasi < 1000 jam/tahun;
3) yang digunakan untuk kepentingan darurat, kegiatan perbaikan, kegiatan pemeliharaan < 200 jam/tahun;
atau
4) yang digunakan untuk penggerak derek dan peralatan las.
b. Cerobong gas buang pada laboratorium (exhaust laboratorium fire assay).
5. Khusus kawasan industri wajib melakukan pemantauan ambien pada lokasi atau titik pemantauan sesuai
dengan dokumen lingkungan.
Kriteria Pengendalian Pencemaran Udara
ASPEK PERINGKAT
BIRU MERAH HITAM
2 Ketaatan a. Memantau 100% seluruh Terdapat -
terhadap parameter yang dipersyaratkan: parameter yang
Parameter 1) baku mutu emisi spesifik; dan tidak diukur
2) Non spesifik:
- baku mutu Amdal atau UKL-UPL, atau - atau pemantauan
bakumutu pada Lampiran V huruf B parameter <100%
(Kepmen LH No 13/1995) sesuai persyaratan
- genset mengacu Lampiran I huruf a baku mutu pada
Permen LH No 13/2009); Lampiran VB
b. Emisi proses pembakaran kapasitas < 25 Keputusan
MW atau setara dengan bahan bakar gas, Menteri Nomor 13
tidak wajib mengukur parameter sulfur Tahun 1995 atau
dioksida dan total partikulat jika
kandungan sulfur dalam baku
bahan bakar kurang dari atau mutu spesifik.
sama dengan 0,5% berat.
CATATAN
Catatan Khusus untuk industri agro:
1. Sumber emisi pengering (dryer) dan kamar asap pada industri karet,
untuk yang pembakaran langsung parameter yang diukur SO2, NO2,
Partikulat, NH3, sedangkan yang pembakaran tidak langsung parameter
yang diukur hanya partikulat dan NH3 dengan baku mutu emisi
mengacu pada Lampiran V huruf B Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup Nomor 13 Tahun1995.
2. Sumber emisi pengering (dryer) pada industri selain industri karet,
untuk yang pembakaran langsung parameter yang diukur: SO2, NO2,
dan Partikulat, sedangkan yang pembakaran tidak langsung parameter
yang diukur hanya partikulat dengan baku mutu emisi mengacu pada
Lampiran V huruf B Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13
Tahun 1995.
3. Kamar asap pada pengolahan ikan, parameter yang diukur SO2, NO2,
dan Partikulat dengan BME mengacu pada Lampiran VB Keputusan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 1995.
Kriteria Pengendalian Pencemaran Udara
ASPEK PERINGKAT
BIRU MERAH HITAM
3 Ketaatan a. Melaporkan data secara periodik: a. Pelaporan data Melapo
terhadap 1) Pemantauan CEMS, setiap 3 bulan tersedia pemantauan rkan
data ≥ 75% dari seluruh data pemantauan
jumlah ratarata harian (100%) (data dianggap valid CEMS data
data tiap apabila dalam sehari paling sedikit tersedia 18 setiap 3 bulan palsu
parameter jam pengukuran). tersedia data < dan
2) Pemantauan manual, paling sedikit dilakukan
yang 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan, kecuali 75%. menyeb
dilaporkan proses pembakaran dengan: b. Pelaporan data abkan
a) kapasitas desain < 570 KW pemantauan pemantauan pencem
dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3
(tiga) tahun; manual <100% aran
b) kapasitas desain 570 KW < n < 3 MW selama periode lingkun
pemantauan dilakukan paling sedikit 1 penilaian. gan.
(satu) kali dalam 1 (satu) tahun; c. Tidak
c) kapasitas desain > 3 MW pemantauan
dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 menghitung beban
(enam) bulan; pencemaran untuk
Pelaporan unit ketel uap yang beroperasi < 6 yang
bulan pengujian paling sedikit 1 kali dalam 1
tahun. diwajibkan dalam
b. Menghitung beban pencemaran untuk yang peraturan.
diwajibkan dalam Peraturan
Kriteria Pengendalian Pencemaran Udara
ASPEK PERINGKAT
BIRU MERAH HITAM
4 Ketaatan a. Pemantauan manual a. Pemantauan manual -
terhadap memenuhi baku mutu memenuhi baku mutu
baku 100% tiap sumber emisi. <100% tiap sumber
mutu b. Bagi pemantauan yang emisi.
wajib CEMS, yaitu: data b. Pemantauan CEMS data
hasil pemantauan hasil pemantauan
memenuhi ≥ 95% ketaatan memenuhi <95%
dari data rata-rata harian ketaatan dari data rata-
yang dilaporkan dalam rata harian selama 3
kurun waktu 3 bulan waktu bulan waktu operasi.
operasi. c. Tidak memenuhi beban
c. Memenuhi beban pencemaran dalam
Pencemaran dalam peraturan.
peraturan.
5. Ketaatan Terhadap ketentuan Teknis
a. Menaati semua persyaratan teknis 1.Semen;
cerobong 2.Carbon Black .
b.Memasang dan mengoperasikan CEMs a.Peralatan CEMs beroperasi normal;
bagi industri : b. Semua sumber emisi non fugitive emisi
1.Unit Regenerator Katalis (unit harus dibuang melalui Cerobong;
B Perengkahan katalitik alir);
2.Unit Pentawaran Sulfur;
c. Menggunakan jasa laboratorium
eksternal yang ditunjuk oleh Gubernur;

I
3.Proses pembakaran dengan kapasitas > d. Memenuhi sanksi administrasi sampai
25 MW dan apabila kandungan sulfur > batas waktu yang ditentukan;
dari 2% untuk seluruh kapasitas; e. Jika CEMs rusak wajib melaksanakan
R 4.Peleburan Baja;
5.Pulp & Kertas;
6.Pupuk;
pemantauan kualitas emisi setiap 3
bulan selama maksimal 1 tahun periode
penilaian.
u Catatan:
1. Khusus sumber emisi yang
tidak diwajibkan untuk melakukan
pengukuran parameter partikulat,
posisi lubang sampling pada
cerobong tidak perlu memenuhi
kaidah 8D dan 2D.
1. Tidak menaati semua persyaratan teknis
Merah cerobong;
2. Cerobong unit pembakaran
dalam (genset) dengan diameter
2. Tidak memasang CEMS. dalamnya < 10 cm tidak
Membuang emisi gas buang tidak melalui diwajibkan memiliki lubang
Hitam cerobong; dan Menyebabkan Terjadinya
sampling

Pencemaran lingkungan
Penilaian PROPER
Aspek Pengelolaan limbah B3
Memastikan apakah
Melakukan
limbah B3 yang dihasilkan Menghasilkan
pendataan
Limbah B3?
dikelola sesuai dengan Limbah B3
ketentuan dan persyaratan
sebagaimana diatur dalam Melakukan
penyimpanan
perundang-undangan yang limbah B3
berlaku;
Melakukan Melakukan
pengolahan/pengel pelaporan khusus
olaan Limbah B3? limbah B3?
Penilaian PROPER
Aspek Pengendalian kerusakan lahan

Memastikan apakah dalam pelaksanaan kegiatan penambangan


pada setiap tahapannya telah menjalankan sepenuhnya
rencana teknis yang telah disyahkan dengan merujuk pada
Kriteria Potensi Kerusakan Lahan pada kegiatan pertambangan;

Kondisi KEGIATAN PERTAMBANGAN


Awal REKLAMASI

Lahan Ore/coal Penimbunan


Pertam- Land clearing Top soiling OB removal REVEGETASI
getting CS
bangan
PEMANFAATAN

KEGIATAN PASKA
PERTAMBANGAN
PENILAIAN KINERJA LEBIH
DARI TAAT
Penilaian Beyond Compliance
No KOMPONEN PENILAIAN NILAI KETERANGAN
1 Dokumen Ringkasan Kinerja Pengelolaan 150
Lingkungan
2 Sistem Manajemen Lingkungan 100 -
3 Pemanfaatan Sumber Daya
3.1 Efisiensi Energi 100 Data 4 tahun
3.2 Penurunan Emisi dan Gas Rumah Kaca 100 Data 4 tahun
3.3 Efisiensi Air 100 Data 4 tahun
3.4 Penurunan dan Pemanfaatan Limbah B3 100 Data 4 tahun
3.5 3R sampah/limbah padat 100 Data 4 tahun
3.6 Konservasi Keanekaragaman Hayati 100 Data 4 tahun
4 Pengembangan Masyarakat
a) Tingkat Penilaian Hijau 100 Data 4 tahun
b) Tingkat Penilaian Emas Kualitatif
Basis Penilaian Beyond Compliance
• Kandidat dikelompokkan dalam group sejenis atau
dengan potensi BC yang relatif sama;
• Berdasarkan hasil Penghitungan atas penilaian
dokumen BC:
– 25 persentil teratas untuk kandidat emas
– 25 persentil terendah peringkat Biru;
– 50 persentil menjadi hijau
• Kandidat emas
– Perusahaan dengan kegiatan paling inovatif berpeluang
peringkat emas;
– Lainnya tetap peringkat hijau
Publikasi PROPER di Media Massa
Terima Kasih
Assisten Deputi Pengendalian Pencemaran Manufaktur,
Prasarana dan Jasa
Gedung B Lantai 5
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Jl. D.I. Panjaitan Kav 24 Jakarta 13410
Telp: 62-21-85906677 | Fax : 62-21-85906677

Anda mungkin juga menyukai