Anda di halaman 1dari 9

TINDAK LANJUT PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

NOMOR 85/PUU-XI/2013 ATAS UJI MATERI


UU NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR
Kasubdit. Pengaturan
Dit. BPSDA – Ditjen. Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

1
MATERI MUATAN UU NO. 7 TAHUN 2004 TENTANG SDA
YANG DIUJI OLEH MAHKAMAH KONSTITUSI

1. PEMBERIAN HAK GUNA AIR.


Pasal-Pasal terkait dengan hal ini dianggap mengandung muatan yang memposisikan
bahwa penggunaan air condong untuk kepentingan komersial dan menghilangkan
tanggung jawab negara dalam pemenuhan kebutuhan air
2. Pendayagunaan sumber daya air, termasuk PENGUSAHAAN AIR.
Pasal-Pasal terkait dengan hal ini dianggap mengandung muatan penguasaan dan
monopoli sumber-sumber air yang dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-
besar kemakmuran rakyat dan memicu konflik horizontal. (konflik antar wilayah
sungai)
3. PEMBIAYAAN.
Pengenaan Biaya Jasa Pengelolaan Sumber Daya Air (BJPSDA) dianggap mengandung
muatan komersialisasi air.
4. GUGATAN masyarakat dan organisasi.
Pemohon menganggap muatan pasal tersebut bersifat diskriminatif karena
masyarakat yang dirugikan hanya dapat mengajukan gugatan melalui gugatan
perwakilan sehingga menurut pemohon terdapat derogasi dan limitasi hak setiap
orang.
2
PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

1. UU 7/2004 tentang SDA dinyatakan bertentangan dengan UUD


1945;
2. UU 7/2004 tentang SDA tidak memiliki kekuatan hukum
mengikat; dan
3. UU 11/1974 tentang Pengairan berlaku kembali.

3
6 PRINSIP DASAR BATASAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR
(PUTUSAN MK NOMOR 85/PUU-XI/2013 )

Pengelolaan SDA harus memenuhi 6 Prinsip Dasar Batasan Pengelolaan SDA:


1.Pengusahaan atas air tidak boleh mengganggu, mengesampingkan, apalagi
meniadakan hak rakyat atas air;
2.Negara harus memenuhi hak rakyat atas air. Akses terhadap air adalah salah
satu hak asasi tersendiri;
3.Kelestarian lingkungan hidup, sebagai salah satu hak asasi manusia, sesuai
dengan Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945;
4.Pengawasan dan pengendalian oleh negara atas air sifatnya mutlak;
5.Prioritas utama yang diberikan pengusahaan atas air adalah Badan Usaha Milik
Negara atau Badan Usaha Milik Daerah; dan
6.Pemerintah masih dimungkinkan untuk memberikan izin kepada usaha swasta
untuk melakukan pengusahaan atas air dengan syarat-syarat tertentu dan ketat.

4
IMPLIKASI PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

• Putusan MK Tidak Bersifat Retroaktif, sehingga semua perjanjian dan


izin yang telah dikeluarkan (termasuk kewajiban pemegang izin
membayar BJPSDA dll), organisasi/kelembagaan yang telah ada dan
kegiatan/ tugas Pengelolaan SDA yang sedang berjalan tetap berlaku
dan dapat terus dilaksanakan;
• Putusan MK Bersifat Prospektif, sehingga dengan tidak berlakunya
UU 7/2004, meskipun tidak ada kekosongan hukum karena
diberlakukannya kembali UU 11/1974, namun pelaksanaan
Pengelolaan SDA kedepan perlu mempunyai payung hukum sesuai
dengan kondisi kekinian;

5
INTERPRETASI KONDISI SAAT INI

 Secara logika hukum UU No. 11/1974 dinyatakan tetap


berlaku berikut peraturan pelaksanaannya yang terdiri dari
(Dirjen Peraturan Perundang-undangan KemenKumHAM) :

1. PP Nomor 6 Tahun 1981 tentang Iuran Pembiayaan


Eksploitasi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan;
2. PP Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air;
3. PP Nomor 23 Tahun 1982 tentang irigasi;
4. PP Nomor 27 Tahun 1991 tentang Rawa;
5. PP Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai;
 Mengacu pada UU No. 11/1974 tentang Pengairan beserta
PP terkait dan UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan
Daerah disusun PP Pengusahaan Sumber Daya Air dan PP
Penyelenggaraan SPAM serta beberapa Rapermen, untuk
mengakomodir kondisi kekinian.
6
TANTANGAN UNTUK RUU SUMBER DAYA AIR
SEBAGAI PENGGANTI UU NO. 11/1974
 Ahli hukum berpendapat bahwa norma-norma yang
terkandung pada UU yang telah dibatalkan (UU 7/2004) perlu
diformulasikan dengan lebih hati-hati.
 Memformulasikan Konsepsi Pengaturan mengenai:
1. Hak Guna Air
2. Pengusahaan Sumber Daya Air
3. Pembiayaan Pengelolaan Sumber Daya Air
 “Penguasaan Negara” dalam UUD 1945 diinterpretasikan
bahwa negara hadir jika bisa melakukan Perumusan
Kebijakan, Pengurusan, Pengaturan, Pengelolaan, dan
Pengawasan.
Terkait dengan hal ini diperlukan masukan dari berbagai pihak.

7
TANTANGAN UNTUK RUU SUMBER DAYA AIR
SEBAGAI PENGGANTI UU NO. 11/1974
 Penyelenggaraan perizinan
• Wewenang dan tanggung jawab  satu instansi?
• Izin dan persyaratan untuk semua bentuk
pengusahaan SDA sama ?
mis. bahan baku air minum, pemanfaatan daya air,
atau sbg media penunjang proses industri
• Kelembagaan pengelolaan SDA?
 Bentuk pengaturan “Penguasaan Negara Atas Air” melalui
penugasan kepada BUMN/BUMD:
• Bentuk kelembagaan, apakah Perum Jasa Tirta dengan lingkup
nasional? atau
• Apakah dimungkinkan Kerja Sama Pemerintah dengan Badan
Usaha?
• Tugas negara dalam penguasaan atas air, apakah mulai
Pengaturan Tata Kelola sampai dengan Tata Niaga? 8
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai