2 ●
Undang- Undang No. 11 tahun 1974 Tentang Pengairan
3 ●
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Tata Pengaturan Air
Peraturan Daerah No. 16 tahun 2001 Tentang Pengelolaan Air Bawah Tanah
4
●
5 Peraturan Gubernur No.92 tahun 2014 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat
●
Mahkamah Konstitusi
II. WEWENANG PEMERINTAH PROVINSI MENURUT UU 23
TAHUN 2014 SUB URUSAN GEOLOGI
●
Penerbitan izin pengeboran, izin penggalian,
Penjelasan Pasal 6 ayat (2): Karena letak air bawah tanah pada tiap
daerah berbeda-beda kedalamannya maka pengaturan
pengambilan air harus disesuaikan dengan kondisi hydrogeologi
setempat. Tentang Batas-batas kedalaman akan ditetapkan oleh
Menteri yang bersangkutan.
VI. 6 (enam) Prinsip Dasar Batasan Pengelolaan Sumber Daya Air:
Setiap pengusahaan atas air tidak boleh mengganggu, mengesampingkan, apalagi meniadakan hak
1 rakyat atas air karena bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya selain harus
dikuasai oleh negara, juga peruntukannya adalah untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
2
Negara harus memenuhi hak rakyat atas air. Sebagaimana dipertimbangkan di atas, akses terhadap air
adalah salah satu hak asasi tersendiri, maka Pasal 28I ayat (4) menentukan, “perlindungan, pemajuan,
penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah”
Harus mengingat kelestarian lingkungan hidup, sebab sebagai salah satu hak asasi manusia, Pasal 28H
3 ayat (1) UUD 1945 menentukan, “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahihr dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”
Sebagai cabang produksi yg penting dan menguasai hajat hidup orang banyak yg harus dikuasai negara [vide
4 Pasal 33 ayat (2) UUD 1945] dan air yg menurut Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 harus dikuasai negara dan
dipergunakan utk sebesar-besar kemakmuran rakyat maka pengawasan dan pengendalian oleh negara atas air
sifatnya mutlak
Sebagai kelanjutan hak menguasai oleh negara dan karena air merupakan sesuatu yg sangat mengusai
5 hajat hidup orang banyak maka prioritas utama yg diberikan pengusahaan atas air adalah Badan Usaha
Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah
6 Apabila setelah semua pembatasan tsb di atas sudah terpenuhi dan ternyata masih ada ketersediaan air,
Pemerintah masih dimungkinkan utk memberikan izin kpd usaha swasta utk melakukan pengusahaan
atas air dgn syarat-syarat tertentu dan ketat.
KONDISI AIR TANAH
DI JAWA BARAT
VII. KONDISI DAN PERMASALAHAN AIR
TANAH
DI JAWA BARAT
1. EKSPLOITASI AIR TANAH SEMAKIN INTENSIF , TIDAK SEIMBANG
SECARA SIKLUS HIDROLOGIS.
2. BERBAGAI DAMPAK NEGATIF EKSPLOITASI AIR TANAH :
• TURUNNYA MUKA AIR TANAH
• PENURUNAN KUALITAS AIR
• INTRUSI AIR LAUT DI WILAYAH PANTAI
3. BERKURANGNYA DAERAH IMBUHAN, BERTAMBAHNYA ZONA AIR
TANAH KRITIS DAN RUSAK DI BEBERAPA CEKUNGAN (BANDUNG,
BOGOR DAN BEKASI)
4. BANYAKNYA TITIK SUMUR TAK BERIZIN.
.
4. KETIDAKSEIMBANGAN ANTARA RECHARGE VS DISCHARGE KARENA :
KONSENTRASI PENGAMBILAN AIR TANAH DI DAERAH-DAERAH PADAT
INDUSTRI,
PENCURIAN AIR TANAH,
KEBUTUHAN AKAN AIR TANAH SEMAKIN BESAR, DAN
PERUBAHAN FUNGSI DAERAH RESAPAN.
5. KURANGNYA KESADARAN PEMAKAI AIR TANAH DALAM MELAKUKAN
KONSERVASI.
6. AIR
PERMUKAAN BELUM DAPAT MEMAINKAN PERAN SEBAGAI SUMBER
UTAMA SUPLAI AIR.
VIII. PERLUNYA KONSERVASI AIR TANAH
PENGGUNAAN AIR TERKENDALI !! KEBIJAKAN PEMERINTAH
TANAH TEGAS, KONSISTEN &
KONSEKUEN
TIDAK
KONSERVASI
TERKENDALI ?
AIR TANAH
SANKSI
IMBUHAN BUATAN :
AIR TANAH HABIS & 1. SUMUR IMBUHAN (40 –
SULIT DIPEROLEH 300 M) Akuifer disadap.
NERACA 2. KOLAM RESERVOAR;
3. PARIT RESAPAN
KESETIMBANGAN KELILING, KOLAM
AIR TANAH RESAPAN;
4. SUMUR GALI
DAMPAK NEGATIF : RESAPAN, SUMUR BOR
- Penurunan MAT, kualitas AT, RESAPAN DAN
- Amblasan Tanah, BIOPORI ( 1 – 40 M).
- Intrusi Air Laut,
18 Titik Milik
PEMPROV
PEMBANGUNAN SUMUR PANTAU