Hematemesis Melena
Hematemesis Melena
PEMBIMBING
dr. Dwi Budi Darmawati, Sp.PD-KR
LAPORAN KASUS
HEMATEMESIS MELENA e.c VARISES ESOFAGUS
Disusun oleh :
Muhammad Dimas Ahadianto
Pembimbing :
dr. Dwi Budi Sp.PD(K)
Identitas Pasien
• Nama : Tn. Sukandar Kamsu
• Umur : 62 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Alamat : Karang Anyar, Magelang
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Petani
• Status : Menikah
• Tanggal masuk : 08 Februari 2018
• Ruangan : Seruni
• Perdarahan
Autoanamnesis saluran
tanggal cerna 2018
10 Februari bagian atas
pukul : WIB di RST. Dr. Soedjono,
16.00 Laki-lakiMagelang
>> wanita. ruang
rawat Seruni.
varises esofagus merupakan penyebab tersering yaitu sekitar
3.3% 50- 60%,
pada pasien usia 21-31
tahun, untuk
gastritis erosiva hemoragika sekitar 25-30%, tukak peptik sekitar 10.1%dan
10-15% pada pasien
berusia 41-50 tahun, dan untuk
karena sebab lainnya <5%. 14.4% untuk pasien berusia 71-
Tn. SM, 62 tahun
• Muntah sebanyak 5x, tiap muntah sebanyak gelas aqua : 80 tahun
menunjukan jumlah darah yang keluar tingkatkan risiko75-80%
anemiaseluruh kasus
• Nafsu makan pasien berkurang : perdarahan sal cerna
Hematemesis adalah
muntah darah segar (merah
segar) atau hematin (hitam RPS :
seperti kopi) yang
Pasien datang dengan
merupakan keluhan
indikasi muntah berwarna coklat kehitaman seperti kopi sejak 1
adanya
hari smrs. Pasien sudah
perdarahan muntah
saluran kehitaman seperti kopi sebanyak 5 kali. Tiap kali muntah
cerna
kira-kira
bagian sebanyak
atas ataukurang dari gelas aqua. Muntah berisi ampas makanan yang
proksimal
bercampur cairan kehitaman.
ligamentum TreitzMuntah didahului dengan mual. Mual mulai terjadi selama
beberapa hari ini, mual semakin bertambah jika diberi makanan. Oleh karena itu selama
beberapa hari terakhir nafsu makan pasien berkurang.
.
• BAB berwarna hitam :
melena tanda
Saat dirumah pasien juga mengeluh buang air
perdarahan sal. Cerna atas
besar berwarna hitam dengan konsistensi padat. • BAB hitam 1x :
BAB kehitaman sebanyak 1 kali. Tidak ada darah
indikasi banyaknya darah
segar pada BAB. BAB hitam tidak diikuti rasa
keluar
melilit pada perut. BAB tidak sulit. • Tidak ada darah segar
pada BAB :
bukan
Pasien mengeluh selama ini terkadang sering nyeri ulu hati, hematochezia
namun keluhan dirasa
tidak terlalu berat sehingga pasien masih dapat melakukan aktivitas di sawah.
Keluhan dirasakan terutama ketika pasien telat makan. Tidak ada keluhan perut
seperti terbakar atau teriris. Pasien tidak pernah merasakan nyeri perut dibagian
kanan atas. Pasien juga tidak mengeluh perutnya semakin membuncit. Pasien
tidak pernah mengeluh mulutnya terisi banyak air liur atau mulut 30terasa
% pengguna
pahit.
aspirin tersebut
mengalami tukak
• Lemas
Sering nyeri ulu hati,
dan pusing : keluhan tidak terlalu
Pasien merasakan beratdan
lemas : pusing. Keluhan sesak, padanyeri dada/
saluran cerna
gejala yang umum
kemungkinan ada terjadi
dada pada
terasagg. Pencernaan.
berat disangkal.Nyeri ulu cepat
Keluhan hati lelah setelah
bagian beraktivitas
atas, 25 %
gejala indikasi penggunaan
tidak beratanemia NSAIDKeluhan demam juga tidak ada. Tidak
juga disangkal. adapengguna
pasien bengkak
• Keluhan
Tidak adalainperut
: sepertipada
terbakar/
lengan/teriris, mulut
tungkai. BAKtidak banyak
pasien air)Pasien tidak
normal. mengalami
aspirin tersebut
liur (water
tidak ada brash/ terasa pahit : berat badan yang signifikan akhir-akhir
penurunan ini. merasakan apa
tidak
mencoret lain
komorbid kemungkinan ulkus peptikum apa walaupun sudah
• Tidak ada nyeri perut kanan atas, perut tidak membuncit : mengalami tukak
mencoret kemungkinan sirosis hati pada lambung
Ketika di anamnesis, pasien mengatakan bahwa selama seharian ini pasien tidak
BAB ataupun muntah kehitaman. Namun pasien mengeluh masih sangat lemas
dan pusing, terutama ketika harus beranjak dari tempat tidur. Pasien juga masih
merasakan mual dan nyeri ulu hati.
RPD : RPK :
• Pasien tidak pernah mengalami hal • Tidak ada keluarga pasien dengan
serupa sebelumnya. keluhan yang sama.
• Riw. Hipertensi : tidak • Riw. Hipertensi : disangkal
diketahui • Riw. Kencing manis: disangkal
• Riw. Kencing manis: tidak • Riw. Alergi : disangkal
diketahui
• Riw. Sakit kuning/ Peny. hati:
disangkal
• Riw. Peny. Jantung: disangkal
• Riw. Peny. Ginjal : disangkal
• Riw. Alergi: disangkal
PENGOBATAN
Kandungan tdd NSAID, PCT, coffein
merusak mukosa lambung
Sebuah studi prospektif jangka panjang didapatkan pasien dengan usia diatas 65 tahun, yang
secara teratur menggunakan aspirin pada dosis rendah beresiko menderita dyspepsia apabila
berhenti menggunakan NSAIDs
Riw. Sosek & Kebiasaan :
Riw. Pengobatan :
Pasien merupakan seorang petani,
Sebelumya pasien belum pernah berobat
sehari-hari pasien makan sebanyak 3 kali
untuk keluhannya. Pasien tidak pernah datang
sehari dengan nasi, lauk, dan sayur. Pasien
berobat ke dokter selama ini.
sering makan makanan manis. Pasien juga
Menurut pasien sejak 3 tahun terakhir
rutin konsumsi kopi sebanyak 2 kali sehari
dirinya sering mengkonsumsi puyer 19 yang
pagi dan sore.
dijual di warung ketika pasien merasakan
Pasien tidak pernah mengkonsumsi
pusing. Keluhan pasien membaik dengan
minuman beralkohol. Pasien sering
puyer tersebut. Namun akhir-akhir ini setelah
merokok sebanyak 1 bungkus per hari, dan
mengkonsumsi puyer, pasien sering merasa
baru berhenti sejak 1 minggu lalu.
perutnya tidak enak. Pasien tidak pernah
mengkonsumsi obat-obatan lain ataupun
jamu.
Konsumsi kopi pada pasien dapat
memperparah perdarahan sal. Cerna atas
BB : 55 Kg
TB : 168 Cm
BMI : 19,50
(Normoweight)
• TD : 110/60 mmHg
• KU : Tampak sakit sedang • Nadi : 106 x/menit
• KS : Composmentis • Nafas : 20 x/menit
(GCS E4 M6 V5) • Suhu : 36,6ºC
• SpO2 : 98%
• Kepala :
Normocephale, distribusi rambut merata & tidak mudah dicabut. Wajah
simetris, tidak ada edema. Bibir tidak sianosis.
• Mata :
Tidak ada edema palpebra. Pupil isokor 3 mm/ mm, refleks cahaya
langsung +/+, konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-
• Hidung :
Napas cuping hidung (-), Deviasi septum (-), Mukosa hiperemis -/-, Sekret -/-
• Mulut :
Mukosa normal, Gigi-geligi (+) tanggal, (+) caries, Tonsil T1-T1, Uvula
ditengah
• Leher :
Tidak ada pembesaran KGB, tidak ada peningkatan JVP.
• Inspeksi : pergerakan dinding dada
simetris kanan-kiri
• Palpasi : vocal fremitus +/+
• Perkusi : sonor diseluruh lapang paru
• Auskultasi : suara nafas vesikuler, ronkhi
-/-, wheezing -/-
SGOT 29 U/L
SGPT 33 U/L
- A : 1, 2, 3, 4, 5, 9, 11
- PF : 1, 5
- PP : 9
• Anemia e.c Susp. Perdarahan Akut dd Defisiensi
Besi, berdasarkan :
- A : 6, 7
- PF : 1, 4
- PP : 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
• Pre Diabetes Melitus, berdasarkan :
- A : 6, 8, 10
- PF : -
- PP : 1, 10
PLANNING
Terapi Medikamentosa
• IVFD RL 30 tpm
• Injeksi Kalnex 3 x 500 mg
• Injeksi Esofer 3 x 1
• Injeksi Cefotaxime 2 x 1
• Ulsafath 3 x 1 cth
• Injeksi Ondansetron 2 x 4 mg
• Injeksi vitamin K 4 x 1
• Transfuse PRC 6 kolf
Terapi Non-Medikamentosa
Monitoring
• Pemasangan NGT evaluasi masih terjadi perdarahan/ tidak*
• Pantau keadaan umum dan tanda vital
• Pantau kadar hemoglobin
• Pantau gejala dan status generalis
Edukasi
• Edukasi mengenai penyakit yang diderita
• Bed rest
• Minum obat teratur
• Diet cair
• Hindari makan dan minum yang mengiritasi lambung (pedas, asam, kafein), dan
makanan yang tinggi kadar gula
• Pola makan yang baik (3 x sehari)
• Hentikan konsumsi obat-obatan warung (tanpa indikasi dokter)
PROGNOSIS
Perdarahan Sal.
Gastritis Erosif
Cerna Atas
Definisi
Perdarahan saluran cerna bahagian atas (didefinisikan sebagai perdarahan yang
terjadi di sebelah proksimal ligamentum Treitz pada duodenum distal.
Etiologi
Banyak kemungkinan penyebab perdarahan saluran cerna
bahagian atas pada buku The Merck Manual of Patient
Symptoms:
1. Duodenal ulcer (20 – 30 %)
2. Gastric atau duodenal erosions (20 – 30 %)
3. Varices (15 – 20 %)
4. Gastric ulcer (10 – 20 %)
5. Mallory – Weiss tear (5 – 10 %)
6. Erosive esophagitis (5 – 10 %)
7. Angioma (5 – 10 %)
8. Arteriovenous malformation (< 5 %)
9. Gastrointestinal stromal tumors
Faktor Risiko
Usia, jenis kelamin, tingkat kebiasaan
Gejala Klinis
Gejala klinis perdarahan saluran cerna:
Ada 3 gejala khas, yaitu:
1. Hematemesis
Muntah darah dan mengindikasikan adanya perdarahan saluran cerna atas,
yang berwarna coklat merah atau “coffee ground”.
2. Hematochezia
Keluarnya darah dari rectum yang diakibatkan perdarahan saluran cerna
bahagian bawah, tetapi dapat juga dikarenakan perdarahan saluran cerna
bahagian atas yang sudah berat.
3. Melena
Kotoran (feses) yang berwarna gelap yang dikarenakan kotoran bercampur
asam lambung; biasanya mengindikasikan perdarahan saluran cerna
bahagian atas, atau perdarahan daripada usus-usus ataupun colon
bahagian kanan dapat juga menjadi sumber lainnya.
Epidemiologi
100 per 100.000 penduduk/tahun, laki-laki lebih banyak dari
wanita.Insidensi ini meningkat sesuai dengan bertambahnya usia.
Urutan terbanyak di Indonesia perdarahan karena ruptura varises
gastroesofagei merupakan penyebab tersering yaitu sekitar 50-60%,
gastritis erosiva hemoragika sekitar 25-30%,tukak peptik sekitar 10-15%
dan karena sebab lainnya <5%.
Faktor Risiko
Lanjut usia , Jenis Kelamin, Stres fisik, Stres Psikologis
Etiologi
• Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus.
• Penggunaan zat korosif, alcohol dan kokain secara
berlebihan
TERAPI