ABDOMINAL
REFERAT KEPANITERAAN KLINIK
ILMU RADIOLOGI
WHO 2014, sebanyak 9,6 juta orang terinfeksi TB dan 1,5 juta meninggal.
Prevalensi TB Indonesia 2014 sejumlah 647 per 100.000 penduduk, sedangkan insidensinya
Peka terhadap panas, sinar matahari dan sinar UV yang mengakibatkan bakteri mari
leprae
Diagnosis
Tanda dan gejala TB Abdomen Pemeriksaan fisik
Ascites (73 %)
Teraba massa pada kuadran kanan bawah
Nyeri Abdomen (64,5%)
abdomen.
Penurunan berat badan (61%)
Limfadenopati mesenterika
Demam (59%)
Daerah ileocaecal obstruksi, perforasi
Hepatomegali (28,2%)
Konstipasi (11%)
Bakteriologi
Diperluhan sediaan Dahak, Cairan plaura, LCS, dan jaringan biopsy.
Biopsi: dibuat apusan kering digelas objek (bila dilakukan kultur, tambahkan NaCl 0,9%, 3-5
ml)
di permukan epitel. Hal ini dipertimbangkan sebagai bentuk aktif penyakit tersebut
2. Tuberkulosis Hipertropik terlihat pada 10% pasien dan terdiri dari penebalan
dinding usus dengan pembentukan jaringan parut, fibrosis, dan massa yang keras
menyerupai karsinoma
Crohn’s Disease
Diagnosa Banding
Kolorektal karsinoma
Regimen pengobatan tuberkulosis secara umum sama, yang membedakan hanya durasi pengobatan
dan adanya komplikasi dari penyakit. Untuk pengobatan tuberkulosis dapat diberikan Obat Anti
Tuberkulosis atau dikenal sebagai OAT. OAT terbagi menjadi dosis tunggal dan fixed dose
combination yang masing masing mengandung Rifampisin, Isoniazid, Pyrazinamid, dan Ethambutol.
OAT ekstraparu termasuk TB Abdominal diberikan pengobatan OAT setidaknya 12 bulan.
Komplikasi
Tuberkulosis abdomen dapat menyebabkan komplikasi seperti obstruksi usus dan perforasi. Kondisi
tersebut membutuhkan tindakan pembedahan sesegera mungkin.
adanya komplikasi dari konsumsi obat antituberkulosis, yakni toksik hepar. Obat antituberkulosis
akan menyebabkan disfungsi hepar dan gambaran pasien menjadi kuning/ jaundice disertai
keadaan umum yang memburuk. Pasien dengan aktif TB juga harus ditelusuri adanya HIV atau
penurunan sistem imun tubuh yang akan memperburuk kondisi pasien. Berdasarkan dari tipe
tuberkulosis abdomen, pengobatan TB lesi ulseratif lebih responsif jika di bandingkan dengan
lesi hipertropik.