ABDOMINAL
Tinjauan radiologis dari temuan-temuan yang didapat
dengan pemeriksaan Computed Tomography (CT) dan
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Oleh:
Bibah, Oka, Manda, Rizal
ABSTRAK
Tuberkulosis merupakan suatu penyakit yang tingkat insiden nya cederung
mengalami peningkatan, terutama yang diakibatkan dari infeksi HIV dan
penggunaan obat-obatan imunosupresif.
Organ organ di abdomen merupakan lokasi yang paling umum diserang oleh
tuberkulosis ekstra-paru.
Kondisi ini seringkali dibingungkan oleh beberapa kondisi seperti contohnya IBS,
kanker, dan penyakit-penyakit infeksi lainnya.
Keterlambatan dalam mendiagnosis dapat menyebabkan peningkatan tingkat
morbiditas, pemahaman awal akan kondisi yang muncul penting untuk penanganan
lanjut yang tepat.
Pada makalah ini dibahas kasus dengan diagnosis tuberkulosis abdomen yang telah
dikonfirmasi dan ditegakkan melalui pemeriksaan CTScandan MRI, yang
menunjukkan keterlibatan dari beberapa organ dan sistem yang berbeda-beda, dan
beberapa presentasi yang muncul seringkali membingungkan para dokter ahli
radiologi untuk menegakkan diagnosa.
PENDAHULUAN
Tuberkulosis bertanggung jawab atas 1,7 juta kematian setiap
tahunnya di seluruh dunia.
Paru-paru merupakan organ yang paling umum diserang. Keterlibatan organ
abdomen terjadi pada sekitar 11-12% pasien penderita tuberkulosis paru.
Di Brazil tahun 2010, telah muncul 71.658 kasus baru tuberkulosis, dari kasus
tersebut 10.071 kasus merupakan tuberkulosis ekstra-paru.
Tuberkulosis abdominal dapat mengenai beberapa struktur yang berbeda:
Saluran gastrointestinal
Traktus genitourinari
Organ-organ padat (liver, lien, pankreas)
Kantung empedu
Aorta dan cabang-cabang nya
Peritoneum
Kelenjar getah bening
PENDAHULUAN
Penyakitini dapat muncul dengan gejala dan kondisi yang mirip dengan
penyakit lain, seperti contohnya:
kanker kelenjar getah bening,
penyakit Crohn, amoebiasis,
adenokarsinoma, dan lain-lain.
Tuberkulosis
abdominal dapat mempengaruhi organ intrakavitari manasaja,
yang akan mempresentasikan gejala-gejala tidak spesifik.
Padasaluran gastrointestinal, wilayah ileum terminal dan ileosekal merupakan
yang paling terdampak (50%).
Di
antara organ-organ padat, liver dan lien mempresentasikan keterlibatan
yang paling tinggi (70%).
PERITONEUM
PERITONEUM
Peritonitis
TB merupakan presentasi tuberkulosis abdominal yang
paling umum
Melibatkan rongga peritoneal, mesenterium, dan omentum.
Dipercaya bersifat hematogenosa. Jalur diseminasi lainnya mencakup
ekstensi langsung dan jalur limfatik.
Tuberkulosis
peritoneal umumnya diklasifikasikan kedalam tiga tipe
yang didasarkan pada aspek-aspek makroskopisnya:
1. tipe kering,
2. tipe basah,
3. dan tipe fibrosa.
PERITONEUM
Tipebasah (Gambar 1) mempresentasikan
asites bebas ataupun asites terlokulasi, yang
berkaitan ataupun tidak berkaitan dengan
penebalan peritoneal yang terdifusi
danhalus
Pada
tipe kering, terdapat dominasi
penebalan peritoneum serta penebalan
mesenterik dengan nodul-nodul pengkejuan,
pembesaran kelenjar getah bening, dan
Gambar 1. Peritonitis basah pada seorang pasien
adhesi fibrinosa
perempuan yang berusia 27 tahun. Rangkaian/
sekuens hasil pemeriksaan MRI aksial T2-weighted
(A) menunjukkan asites berukuran besar dengan
multi septa halus. Gambar hasil pencitraan MRI T1-
weighted yang diperjelas dengan penggunaan
Gadolinium (B) menunjukkan penebalan peritoneal
regular, halus, dan difusi (ditunjukkan dengan tanda
panah).
PERITONEUM
Sebaliknya,tipe fibrosa (Gambar 2) dicirikan oleh penebalan omentum dan
bowel loop (yang mana hal ini akan seperti sebuah massa, yang terkadang
tampak seperti asites terlokulasi dan mirip dengan karsinomatosis peritoneal).
a.Penyakit Crohn
b.Limfoma
c. Amebiasis
d.Adenokarsinoma
HEPAR DAN
SALURAN EMPEDU
HEPAR DAN SALURAN
EMPEDU
Tuberkulosis hepatik terisolasi merupakan kondisi yang jarang terjadi
Umumnya tuberculosis hepatic ditemukan sebagai kondisi penyerta (80-
100%)
Manifestasi tuberkulosis hepatik dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
milier dan makronodular
HEPAR DAN SALURAN
EMPEDU
Bentuk milier (Gambar 7) berkaitan
dengan penyebaran hematogenosa,
menandakan keterlibatan hepar.
Terdapat pembesaran pada hepar
Terjadi peningkatan pada kadar enzim
hepatik
Dilatasi bilier tampaknya tidak begitu
jelas terlihat.
Gambar 7. Tuberkulosis hepatik milier.
Gambar hasil pemeriksaan MRI aksial T1-
weighted yang diperjelas dengan gadonilium
dengan supresi lemak berhasil
mengidentifikasi multi nodul hipovaskular
yang berukuran kecil yang tidak dapat
terdeteksi pada pemeriksaan lanjutan setelah
terapi terkait.
HEPAR DAN SALURAN
EMPEDU
Diagnosis banding untuk bentuk tuberkulosis hepatik mikronodular mencakup:
1. Metastasis,
2. Infeksi jamur
3. Sarkoidosis
4. Limfoma
.Pada bentuk makronodular, kondisi ini utamanya berupa abses dan
metastasis.
HEPAR DAN SALURAN
EMPEDU
Keterlibatansistembilier akibat tuberkulosis jarang terobservasi. Tingkat
insiden tahunannya hanya sekitar 0,1%.
Perlibatan dapat bersifat primer misalnya stenosis saluran kecil, atau
diakibatkan oleh kompresi oleh granuloma hepatik, yang dimana hal ini
seringkali sulit dibedakan dengan kolangitis sklerosis primer dan
kolangiokarsinoma.
Kantung empedu merupakan organ yang jarang terlibat di dalam penyakit
tuberkulosis.
Tidak ada tampilan yang khas, dan akan memunculkan temuan yang
beragam. Diagnosis umumnya ditegakkan dengan dasar hispatologi.
Tuberculosis Lien
Terdapat dua tipe tuberkulosis lien, yaitu milier dan makronodular.
Tipe TB milier merupakan tipe paling umum ditemui (Gambar 9A)
Umumnya bermanifestasi sebagai splenomegali sedang, namun lesi
hipodens kecil akan tampak pada pemeriksaan CT
Atrofi
dan kalsifikasi dapat terlihat pada pasien yang telah
mendapatkan pengobatan sebelumnya.
Tuberculosis Kelenjar Suprarenal
Gambar 11. Tuberkulosis adrenal.
A:CT scan menunjukkan
hiperplasia kelenjar-kelenjar
adrenal.
B: Pada pasien yang lain, tampak
kelenjar adrenal kanan yang
terkalsifikasi, dan hal ini
menunjukkan fase kronik dari
penyakit tersebut.
Tuberculosis Ginjal
Tuberkulosis
ginjal umumnya diakibatkan oleh penyebaran hematogen yang berasal dari infeksi
paru primer yang mungkin terjadi beberapa tahun sebelumnya
.Prognosis menyebabkan
1. nekrosis papilari ekstensif,
2. kavitas dan parut kortikal, striktur pieloinfudibular dan hidronefrosis.
3. hilangnya fungsi ginjal dan
4. kalsifikasi
Tuberculosis Ginjal
Gambar 14. Tuberkulosis ginjal kiri tampak mengalami calicectasis. Gambar CT scan
potongan aksial (A) dan potongan koronal (B) menunjukkan calicectasis pada kelompok
calyx tengah dan pada fase ekskretori (ditunjukkan oleh tanda panah pada gambar A
dan B).
Tuberculosis Ureter
Tanda-tandaawal tuberculosis ureter : Dilatasi dan penebalan
uretolium secara iregular/ tidak teratur (Gambar 15)
Striktur
pada uretrovesikal junction disebabkan oleh cystitis dan
tuberculous urethritis, sehingga timbul dilatasi primer bagian
proximal.
Kondisi ini terjadi secara bilateral dan dapat menyebabkan striktur dan
kalsifikasi.
Tuberkulosis
endometrial terjadi pada 50% pasien penderita tuberkulosis
tuba. Endometritis tuberkulosa dapat nampak seperti adhesi uteri terkait
dan karsinoma endometrial (Gambar 18B).
Tuberculosis Genitalia Wanita
Gambar 18. A: Tuberkulosis adneksal.
Hasil pemeriksaan MRI menunjukkan
penebalan parietal difusi dengan
tampilan kontras yang jelas dan
dilatasi pada kedua saluran uteri
yang tampak pada sekuensi T1-
weighted dengan supresi lemak
setelah menyuntikkan kontras
melalui intravena. B: Tuberkulosis
uterin. Gambar MRI T2-weighted
potongan aksial menunjukkan
penebalan difusi endometrium dan
transisional zona (ditunjukkan oleh
tanda panah), disamping isian
endometrial heterogen.
Tuberculosis Genitalia Pria
Tuberkulosis dapat menyerang seluruh saluran kelamin laki-laki, seperti :
a. prostat
b. vesikula seminalis,
c. duktus deferen,
d. epididimis,
e. penis, dan
f. testis.
Kondisi
ini dapat diklasifikasikan menjadi kondisi primer (30%)
ataupun sekunder (70%)