Anda di halaman 1dari 30

+

Referat

POLIP NASI

• Intan Widya Astuti (1710029048) Pembimbing


• Ulfah Wisdayanti (1710029019)
dr. Selvianti, Sp. THT-KL
+
Pendahuluan

Polip nasi merupakan salah satu gangguan pada hidung di dalam


bidang THT sebagai penyebab rasa hidung tersumbat. Polip nasidapat
memberikan masalah sosial karena dapat mempengaruhi kualitas hidup
penderitanya seperti aktivitas di sekolah, tempat kerja, dan di rumah.
Etiologi dan patogenesis dari polip nasi belum diketahui secara pasti.
Sampai saat ini, polip nasi masih banyak menimbulkan perbedaan
pendapat. Dengan patogenesis dan etiologi yang masih belum ada
kesesuaian, maka sangatlah penting untuk dapat mengenali gejala dan
tanda polip nasi untuk mendapatkan diagnosis dan pengelolaan yang
tepat.
+
Anatomi Hidung

Anatomi Hidung Luar


+
Anatomi Hidung

Anatomi Kerangka Hidung


+
Anatomi Hidung

Septum Nasi
+
Anatomi Hidung

Dinding Lateral Kavum Nasi


+
Anatomi Hidung

Kompleks Osteomeatal
+
Anatomi Hidung

Vaskularisasi Hidung
+
Anatomi Hidung

Innervasi Hidung
+
Fisiologi Hidung

 Sebagai jalan napas

 Pengatur kondisi udara (air conditioning)

 Sebagai penyaring dan pelindung

 Indera penghidu

 Resonansi suara

 Proses bicara

 Refleks nasal
+
POLIP NASI
+
Definisi
Polip merupakan massa bertangkai dengan
permukaan licin, berbentuk putih keabu-abunan,
agak bening, lobular, dapat tunggal atau multipel
dan tidak sensitif (bila ditekan/ditusuk tidak terasa
sakit).
+
Etiologi

Faktor predisposisi terjadinya polip antara lain :


 alergi terutama rinitis alergi
 sinusitis kronik
 iritasi
 sumbatan hidung oleh kelainan anatomi seperti deviasi
septum dan hipertrofi konka.
+
Patofisiologi
Polip di kavum nasi terbentuk akibat proses
radang yang lama. Penyebab tersering adalah
sinusitis kronik dan rinitis alergi. Dalam jangka
waktu yang lama, vasodilatasi lama dari pembuluh
darah submukosa menyebabkan edema mukosa.
Kemudian stroma akan terisi oleh cairan interseluler,
sehingga mukosa yang sembab menjadi polipoid.
Bila proses terus berlanjut, mukosa yang sembab
makin membesar dan kemudian akan turun ke dalam
rongga hidung sambil membentuk tangkai, sehingga
terbentuk polip.
+
Patofisiologi
Beberapa teori tentang pembentukan polip yaitu:
 Vasomotor  Infeksi

 Hipotesis superantigen
 Alergi
 Infeksi jamur
 Fenomena Bernoulli
 Predisposisi genetik
 Teori ruptur epitel
 Komposisi selular
 Intoleransi aspirin
 Kimia Mediator
 Cystic fibrosis

 Nitrat Oksida
+
Makroskopis

Secara makroskopis polip merupakan massa


bertangkai dengan permukaan licin, bentuk bulat
atau lonjong, berwarna putih keabu-abuan, agak
bening, lobular, dapat tunggal atau multiple dan
tidak sensitif ( bila ditekan/ditusuk tidak terasa
sakit).
+
Mikroskopis

Secara mikroskopis, tampak epitel pada polip


serupa dengan mukosa hidung normal, yaitu epitel
bertingkat semu bersilia dengan submukosa yang
sembap. Selselnya terdiri dari limfosit, sel plasma,
eosinofil, neutrofil dan makrofag. Mukosa
mengandung sel-sel goblet. Pembuluh darah dan
kelenjar sangat sedikit.
+
Histopatologi

 Edematous, eosinophilic polyp (Allergic polyp)


 Chronic inflammatory polyp (Fibroinflammatory polyp)
 Polip dengan hiperplasia kelenjar seromusin
 Polip atipikal stroma
+ Polip Nasi

Diagnosis

Diagnosis polip ditegakkan:

 Anamnesis

 Pemeriksaan Fisik

 Pemeriksaan Penunjang
+ Polip Nasi

Anamnesis

Gejala Polip:

 Sumbatan hidung semakin memberat

 Hiposmia, anosmia

 Bila polip menyumbat sinus -> sinusitis-> nyeri kepala

 Rinorea (jernih, purulen)

 Post nasal drip


+ Polip Nasi

Pemeriksaan Fisik

 Masif -> deformitas nasal

 Rinoskopi anterior:

Massa pucat

Mudah digerakkan

Konsistensi lunak

Tidak nyeri bila ditekan

Tidak mudah berdarah

Tidak mengecil dengan pemberian vasokonstriktor lokal


+ Polip Nasi

Pemeriksaan Penunjang
 Nasoendoskopi:

Dapat mendeteksi polip nasi stadium 1 & 2

Sebagai pemeriksaan pra bedah polip nasi

 Pemeriksaan radiologi

Foto polos sinus paranasal (foto water’s, anteroposterior, cadwell, dan


lateral)

CT scan
+ Polip Nasi

Stadium
 Stadium Mackay dan Lund

Tampakan Endoskopis Stadium

Tidak ada polip 0

Polip terbatas pada meatus media 1

Polip sudah keluar dari meatus media tetapi belum memenuhi 2


cavum nasi

Polip masih (memenuhi cavum nasi) 3


+ Polip Nasi

 Klasifikasi Hadley

Stadium Keterangan
0 Tidak tampak polip nasi
Terdapat jaringan polipoid terbatas
1
pada meatus media
Terdapat polip multiple mengisi
2
meatus media
3 Polip meluas melewati meatus media
Polip secara total mengobstruksi
4
cavum nasi
Stadium dimodifikasi dengan menambah 1 stadium
Polip meluas hingga menyentuh
5
dasar cavum nasi
+ Polip Nasi

Tatalaksana Medikamentosa
Kortikosteroid oral

Kortikosteroid topikal hidung

Kortikosteroid sistemik

Antibiotik
+ Polip Nasi

Tatalaksana Pembedahan
 Indikasi Operasi

Polip menghalangi saluran nafas

Polip menghalangi drainase dari sinus sehingga sering terjadi infeksi


sinus

Polip berhubungan dengan tumor

Pada anak-anak dengan multipel polip atau kronik rinosinusitis yang


gagal dengan pengobatan medikamentosa
+

Algoritma penatalaksanaan
polip nasi dan sinus
paranasal
(Perhati-KL)
+ Polip Nasi

Diagnosis Banding
 Angiofibroma nasofaring juvenil

 Keganasan pada hidung


+ Polip Nasi

Prognosis

 Baik bila penatalaksanaan sesuai

 Perlu evaluasi
+ Polip Nasi

Kesimpulan

 Polip nasi memberikan keluhan sumbatan hidung menetap dan


memberat, hiposmia, anosmia, riwayat rinitis alergi, rinoea.

 Rinoskopi anterior: massa lunak, bertangkai, mudah digerakkan,


tidak nyeri, tidak mengecil dengan pemberian vasokonstriktor lokal

 Penatalaksanaan bisa secara konservatif atau operatif

Anda mungkin juga menyukai