Anda di halaman 1dari 27

Kebijakan Moneter Syariah

GDP = Y = C + I + G + X - M Pasar Ekspor & Import


Internasional
Subsidi Pajak X-M
G Government

Konsumsi C
Tenaga Kerja
Rumah Tangga Perusahaan
Barang & Jasa
Upah

Finance
Banking Capital Market Insurance Pension Funds Companies

S I

Money Intermediation or
Money concentration??
Micro Finance Pawn Shop Forex Market
Sektor Ekonomi Riil Pasar Ekspor & Import Kerangka Teori
Internasional
Pasar modal pada dasarnya
Subsidi Pajak X-M menjalankan fungsi intermediasi
G Government
keuangan. Intermediasi keuangan
akan memfasilitasi proses produksi
Konsumsi C untuk berkembang, melalui
Tenaga Kerja penyediaan modal dari sektor surplus
kepada sektor defisit, misalnya dari
Rumah Tangga Perusahaan
household saving (S) menjadi investasi
Barang & Jasa
(I) melalui perbankan atau investasi
Upah
langsung melalui pasar modal.

Perbankan
Menggunakan prinsip syariah, dimana
I aktifitas keuangan syariah selalu
S terkait erat dengan aktifitas ekonomi
riil, maka hal ini tentu akan
menciptakan sistem moneter yang
Pasar Modal
lebih stabil mengingat uang beredar
akan relatif mengalir ke sektor
I GDP = Y = C + I + G + X - M produktif ekonomi. Dan tentu saja
meningkatkan volume ekonomi atau
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sektor Keuangan
GDP = Y = C + I + G + X - M Pasar Ekspor & Import
Internasional
Subsidi Pajak X-M
G Government

Konsumsi C
Tenaga Kerja
Rumah Tangga Perusahaan
Barang & Jasa
Upah

S I
Banking Capital Market

Micro Finance

Inklusi keuangan pada dasarnya akan memperlancar proses sokongan pada


proses produksi melalui transfering uang beredar pada sektor saving (S)
menjadi investasi (I). Hal ini tentu akan menciptakan sistem moneter yang
lebih stabil mengingat uang beredar akan relatif mengalir ke sektor produktif
ekonomi.
GDP = Y = C + I + G + X - M

Konsumsi C
Tenaga Kerja
Rumah Tangga Perusahaan
Barang & Jasa
Upah

Finance
Banking Capital Market Insurance Pension Funds Companies

S I

S=I
Micro Finance Pawn Shop Forex Market

Instrumen Moneter Syariah


OTORITAS
Keuangan Mikro Keuangan Sosial
Masyarakat
Bank Indonesia Ekonomi Mikro & Dhuafa

Otoritas Jasa Keuangan Perbankan


Investor
Kementerian Keuangan Asuransi Pasar Modal
Nasabah
Kebijakan Sistem Kebijakan
Kementerian Koperasi Moneter Pembayaran Pengusaha
Fiskal

Dana Pensiun Pegadaian


Sektor Riil
Badan Amil Zakat Nasional
(Industri Halal)
Perusahaan
Pembiayaan
Dewan Syariah Nasional

The Rise of Halal Industry


peran ekonomi syariah... Indikator Pemetaan Potensi
Zakat (IPPZ): potensi zakat
pada tahun 2019 sebesar Rp
233,8 triliun (atau sekitar US $
sektor ketiga ekonomi
15,7 miliar)

sektor sosial
zakat
mesin ekonomi
hadiah
konsumsi infak ta’awun
sedekah
investasi
wakaf
ekonomi perdagangan LN
sektor swasta
relokasi anggaran
belanja pemerintah restrukturisasi
subsidi
sektor pemerintah operasi moneter
utang LN/DN
GDP = Y = C + I + G

Subsidi Pajak
Sos Government
G
Konsumsi C
Tenaga Kerja
Sektor Sosial Rumah Tangga Perusahaan
Barang & Jasa
Upah

Finance
Banking Capital Market Insurance Pension Funds Companies

S I

Micro Finance Pawn Shop Forex Market


Peran Inklusi Keuangan melalui fungsi intermediasi keuangan perbankan dan
keuangan mikro terhadap Kepuasan Masyarakat

Kurva Batas
Gov’t Sector Output
Kemungkinan Produksi
(Production Possibility Semakin tinggi tingkat intermediasi
Frontier) melalui program keuangan inklusi,
maka semakin tinggi kesempatan
berekonomi (economic Inclusion) dan
diharapkan mampu mendorong
produksi (output; Y). Hal ini tentu
akan mendorong semakin tinggi
tingkat kepuasan masyarakat

Kurva Kepuasan Masyarakat


(Social Indiference Curve)

Peningkatan kapasitas produksi pasar (swasta)


dapat melalui peran intermediasi lembaga
keuangan yang mendorong peningkatan
modal usaha untuk proses produksi

Private Sector Output


Landscape of Indonesian Economy Challenges

AUTHORITIES Good Corporate Governance


Microfinance Social Finance
SMEs &
Masyarakat Miskin Standard Akuntansi

Bank Indonesia Banking Rating Agency

Investors
Capital Diversifikasi Produk
Otoritas Jasa Keuangan Insurance
Market
Customers
Monetary Payment HR
Kementerian Keuangan Fiscal
Instruments System Entrepreneurs Instruments
Taxation
Kementerian Koperasi Pension Fund Pawnshop
Business Conduct
Financing Co Real Sector
Aspek Hukum

Peran inklusi keuangan yang relatif menyasar kelompok masyarakat miskin (secara status sosial) atau kelompok usaha mikro-kecil (secara
jenis usaha) pada dasarnya akan membesarkan volume ekonomi secara nasional. karena inklusi keuangan pada dasarnya meningkatkan
kapasitas produksi melalui peningkatan jumlah pelaku ekonomi (economic inclusion).

Peningkatan volume ekonomi atau kapasitas produksi tentu pada sisi lain menjawab masalah rigiditas pada sisi supply ekonomi yang selama
ini menjadi permasalahan ekonomi nasional. Supply side rigidity ditengarai menjadi salah satu penyebab permasalahan inflasi muncul.
Artinya peningkatan supply tentu akan mendorong terciptanya stabilitas harga (lihat kurva pada slide selanjutnya). Dan hal ini tentu
membantu sektor moneter dalam pencapaian stabilitas harga.
SUPPLY SIDE RIGIDITY CASE
P Peningkatan demand (D1-D2)
S1 tidak memperoleh respon dari
S2 S2*
supply (S1-S2, sewajarnya S1-
P2 S2*)
Pe
Respon supply yang kecil dapat
D1 D2
saja akibat faktor ekonomi atau
Q
er Is1 Is2 Is2* non-ekonomi. Kedua faktor
tersebut menyebabkan investasi
tidak pada tingkat sepatutnya (I2*)
ere
Inklusi keuangan (financial
inclusion) melalui peningkatan
I jumlah pelaku ekonomi yang
er Ms1 Ms2* Ms2
berproduksi (economic inclusion)
diharapkan mampu meningkatkan
supply menjadi S2*, sehingga
ere
harga keseimbangan pasar tetap
(stabil)
M
Islamic Finance System

Islamic
Financial
Surplus Market Deficit
Sector Sector

Social Direct Islamic


Money Indirect
Sector Financial Market Financial Takaful
Market Market

Islamic Commercial
Capital Banks Unit
Market Trusts

Finance Merchant
Companies Banks
Islamic Islamic
Bond Equity
Market Market
Corak Ekonomi Kontemporer

BUNGA

Uang Sebagai Alat Tukar Uang Sebagai Komoditi

Pasar Keuangan: Kredit & Spekulasi


Uang, Modal, Obligasi,
Derivative

Corak Ekonomi Modern:


Dikotomi Riil dan Moneter
FUNCTIONS OF MONEY

Primary Function Secondary Function

Standard of
Medium of Unit of Transfer of
Deferred Store of Value
Exchange Account Value
Payment
Motives of Holding Money

Transaction Precautionary Speculative

Consumption Investment Export Import FX Stocks Derivatives Commodities

Disasters Tragedies
Productive Non-Productive
Investment Investment

Kebutuhan Kemewahan Kesia-siaan


Prinsip Keuangan Syariah
Pelarangan praktek riba atau bunga merupakan prinsip utama yang membedakan sistem keuangan Islam dengan
konvensional. Tanpa bunga, sektor keuangan yang menjalankan fungsi intermediasi keuangan, transaksinya tidak berbasis
simpan pinjam tetapi berbasis jual-beli dan investasi (bagi-hasil). Konsekwensinya, aktifitas keuangan syariah akan selalu
terkait erat dengan aktifitas ekonomi produktif di sektor riil, dimana setiap transaksi keuangan syariah mensyaratkan
barang atau jasa sebagai underlying transaksi

Dengan demikian, keberadaan sektor keuangan


syariah bergantung pada keberadaan sektor riil,
karena fungsi sektor keuangan syariah adalam
menopang aktifitas produktif ekonomi di sektor
riil.
Financial Market

Treasury
Margin/Mark-Up
Deposit Current & Trade based
Saving Bonus
Financing
Deposit

Sale

Pool of Pasar
Investor Fund
Fee Based
Entrepreneur
Riil
Investment

Time Investment
Deposit Sharing based
Investment Financing Sharing

Islamic Bank Social Fund

Poor People
Alokasi
Dana
Project berbasis
Deposito Bagi Hasil (A)

Project berbasis
Deposito Bagi Hasil (B)

Bagi Hasil

Project berbasis
Investor Deposito Bagi Hasil (C)

Project berbasis
Deposito Bagi Hasil (D)

Project berbasis
Deposito Bagi Hasil (E)

Giro &
Tabungan
Allocation of Fund Concept
Lanskap Keuangan Syariah Indonesia TANTANGAN

OTORITAS Good Corporate Governance


Keuangan Mikro Sektor Sosial

Bank Indonesia
Masyarakat Standard Akuntansi
Dhuafa
Otoritas Jasa Keuangan
Perbankan Rating Agency

Kementerian Keuangan Investor


Asuransi Pasar Modal Diversifikasi Produk

Kementerian Koperasi Nasabah


Instrumen Sistem SDM
Instrumen
Moneter Pembayaran Pengusaha Fiskal
Badan Amil Zakat Nasional
Perpajakan
Dana Pensiun Pegadaian
Dewan Syariah Nasional Sektor Riil Business Conduct
Perusahaan (Industri Halal)
LPS Pembiayaan
Aspek Hukum

Perkembangan aplikasi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia sudah meliputi semua sektor ekonomi, baik di sektor keuangan maupun
di sektor riil.

Keuangan Mikro Syariah dan Kebijakan Moneter Syariah. Sektor keuangan mikro dinilai cukup penting mengingat melayani usaha mikro-kecil
indonesia yang menjadi sektor dominan dalam struktur usaha Indonesia. Sementara, sektor moneter syariah menjadi kelengkapan yang
penting bagi sistem keuangan Indonesia yang menganut Dual Financial System
Motives of Holding Money Monetary Policy

Transaction Instrument #1
No Riba
No Maysir
Precautionary Money Supply Instrument #2

Speculative Instrument #3
Supply side rigidities
P
S

P2
P3
P1

Q
Transmisi Kebijakan Moneter Syariah

Jalur Uang/Velocity
Target pertumbuhan
jumlah uang beredar

Public share of
demand deposit Perdagangan
Sektor Riil
Kebijakan Moneter Batas pemberian
Syariah pembiayaan Investasi

Alokasi pembiayaan Jalur Pembiayaan Tenaga kerja penuh &


berorientasi nilai Pertumbuhan
Sosial Ekonomi
Menerbitkan Keadilan ekonomi
Sukuk dan Pemerataan

Stabilitas nilai uang


Moral suassion
Kebijakan Moneter Syariah dalam Sistem Keuangan Ganda
Pertumbuhan Ekonomi &
Kesempatan Kerja

Tantangan ke depan
Sinyal Kebijakan yang Instrumen Moneter Syariah • Riset & eksplorasi ilmu
1. Giro Wajib Minimum keuangan & moneter syariah
Sama
• Inovasi instrumen moneter
2. Instrumen LOLR: syariah: SUKUK & instrumen
• Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek bagi Bank yang sesuai dengan sistem
Syariah keuangan ganda
• Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah
• Reference rate yang terkait
dengan sektor riil
3. Instrumen Operasi Pasar Terbuka:
• Sertifikat Wadiah Bank Indonesia
• Harmonisasi peraturan di
• Sertifikat Bank Indonesia Syariah industri keuangan syariah
VISI DAN MISI PENGEMBANGAN EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH
Guiding
Principles Berkembangnya ekonomi dan keuangan Indonesia yang adil,
bertumbuh sepadan, dan berkesinambungan sesuai dengan nilai-
1. Pengendalian harta nilai syariah.
Fondasi individu

2. Distribusi pendapatan
yang inklusif.
Visi
Akidah
3. Bertransaksi produktif
dan berbagi hasil
Misi
Akhlak
1. Mendorong mengalirnya faktor produksi (harta, tenaga kerja, inovasi teknologi),
4. Transaksi keuangan
untuk kegiatan produktif/investasi bagi bertumbuhnya perekonomian yang sepadan
Syariah terkait erat sektor riil
dengan produktivitas.
5. Partisipasi sosial untuk 2. Mengintegrasikan sektor keuangan dan sector riil secara langsung yang seimbang
kepentingan publik berdasarkan kerjasama yang mengutamakan bagi hasil.
6. Bertransaksi atas dasar 3. Memberdayakan dana sosial syariah (ZISWAF) untuk meningkatkan keseimbangan
kerjasama dan keadilan. dan pemerataan kesempatan usaha dan pendapatan.
4. Mengembangkan kebijakan untuk mendorong terkelolanya kesinambungan aktivitas
ekonomi dan keuangan sesuai nilai-nilai syariah.
5. Meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap ekonomi dan keuangan syariah

Kepemilikan Allah Berusaha dengan Kerjasama dalam Pertumbuhan yang


secara absolut berkeadilan kebaikan seimbang

Nilai-nilai
Nilai-nilai Ekonomi
Ekonomi Syariah*
Syariah* 25
KERANGKA DASAR PENGEMBANGAN EKSYAR

Berkembangnya ekonomi dan keuangan Indonesia yang


adil, bertumbuh sepadan, dan berkesinambungan sesuai
dengan nilai-nilai syariah

Target Capaian Peningkatan


Peningkatan Aset
Aset Pembiayaan
Pembiayaan Tk.
Tk. Kedalaman
Kedalaman Tk.
Tk. Literasi
Literasi Int’l
Int’l Standing
Standing
Usaha Syariah
Usaha Syariah Keuangan
Keuangan Syariah
Syariah Pasar
Pasar Keuangan
Keuangan
Pertumb. Aset Usaha Share Keu. Syariah Share outstanding pasar uang Inisiasi
Indikator Utama Syariah (%/th) syariah (% PDB)
Indeks Literasi
Internasional
(% Total Keu.)

Strategi Utama PEMBERDAYAAN


PEMBERDAYAAN EKONOMI
EKONOMI PENDALAMAN
PENDALAMAN PASAR
PASAR PENGUATAN
PENGUATAN RISET,
RISET,
SYARIAH
SYARIAH KEUANGAN SYARIAH
KEUANGAN SYARIAH ASESMEN
ASESMEN &
& EDUKASI
EDUKASI

INSTRUMEN RISET DAN ASESMEN


HALAL SUPPLY CHAIN

INFRASTRUKTUR
Program Kerja KELEMBAGAAN
Utama EDUKASI
REGULASI
AIR INFRASTRUKTUR
PENDUKUNG
(AKSELERATOR, BASIS INVESTOR
INISIATOR,
REGULATOR) Strategi KEBIJAKAN EKSYAR DAERAH KEBIJAKAN EKSYAR INTERNASIONAL
Pendukung
SUMBER DAYA INSANI DATA & INFORMASI KOORDINASI & KERJASAMA
37
26
Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS)

26
POSISI KEBIJAKAN EKONOMI DAN KEUANGAN SYARIAH
DALAM BAURAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA
Mencapai dan Memelihara
Kestabilan Nilai Rupiah
Kebijakan Utama Bank Indonesia

Kebijakan Moneter Kebijakan Makroprudensial Kebijakan SP - PUR


 Pengembangan instrumen, infrastruktur,  Pengaturan dan Pengawasan
regulasi & basis investor pada: Makroprudensial perbankan syariah.  Penetapan, pengaturan,
• Pasar uang syariah  Penguatan usaha syariah: pelaksanaan dan pengawasan SPN
• Pasar forex syariah; termasuk dengan bank syariah.
• Pemberdayaan ekonomi pesantren
termasuk pendayagunaan sektor sosial  Instrumen dan infrastruktur
• Peningkatan usaha korporasi syariah
melalui Islamic securities. pembayaran Non-Tunai sesuai
 Pengembangan infrastruktur, regulasi • Peningkatan usaha mustahik; prinsip syariah.
manajemen likuditas berbasis sektor riil. termasuk melalui optimalisasi ziswaf.
 Mendorong pengembangan pasar sukuk.  Mendorong implementasi integrasi
 Pengembangan indeks return sektor riil keuangan komersial dan sosial Islam.
sebagai benchmark.

KEBIJAKAN EKONOMI DAN KEUANGAN DAERAH KEBIJAKAN INTERNASIONAL


1. Pengembangan kajian dan riset ekonomi keuangan syariah daerah. 1. Keterlibatan aktif/keanggotaan pada fora IDB, OIC, IIFM, IILM, IFSB dan
2. Penguatan model konektivitas pelaku ekonomi di daerah dan antar lainnya.
daerah
2. Keterlibatan aktif dalam Int’l WG (zakat-waqaf core principles).
3. Pemberdayaan ZISWAF dan microfinance.
4. Penguatan sosialisasi dan edukasi ekonomi dan keuangan syariah di 3. Pendirian Islamic Inclusive Financial Service Board (IIFSB) dan mendorong
daerah. pendirian World Islamic Infrastructure Bank (WIIB).
27
27

Anda mungkin juga menyukai