FK UHKBP NOMMENSEN
MEDAN (NEUROLOGI)
1
1
Tn. Jack, 30 tahun dibawa keluarga ke IGD RS karena penurunan kesadaran.
Terdapat riwayat demam 3 minggu yang lalu disertai nyeri kepala. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/80, nadi 80x/menit, suhu 37,8oC. Pada
pemeriksaan neurologis didapatkan kaku kuduk (+), Laseque sign (+), dan
Kernig sign (+). Pada pemeriksaan penunjang didapatkan cairan serebrospinal
berwarna agak kekuningan, terdapat limfosit, peningkatan protein, dan glukosa
yang rendah. Diagnosis pada kasus diatas adalah...
A. Meningitis bakterial
B. Meningitis TB
C. Meningitis virus
D. Meningitis fungal
E. Meningoensefalitis
1
Tn. Jack, 30 tahun dibawa keluarga ke IGD RS karena penurunan kesadaran.
Terdapat riwayat demam 3 minggu yang lalu disertai nyeri kepala. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TD 130/80, nadi 80x/menit, suhu 37,8oC. Pada
pemeriksaan neurologis didapatkan kaku kuduk (+), Laseque sign (+), dan
Kernig sign (+). Pada pemeriksaan penunjang didapatkan cairan serebrospinal
berwarna agak kekuningan, terdapat limfosit, peningkatan protein, dan glukosa
yang rendah. Diagnosis pada kasus diatas adalah...
A. Meningitis bakterial
B. Meningitis TB
C. Meningitis virus
D. Meningitis fungal
E. Meningoensefalitis
MENINGITIS
• Inflamasi lapisan meninges (membran yang melapisi serebrum dan korda spinalis) akibat
infeksi berbagai mikroorganisme
• Termasuk dalam spektrum infeksi SSP
2
Seorang laki‐laki 45 thn, datang ke IGD RS dengan penurunan
kesadaran. Sebelumnya pasien demam. Pemeriksaan didapatkan TD
130/70, N 80x/menit, P 20x/menit, suhu 39C, kaku kuduk (+),
Analisis csf didapatkan warna keruh, sel count 1000/mm3, Dominan
neutrofil. Apa diagnosis kasus di atas?
A. Meningitis viral
B. Meningitis tb
C. Meningitis jamur
D. Perdarahan intracerebral
E. Meningoensefalitis bakterial
2
Seorang laki‐laki 45 thn, datang ke IGD RS dengan penurunan
kesadaran. Sebelumnya pasien demam. Pemeriksaan didapatkan TD
130/70, N 80x/menit, P 20x/menit, suhu 39C, kaku kuduk (+),
Analisis csf didapatkan warna keruh, sel count 1000/mm3, Dominan
neutrofil. Apa diagnosis kasus di atas?
A. Meningitis viral
B. Meningitis tb
C. Meningitis jamur
D. Perdarahan intracerebral
E. Meningoensefalitis bakterial
3
Tn. D 65 tahun, datang dibawa ke IGD oleh keluarganya dengan keluhan nyeri
kepala sejak 2 hari yang lalu. Nyeri kepala dirasakan di seluruh kepala, terus
menerus, dan tidak dipengaruhi aktivitas. Riwayat trauma (-). Dari pemeriksaan
fisik, didapatkan TD 110/70 mmHg, nadi 92x/menit, suhu 39,1 C, RR 22x/menit.
Dari pemeriksaan neurologis, didapatkan kaku kuduk (+), refleks fisiologis
dalam batas normal, refleks patologis (-). Dari pemeriksaan lumbal pungsi,
didapatkan warna jernih, protein meningkat, glukosa normal, leukosit meningkat,
sel dominasi MN. Diagnosis yang mungkin pada pasien ini adalah...
A.Meningitis bakterialis
B.Meningoensefalitis bakterialis
C.Meningitis viral
D.Meningitis TB
E.Ensefalitis viral
3
Tn. D 65 tahun, datang dibawa ke IGD oleh keluarganya dengan keluhan nyeri
kepala sejak 2 hari yang lalu. Nyeri kepala dirasakan di seluruh kepala, terus
menerus, dan tidak dipengaruhi aktivitas. Riwayat trauma (-). Dari pemeriksaan
fisik, didapatkan TD 110/70 mmHg, nadi 92x/menit, suhu 39,1 C, RR 22x/menit.
Dari pemeriksaan neurologis, didapatkan kaku kuduk (+), refleks fisiologis
dalam batas normal, refleks patologis (-). Dari pemeriksaan lumbal pungsi,
didapatkan warna jernih, protein meningkat, glukosa normal, leukosit meningkat,
sel dominasi MN. Diagnosis yang mungkin pada pasien ini adalah...
A.Meningitis bakterialis
B.Meningoensefalitis bakterialis
C.Meningitis viral
D.Meningitis TB
E.Ensefalitis viral
4
Tn. King, 55 tahun, dibawa ke IGD oleh keluarganya dengan keluhan kelemahan
sisi tubuh sebelah kanan mendadak sejak 1 jam yang lalu. Keluhan dirasakan
tiba-tiba oleh pasien saat sedang bekerja. Bagian tubuh sebelah kanan lebih
sedikit bergerak dibandingkan tubuh sebelah kiri. Kelemahan dirasakan lebih
berat pada bagian tubuh atas dibanding bawah. Pasien sulit untuk berbicara,
tetapi mengerti isi pembicaraan orang lain. Kesadaran pasien kompos mentis, TD
160/90 mmHg, HR 95x/menit. Diagnosis pada pasien ini...
A. Stroke Hemoragik e.c pecahnya arteri serebri anterior
B. Stroke Hemoragik e.c pecahnya arteri serebri media
C. Stroke Iskemik e.c sumbatan arteri serebri anterior
D. Stroke Iskemik e.c sumbatan arteri serebri media
E. Stroke Iskemik e.c sumbatan arteri serebri posterior
4
Tn. King, 55 tahun, dibawa ke IGD oleh keluarganya dengan keluhan kelemahan
sisi tubuh sebelah kanan mendadak sejak 1 jam yang lalu. Keluhan dirasakan
tiba-tiba oleh pasien saat sedang bekerja. Bagian tubuh sebelah kanan lebih
sedikit bergerak dibandingkan tubuh sebelah kiri. Kelemahan dirasakan lebih
berat pada bagian tubuh atas dibanding bawah. Pasien sulit untuk berbicara,
tetapi mengerti isi pembicaraan orang lain. Kesadaran pasien kompos mentis, TD
160/90 mmHg, HR 95x/menit. Diagnosis pada pasien ini...
A. Stroke Hemoragik e.c pecahnya arteri serebri anterior
B. Stroke Hemoragik e.c pecahnya arteri serebri media
C. Stroke Iskemik e.c sumbatan arteri serebri anterior
D. Stroke Iskemik e.c sumbatan arteri serebri media
E. Stroke Iskemik e.c sumbatan arteri serebri posterior
STROKE
Gangguan peredaran darah otak yang bersifat akut, >24 jam
dengan gejala fokal maupun global yang bukan disebabkan oleh
trauma, tumor maupun infeksi
Stroke dimulai oleh karena adanya degenerasi di endotel
Degenerasi endotel menyebabkan atherosclerothrombosis
85% kasus stroke merupakan iskemia dan 15% sisanya adalah
perdarahan
3
Ny. Cater, 35 tahun, mengeluhkan nyeri kepala sisi kanan yang terasa berdenyut,
dan hilang timbul sejak 3 bulan SMRS. Nyeri dirasakan kurang lebih selama 30
menit. Pasien adalah seorang guru. Nyeri kepala akan timbul bila pasien sedang
mendapat banyak deadline koreksi dan beban kerja di sekolah. Saat keluhan
muncul, pasien juga melihat garis-garis hitam putih. Tanda vital didapatkan
dalam batas normal. Diagnosis dan terapi abortif yang tepat pada kasus ini
adalah...
A. TTH; Parasetamol
B. Migraine; Sumatriptan
C. TTH; Ibuprofen
D. Cluster Headache; Oksigen 100%
E. Migraine; Amitriptilin
3
Ny. Cater, 35 tahun, mengeluhkan nyeri kepala sisi kanan yang terasa berdenyut,
dan hilang timbul sejak 3 bulan SMRS. Nyeri dirasakan kurang lebih selama 30
menit. Pasien adalah seorang guru. Nyeri kepala akan timbul bila pasien sedang
mendapat banyak deadline koreksi dan beban kerja di sekolah. Saat keluhan
muncul, pasien juga melihat garis-garis hitam putih. Tanda vital didapatkan
dalam batas normal. Diagnosis dan terapi abortif yang tepat pada kasus ini
adalah...
A. TTH; Parasetamol
B. Migraine; Sumatriptan
C. TTH; Ibuprofen
D. Cluster Headache; Oksigen 100%
E. Migraine; Amitriptilin
PRIMARY HEADACHE
1. Migraine
2. Tension type headache
3. Cluster Headache
4. Trigeminal Neuralgia
MIGRAINE WITHOUT AURA (COMMON MIGRAINE)
• Prophylactic Therapypreventive
– Beta blockers (propanolol, atenolol, bisoprolol, metoprolol)
– Tricyclic antidepressants (amitriptilin)
– Calcium channel blockers (flunarizin, diltiazem)
– anticonvulsant (valproic acid, topiramate)
– 5-HT2 antagonism (methysergide)
TTH
A. At least 10 episodes of headache occurring on <1 day/month on average (<12 days/year) and
fulfilling criteria B-D
B. Lasting from 30 minutes to 7 days
C. At least two of the following four characteristics:
1. bilateral location
2. pressing or tightening (non-pulsating) quality
3. mild or moderate intensity
4. not aggravated by routine physical activity such as walking or climbing stairs
D. Both of the following:
1. no nausea or vomiting
2. no more than one of photophobia or phonophobia
E. Not better accounted for by another ICHD-3 diagnosis1.
TTH
• Jenis sakit kepala primer PALING UMUM
• Prevalensi: 30 – 78%
• TTH dibagi menjadi 3 jenis:
– Infrequent episodic type TTH: satu atau kurang serangan per bulan.
– Frequent episodic type TTH: lebih dari satu, tapi kurang dari 15 serangan
per bulan selama lebih dari 3 – 4 bulan.
– Chronic TTH: lebih dari 15 serangan per bulan selama lebih dari 3 – 4
bulan. Dapat disertai dengan rasa mual.
TTH MANAGEMENT
• Abortive therapy
– Simple analgesics : NSAID (Ibuprofen 400 mg, naproxen 220 mg or 550 mg, aspirin 650-
100 mg), paracetamol 1000 mg
– Combination of simple analgesic (paracetamol 250 mg, aspirin 250 mg, ibuprofen) with
caffeine 65 mg
– Combination with opioid and butalbital not recommended as initial therapy for TTH
– Muscle relaxant, There are no adequate controlled trials evaluating muscle relaxants for
the treatment of TTH
• Preventive therapy
– Tricyclic antidepressants, for example amitriptyline
CLUSTER HEADACHE
A. At least five attacks fulfilling criteria B-D
B. Severe or very severe unilateral orbital, supraorbital and/or temporal pain
lasting 15-180 minutes (when untreated)1
C. Either or both of the following:
1. at least one of the following symptoms or signs, ipsilateral to the headache:
• conjunctival injection and/or lacrimation
• nasal congestion and/or rhinorrhoea
• eyelid oedema
• forehead and facial sweating
• miosis and/or ptosis
2. a sense of restlessness or agitation
D. Occurring with a frequency between one every other day and 8 per day2
E. Not better accounted for by another ICHD-3 diagnosis.
CLUSTER HEADACHE MANAGEMENT
• There is no definitive treament for cluster headache
• The aims of therapy are reducing headache severity, shortening headache
period, and preventing relaps
• Abortive Therapy
– Oxygen
– Triptans, Ergot alkaloids
– Narcotic not generally recommended
• Prophylactic Therapy
– Calcium channel blockers (verapamil, diltiazem) – Lithium
– Corticosteroids
– Tricyclic antidepressants (amitriptilin)
TRIGEMINAL NEURALGIA (TIC DOULOUREUX)
• Paroxysmal attacks of severe, short, sharp,
stabbing pain → affecting one or more
divisions of the trigeminal nerve
• Precipitated by : chewing, speaking, washing
the face, tooth-brushing, cold winds, or
touching a specific “trigger spot” (e.g. Upper
lip or gum)
• Etiology :
– Many remains unexplained
– Compression of the nerve root by tumor of
cerebellopontine angle
– Demyelination
TRIGEMINAL NEURALGIA
MANAGEMENT
• Investigation
– CT/MRI to exclude a cerebello-pontine angle lesion
• Management
– Carbamazepine (600-1600 mg/day)
– Nerve block
– Trigeminal ganglion/root injection with alcohol/phenol
– Microvascular decompression
– Radiofrequency thermocoagulation
4
Tn. Alshad, 31 tahun, datang ke UGD dengan keluhan nyeri pada wajah sebelah kiri dan
seperti tertusuk-tusuk sejak 2 hari SMRS. Pasien mengatakan bahwa nyeri terutama pada
saat pasien ingin mengunyah makanan dan membuka mulut. Keluhan ini merupakan
pertama kali dirasakan pasien. Pasien mengatakan bahwa keluhan terjadi secara tiba-tiba.
Riwayat trauma, DM dan hipertensi disangkal. Riwayat kejadian serupa sebelumnya
disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital
TD: 120/80 mmHg, HR: 78 x/menit, RR: 20 x/menit, suhu afebris. Dari pemeriksaan
neurologis didapati wajah simetris, saat pemeriksaan nervus kranial, pasien merasakan
nyeri hebat saat dokter hanya meraba wajah pasien dengan kapas pada daerah dahi dan pipi
kiri. Pemeriksaan kekuatan motorik ekstremitas dalam batas normal. Kriteria diagnostik
yang tepat untuk kasus diatas adalah...
a. Serangan nyeri paroksismal yang bertahan selama beberapa menit
b. Nyeri dirasakan dengan intensitas sedang
c. Pola serangan nyeri dapat berubah-ubah
d. Dapat ditemukan deficit neurologis lain
e. Berawal dari stimulus pada trigger zone
4
Tn. Alshad, 31 tahun, datang ke UGD dengan keluhan nyeri pada wajah sebelah kiri dan
seperti tertusuk-tusuk sejak 2 hari SMRS. Pasien mengatakan bahwa nyeri terutama pada
saat pasien ingin mengunyah makanan dan membuka mulut. Keluhan ini merupakan
pertama kali dirasakan pasien. Pasien mengatakan bahwa keluhan terjadi secara tiba-tiba.
Riwayat trauma, DM dan hipertensi disangkal. Riwayat kejadian serupa sebelumnya
disangkal. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tanda-tanda vital
TD: 120/80 mmHg, HR: 78 x/menit, RR: 20 x/menit, suhu afebris. Dari pemeriksaan
neurologis didapati wajah simetris, saat pemeriksaan nervus kranial, pasien merasakan
nyeri hebat saat dokter hanya meraba wajah pasien dengan kapas pada daerah dahi dan pipi
kiri. Pemeriksaan kekuatan motorik ekstremitas dalam batas normal. Kriteria diagnostik
yang tepat untuk kasus diatas adalah...
a. Serangan nyeri paroksismal yang bertahan selama beberapa menit
b. Nyeri dirasakan dengan intensitas sedang
c. Pola serangan nyeri dapat berubah-ubah
d. Dapat ditemukan deficit neurologis lain
e. Berawal dari stimulus pada trigger zone
TRIGEMINAL NEURALGIA (TIC DOULOUREUX)
• Paroxysmal attacks of severe, short, sharp,
stabbing pain → affecting one or more
divisions of the trigeminal nerve
• Precipitated by : chewing, speaking, washing
the face, tooth-brushing, cold winds, or
touching a specific “trigger spot” (e.g. Upper
lip or gum)
• Etiology :
– Many remains unexplained
– Compression of the nerve root by tumor of
cerebellopontine angle
– Demyelination
TRIGEMINAL NEURALGIA
MANAGEMENT
• Investigation
– CT/MRI to exclude a cerebello-pontine angle lesion
• Management
– Carbamazepine (600-1600 mg/day)
– Nerve block
– Trigeminal ganglion/root injection with alcohol/phenol
– Microvascular decompression
– Radiofrequency thermocoagulation
5
Nn. Natasya, 22 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri kepala sejak 5
jam sebelum masuk RS. Nyeri dirasakan pada sisi kiri kepala, terus menerus
dengan karakter berdenyut. Nyeri tersebut diperberat dengan aktivitas fisik.
Keluhan melihat kilatan cahaya sebelum onset nyeri disangkal. Riwayat trauma,
DM, dan hipertensi disangkal. Riwayat keluhan serupa dalam tahun ini
disangkal. Dan disertai dengan mual tanpa muntah. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai TTV dalam batas normal, tidak dijumpai adanya kelemahan motorik
atau palsy nervus kranialis. Pemeriksaan penunjang belum dilakukan pada kasus
ini. Diagnosis pada kasus tersebut adalah...
A. Common migraine
B. Classic migraine
C. Cluster headache
D. Hemiplegic migraine
E. Secondary headache
5
Nn. Natasya, 22 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan nyeri kepala sejak 5
jam sebelum masuk RS. Nyeri dirasakan pada sisi kiri kepala, terus menerus
dengan karakter berdenyut. Nyeri tersebut diperberat dengan aktivitas fisik.
Keluhan melihat kilatan cahaya sebelum onset nyeri disangkal. Riwayat trauma,
DM, dan hipertensi disangkal. Riwayat keluhan serupa dalam tahun ini
disangkal. Dan disertai dengan mual tanpa muntah. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai TTV dalam batas normal, tidak dijumpai adanya kelemahan motorik
atau palsy nervus kranialis. Pemeriksaan penunjang belum dilakukan pada kasus
ini. Diagnosis pada kasus tersebut adalah...
A. Common migraine
B. Classic migraine
C. Cluster headache
D. Hemiplegic migraine
E. Secondary headache
MIGRAINE WITHOUT AURA (COMMON MIGRAINE)
• Prophylactic Therapypreventive
– Beta blockers (propanolol, atenolol, bisoprolol, metoprolol)
– Tricyclic antidepressants (amitriptilin)
– Calcium channel blockers (flunarizin, diltiazem)
– anticonvulsant (valproic acid, topiramate)
– 5-HT2 antagonism (methysergide)
6
Tn. Darvan, 34 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri kepala di kedua sisi
disertai kekakuan pada lehernya. Nyeri kepala terasa mengikat dan dirasakan dari
tengkuk hingga bagian atas kepala. Pasien mengaku masih bisa beraktivitas seperti
biasa, namun keluhan ini seringkali muncul ketika menghadapi deadline di kantor.
Riwayat trauma, DM, hipertensi disangkal. Riwayat keganasan dalam keluarga
disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tanda-tanda
vital TD: 140/90 mmHg, HR: 100 x/menit, RR: 19 x/menit, suhu afebris. Pada
pemeriksaan neurologis didapati wajah simetris, tidak didapati kelainan nervus
kranial. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan penunjang lanjutan pada pasien.
Diagnosis pasien diatas adalah...
A. Cervical spondilosis
B. Migrain headcahe
C. Cluster headache
D. Secondary headcahe
E. Tension type headcahe
6
Tn. Darvan, 34 tahun, datang ke IGD dengan keluhan nyeri kepala di kedua sisi
disertai kekakuan pada lehernya. Nyeri kepala terasa mengikat dan dirasakan dari
tengkuk hingga bagian atas kepala. Pasien mengaku masih bisa beraktivitas seperti
biasa, namun keluhan ini seringkali muncul ketika menghadapi deadline di kantor.
Riwayat trauma, DM, hipertensi disangkal. Riwayat keganasan dalam keluarga
disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, tanda-tanda
vital TD: 140/90 mmHg, HR: 100 x/menit, RR: 19 x/menit, suhu afebris. Pada
pemeriksaan neurologis didapati wajah simetris, tidak didapati kelainan nervus
kranial. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan penunjang lanjutan pada pasien.
Diagnosis pasien diatas adalah...
A. Cervical spondilosis
B. Migrain headcahe
C. Cluster headache
D. Secondary headcahe
E. Tension type headcahe
TTH
A. At least 10 episodes of headache occurring on <1 day/month on average (<12 days/year) and
fulfilling criteria B-D
B. Lasting from 30 minutes to 7 days
C. At least two of the following four characteristics:
1. bilateral location
2. pressing or tightening (non-pulsating) quality
3. mild or moderate intensity
4. not aggravated by routine physical activity such as walking or climbing stairs
D. Both of the following:
1. no nausea or vomiting
2. no more than one of photophobia or phonophobia
E. Not better accounted for by another ICHD-3 diagnosis1.
TTH
• Jenis sakit kepala primer PALING UMUM
• Prevalensi: 30 – 78%
• TTH dibagi menjadi 3 jenis:
– Infrequent episodic type TTH: satu atau kurang serangan per bulan.
– Frequent episodic type TTH: lebih dari satu, tapi kurang dari 15 serangan
per bulan selama lebih dari 3 – 4 bulan.
– Chronic TTH: lebih dari 15 serangan per bulan selama lebih dari 3 – 4
bulan. Dapat disertai dengan rasa mual.
TTH MANAGEMENT
• Abortive therapy
– Simple analgesics : NSAID (Ibuprofen 400 mg, naproxen 220 mg or 550 mg, aspirin 650-
100 mg), paracetamol 1000 mg
– Combination of simple analgesic (paracetamol 250 mg, aspirin 250 mg, ibuprofen) with
caffeine 65 mg
– Combination with opioid and butalbital not recommended as initial therapy for TTH
– Muscle relaxant, There are no adequate controlled trials evaluating muscle relaxants for
the treatment of TTH
• Preventive therapy
– Tricyclic antidepressants, for example amitriptyline
7
Ny. Nila, 33 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan mata sukar membuka
menjelang sore hari. Pasien sudah 1 tahun terakhir mengalami kelemahan keempat
anggota gerak dan kedua kelopak mata terjatuh. Keluhan membaik di pagi hari
setelah bangun tidur. Riwayat trauma, DM dan hipertensi disangkal. Riwayat
keluhan serupa disangkal. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien
tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, tekanan darah 140/90 mmHg,
nadi 97x/menit, pernapasan 20x/menit, dan suhu tubuh 37oC. Dalam pemeriksaan
neurologis didapati ptosis (+) pada saat pasien diminta melihat ke suatu titik
selama 30 detik. Refleks patologis (-). Hasil pemeriksaan lain dalam batas normal.
Diagnosis pasien diatas adalah...
A. Hiponatremia
B. Stroke iskemik
C. Myasthenia gravis
D. Duchenne muscular dystrophy
E. Guillain-Barre syndrome
7
Ny. Nila, 33 tahun dibawa ke UGD RS dengan keluhan mata sukar membuka
menjelang sore hari. Pasien sudah 1 tahun terakhir mengalami kelemahan keempat
anggota gerak dan kedua kelopak mata terjatuh. Keluhan membaik di pagi hari
setelah bangun tidur. Riwayat trauma, DM dan hipertensi disangkal. Riwayat
keluhan serupa disangkal. Pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien
tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, tekanan darah 140/90 mmHg,
nadi 97x/menit, pernapasan 20x/menit, dan suhu tubuh 37oC. Dalam pemeriksaan
neurologis didapati ptosis (+) pada saat pasien diminta melihat ke suatu titik
selama 30 detik. Refleks patologis (-). Hasil pemeriksaan lain dalam batas normal.
Diagnosis pasien diatas adalah...
A. Hiponatremia
B. Stroke iskemik
C. Myasthenia gravis
D. Duchenne muscular dystrophy
E. Guillain-Barre syndrome
MYASTHENIA GRAVIS
• Kelemahan progresif karena antibodi terhadap reseptor asetilkolin di neuro muscular
junction
• Gejala :
➢Ptosis / Diplopia → Diprovokasi dengan Wartenberg Test : fiksasi pandangan ke satu
titik, lama kelamaan timbul ptosis
➢Sulit Menelan
➢Sesak Napas
• Mengenai otot proksimal dan kecil terlebih dahulu!
• Paling sering dimulai dari Otot Kelopak mata, Otot menelan lalu meluas ke otot pernapasan
dan ekstremitas
8
Tn. Luke, 39 tahun mengeluh wajahnya tampak miring sejak 2 hari sebelum
masuk RS. Pasien menyadari bahwa sudut bibir kiri tampak terjatuh. Pasien
menyangkal adanya kelemahan pada anggota gerak dan menyangkal adanya
riwayat HT, DM, merokok. Riwayat keluhan serupa juga disangkal. Riwayat
nyeri berlebihan pada wajah disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapati TD
120/70 mmHg, HR 80x/menit, RR 18x/menit, suhu afebris. Pemeriksaan
neurologi dijumpai adanya wajah asimetris, sudut bibir kiri lebih rendah, dan
pasien tidak mampu untuk mengangkat alis atau mengerutkan dahi kiri.
Kelainan saraf pada kasus tersebut adalah...
A. Parese CN VII tipe sentral
B. Parese CN V tipe perifer
C. Parese CN VII tipe perifer
D. Parese CN V tipe sentral
E. Parese CN XII tipe sentral
8
Tn. Luke, 39 tahun mengeluh wajahnya tampak miring sejak 2 hari sebelum
masuk RS. Pasien menyadari bahwa sudut bibir kiri tampak terjatuh. Pasien
menyangkal adanya kelemahan pada anggota gerak dan menyangkal adanya
riwayat HT, DM, merokok. Riwayat keluhan serupa juga disangkal. Riwayat
nyeri berlebihan pada wajah disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapati TD
120/70 mmHg, HR 80x/menit, RR 18x/menit, suhu afebris. Pemeriksaan
neurologi dijumpai adanya wajah asimetris, sudut bibir kiri lebih rendah, dan
pasien tidak mampu untuk mengangkat alis atau mengerutkan dahi kiri.
Kelainan saraf pada kasus tersebut adalah...
A. Parese CN VII tipe sentral
B. Parese CN V tipe perifer
C. Parese CN VII tipe perifer
D. Parese CN V tipe sentral
E. Parese CN XII tipe sentral
BELL’S PALSY
• Paralisis nervus facialis (VII) akut, unilateral, perifer, dan mempengaruhi LMN. Idiopathic facial
paralysis
• Etiologimasih kontroversial. Diduga neuritis akibat virus (reaktivasi HSV-1 & herpes zoster),
inflamasi, autoimun, iskemik
• Manifestasi Klinis
– Paralisis akut motorik otot wajah pada bagian atas dan bawah unilateral (dalam periode 48 jam)
– Hilangnya lipatan nasolabilal dan dahi pada sisi yang lumpuh
– Ketika pasien mengangkat alis, sisi yang terkenan tetap rata
– Ketika pasien tersenyum, wajah menjadi distorsi dan terjadi lateralisasi ke sisi berlawanan
terhadap sisi yang lumpuh
– Nyeri retroaurikular, otalgia, hiperakusis (N. STAPEDIUS)
– Nyeri okular, dry eyes (akibat penurunan produksi air mata), lagoftalmus
– Gangguan pengecapan pada 2/3 anterior lidah unilateral
BELL’S PALSY
• Terapi steroid (dalam 72 jam paska onset)prednison 1 mg/kgBB/hari
atau 60 mg/hari selama 5 hari diikuti tapering off 10 mg/hari ,dengan
durasi total pemberian steroid adalah 10 hari
• Terapi antivirale.g = asiklovir, valasiklovir, diberikan pada kecurigaan
etiologi virus.
– Asiklovir (PO) 5x400 mg, selama 10 hari (HSV-1) atau 5x800 mg
(Varicella Zoster)
– Valasiklovir 3x100 mg, selama 7 hari
– Pemberian antiviral tanpa disertai terapi steroid terbukti tidak
memberikan benefit
9
Tn. Joses, 28 tahun, dibawa ke UGD oleh temannya setelah mengalami kecelakaan
dengan posisi jatuh terduduk saat berkuda di lapangan. Kejadian terjadi sekitar 1 jam
SMRS. Pasien mengeluhkan nyeri hebat pada bagian punggung bawah. Pemeriksaan
fisik menunjukkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis,
TD 120/80 mmHg, HR 70x/menit RR 16x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan
neurologis umum, ditemukan paraparesis, kekuatan motorik ektremitas bawah
2222/2222, perinanal anestesia (+), refleks patella hiporefleks dengan parestesia di
bawah umbilicus dan terdapat jejas hematoma pada lumbalinferior. Belum dilakukan
pemeriksaan penunjang apapun pada pasien. Apa diagnosis pasien yang tepat?
A. Anterior cord syndrome
B. Sindrom kauda equina
C. Brown Sequard cord syndrome
D. Sindrom konus medularis
E. Guillian Barre syndrome
9
Tn. Joses, 28 tahun, dibawa ke UGD oleh temannya setelah mengalami kecelakaan
dengan posisi jatuh terduduk saat berkuda di lapangan. Kejadian terjadi sekitar 1 jam
SMRS. Pasien mengeluhkan nyeri hebat pada bagian punggung bawah. Pemeriksaan
fisik menunjukkan keadaan umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis,
TD 120/80 mmHg, HR 70x/menit RR 16x/menit, suhu afebris. Pada pemeriksaan
neurologis umum, ditemukan paraparesis, kekuatan motorik ektremitas bawah
2222/2222, perinanal anestesia (+), refleks patella hiporefleks dengan parestesia di
bawah umbilicus dan terdapat jejas hematoma pada lumbalinferior. Belum dilakukan
pemeriksaan penunjang apapun pada pasien. Apa diagnosis pasien yang tepat?
A. Anterior cord syndrome
B. Sindrom kauda equina
C. Brown Sequard cord syndrome
D. Sindrom konus medularis
E. Guillian Barre syndrome
SINDROM KONUS MEDULLARIS
1. Back pain
2. Unilateral or bilateral leg pain
3. Bladder dysfunction
4. Bowel dysfunction
5. Sexual dysfunction
6. Diminished rectal tone
7. Perianal sensory loss
8. Lower extremity spasticity in muscle
10
Tn. Alexandra, 63 tahun dibawa oleh keluarganya ke poli spesialis saraf dengan keluhan
sering lupa cara untuk melakukan kegiatan sehari-hari; seperti mengangkat telepon,
memakai baju, dan makan. Keluhan tersebut sudah dialami pasien sejak 1 bulan yang lalu.
Pasien memiliki riwayat hipertensi lebih dari 10 tahun dan tidak terkontrol dengan
pengobatan. Riwayat gula darah tinggi tidak diketahui pasien. Setelah anamnesis lebih
lanjut ternyata sejak 3 bulan yang lalu pasien memiliki riwayat kelemahan pada lengan dan
tungkai kiri. Kelemahan terjadi secara tiba-tiba. Pada pemeriksaan fisik didapati keadaan
umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, TD 150/90 mmHg, Nadi 82x/mnt,
RR 18x/mnt, suhu afebris. Tidak didapatkan tremor pada pasien. Kekuatan motorik
ekstremitas kanan 5/5, ekstremitas kiri 4/4. Belum dilakukan pemeriksaan penunjang lain.
Apakah diagnosis pada pasien tersebut...
A. Demensia Alzheimer
B. Demensia Vaskular
C. Penyakit Pick’s
D. Delirium
E. Demensia Lewy Bodies
10
Tn. Alexandra, 63 tahun dibawa oleh keluarganya ke poli spesialis saraf dengan keluhan
sering lupa cara untuk melakukan kegiatan sehari-hari; seperti mengangkat telepon,
memakai baju, dan makan. Keluhan tersebut sudah dialami pasien sejak 1 bulan yang lalu.
Pasien memiliki riwayat hipertensi lebih dari 10 tahun dan tidak terkontrol dengan
pengobatan. Riwayat gula darah tinggi tidak diketahui pasien. Setelah anamnesis lebih
lanjut ternyata sejak 3 bulan yang lalu pasien memiliki riwayat kelemahan pada lengan dan
tungkai kiri. Kelemahan terjadi secara tiba-tiba. Pada pemeriksaan fisik didapati keadaan
umum tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, TD 150/90 mmHg, Nadi 82x/mnt,
RR 18x/mnt, suhu afebris. Tidak didapatkan tremor pada pasien. Kekuatan motorik
ekstremitas kanan 5/5, ekstremitas kiri 4/4. Belum dilakukan pemeriksaan penunjang lain.
Apakah diagnosis pada pasien tersebut...
A. Demensia Alzheimer
B. Demensia Vaskular
C. Penyakit Pick’s
D. Delirium
E. Demensia Lewy Bodies
DEMENSIA
• Penurunan gradual fungsi kognitif yang terjadi dalam jangka panjang
• Penderita biasanya mulai kehilangan fungsi sehari- harinya
• Etiologi:
– Usia
– Penyakit serebrovaskular
– Idiopatik
TIPE DEMENSIA
Demensia Alzheimer Demensia Vaskular – Manifestasi klinis:
• Manifestasi klinis: • Gangguan memori yang disertai dengan
– (A)nterograde amnesia bukti penyakit
– (A)phasia : gangguan berbahasa serebrovaskular→BIASANYA ada
riw.hipertensi tak terkontrol/DM dan riw.
– (A)praxia : gangguan motorik, walaupun
Stroke
struktur anatomis intak
– (A)gnosia : gangguan identifikasi objek • Gangguan gerak sesuai lokasi topis yang
tanpa adanya gangguan sensorik terserang
– (D)istrubance in executive function
TATALAKSANA : Donepezil
TIPE DEMENSIA
Demensia Lewy-Bodies Demensia Frontotemporal / Pick’s Disease
Manifestasi klinis: • Manifestasi klinis:
• Gejala parkinsonism: (T)remor, (R)igidity, – Gangguan disinhibisi
(A)kinesia, (P)ostural instability – Apatis
• Gangguan fungsi kognitif dan gangguan – Hilangnya simpati dan empati
atensi sifatnya fluktuatif – Munculnya perilaku yang stereotipik,
• Halusinasi visual rekuren yang jelas dan kompulsif
detil – Hyperorality/perubahan pola diet
(peningkatan konsumsi alkohol, merokok
lebih banyak, makan yang bukan makanan)
11
An. Daffa, usia 9 tahun dibawa ibunya karena tiba-tiba lemas dan tidak bisa berjalan
sejak 2 hari SMRS. Riwayat demam (+). Riwayat imunisasi pasien tidak lengkap,
karena ibu tidak rutin ke puskesmas. Riwayat persalinan normal dan ibu menyengkal
adanya penyakit saat hamil anak tersebut. Riwayat diare dan muntah hebat disangkal
pada pasien. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit ringan,
kesadaran kompos mentis, HR 90 x/menit, RR 20 x/menit, suhu afebris. Status
antopometri pada anak tersebut didapati Z score dibawah -3. Pada pemeriksaan
neurologis ditemukan paralisis motorik tipe flaccid yang asimetris dan atrofi
ekstremitas inferior kanan dan gluteus kanan. Kerusakan yang terjadi pada pasien
ini terletak pada...
A. Cornu dorsalis medulla spinalis
B. Cornu anterior medulla spinalis
C. Cornu lateral medulla spinalis
D. Substantia nigra midbrain dan neuromuscular junction
E. Cortex cerebri dan Striatum
11
An. Daffa, usia 9 tahun dibawa ibunya karena tiba-tiba lemas dan tidak bisa berjalan
sejak 2 hari SMRS. Riwayat demam (+). Riwayat imunisasi pasien tidak lengkap,
karena ibu tidak rutin ke puskesmas. Riwayat persalinan normal dan ibu menyengkal
adanya penyakit saat hamil anak tersebut. Riwayat diare dan muntah hebat disangkal
pada pasien. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit ringan,
kesadaran kompos mentis, HR 90 x/menit, RR 20 x/menit, suhu afebris. Status
antopometri pada anak tersebut didapati Z score dibawah -3. Pada pemeriksaan
neurologis ditemukan paralisis motorik tipe flaccid yang asimetris dan atrofi
ekstremitas inferior kanan dan gluteus kanan. Kerusakan yang terjadi pada pasien
ini terletak pada...
A. Cornu dorsalis medulla spinalis
B. Cornu anterior medulla spinalis
C. Cornu lateral medulla spinalis
D. Substantia nigra midbrain dan neuromuscular junction
E. Cortex cerebri dan Striatum
TATALAKSANA
• Tidak ada terapi khusus - umumnya simptomatik
• Pencegahan dengan vaksinasi polio
• Ada dua jenis imunisasi polio yang wajib diberikan kepada anak :
– Oral polio vaccine (OPV)→poliovirus yang sudah dilemahkan
– Inactivated polio vaccine (IPV) → disuntikkan yang menggunakan poliovirus yang sudah
dinonaktifkan
• Vaksin polio diberikan 4 kali, yakni saat bayi baru lahir, bulan ke 2, 3, dan 4.
Dosis penguat (booster) diberikan usia 18 bulan. Bayi baru lahir diberikan
OPV, kemudian untuk vaksinasi polio berikutnya dapat diberikan IPV maupun
OPV. Hanya saja, setiap anak setidaknya harus mendapat satu dosis IPV.
12
Pria 56 tahun mengeluh kelemahan setengah badan sebelah kiri, muntah, disertai
pusing berputar sejak 6 jam yang lalu. Pasien mengeluhkan pandangan ganda
(Diplopia) pada mata kanan, RPD HT dan DM tidak terkontrol, KU : Kompos
mentis, TD : 160/90 mmHg, HR 92x, RR 24x, Kekuatan motorik 5555/3333,
romberg test (+), lokasi patologis pada keadaan tersebut adalah…
a. Arteri serebri posterior
b. Arteri serebri media
c. Canalis semisirkularis
d. Arteri basiler
e. Arteri meningea media
12
Pria 56 tahun mengeluh kelemahan setengah badan sebelah kiri, muntah, disertai
pusing berputar sejak 6 jam yang lalu. Pasien mengeluhkan pandangan ganda
(Diplopia) pada mata kanan, RPD HT dan DM tidak terkontrol, KU : Kompos
mentis, TD : 160/90 mmHg, HR 92x, RR 24x, Kekuatan motorik 5555/3333,
romberg test (+), lokasi patologis pada keadaan tersebut adalah
a. Arteri serebri posterior
b. Arteri serebri media
c. Canalis semisirkularis
d. Arteri basiler
e. Arteri meningea media
13
Seorang perempuan berusia 28 tahun datang dibawa ke IGD karena penurunan
kesadaran post kecelakaan 1 jam yang lalu. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan
GCS 332, tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 100x/menit, dan dari pemeriksaan
CT-Scan didapatkan gambaran hiperdens berbentuk cembung. Di manakah letak
kelainan pada kasus di atas ?
a. Arteri Cerebri Media
b. Arteri Cerebri Anterior
c. Arteri Cerebri Posterior
d. Bridging Vein
e. Arteri Meningea Media
13
Seorang perempuan berusia 28 tahun datang dibawa ke IGD karena penurunan
kesadaran post kecelakaan 1 jam yang lalu. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan
GCS 332, tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 100x/menit, dan dari pemeriksaan
CT-Scan didapatkan gambaran hiperdens berbentuk cembung. Di manakah letak
kelainan pada kasus di atas ?
a. Arteri Cerebri Media
b. Arteri Cerebri Anterior
c. Arteri Cerebri Posterior
d. Bridging Vein
e. Arteri Meningea Media
14
Ny. MK, 57 tahun, post MRS stroke 2 minggu. Pasien tidak bisa
bicara, ketika ditanya pasien tampak tidak dapat memahami
pertanyaan dan perintah dokter. Ketika pasien diminta untuk
mengulang kata yang diucapkan oleh pemeriksa, pasien tidak bisa
mengulang. Kelainan yang dialami pasien disebut:
A. Afasia Transkortikal Sensorik
B. Afasia Global
C. Afasia Transkortikal Motorik
D. Afasia Konduksi
E. Afasia Transkortikal Mixed
14
Ny. MK, 57 tahun, post MRS stroke 2 minggu. Pasien tidak bisa
bicara, ketika ditanya pasien tampak tidak dapat memahami
pertanyaan dan perintah dokter. Ketika pasien diminta untuk
mengulang kata yang diucapkan oleh pemeriksa, pasien tidak bisa
mengulang. Kelainan yang dialami pasien disebut:
A. Afasia Transkortikal Sensorik
B. Afasia Global
C. Afasia Transkortikal Motorik
D. Afasia Konduksi
E. Afasia Transkortikal Mixed
15
Perempuan, 30 tahun, nyeri wajah kanan seperti tersengat listrik sejak
3 hari yang lalu. Episodik, 30- 50 detik setiap serangan. Nyeri
bertambah saat sikat gigi pagi dan malam hari. Pemeriksaan Fisik
dalam batas normal. Tatalaksana farmakologis yang tepat ?
A. Karbamazepin 200 mg/hari
B. Gabapentin 50 – 75 mg/hari
C. Ibuprofen 400 mg/hari
D. Pregabaline 300 – 3600 mg/hari
E. Meloxicam 15mg/hari
15
Perempuan, 30 tahun, nyeri wajah kanan seperti tersengat listrik sejak
3 hari yang lalu. Episodik, 30- 50 detik setiap serangan. Nyeri
bertambah saat sikat gigi pagi dan malam hari. Pemeriksaan Fisik
dalam batas normal. Tatalaksana farmakologis yang tepat ?
A. Karbamazepin 200 mg/hari
B. Gabapentin 50 – 75 mg/hari
C. Ibuprofen 400 mg/hari
D. Pregabaline 300 – 3600 mg/hari
E. Meloxicam 15mg/hari
TRIGEMINAL NEURALGIA (TIC DOULOUREUX)
• Paroxysmal attacks of severe, short, sharp,
stabbing pain → affecting one or more
divisions of the trigeminal nerve
• Precipitated by : chewing, speaking, washing
the face, tooth-brushing, cold winds, or
touching a specific “trigger spot” (e.g. Upper
lip or gum)
• Etiology :
– Many remains unexplained
– Compression of the nerve root by tumor of
cerebellopontine angle
– Demyelination
TRIGEMINAL NEURALGIA
MANAGEMENT
• Investigation
– CT/MRI to exclude a cerebello-pontine angle lesion
• Management
– Carbamazepine (600-1600 mg/day)
– Nerve block
– Trigeminal ganglion/root injection with alcohol/phenol
– Microvascular decompression
– Radiofrequency thermocoagulation
16
Tn. Sonny 29 tahun, datang dengan keluhan pusing berputar sejak 1
hari yang lalu. Keluhan disertai mual dan muntah sebanyak 3x.
Keluhan memberat dengan pergerakan kepala. Dari pemeriksaan
fisik, didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88x/menit, suhu
36,6 C, RR 20x/menit. Tatalaksana non farmakologi yang tepat untuk
pasien adalah...
a. Dimenhidrinat
b. Dix-Hallpike manuver
c. Epley manuver
d. Betahistin
e. Brandt-Daroff manuver
16
Tn. Sonny 29 tahun, datang dengan keluhan pusing berputar sejak 1
hari yang lalu. Keluhan disertai mual dan muntah sebanyak 3x.
Keluhan memberat dengan pergerakan kepala. Dari pemeriksaan
fisik, didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88x/menit, suhu
36,6 C, RR 20x/menit. Tatalaksana non farmakologi yang tepat untuk
pasien adalah...
a. Dimenhidrinat
b. Dix-Hallpike manuver
c. Epley manuver
d. Betahistin
e. Brandt-Daroff manuver
18
Laki-laki, 40 tahun, pasien mengalami kecelakaan lalu lintas dan saat
ini mengeluh nyeri pada punggung bagian bawah. Nyeri di kaki
kanan dan mati rasa di area pangkal paha sampai ke sebagian bokong.
Pasien juga mengeluh ada gangguan BAB dan BAK. Diagnosis
pasien ini adalah...
a. Brown Sequard Syndrome
b. Central Cord Syndrome
c. Trauma Medula spinalis
d. Overflow inkontinensia
e. Cauda Equine Syndrome
18
Laki-laki, 40 tahun, pasien mengalami kecelakaan lalu lintas dan saat
ini mengeluh nyeri pada punggung bagian bawah. Nyeri di kaki
kanan dan mati rasa di area pangkal paha sampai ke sebagian bokong.
Pasien juga mengeluh ada gangguan BAB dan BAK. Diagnosis
pasien ini adalah...
a. Brown Sequard Syndrome
b. Central Cord Syndrome
c. Trauma Medula spinalis
d. Overflow inkontinensia
e. Cauda Equine Syndrome
CAUDA EQUINA SYNDROME
• Cauda Equina Syndrome (“peripheral” nerve injury) vs conus medularis
syndrome (“Central” nerve injury)
• Karakteristik gejala neuromuskular dan urogenital karena kompresi pada
serabut saraf yang berada dibawah konus medularis.
• Penyebab
– Lumbal stenosis
– Fraktur
– HNP
– Neoplasma
– Infeksi
– Spina Bifida
19
Tn. Mungkin, 35 tahun, datang dengan keluhan kelemahan gerak pada
kedua tungkai sejak 5 jam yang lalu setelah jatuh dari pohon. Pasien juga
mengeluh tidak terasa dengan rangsangan nyeri dan suhu dari ujung kaki
sampai setinggi umbilicus. TTV stabil. Pemeriksaan neurologi : hipoestesi
dari umbilicus hingga ujung kaki. Kekuatan motorik tungkai bawah
2222/2222. Tonus otot meningkat, Refleks fisiologis meningkat, Refleks
patologis +/+. Jenis kelainan dari kasus diatas adalah...
a. Posterior Cord Syndrome
b. Brown Sequard Syndrome
c. Central Cord Syndrome
d. Anterior Cord Syndrome
e. Sindrom Transeksi Medulla Spinalis Total
19
Tn. Mungkin, 35 tahun, datang dengan keluhan kelemahan gerak pada
kedua tungkai sejak 5 jam yang lalu setelah jatuh dari pohon. Pasien juga
mengeluh tidak terasa dengan rangsangan nyeri dan suhu dari ujung kaki
sampai setinggi umbilicus. TTV stabil. Pemeriksaan neurologi : hipoestesi
dari umbilicus hingga ujung kaki. Kekuatan motorik tungkai bawah
2222/2222. Tonus otot meningkat, Refleks fisiologis meningkat, Refleks
patologis +/+. Jenis kelainan dari kasus diatas adalah...
a. Posterior Cord Syndrome
b. Brown Sequard Syndrome
c. Central Cord Syndrome
d. Anterior Cord Syndrome
e. Sindrom Transeksi Medulla Spinalis Total
20
Tn. Treno, usia 54 tahun datang diantar istrinya ke praktik dokter dengan
mengeluhkan kelumpuhan pada kedua kakinya. Keluhan disertai kesulitan
menahan BAK dan BAB. Keluhan ini muncul sejak pasien beberapa hari
yang lalu mengalami kecelakaan lalu lintas. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan plegi pada kedua tungkai bawah, penurunan modalitas sensoris
eksteroseptor dan proprioseptif setinggi segmen Thoracal X ke bawah
disertai hiperhidrosis. Apakah kondisi yang dialami pasien?
a. Brown Sequard Syndrome
b. Sindrom Kolumna Anterior
c. Sindrom Kolumna Posterior
d. Sindrom Kolumna Central
e. Sindrom transeksi medulla spinalis total
20
Tn. Treno, usia 54 tahun datang diantar istrinya ke praktik dokter dengan
mengeluhkan kelumpuhan pada kedua kakinya. Keluhan disertai kesulitan
menahan BAK dan BAB. Keluhan ini muncul sejak pasien beberapa hari
yang lalu mengalami kecelakaan lalu lintas. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan plegi pada kedua tungkai bawah, penurunan modalitas sensoris
eksteroseptor dan proprioseptif setinggi segmen Thoracal X ke bawah
disertai hiperhidrosis. Apakah kondisi yang dialami pasien?
a. Brown Sequard Syndrome
b. Sindrom Kolumna Anterior
c. Sindrom Kolumna Posterior
d. Sindrom Kolumna Central
e. Sindrom transeksi medulla spinalis total
COMPLETE TRANSECTION
• Steroid injection
– 80% relief short-term, ~10-20% @ 1.5 years
– (+) response predictive of success with surgery
– dexamethasone safest
SURGERY
• Neuroimaging
– Foto polos lumbosacraluntuk eksklusi diagnosis banding seperti spondilosis, spondilolistesis, fraktur, keganasan,
infeksi, proses degenerasi, penyempitan disk space. Dapat melihat struktur tulang namun tidak bisa melihat herniated disk
– CT SCANdapat menilai struktur tulang jauh lebih baik dibandingkan MRI dan foto polos, namun tidak bisa
mengevaluasi radix saraf
– MRIdapat menvisualisasi soft tissue lebih baik dan informatif dibandingkan CT SCAN. Paling disarankan untuk
penegakan diagnosis herniated disc
– CT myelografijarang diindikasikan karena invasif. Dapat menvisualisasi radiks saraf spinal dan disarankan pada pasien
herniated disc yang intolerasi atau memiliki kontraindikasi terhadap MRI.
• Elektrodiagnosis
– Nerve Conduction Study (NCS) dan elektromiografi (EMG)
– Digunakan apabila temuan neuroimaging tidak konsisten dengan presentasi klinis pasien
– NCS dan EMG memilik idiagnostik yang tinggi apabila dilakukan pada radikulopati dengan kelemahan otot yang sudah
ada minimal 3 minggu
– Pada radikulopati, NCS dan EMG dapat melokaslisasi radiks nervi spinal yang bermasalah
PEMERIKSAAN PENUNJANG HNP
• Konservatif
– Analgesik golongan NSAID
– Modifikasi aktivitas (kurangi duduk yang terlalu lama, membungkuk, mengangkat barang)
– Fisioterapi, program olahraga
– Collar neck atau korset lumbal sementara selama 2 minggu
– Injeksi kortikosteroid epidural pada kasus nyeri radikular yang hebat di lumbal
• Indikasi Bedah
– Nyeri yang tidak tertahankan walaupun sudah menjalani terapi konservatif yang adekuat
selama > 3 bulan
– Hasil EMGterdapat kompresi radiks
– Defisit neurologis yang progresif
– Prosedur = discectomy anterior servikal atau laminektomi
31
Nn AY, 28 tahun dikeluhkan keluarga mengalami cemas dan berespon berlebih
terhadap cahaya dan air, sehingga pasien hanya mengurung diri di kamar. Pasien
juga dikeluhkan demam selama beberapa hari terakhir. Riwayat digigit anjing liar
di jalan sekitar 2 bulan sebelumnya dan hanya dilakukan perawatan di rumah.
Kemungkinan diagnosis pasien adalah.....
a. Tetanus
b. Rabies
c. Meningitis
d. Gangguan psikosomatis
e. Gangguan cemas menyeluruh
31
Nn AY, 28 tahun dikeluhkan keluarga mengalami cemas dan berespon berlebih
terhadap cahaya dan air, sehingga pasien hanya mengurung diri di kamar. Pasien
juga dikeluhkan demam selama beberapa hari terakhir. Riwayat digigit anjing liar
di jalan sekitar 2 bulan sebelumnya dan hanya dilakukan perawatan di rumah.
Kemungkinan diagnosis pasien adalah.....
a. Tetanus
b. Rabies
c. Meningitis
d. Gangguan psikosomatis
e. Gangguan cemas menyeluruh
RABIES
• Infeksi virus Rabies (genus Lyssa-virus) pada sistem saraf pusat melalui saraf perifer
• Ditularkan terutama melalu igigitan hewan yang terinfeksi (anjing, monyet, kelelawar, kucing, serigala)
• Inkubasi virus = 2 minggu-2 tahun (umumnya 3-8 minggu
• Prognosis hampir selalu fatal (mortalitas mencapai 100 %) apabila virus telah menginfeksi SSP
• Tanda dan gejala Rabies di manusia
– Stadium prodromalflu-like
– Stadium sensorisnyeri, panas, kesemutan pada tempat bekas luka, cemas. Reaksi berlebihan terhadap rangsang sensoris
– Stadium eksitasitonusotot >>, aktvitas simpatis >>, hiperhidrosis, hipersalivasi, hiperlakrimasi, midriasis, fobia, apneu, konvulsi, takikardia,henti
jantung
– Stadium paralisispada pasien yang tidak menunjukkan gejala eksitasi, paresis otot progresif
• Tanda dan gejala Rabies di hewan (anjing) :
– tak mengenal dan mematuhi pemiliknya, mudah terkejut,
– Mudah berontak
– Fotofobia
– gelisah,
– Beringas
– Kelumpuhan tenggorokan
– kelumpuhan kaki belakang
– Dalam 10-14 hari akan mati karena rabies
WOUND TREATMENT
• SEGERA CUCI LUKA GIGITAN DENGAN SABUN + AIR MENGALIR ATAU AIR SAJA SELAMA 15 MENIT
• Debridemen dan disinfeksi luka dengan detergen, alkohol 70%, povidon iodin
• Administrasi antibiotik
• Profilaksis tetanus