Anda di halaman 1dari 34

GAMBAR PROYEKSI

 Adalah bayangan khayalan dari benda yang dipandang,


yang menunjukkan bentuk benda yang dipandang
pengamat. Bayangan khayalan itu ditentukan oleh
garis-garis pandangan pengamat, yang disebut garis
proyeksi (proyektor).
 Tujuan: menjelaskan bentuk benda 3 dimensi pada
kertas gambar dalam bentuk 2 dimensi.
 Gambar proyeksi amat banyak digunakan dalam
penggambaran bangunan pada bidang teknik bangunan
dan teknik sipil.
 Dengan gambar proyeksi dapat diketahui letak, bentuk,
dan ukuran benda-benda teknik, baik penampang
bagian dalam ataupun tampak luarnya.
PROYEKSI TITIK
 Proyeksi suatu titik akan menghasilkan
gambar titik
PROYEKSI GARIS
 Proyeksi suatu garis akan menghasilkan
gambar garis
PROYEKSI BIDANG
 Proyeksi suatu bidang akan menghasilkan
gambar bidang
PROYEKSI RUANG
 Proyeksi suatu ruang akan menghasilkan
gambar bidang
PROYEKSI
AMERIKA 2 DIMENSI
PROYEKSI
MAJEMUK
PROYEKSI
EROPA
ORTHOGRAPHIC

ISOMETRIK

AKSONOMETRIK DIMETRIK

TRIMETRIK

CABINET

PROYEKSI OBLIQUE/ CAVALIER


OBLIK 3 DIMENSI

IMPROVED

1 TITIK LENYAP

PERSPEKTIF 2 TITIK LENYAP


OBYEK
MIRING
3 TITIK LENYAP
BIDANG
GAMBAR
MIRING
PENGERTIAN
 Proyeksi Orthographic/Orthogonal: sistem
penggambaran yang memungkinkan benda
padat atau 3 dimensi digambarkan secara 2
dimensi.
 Proyeksi Pictorial: sistem penggambaran 3
dimensi untuk benda padat/3 dimensi dengan
cara pandang yang berbeda-beda untuk
mendapatkan kesan (impresi) yang berbeda-
beda pula. Oblik, isometrik, dan perspektif
termasuk dalam golongan proyeksi piktorial.
4 FAKTOR PENTING DALAM
GAMBAR PROYEKSI
1. Titik pandangan: posisi mata pengamat,
baik yang nyata maupun yang imajiner
2. Garis proyeksi: yang menghubungkan
titik padangan dengan benda
3. Bidang proyeksi: bidang tempat benda
diproyeksikan atau digambar
4. Benda: obyek yang diproyeksikan, dapat
berupa benda nyata maupun imajiner.
PROYEKSI ORTHOGRAPHIC
 Garis proyeksi tegak lurus terhadap bidang
gambar
PROYEKSI OBLIQUE
 Garis proyeksi sejajar dan membentuk
sudut terhadap bidang gambar
PERSPEKTIF
 Garis proyeksi konvergen menuju titik
pengamat
PROYEKSI ORTHOGRAPHIC
 Disebut juga proyeksi majemuk (Multi View)

 Pada gambar teknik hanya dikenal Proyeksi


Kuadran I (Proyeksi Eropa) dan Kuadran III
(Proyeksi Amerika)
PROYEKSI EROPA
 Ruang gambar proyeksi Eropa: gambar
seolah-olah menjauhi pengamat
PROYEKSI AMERIKA
 Ruang gambar proyeksi Amerika: gambar
seolah-olah mendekati pengamat
CARA MEMPROYEKSI BENDA
 Segala unsur benda yang terlihat (rusuk,
bidang, titik) diproyeksikan ke bidang
gambar
ISOMETRI/ISOMETRIK
X Y
120°
 Ciri-ciri:
1. Sudut antara masing-
masing sumbu sama besar. 120° 120°
Berarti setiap sudut
berukuran 120.
Z
2. Sudut yang terbentuk
antara alas benda dengan
garis mendatar adalah 30
kiri dan kanan
3. Perbandingkan ukuran yang
digambarkan pada setiap
sumbu adalah 1:1:1.
30° 30°
Sumbu Isometrik
X Y
 Untuk memperlihatkan 120°
bagian atas benda
120° 120°

Z
 Untuk memperlihatkan
bagian bawah benda
120° 120°

120°
X Y
Penggunaan Isometrik
Penggunaan Isometrik
DIMETRIK
 Bagian dari Aksonometri:
 Objek terletak DATAR di atas bidang gambar
 Bidang datar tegak lurus thd bidang proyeksi

 Sisi depan objek sejajar dg bidang proyeksi

 Garis proyeksi (proyektor) sejajar dengan


bidang dasar dan tegak lurus terhadap bidang
proyeksi
 Proyektor sejajar sesamanya
 Ciri utama: Sumbu-sumbunya membentuk 2
sudut yang sama besar dan 1 sudut dengan
ukuran berbeda.
 Sudut yang sama besar bisa terletak di kiri dan
kanan sumbu tegak (Z) atau di atas bawah
sumbu horizontal (X atau Y)
 Besar sudut: >90 hingga <135
X Y X
106° 127°
Y

127° 127° 127° 106°

Z Z
X Y
106°
 Dimetrik Simetris:
sudut yang sama 127° 127°
besar terletak di
kiri dan kanan
sumbu tegak (Z) Z

A A

 Dimetrik X
127°
Unsimetris: sudut Y
yang sama besar
terletak di atas 127° 106°

bawah sumbu
horizontal (X atau Z
Y)
A
B
B = 90°-2A
 Karena rentang sudut yang sangat besar
(>90 - <135), dimetrik mempunyai
kemungkinan variasi tampilan benda yang
sangat besar pula (handout hal. 91)
 Karena sudutnya ada yang berbeda,
dimetrik mempunyai perbandingan (skala)
sumbu. Ada 1 sumbu yang digambarkan
lebih pendek atau lebih panjang dari 2
sumbu lainnya. Grafik skala: handout hal.
92
BEBERAPA SKALA SUMBU
DIMETRIK SIMETRIS

3/4 3/4 1 1

1
3/4

37° 37°
13.5° 13.5°

1 1
1 1 1 1

2/3
1/2
38.5° 38.5° 41.5° 41.5° 43.5° 1/3 43.5°
BEBERAPA SKALA SUMBU
DIMETRIK UNSIMETRIS

3/4 3/4 1

1
1
3/4
63°
13.5° 37° 16°

2/3 1/3
1 1/2
1 1

1 1 1

38.5° 41.5° 43.5°


13°
7° 3°
Langkah-langkah membuat
gambar dimetrik
1. Pastikan bentuk dan ukuran objek yang akan digambar
2. Tetapkan bidang-bidang yang ingin ditonjolkan
3. Pilih jenis dimetrik yang sesuai untuk itu:
1. Dimetrik simetris cocok untuk menampilkan tampak muka dan
samping dengan tingkat perhatian yang sama
2. Dimetrik simetris dengan sudut alas besar cocok untuk
menonjolkan bagian atas benda
3. Dimetrik unsimetris cocok untuk menampilkan tampak atas dan
muka benda dengan tingkat perhatian yang sama
4. Tetapkan skala yang digunakan untuk setiap sumbu
5. Gambarkan sumbu pada posisi sudut yang tepat
6. Masukkan setiap ukuran objek pada sumbu yang tepat
dan tarik garis pada setiap ukuran sehingga terbentuk
gambar dimetrik objek.
TRIMETRIK
 Karena gambar isometrik dan dimetrik lebih sederhana
dan hasilnya cukup memuaskan untuk kebutuhan
gambar teknik, gambar trimetrik jarang digunakan.
 Prinsip utama: ketiga sudutnya tidak sama besar
 Besar sudut bebas, asal ketiganya berbeda
Y Z
X 139°

101° 120° X 78° 72°


Y

11° 30° 12° 18°


 skala sumbu trimetrik juga tergantung
kepada besarnya sudut yang dipilih

9/10 1/2 5/6 2/3

1 1

5° 20° 12° 18°


OBLIQUE / OBLIK
 Cabang proyeksi yang berbeda prinsip, ciri, dan tujuan.
 Oblique = miring. Yang miring adalah proyektornya
terhadap bidang gambar (handout hal. 95)
 Disebut juga dengan PROYEKSI MIRING dengan sisi depan
yang SELALU LURUS.
 Kemiringan proyeksinya sangat fleksibel (>0 - <90 ), tetapi
biasanya dibuat antara 30-45 
Y Y

X X

120-135° °120-135

Z Z
 Sumbu miring Oblik dapat dibuat ke segala arah:
ke kanan, ke kiri, ke atas, atas ke bawah,
dengan kemiringan yang disukai.
 Oblik tepat digunakan untuk menggambarkan
objek secara 3 dimensi dengan bidang muka
digambarkan sesuai bentuk sesungguhnya.
 Oblik umumnya dipakai untuk menggambarkan
benda yang:
 Ada salah satu dimensinya jauh lebih kecil
dibandingkan 2 dimensi lain (kosen, pintu, dinding).
Benda dengan bendtuk seperti ini, dimensi yang
sangat kecil harus ditempatkan sebagai SISI MIRING
 Salah satu bidangnya merupakan bidang lengkung.
Benda seperti ini bidang lengkungnya harus
ditempatkan sebagai SISI DEPAN.
 Cara penggambaran Oblik

BENAR!

SALAH!

BENAR!

SALAH!

 Ada 3 jenis skala sumbu Oblik:


 Cavalier Oblique
 Improved Oblique
 Cabinet Oblique
OBLIK CAVALIER
 Skala sumbu sama untuk setiap sumbu
(1:1:1). Hasilnya sisi miring akan terlihat
lebih panjang dari ukuran objek yang
sebenarnya.
1

1
OBLIK IMPROVED
 Sumbu miring digambarkan dengan skala
2/3 sampai ¾. Hasilnya sisi miring
terlihat lebih proporsional

3/4 2/3

1 1

1 1
OBLIK CABINET
 Sumbu miring digambarkan dengan skala
½. Hasilnya sisi miring terlihat lebih
pendek dari ukuran obyek sebenarnya.

1/2

Anda mungkin juga menyukai