G 9
H 3, 5
• Pertanyaan: Berapa Tingkat Kolaborasi peneliti
pada bidang " X " tersebut ? . Penyelesaian:
Untuk menjawab pertanyaan dalam menentukan
tingkat kolaborasi tersebut, maka sebagai langkah
awal adalah sebagai berikut:
(a) Memeriksa dan mencatat makalah hasil penelitian
dari para pengarangberdasarkan jumlah
keanggotaan pengarang, yakni yang dilakukan oleh
satu orang, dua orang, tiga orang, dan seterusnya.
(b) Mengelompokan makalah hasil penelitian yang
ditulis hanya satu orang peneliti dengan yang
berkolaborasi (yang ditulis 2 orang atau lebih).
(c) Menentukan besarnya nilai tingkat kolaborasi
pengarang dengan menggunakan formulasi tingkat
kolaborasi dengan rumus.
Dari data yang ada, diperoleh bahwa
pengarang tunggal (Ns) adalah 2 (dua) yaitu
makalah E dan G. Pengarang kolaborasi (dua
atau lebih pengarang) adalah 6 (enam).
Maka tingkat kolaborasinya adalah:
Nm
C
Nm Ns
6
C 0,75
62
Interpretasi terhadap nilai C
(a) Apabila nilai C sama dengan nol (C= 0) maka dapat
dikatakan bahwa hasil penelitian pada bidang
tersebut seluruhnya dilakukan secara individual
(peneliti tunggal), berarti tidak ada satu hasil
penelitianpun yang dilakukan secara berkolaborasi.
Jadi pelaksanaan penelitian pada bidang tersebut
sama sekali tidak memerlukan bantuan atau
pendekatan dari disiplin ilmu lain atau lembaga
penelitian lain, artinya memang masih dapat
dilakukan secara sendiri.
(b) Apabila nilai C lebih besar nol dan kurang
dari setengah (0<C<0,5) maka dapat dikatakan
bahwa hasil penelitian pada bidang tersebut
dilakukan secara individual lebih besar
dibanding dengan banyaknya hasil penelitian
yang dilakukan secara berkolaborasi.
Jadi pelaksanaan penelitian pada bidang
tersebut tidak semuanya memerlukan
bantuan atau pendekatan dari disiplin ilmu
lain atau lembaga penelitian lain.
(c) Apabila nilai C sama dengan setengah (C=0,5)
maka dapat dikatakan bahwa banyaknya hasil
penelitian pada bidang tersebut dilakukan
secara individual sama dengan banyaknya
hasil penelitian yang dilakukan secara
berkolaborasi.
Jadi pelaksanaan penelitian pada bidang
tersebut sama-sama memerlukan bantuan
dari disiplin ilmu lain atau lembaga penelitian
lain.
(d) Apabila nilai C lebih besar setengah dan kurang
dari satu (0,5<C<1) maka dapat dikatakan bahwa
hasil penelitian pada bidang tersebut dilakukan
secara individual lebih sedikit dibanding dengan
banyaknya hasil penelitian yang dilakukan secara
berkolaborasi.
Jadi pelaksanaan penelitian pada bidang tersebut
memang sangat memerlukan bantuan dari
disiplin ilmu lain atau lembaga penelitian lain
(e) Apabila nilai C sama dengan satu (C=1) maka
dapat dikatakan bahwa hasil penelitian pada
bidang tersebut seluruhnya dilakukan secara
berkolaborasi (bersama), berarti tidak ada satu
hasil penelitianpun yang dilakukan secara
individual.
Jadi pelaksanaan penelitian pada bidang tersebut
memang sangat memerlukan bantuan dari
disiplin ilmu lain atau lembaga penelitian lain,
artinya tidak dapat dilaksanakan tanpa bantuan
dari disiplin Ilmu lain atau lembaga penelitian
lain.
• Menurut Subramanyam (1983) tingkat kolaborasi peneliti berbeda-
beda pada masing-masing disiplin ilmu. Frekuensi peneliti dalam
melakukan kolaborasi dengan peneliti lain akan menentukan tingkat
kolaborasi peneliti.
• Pernyataan tersebut diperkuat oleh Sulistyo-Basuki (1990) yang
menyebutkan tingkat kolaborasi adalah bervariasi antara satu
disiplin ilmu dengan disiplin ilmu yang lain, serta dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti lingkungan riset, faktor demografis, dan jenis
disiplin ilmu.
• Tingkat kolaborasi untuk bidang teknologi umumnya iebih tinggi bila
dibandingkan dengan tingkat kolaborasi untuk bidang humaniora.
• Kajian D. Lindsey dan Brown yang disitir oleh Garfield menyebutkan
bahwa kolaborasi dari seluruh karya untuk bidang ekonomi, sosial
dan sosiologi berkisar antara 17-25%.
• Untuk bidang gerontologl, psikiatri, psikologi dan biokimia ternyata
kolaborasi peneliti dari seluruh karyanya mencapai 48-81%.
Kecenderungan dan prospek kolaborasi
• Pada tahun 1963 Price mengungkapkan bahwa pangsa makalah
berpengarang ganda semakin bertambah banyak jumlahnya sejak awal
abad 20 dan menyatakan bila kecenderungan itu berlanjut maka pada
tahun 1980 an tak akan ada lagi makalah yang ditulis oleh pengarang
tunggal. Nyatanya hal ini tidak terjadi, walaupun ada kecenderungan
bekerja bersama, usaha penelitian oleh ilmuwan tunggal masih tetap saja
berlangsung.
• Clarke pada tahun 1964 menyajikan data kepengarangan artikel bidang
biomedis antara tahun 1934 hingga 1964 yang menunjukkan bahwa
jumlah rata‑rata pengarang per makalah tetap berkisar sekitar 2 s.d 3
pengarang per makalah selama periode tersebut.
• Beaver dan Rosen mengaji sejarah kolaborasi penelitian sejak abad 17
hingga sekarang. Hasil penelitian mereka dimuat dalam majalah
Scientometrics menunjukkan bahwa kolaborasi dalam penelitian ilmiah
berkaitan dengan profesionalisasi masyarakat ilmuwan dan kolaborasi
umumnya mengarah ke produktivitas yang lebih besar dalam penelitian
dan mendorong mobilitas dan visibilitas ilmuwan.
• Heffner mengaji hubungan antara kolaborasi dan dana untuk pnelitian
dalam 4 disiplin yaitu ilmu politik, psychology, ilmu‑ ilmu biologi dan
kimia. Pada keempat disiplin ilmu tersebut,dana penelitian diasosiasikan
dengan jumlah ilmuwan yang bertambah (termasuk kopengarang dan
subpengarang) yang terlibat dalam sumbangan pengetahuan per
makalah penelitian. Asosiasi tersebut sangat kuat dalam bidang biologi
dan kimia. Korelasi yang sama antara kolaborasi dan dana penelitian
dilaporkan pula oleh Hirsch dan Singleton dalam makalah yang dikutip
oleh Price dan Beaver.
• Kajian oleh Price dan Beaver, Zuckerman, dan Pao menunjukkan asosiasi
yang kuat antara kolaborasi dan produktivitas. Dalam kajian mereka
terhadap kolaborasi pada Information Exchange Group No. 1 (tentang
phosphorilasi oksidatif dan transpor elektron terminal yang dibiayai oleh
National Institutes of Health), Price dan Beaver menytakan bahwa
produktivitas bertambah bila jumlah kolaborator bertambah. Mereka
menyatakan adanya sekelompok kecil peneliti inti yang sangat aktif,
dikelilingi oleh sejumlah tenaga yang bekerja sama dengan pimpinan
mereka dalam satu atau dua proyek, kemudian tidak terdengar lagi
kegiatannya.
• Kajian Zuckerman terhadap 41 pemenang Nobeljuga menunjukkan korelasi yang
tinggi antara kolaborasi dan produktivitas. Pada umumnya, para pemenang
hadiah Nobel lebih banyak menerbitkan karya ilmiah daripada sejumlah
ilmuwan yang dijadikan sampel serta lebih cenderung untuk berkolaborasi
daripda ilmuwan sampel. Juga dalam penulisan, para pemenang hadiah Nobel
lebih banyak mengemukakan kolaborator mereka, yang lebih junior, sebagai
pengarang senior dengan menempatkan nama ilmuwan junior pada tempat
pertama.
• Pao meneliti bidang musikologi. Ia menemukan bahwa karya kolaborasi dalam
bidang musikologi hanya berjumlah 15% dari literatur musikologi (dibandingkan
dengan 80% dalam bidang sains) serta musikologis yang paling kolaboratif. Pao
juga menyatakan bahwa terdapat tingkat korelasi yang tinggi antara
produktivitas dan kolaborasi dalam bidang musikologi komputasi.
• McCauley memeri kesulitan dalam makalah berpengarang ganda menyangkut
penamaan species taksonomi erta menyarankan dalam makalah mengenai
taksonomi, jjumlah pengarang harus dibatasi. Sebagai contoh diambilnya kasus
penamaan spesies Mycoplama pneumoniae yang ditulis oleh 15 pengarang, ia
menulis :"The fact that each man contributed to the research ... does not neces
sarily mean that all should be authors... the man who first recognize a species
as unique should be entitled to describe it."
Total hasil riset Peneliti Program RUT Pada Buku Seri Kumpulan Abstr Tahun 1997-1999. Hitunglah tingkat kolaborasinya (C).
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Bioteknologi
10 3 7 14 4 1 2 - - 2 - - - 43
Teknologi Kedokteran
1 - - - 1 - - - - - - - - - 2
Teknologi Hasil Pertanian
12 3 20 4 - 1 - - - - - - - - 40
Enjiniring
16 - 6 11 - - - - 1 - - - - - 34
Ilmu Bahan
9 - 5 3 1 3 2 - 1 24
Ilmu Kimia dan Proses
4 1 6 9 2 1 1 1 1 - - 1 - 1 28
Teknologi Energi
2 - - - - - - - - - - - - - 2
Elektronika dan Informastika
14 - 6 6 - - - - - - - - - - 26
Teknologi Perlindungan
Lingkunqan 17 - 12 12 4 1 - - 3 1 - - - - 40
Dinamika Sosial, Ekonomi &.
Budaya 1 1 3 3 1 - - - 1 - - - - - 7
Total
86 8 52 62 13 7 5 1 7 3 - 1 - 1 246