Anda di halaman 1dari 50

VALIDITAS CLINICAL ABDOMINAL SCORING SYSTEM

(CASS) DALAM MEMPREDIKSI PERLUNYA TINDAKAN


LAPAROTOMI PADA PASIEN TRAUMA TUMPUL ABDOMEN
DI RSUP SANGLAH-DENPASAR

Nico Odolf Yordanius


Pembimbing I:
Dr I Ketut Wiargitha SpB (K) Trauma
Pembimbing II:
DR. Dr. Nyoman Golden Sp.BS (K)
OUTLINE PENDAHULUAN

KAJIAN PUSTAKA
KERANGKA BERPIKIR,
KONSEP PENELITIAN, DAN
HIPOTESIS

METODE PENELITIAN
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Penelitian di Iran → trauma tumpul abdomen paling umum disebabkan oleh kecelakaan
lalu lintas (68,70%), yang mana lebih banyak menimpa laki-laki (83%) usia produktif (19-
39 tahun; 72%)

Qatar → menunjukkan 15% dari kasus


trauma yang datang ke Instalasi Gawat
Darurat (IGD) adalah trauma tumpul
abdomen

Organ intraabdomen yang


paling sering cedera :
- hati (36%)
- limpa (32%)
- ginjal (18%)
Bordoni, P.H.C., Santos, D.M.M.D., Teixeira, J.S., Bordoni, L.S. 2017. dimana 25% akhirnya meninggal dunia (Tanaka et al, 2018).Col Bras Cir. Vol 44(6), 582-595
Arumugam, S., Al-Hassani, A., El-Menyar, A., Abdelrahman, H., Parchani, A., Peralta, R., et al. 2015. Frequency, causes and pattern of abdominal trauma: A 4-year descriptive analysis. J Emerg Trauma Shock [serial online] [di akses 30 Oktober 2020]. Diunduh dari
: https://www.onlinejets.org/text.asp?2015/8/4/193/166590
LATAR BELAKANG

Kasus trauma tumpul abdomen di


Indonesia diperkirakan terbanyak terjadi
terbanyak di Sulawesi Selatan sekitar
12,8% dan terendah di daerah Jambi
sekitar 4,5% .

Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar periode Januari 2015 sampai
dengan Desember 2016 tercatat terdapat 68 kasus trauma tumpul abdomen, mayoritas
berjenis kelamin laki-laki usia dewasa muda.

Dalam waktu 3 bulan penelitian (Feb – Mei 2017), diperoleh 44 kasus baru trauma
tumpul abdomen, 75% pada laki-laki, dan 79,5% hasil CT-scan menunjukkan ruptur
organ intraabdomen.
Liani I., dan Putra F. 2019. Modalitas diagnostik pada kasus kegawatdaruratan trauma tumpul abdomen. Jurnal Gawat Darurat. 1(2):57-64. [serial online] [di akses 30 Oktober 2020]. Diunduh dari :
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/JGD/article/view/643
Tanaka, C., Wiargitha, K., Golden, N. 2018. Early coagulopathy as a risk factor of mortality in abdominal trauma patients in Sanglah General Hospital period 2015-2016. MEDICINA. Vol 49(3), 382-387
Karjosukarso, A.S. Wiargitha, I.K., Mahadewa, T.G.B. 2019. Validitas diagnostik Blunt Abdominal Trauma Scoring System(BATSS) pada trauma tumpul abdomen di RSUP Sanglah Denpasar, Bali. Medicina. 50(2): 377-380.
LATAR BELAKANG

TRAUMA TUMPUL ANGKA MORTALITAS yang Tinggi


ABDOMEN

10% dari kematian PERDARAHAN


akibat trauma
disebabkan oleh
TRAUMA
INTRAABDOMEN SEPSIS dan KOMPLIKASI LANJUTAN

Juga menyebabkan BEBAN EKONOMI


Aziz, A., Bota, R., Ahmed, M. 2014. Frequency and pattern of intra-abdominal injuries in patients with blunt abdominal trauma. J Trauma Treat. Vol 3(3), 1-3
Haghbeen, M., Abbasi, A.R., Kalani, N. 2017. Epidemiology of causes of intra-abdominal hemorrhage in blunt trauma over the last decade: a Cross-sectional study. International Journal od Scientific Study. Vol 5(4), 353-356
LATAR BELAKANG

computerized tomography scan / CT scan dengan


kontras pada pasien dengan hemodinamik stabil
BAKU EMAS
PEMERIKSAAN
laparotomi eksplorasi untuk pasien dengan kondisi
hemodinamik tidak stabil

Keakuratan dalam
CT-Scan
membaca hasil Dikembangkan
memiliki bias CT-Scan SISTEM
operator dipengaruhi oleh SKORING
dependent pengalaman ahli
radiologis
Weledji, P., dan Tambe, J. 2018. Perspectives on the management of abdominal trauma. Journa; of Universal Surgery. Vol 6(2), 1-7
9Asbita, I.G.N.A. 2016. Kinerja CT dalam mendeteksi trauma usus besar. Intisari Sains Medis. Vol 5(1), 1-9
LATAR BELAKANG
BATSS
• Blunt Abdominal Trauma Scoring
System
• sensitivitas 91,4%, spesifisitas
77,77%, nilai prediksi positif 94,1%,
serta angka prediksi negatif 70%
• bias operator dan machine dependent

SISTEM
SKORING
CASS
• Clinical Abdominal Scoring System
• yang hanya didasarkan pada tanda-
tanda klinis dan waktu presentasi
setelah trauma
• memiliki nilai diagnostik akurasi 94%,
sensitivitas 100%, spesifisitas 88%,
nilai prediksi positif 90% dan nilai
prediksi negatif 100%

Avini, P. E., Nejad, N. H., Chardoli, M., & Movaghar, V. R. 2011. Evaluating clinical abdominal scoring system in predicting of necessity of laparotomy in blunt abdominal trauma. Chinese Journal of Traumatology. Vol 13:156-160.
LATAR BELAKANG

SISTEM
SKORING Penulis menilai pentingnya
sistem skoring yang
sederhana tanpa bantuan
pemeriksaan penunjang
yang dapat digunakan
CASS sebagai pedoman dalam
memprediksi cedera organ
intra-abdomen secara
cepat dan tepat di IRD
RUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah nilai sensitivitas, spesifisitas,


prediktif positif, prediktif negatif, dan akurasi
skor CASS dalam memprediksi perlunya
tindakan laparotomi pada pasien trauma
tumpul abdomen ?
TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui nilai sensitivitas,


spesifisitas, prediktif positif, prediktif negatif,
dan membuktikan nilai validitas skor CASS
dalam memprediksi perlunya tindakan
laparotomi pada pasien trauma tumpul
abdomen.
MANFAAT PENELITIAN

• menambah pengetahuan tentang sistem • dibuktikannya mengenai validitas skoring


skoring berdasarkan pemeriksaan klinis pada CASS
pasien dengan trauma tumpul abdomen. • dapat menjadi pertimbangan untuk
diaplikasikan di senter layanan kesehatan
kegawatdaruratan peneliti maupun pada
komunitas yang sesuai dengan populasi
penelitian ini.
• diharapkan dapat meningkatkan pelayanan
utamanya pada departemen bedah trauma,
serta efisiensi biaya dan sumber daya, serta
dapat mempercepat pengambilan keputusan
ahli bedah terkait

Manfaat Manfaat
Akademis Praktis
KAJIAN PUSTAKA
DEFINISI TRAUMA TUMPUL ABDOMEN

Cedera pada abdomen tanpa penetrasi ke dalam rongga peritoneum,


dapat diakibatkan oleh pukulan, benturan, ledakan, deselarasi
(perlambatan), atau kompresi.

Pada intraperitoneal, trauma tumpul abdomen paling sering


menciderai organ limpa (40-55%), hati (35-45%), dan usus
halus (5-10%). Sedangkan pada retroperitoneal, organ yang
paling sering cedera adalah ginjal, dan organ yang paling
jarang cedera adalah pankreas dan ureter.

Van der Vlies, C. H., Olthof, D. C., Gaakeer, M., Ponsen, K. J., van Delden, O. M. and Goslings, J. C. 2011. Changing patterns in diagnostic strategies and the treatment of blunt injury to solid abdominal organs. International Journal of Emergency Medicine.
Springer Open Ltd. Vol 4(1), p. 47
Bhatia, K., Cranmer, H.H. 2013. Trauma in Pregnancy. In J. Marx, R. Walls, & R. Hockberger, Rosen‟s Emergency Medicine, Concepts and Clinical Practice 8th ed. Elsivier Health Sciences: 296-304
ANATOMI ABDOMEN

• Abdomen merupakan bagian tubuh yang terletak di antara


toraks dan pelvis.

• Rongga abdomen yang sebenarnya dipisahkan dari


rongga toraks di sebelah atas oleh diafragma dan dari
rongga pelvis di sebelah bawah oleh suatu bidang miring
yang disebut pintu atas panggul.

Afifi, R. Y. 2008. Blunt abdominal trauma: Back to clinical judgement in the era of modern technology. Int J Surg. Vol 6(2), 91-95
ETIOLOGI dan KLASIFIKASI

Organ padat → perdarahan

Berdasarkan Jenis organ yang cedera


Organ berongga → peritonitis

Organ Intraperitoneal

Berdasarkan Daerah organ yang


cedera
Organ Retroperitoneal

Richard, J. R., Acosta, J. A., & Wilson, W. C. 2007. Abdominal Trauma. In W. C. Wilson, C. M.Grande, & D. B. Hoyt, Trauma. New York: Informa Healthcare.Vol 1: 517-531
ETIOLOGI dan KLASIFIKASI
Trauma Tumpul → tanpa penetrasi ke
dalam rongga periotenum

Berdasarkan Kekuatan trauma


Trauma Tembus → disertai dengan
penetrasi ke dalam rongga peritoneum

Richard, J. R., Acosta, J. A., & Wilson, W. C. 2007. Abdominal Trauma. In W. C. Wilson, C. M.Grande, & D. B. Hoyt, Trauma. New York: Informa Healthcare.Vol 1: 517-531
PATOMEKANISME

Mekanisme pertama → saat pengurangan kecepatan menyebabkan


perbedaan gerak diantara struktur

Mekanisme kedua → isi intra-abdominal hancur diantara dinding


abdomen anterior dan columna vertebra atau tulang toraks posterior

Mekanisme ketiga → gaya kompresi eksternal yang menyebabkan


peningkatan tekanan intra-abdomen yang tiba-tiba dan mencapai
puncaknya pada ruptur organ berongga

Reddy, N.B., Hanumantha, Madithati, P., Reddy, N.N, Reddy, C.S. 2014. An epidemiological study on pattern of thoraco-abdominal injuries sustained in fatal road traffic accidents of Bangalore: Autopsy-based study. Journal of Emergency, Trauma, and Shock. Vol
7(2): 116-120
DIAGNOSIS

ANAMNESIS

 Riwayat trauma
 Seperti apa kejadian, dimana terjadi, kapan, dan dari
arah mana datangnya ruda paksa
 Sifat, letak, dan perpindahan rasa nyeri
 Ada atau tidaknya muntah, kelainan defekasi,
sembelit
 Ada atau tidaknya syok, nyeri tekan, perut kembung

Adelgais, K.M, Kupperman, N., Kooistra, J., Garcia, M., Monroe, D. J., Mahajan, P., Menaker, J., Ehrlich, P., Atabaki, S., Page, K., Kwok, M., Holmes, J. F. 2014. Accuracy of the abdominal examination for identifiying children with blunt intra-abdominal injuries. The
Journal of Pediatrics. Vol 165(6), 1230-1235
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN FISIK

 Kondisi umum, wajah, denyyut nadi, pernapasan,


suhu badan, dan sikap berbering pasien
 Ada atau tidak gejala dan tanda dehidrasi,
perdarahan, syok, infeksi atau sepsis
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN FISIK
• ada atau tidak luka lecet di • Adanya defans muskular
dinding perut
• Perdarahan di bawah kulit • Ada tidaknya nyeri tekan
• Ekimosis pada flank (Grey serta lokasi dari nyeri
Turner Sign) dan umbilicus tekan → menunjukkan
(Cullen Sign) organ yang mungkin
• Distensi pada dinding perut
• Pergerakan pernapasan perut,
trauma atau peritonitis
ada sisi yang tertinggal atau
tidak

Inspeksi Palpasi
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN FISIK
• Redup hati yang menghilang • Ada atau tidaknya bising
→ terdapat udara bebas usus
dalam rongga perut
• Nyeri ketok seluruh dinding • Bunyi usus pada
perut → kemungkinan tanda auskultasi toraks →
peritonitis umum. kemungkinan trauma
• Shifing dullness → terdapat diafragma
cairan bebas dalam rongga
perut, kemungkinan
perdarahan

Perkusi Auskultasi
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN FISIK LAINNYA

Rectal toucher → mencari penetrasi tulang akibat fraktur pelvis

Evaluasi tinja (gross atau occult blood)

Evaluasi tonus rektal → status neurologis pasien

Palpasi high-riding prostate → trauma saluran kemih


DIAGNOSIS

Pemeriksaan darah lengkap

Kimia serum

PEMERIKSAAN Tes Fungsi Hati


PENUNJANG Pengukuran amilase

Urinalisis

Penilaian gas darah arteri

Skrining obat dan alkohol


DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK IMAGING
Foto Polos Abdomen FAST (Focus Abdominal CT Scan DPL (Diagnostic
Sonogram for Trauma Peritoneal Lavage)
Kelebihan Bias operator kecil Keakuratan • Dapat menentukan Dapat dilakukan pada
dibandingkan FAST, hasilpemeriksaan sumber perdarahan pasien dengan keadaan
waktu juga lebih singkat berdasarkan keahlian (avini et al) hemodinamik yang tidak
dan pengalaman • Spesifitas yang tinggi stabil
operator dan machine
dependent

Kekurangan Memakan waktu yang Aman dari paparan • Pasien harus dalam • Komplokasi
cukuplama serta rsadiasi dan tidan invasif kondisi hemodinamik perdarahan
menambah paparan stabil • Infeksi pada insisi,
radiasi pada pasien yang • Keakuratan hasil peritonitis
telah memiliki pemeriksaan • Laserasi pada vesika
hemodinamik yang berdasarkan urinaria
buruk akeahlian dan • Cidera organ intra
pengalaman operator abdominal lain
• Dapat terjadi positif
palsu

Avini, P. E., Nejad, N. H., Chardoli, M., & Movaghar, V. R. 2011. Evaluating clinical abdominal scoring system in predicting of necessity of laparotomy in blunt abdominal trauma. Chinese Journal of Traumatology. Vol 13:156-160.
PENATALAKSANAAN
 Nilai dengan cepat jalan napas pasien untuk melindungi tulang
belakang, pernapasan, dan sirkulasi
 Fiksasi fraktur dan mengontrol perdarahan yang keluar
 Kerjakan primary survey → menilai sirkulasi dan tingkat kesadaran
pasien (Glasgow Coma Scale/GCS)
 Dilanjutkan dengan secondary survey dengan melakukan pemeriksaan
fisik dan penunjang yang teliti

INDIKASI LAPAROTOMI:
• Tanda-tanda peritonitis
• Perdarahan atau syok yang tidak terkontrol
• Perburukan kondisi klinis selama observasi
• Adanya hemoperitonium setelah pemeriksaan FAST dan DPL

Shojaee, M., Faridaalaee, G., Yousefifard, M., Yaseri, M., Dolatabadi, A.A., Sabzghabaei, A., Malekirastekenari, A. 2014. New Scoring System for Intra-abdominal Injury Diagnosis After Blunt Trauma. Chinese Journal of Traumatology. Vol 17(1):19-24
Boffard, K. 2012. Torso Trauma. In N. S. Williams, C. J. Bulstrode, & P. R. O'Connel, Bailey & Love's Short Practice of Surgery 26th ed. London: CRC Press. Vol 1(2): 351-363
PROGNOSIS

Prognosis untuk pasien dengan


trauma abdomen bervariasi. Angka
kematian untuk pasien rawat inap
berkisar antara 5-10%.

Avini, P. E., Nejad, N. H., Chardoli, M., & Movaghar, V. R. 2011. Evaluating clinical abdominal scoring system in predicting of necessity of laparotomy in blunt abdominal trauma. Chinese Journal of Traumatology. Vol 13:156-160.
PARAMETER DALAM SISTEM CASS

Presentasi setelah kecelakaan/trauma


- Onset kejadian trauma
- Semakin lama waktu kedatangan memungkinkan konsekuensi evolusi
perdarahan internal semakin memburuk

NADI

- Denyut nadi yang cepat dapat menunjukkan suatu kondisi


hipovolemia akibat perdarahan intraabdomen

Dave, D., Bansal, N., Astik, H. 2019. Clinical abdominal scoring system”: role of clinical judgement in patients of solid organ injury in blunt abdominal trauma in age of emerging technology. Journal of Dental and Medical Sciences. 18(4):10-14.
PARAMETER DALAM SISTEM CASS

Tekanan darah sistolik

- Tekanan darah yang sangat rendah dapat menunjukkan kondisi


hipovolemia akibat perdarahan intraabdomen

Glasgow Coma Scale (GCS)

- Glasgow coma scale (GCS) merupakan skala penilaian tingkat


kesadaran seorang penderita.

Dave, D., Bansal, N., Astik, H. 2019. Clinical abdominal scoring system”: role of clinical judgement in patients of solid organ injury in blunt abdominal trauma in age of emerging technology. Journal of Dental and Medical Sciences. 18(4):10-14.
PARAMETER DALAM SISTEM CASS

Klinis abdomen
- Defans muskular menunjukkan adanya kekakuan pada
otot-otot dinding perut abdomen akibat peritonitis. Ada
tidaknya nyeri tekan, lokasi dari nyeri tekan dapat
menunjukkan organ-organ yang mengalami trauma atau
adanya peritonitis

Dave, D., Bansal, N., Astik, H. 2019. Clinical abdominal scoring system”: role of clinical judgement in patients of solid organ injury in blunt abdominal trauma in age of emerging technology. Journal of Dental and Medical Sciences. 18(4):10-14.
PENGGUNAAN SISTEM CASS
Parameter Klinis Skor


Presentasi setelah kecelakaan/trauma
<2 jam  1
  Risiko ringan : ≤ 8
 2-6 jam  2 Risiko sedang : 9-11
 >6 jam  3
Risiko tinggi : ≥ 12
Nadi  
 <90x/menit
 90-110x/menit  1
 >110x/menit  2
 3



Tekanan Darah Sistolik
>120 mmHg
90-120 mmHg


1
2
 
Skoring yang lebih
 <90 mmHg  3
tinggi menunjukkan
prediksi untuk
Glasgow Coma Scale (GCS)  
 13-15  1
 9-12  2
 <9

Klinis Abdomen
 3

 
dilakukannya laparotomi


Keluhan nyeri
Nyeri tekan


1
2 eksplorasi
 Defans muskular  3

Total maksimal 15
PENGGUNAAN SISTEM CASS
Angka mortalitas
trauma tumpul
abdomen di RSUP
Sanglah tinggi (25%)

Penggunaan Skoring CASS


CASS menjadi salah satu Membutuhkan diagnotik
mudah dan cepat tanpa perlu
pilihan sistem skoring dan tatalaksana trauma
menunggu pemeriksaan
terbaik untuk setting tumpulabdomen yang
penunjang jika dibandingkan
kegawatdaruratan cepat dan akurath
dengan skoring BATSS

Skoring BATSS bergantung pada


pemeriksaan FAST, foto dada,dan foto pelvis
yang memakan waktu cukup lama serta
menambah paparan radiasi pada pasien yang
hemodinamiknya tidak stabil
KERANGKA BERPIKIR,
KONSEP DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
KERANGKA BERPIKIR

Trauma Anamnesis, CT-Scan +


tumpul periksaan fisik, kontras atau
abdomen FAST laparotomi
eksplorasi

Bersifat operator
Skoring dengan dependent dan tidak
metode semua layanan
Skoring anamnesis dan kesehatan memiliki
CASS pemeriksaan alat diagnostik
fisik tersebut
KONSEP PENELITIAN

• Kehamilan
• GCS < 3

SKOR BERAT Laparotomi

Trauma
Tumpul CASS
Abdomen

Variabel Bebas CT Scan


SKOR RINGAN
Abdomen
Variabel Tergantung

Variabel Perancu, dikontrol dengan desain


HIPOTESIS PENELITIAN

Skor CASS memiliki sensitivitas yang adekuat dalam memprediksi perlunya tindakan
laparotomi pada pasien trauma tumpul abdomen

Skor CASS memiliki spesifitas yang adekuat dalam memprediksi perlunya tindakan
laparotomi pada pasien trauma tumpul abdomen

Skor CASS memiliki nilai prediktif positif yang adekuat dalam memprediksi
perlunya tindakan laparotomi pada pasien trauma tumpul abdomen

Skor CASS memiliki nilai prediktif negatif yang adekuat dalam memprediksi
perlunya tindakan laparotomi pada pasien trauma tumpul abdomen

Skor CASS memiliki akurasi yang adekuat dalam memprediksi perlunya tindakan
laparotomi pada pasien trauma tumpul abdomen
METODE
PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN

CASS CT Scan
ringan Abdomen

Populasi
Terjangkau CASS
Laparotomi
medium -
Eksplorasi
tinggi

Consecutive
Sampling
TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

TEMPAT Triage Bedah WAKTU


Trauma Instalasi Desember 2020
Gawat Darurat sampai dengan
RSUP Sanglah Februari 2021
Denpasar
PENENTUAN SUMBER DATA

Populasi Populasi Sampel Kriteria Inklusi


Target Terjangkau Penelitian dan Eksklusi

Semua penderita Semua pasien Populasi • Kriteria Inklusi


trauma tumpul berusia lebih dari 18 terjangkau yang • Kriteria Eksklusi
abdomen. tahun dengan trauma memenuhi kriteria
tumpul abdomen inklusi dan
yang datang ke eksklusi, dan dipilih
Instalasi Gawat secara consecutive
Darurat RSUP sampling.
Sanglah Denpasar
selama periode
penelitian.
PENENTUAN SUMBER DATA

Rumus studi uji


Perhitungan hipotesis terhadap dua
Besar Sampel proporsi independen

Didapatkan besar sampel penelitian 16


sampel dengan kemungkinan drop out
sebesar 10% (18 sampel), sehingga diambil
minimal 36 sampel dalam penelitian ini
PENENTUAN SUMBER DATA

Pemilihan Metode
Sampel Consecutive Sampling

Actual Study Subject


 Benar – benar bersedia ikut
serta menjadi subyek penelitian
 Menandatangani informed
consent
VARIABEL PENELITIAN

Variabel tergantung Cedera organ


intraabdomen

Variabel bebas Skor CASS

Skor CASS Hubungan antar variabel


ringan

Cedera organ intraabdomen


Skor CASS
sedang - tinggi
VARIABEL PENELITIAN

Definisi Operasional Variabel

Trauma tumpul • Cedera yang melibatkan daerah dari diafragma


bagian atas hingga pelvis bagian bawah tanpa
abdomen adanya trauma penetrasi.

• Sistem skoring yang berjumlah total 15 poin


Skor CASS (presentasi setelah trauma, nadi, tekanan darah,
GCS, klinis abdomen)

Cedera organ • Ditemukannya trauma (hematom, laserasi,


intraabdomen ruptur) pada organ dalam pasien
VARIABEL PENELITIAN

Laparotomi • Suatu tindakan pembedahan yang dilakukan dengan


membuka rongga abdomen dan mengevaluasi organ
eksplorasi didalamnya yang mungkin mengalami trauma.

• Tahun saat penelitian dilakukan dikurangi


Usia dengan tahun kelahiran subjek penelitian

• Adanya janin intrauterine yang telah dibuktikan


Kehamilan dengan pemeriksaan ultrasonografi

Glasgow Coma • Skala penilaian tingkat kesadaran seorang


Scale penderita
ALAT DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN
DATA

Alat penelitian
 Tensimeter
 Kuesioner
 Lembar skor CASS
 Stopwatch / jam tangan
 Saturasi oksigen
 Lembar informed
consent
ALAT DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN
DATA

Instrumen
penelitian

Lampiran Lampiran Lampiran


1 2 3
Formulir Formulir
Formulir
penjelasan seleksi subyek
penelitian
penelitian penelitian
ALUR PENELITIAN
ANALISIS DATA

Program SPSS for Windows


versi 22.0

Karakteristik sampel penelitian akan dianalisis dengan uji univariat serta


disajikan dengan grafik dan tabel.

Analisis uji diagnostik untuk nilai sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi


positif, nilai prediksi negatif dan akurasi didapatkan dengan tabel 2x2

Analisis statistik untuk membandingkan validitas antar skor secara


keseluruhan menggunakan ROC analisis dan kemaknaan secara statistik
dinilai menggunakan nilai p pada batas kemaknaan 0,05.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai