0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
49 tayangan6 halaman
Kelompok 2 membahas sistem komunikasi pedesaan dan media penyebar informasi di pedesaan. Komunikasi antarpribadi seperti gethuk ular dan pemimpin opini penting dalam menyebarkan informasi. Media seperti koran desa, media rakyat, dan tradisional seperti kentongan membantu menyebarkan informasi dan partisipasi masyarakat.
Kelompok 2 membahas sistem komunikasi pedesaan dan media penyebar informasi di pedesaan. Komunikasi antarpribadi seperti gethuk ular dan pemimpin opini penting dalam menyebarkan informasi. Media seperti koran desa, media rakyat, dan tradisional seperti kentongan membantu menyebarkan informasi dan partisipasi masyarakat.
Kelompok 2 membahas sistem komunikasi pedesaan dan media penyebar informasi di pedesaan. Komunikasi antarpribadi seperti gethuk ular dan pemimpin opini penting dalam menyebarkan informasi. Media seperti koran desa, media rakyat, dan tradisional seperti kentongan membantu menyebarkan informasi dan partisipasi masyarakat.
Akbar Padmadireja 41817208 Axel Ardaffa 41818278 M. Ariq Rabbani 41819036 M. Indra Komara 41818128 Rizky Hadi Gunawan 41818085 Roselina Junia Cahya 41818213 Sistem Komunikasi Pedesaan Sistem Komunikasi Pedesaan adalah sistem komunikasi di masyarakat, yang entah sadar atau tidak telah berjalan dengan sendirinya, seolah-olah menjadi kesepakatan di antara mereka. Pola komunikasi yang dilakukan oleh masyarakat pedesaan yaitu komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal disebut juga gethuk ular yang memiliki arti yaitu komunikasi yang dilakukan secara lisan ( word of mouth ). Pola komunikasi ini merupakan salah satu pola komunikasi tertua dijalankan dipedesaan. Masyarakat pedesaan lebih percaya kepada informasi yang diberikan oleh orang yang mereka percaya memiliki kelebihan daripada masyarkat pada umumnya atau pemimpin ( Pemimpin Opini/Opinion Leader ). Tidak hanya itu, informasi di pedesaan juga bisa tersebar melalui media tradisional. Media Penyebar Informasi Pada Masyarakat Pedesaan Adapun 3 media yang berpotensi menyebarkan informasi di pedesaan, yaitu: 1. Koran Masuk Desa ( KMD ), koran yang dicetak di kota untuk kemudian menjadi informasi dan disebarkan di masyarakat desa. Tujuan dari KMD ini adalah untuk: 1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai aspek – aspek pembangunan dan pembaruan. Karena masyarakat pedesaan masih berpegang teguh pada norma, value, dan sangat bertolak belangan dengan adanya pembangunan. 2. Meratakan informasi dalam rangka peningkatan arus informasi ke pedesaan. 3. Memotivasi masyarakat untuk menimbulkan keinginan untuk mengubah nasibnya serta bergerak dalam partisipasi pembangunan. 2. Media Rakyat ( MR ), media profil pedesaan dari, oleh, dan untuk rakyat pedesaan. Menurut Berrigan (1979), definisi media rakyat adalah: Media yang memberikan kesempatan kepada rakyatnya untuk memperoleh informasi dan pendidikan. Media yang menampung partisipasi masyarakat sebagai perencanaan, produksi, dan pelaksana. Sasaran bagi masyarakat untuk mengemukakan sesuatu, bukan untuk menyatakan sesuatu. Fungsi mendia rakyat, yaitu: Memberi saluran akternatif sebagai sarana untuk mengemukakan kebutuhan dan kepentingan. Menyeimbangkan pemihakan. Menjembatani kesenjangan antara pihak pusat dan pihak bawah. 3. Media Tradisional, kentongan, bedug, angklung, folklor, dll. Media tradisional adalah media komunikasi yang sudah lama digunakan disuatu tempat ( desa ) sebelum kebudayaan tempat tersebut tersentuh oleh teknologi modern dan sampai sekarang masih digunakan ditempat itu. James Danadjaja ( 1987 ) mengatakan bahwa bentuk – bentuk media tradisional bisa berupa: lisan, gerak isyarat, alat pengingat, atau alat berbunyi khas. Media komunikasi tradisional sering disebut dalam bentuk folklor. Folklor meliputi legenda, musik, sejarah lisan, pepatah, lelucon, takhayul, dongeng, dan kebiasaan yang nantinya menjadi tradisi dari suatu kebudayaan, subkultur, atau kelompok. Adapun kelebihan media tradisional dan kesenian tradisional adalah: Tumbuh dan berkembang di masyarakat sehingga dianggap sebagai suatu cerminan atau bagian dari masyarkat desa tersebut atau identitas desa tersebut. Media tradisional bisa dinikmati oleh semua lapisan masyarakat, baik yang sudah bisa baca tulis, maupun yang belum bisa. Kesenian tradisional bersifat menghibur sehingga lebih mudah memengaruhi sikap masyarakat karena masyarakat dapat menikmatinya tanpa bingung. Macam – Macam Media Seni Tradisional Adapun media seni tradisional di berbagai daerah yaitu memiliki media seni tradisionalnya masing – masing dan berbeda. Berikut beberapa media seni tradisional di berbagai daerah, yaitu: 1. Jawa Barat: Media tradisional daerah ini terdiri dari kesenian musik dan wayang golek, musik melalui alat musik angklungnya dan melalui permainan wayang golek. 2. DKI Jakarta: Sandiwara topeng betawi atau biasa disebut lenong betawi merupakan salah satu media tradisional yang sangan digemari di wilayah DKI Jakarta. 3. Jawa Tengah: Ketoprak dan wayang kulit merupakan media tradisional yang cukup digemari di daerah – daerah Jawa Tengah, dimana di dalam bermanfaat sebagai sarana informasi dan penyampaian ide – ide atau kritik kepada pemerintah dalam rangka ikut serta dalam proses pembangunan. 4. Jawa Timur: Wayang suluh dan ludruk adalah media tradisional yang populer di masyarakat Jawa Timur, ada juga wayang wong sejenis ludruk yang dibawa dengan tarian – tarian. 5. Maluku: Media tradisional masyarakat maluku dari dahulu terkenal dengan musik dan lagu – lagunya yang biasanya berisi syair – syair berupa pesan serta kritikan terhadap kondisi sosial masyarakat setempat atau terhadap kegiatan pembangunan.