Anda di halaman 1dari 23

Gas

kromatografi
NUR AJIZAH 19614005
3A
PENDAHULUAN

Kromatografi adalah suatu metode fisika yang merupakan proses pemisahan dimana komponen-komponen
yang terkandung didalam suatu sampel terdistribusi diantara dua fase, yaitu fase diam (stationery phase) dan fase
gerak (mobile phase) (A.I.M. Kleumans, 1959). kromatografi didefinisikan sebagai suatu metode analiitik untuk
pemisahan dan pemurnian senyawa organik dan anorganik.

Kromatografi gas adalah suatu proses yang mana suatu campuran menjadi komponen- komponennya oleh
fasa gas yang bergerak melewati suatu lapisan serapan (sorben) yang stasioner/kromatografi gas adalah teknik
untuk memisahkan senyawa volatile/atsiri dalam fase gas melalui fase diam.

Kromatografi dibagi menjadi dua kategori utama yaitu: Kromatografi Gas Cair (GLC) dimana pemisahan
terjadi oleh dibaginya contoh antara fasa gas yang bergerak dan lapisan tipis cair yang tidak atsiri yang disalurkan
pada suatu penopang yang tidak aktif, dan Kromatografi Gas Padat (GSC) yang mengutamakan permukaan
padat yang luas sebagai fasa stasioner (Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, J.Basset, 1994).

• Bila fase diam berupa zat padat, kita sebut cara itu sebagai kromatografi gas-padat.
• Bila fase diam berupa zat cair, kita sebut cara itu sebagai kromatografi gas-cair.
Berdasarkan jenis fasa gerak yang digunakan, ada dua klasifikasi dalam kromatografi,yaitu :
kromatografi gas dan kromatografi cairan. Jenis kromatografi gas meliputikromatografi gas-cair (KGC)
yang biasa disebut kromatografi gas (GC) dan kromatografigas-padat (KGP).
Untuk KGC fasa diamnya berupa sautu cairan bertitik didih tinggi dan proses serapannya lebih
banyak berupa partisi. Sedangkan untuk KGP fasa diamnya berupa padatan dan adsorpsi memainkan
peranan utama. Aplikasi KGP sangat terbataskarena aktifnya retensi semipermanen atau molekul polar
dan beberapa tailing puncak elusi.
PRINSIP DASAR

KROMATOGRAFI: Pemisahan yang didasarkan atas distribusi diferensial komponen komponen


sampel diantara dua fasa yaitu fasa diam (stasionary phase) dan fasa gerak (mobile phase).Gerakan fasa
gerak ini mengakibatkan terjadinya migrasI diferensial komponen komponen dalam sampel.
Pemisahan pada kromatografi gas didasarkan pada titik didih suatu senyawa dikurangi dengan semua
interaksi yang mungkin terjadi antara solute dengan fase diam
Prinsip utama pemisahan dalam kromatografi gas adalah berdasarkan perbedaan laju migrasi
masing-masing komponen dalam melalui kolom. Komponen-komponen yang terelusi dikenali (analisa
kualitatif) dari nilai waktu retensinya (Tr).
PRINSIP KERJA

Gas pembawa (biasanya digunakan Helium, Argon atau Nitrogen) dengan tekanan
tertentu dialirkan secara konstan melalui kolom yang berisi fase diam. Selanjutnya sampel di
injeksikan kedalam injektor (Injection Port) yang suhunya dapat diatur.
Komponen komponen dalam sampel akan segera menjadi uap dan akan dibawa oleh
aliran gas pembawa menuju kolom. Komponen- komponen akan teradopsi oleh fase diam
pada kolom kemudian akan merambat dengan kecepatan berbeda sesuai dengan nilai Kd
masing- masing komponen sehingga terjadi pemisahan.
Komponen yang terpisah menuju detektor dan akan terbakar menghasilkan sinyal listrik
yang besarnya proporsional dengan komponen tersebut. Sinyal lau diperkuat oleh amplifier
dan selanjutnya oleh pencatat (recorder) dituliskan sebagai kromatogram berupa puncak.
Puncak konsentrasi yang diperoleh menggambarkan arus detektor terhadap waktu.
Secara sederhana prinsip kromatografi gas adalah udara dilewatkan melalui nyala
hydrogen (hydrogen flame) selanjutnya uap organik tersebut akan terionisasi dan
menginduksi terjadinya aliran listrik pada detektor, kuantitas aliran listrik sebanding
dengan ion (Frayekti, 2013)
KOMPONEN UTAMA INSTRUMEN
GC
1. Tabung gas pembawa

2. Pengontrolan aliran dan regulator


tekanan

3. Injection port (tempat injeksi cuplikan)

4. Kolom

5. Detektor

6. Rekorder (pencatat)
1. Gas Pembawa
• Gas pembawa ditempatkan dalam tabung bertekanan tinggi.
Biasanya tekanan dari silinder sebesar 150 atm.
• Gas yang digunakan dalam GLC : Hidrogen, helium, nitrogen,
argon, karbon dioksida, dan uap air.
• Pemilihan gas pengangkut atau pembawa ditentukan oleh
detektor yang digunakan. Tabung gas pembawa dilengkapi
dengan pengatur tekanan keluaran dan pengukur tekanan

Adapun persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh gas pembawa adalah :


1. Inert, agar tidak terjadi interaksi dengan pelarut.
2. Murni, mudah didapat dan murah harganya.
3. Dapat mengurangi difusi dari gas
4. Cocok untuk detektor yang digunakan.
Kecepatan aliran normalnya dikontrol oleh dua regulator tekanan pada silinder gas dan
beberapa regulator tekanan atau regulator aliran tercatat dalam kromatogram. Tekanan yang
dipakai biasanya memiliki rentang dari 10– 50 psi di atas tekanan ruangan dengan kecaptan alir
25 sampai 150 ml/menit dengan kolom kemasan dan 1-25 ml/menit dengan kolom tabung
kapilerKotoran yang terdapat dalam gas pembawa dapat merusak kolom secara perlahan karena
fasa diam bereaksi dengan kotoran tersebut.

Oleh karena itu, gas berkualitas tinggi harus digunakan untuk merawat kolom dari
kerusakan. Untuk menghilangkan kotoran dalam gas pembawa, biasanya gas dialirkan melalui
saringan yang disebut molecular serve untuk menghilangkan air dan hidrokarbon.

Pemilihan gas pembawa ini tidak mempengaruhi selektivitas. Namun dapat mempengaruhi
resolusi sebagai hasil dari perbedaan laju difusi dan dapat mempengaruhi waktu analisis karena
kecepatan optimum gas pembawa akan berkurang sesuai dengan pengurangan difusitas bahan
terlarut.
1. tempat injeksi • Tempat injeksi GLC/GSC selalu dipanaskan ,dalam kebanyakan
alat suhu dari tempat injeksi dapat diatur

• Aturan pertama untuk pengaturan suhu ini adalah bahwa suhu


tempat injeksi sekitar 50°C lebih tinggi dari titik didih campuran dari
cuplikan yang mempunyai titik didih yang paling tinggi.

• Cuplikan dimasukkan ke dalam kolom dengan cara menginjeksikan


melalui tempat injeksi.Hal ini dapat dilakukan dengan pertolongan
jarum injeksi yang sering disebut "a gas tight syringe".

• tidak boleh menginjeksikan cuplikan terlalu banyak, karena GC


sangat sensitif. Biasanya jumlah cuplikan yang diinjeksikan pada
waktu mengadakan analisa 0,5 -50 ml gas dan 0,2 - 20 ml untuk
cairan.
Pemeliharaan injection port :
• Mengganti septum
• Menggunakan suhu paling rendah
• Purge dengan aliran
• Solvent pembersih
• Membersihkan syringe
• Syringe : Alat untuk menginjeksi sample
Teknik Injeksi
● Untuk mengisi alat injeksi dapat dipakai teknik sebagai berikut:
● Alat injeksi dibersihkan.
● Alat injeksi dikuras dengan menghisap cuplikan beberapa kali (dan mengeluarkan isinya di luar tempat
cuplikan).
● Jumlah cuplikan yang diperlukan dihisap. Cara untuk mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang
masih tertinggal pada tabung injeksi adalah dengan jalan menekan torak injeksi secepatnya beberapa kali dan
ujung jarum harus selalu berada di dalam cairan.
● Udara 1/10 dari volum maksimum dihisap lagi.
● Jarum bagian luar dibersihkan dengan kain yang tidak mudah lepas serat- seratnya.
● Cuplikan diinjeksikan dengan menusukkan jarum menembus septum, dan menekan penghisap sampai ujungnya
dengan gerakan yang cepat dan tidak terputus-putus, kemudian tarik jarum keluar dari septum.
● Torak injeksi ditarik kembali sedikit dan lihat berapa banyak cairan yang masih tertinggal.
● Diameter kolom yang digunakan tetap diperhatikan dalam melakukan pemisahan agar sesuai dengan batasan
volum penyuntikan. Kolom yang memiliki diameter ¼ in. (packed column) maka volum injeksi maksimumnya
100 μl , sedangkan kolom dengan diameter 1/8 in. (packed column) volum injeksi maksimumnya 20 μl, dan
Kapiler (open tubular) volume injeksi maksimumnya 0,1 μl
3. Kolom
Kolom merupakan jantung dari kromatografi gas. Bentuk dari
kolom dapat lurus, bengkok, misal berbentuk V atau W, dan
kumparan/spiral. Biasanya bentuk dari kolom adalah kumparan.
Panjang kolom dapat dari 1 m sampai 3 m. Diameter kolom
mempunyai berbagai ukuran, biasanya pengukuran berdasarkan diameter
dalam dari kolom gelas yaitu antara 0,3 mm hingga 5 min.
Kebanyakan kolom yang digunakan berupa stainles steel dengan
diameter luar (OD) dari I/S atau 1/4 inch (0,3 atau 0,6 cm). Pada GSC
kolom diisi dengan penyerap (adsorbent), sedangkan pada GLC kolom
diisi dengan "solid support" (padatan pendukung) yang diikat oleh fase
diam.

Ada 2 jenis kolom yang digunakan dalam kromatografi gas secara umum,
1. Kolom jejal (packed columns) adalah kolom metal atau gelas yang diisi bahan pengepak
terdiri dari penunjang padatan yang dilapisi fase cair yang tidak menguap (untuk kromatografi gas-
padatan).
2. Kolom tubuler terbuka sangat berbeda dengan kolom jejal, yaitu gas yang mengalir
sepanjang kolom tidak mengalami hambatan, karena kolomnya merupakan tabung tanpa bahan
pengisi.
Tipe Kolom :
1. Conventional Packed and Micro Packed
2. Porous Layer Bead Packed packed
3. Bead Kolom
4. Porous Layer Open Tube (PLOT) Kapiler kapiler
5. Wall Coated Open Tube (WCOT)

Karakteristik pemisahan kolom :


Efisiensi : kemampuan kolom utk menghasilkan puncak yg tajam
Resolusi : kemampuan kolom untuk memisahkan 2 puncak satu dg yg lain
Sektivitas : kemampuan kolom untuk menentukan perbedaan kimia dan/atau fisika dlm 2 puncak

Untuk memperbaiki efisiensi kolom : Yang perlu diperhatikan untuk pemilihan kolom :
Menggunakan diameter kolom lebih kecil 1. sample
Menggunakan film fase stasioner lebih tipis 2. Tipe kolom
Menggunakan ukuran sample lebih kecil 3. Fase
Menggunakan kolom lebih panjang 4. Diameter kolom
Menggunakan temperatur programing 5. Ketebalan film / % loading :
Kapasitas
Retention
Inertness
Efisiensi
6. Panjang
Detektor berfungsi sebagai pendeteksi komponen-komponen yang telah dipisahkan dari
kolom secara terus-menerus, cepat, akurat, dan dapat melakukan pada suhu yang lebih tinggi.
Fungsi umumnya mengubah sifat-sifat molekul dari senyawa organik menjadi arus listrik
kemudian arus listrik tersebut diteruskan ke rekorder untuk menghasilkan kromatogram.
Detektor yang diinginkan adalah detektor yang mempunyai sensitifitas yang tinggi,
noisenya rendah, responnya linear, dapat memberikan respon dengan setiap senyawa, tidak
sensitif terhadap perubahan temperatur dan kecepatan aliran dan juga tidak mahal harganya.

Detektor dalam GC digunakan untuk memunculkan sinyal listrik hasil elusi gas
pembawa dari kolom
Detektor yang umum digunakan:
Ø Detektor Hantaran Panas (Thermal Conductivity Detector_ TCD)
Prinsip kerja TCD :
TCD berdasar atas prinsip, suatu benda yang panas akan kehilangan panasnya pada suatu kecepatan
yang tergantung kepada komposisi gas di sekitarnya. Jadi, kecepatan hilangnya panas itu dapat digunakan
sebagai ukuran tentang komposisi gas. Gas pembawa yang mengandung sample atau analit masuk ke dalam kolom,
maka konduktivitas gas akan turun dan suhu filamen akan meningkat serta resistansi. Lewatnya sampel melalui
kolom menyebabkan Jembatan Wheatstone yang tak seimbang sehingga terjadi signal yang terbaca pada detektor.
● Detektor ionisasi nyala (Flame Ionization Detector_ FID)
Prinsip kerja detector FID :
Pada detector ini, komponen-komponen sampel yang keluar dari kolom dibakar dalam nyala
(campuran gas hidrogen dan udara atau oksigen). Sejumlah besar ion yang terbentuk dalam nyala
masuk ke dalam celah elektrode dan menurunkan tegangan listrik dari celah elektrode mula-mula.
Penurunan tegangan ini yang kemudian dicatat sebagai sinyal oleh rekorder. Intensitas sinyal ini
berbanding lurus dengan konsentrasi solute dalam gas pembawa. SENSITIVE terhadap senyawa-
senyawa organic pada umumnya.
● Detektor penangkap elektron (Electron Capture Detector _ECD)
Prinsip kerja detector ECD :
Mekanisme deteksi melibatkan emisi partikel radioaktif (β) dari 63Ni. Partikel β menghasilkan
elektron termal dari gas pembawa. Berdasarkan penangkapan elektron termal oleh molekul sampel.
Pada ECD terdapat pemancar radioaktif β, seperti 3H atau 63Ni yang akan mengionisasi gas pembawa.
Aliran elektron sebagai hasil ionisasi gas pembawa (nitrogen atau argon/methan) dalam ECD
memberikan sinyal yang berupa baseline suatu kromatogram.
Bila kemudian suatu senyawa masuk ke dalam detektor, sebagian dari elektron tersebut akan
ditangkap oleh senyawa sebelum mereka mencapai plat detektor. Ini mengakibatkan aliran arus listrik
dalam detektor berkurang, yang oleh rekorder akan dicatat sebagai suatu peak.
● Detektor
Terdapat beberapa macam detektor untuk kromatografi gas, diantaranya:
● 1.Flame Ionization Detector (FID), mendeteksi hampir semua komponen organik
● 2.Flame Photometric Detector (FPD), mendeteksi komponen yang mengandung
phosfor dan sulfur
● 3.Flame Thermionic Detector (FTD), mendeteksi komponen organik yang
mengandung phosfor atau nitrogen
● 4.Thermal Conductivity Detector (TCD), mendeteksi hampir seluruh komponen
kecuali gas pembawa
● 5.Electron Capture Detector (ECD), mendeteksi komponen elektrofilik
● 6.Mass Spectrometer (MS),
5. Recorder (pencatat)
Recorder berfungsi sebagai pengubah sinyal dari detektor yang diperkuat melalui
elektrometer menjadi bentuk kromatogram. Dari kromatogram yang diperoleh dapat dilakukan
analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dengan cara membandingkan waktu retensi
sampel dengan standar. Analisis kuantitatif dengan menghitung luas area maupun tinggi dari
kromatogram (Hendayana, 2001)
Rekorder biasanya dihubungkan dengan sebuah elektrometer yang dihubungkan dengan sirkuit
pengintregrasi yang bekerja dengan menghitung jumlah muatan atau jumlah energi listrik yang
dihasilkan oleh detektor. Elektrometer akan melengkapi pik-pik kromatogram dengan data luas pik
atau tinggi pik lengkap dengan biasnya.
Sistem data merupakan pengembangan lebih lanjut dari rekorder dan elektrometer dengan
melanjutkan sinyal dari rekorder dan elektrometer ke sebuah unit pengolah pusat (CPU,Central
Procesing Unit
contoh kromatogram
dengan melihat puncak yang ditampilkan
di kromatogram bisa diketahui jumlah
komponen yang ada didalam sampel,jika
jumlah puncak dalam kromatogram ada
dua puncak maka ,jumlah
senyawa/komponen yang ada sebanyak 2
komponen.
Analisis kuantitatif suatu sampel dengan GC pada
prinsipnya dilakukan dengan membuat kromatogram
(menggunakan alat pemroses data) dari sampel tersebut dan
menghitung prosentase luas peak untuk komponen tertentu
dalam sampel terhadap luas total dari peak-peak yang ada.
Prosentase atau kadar yang terhitung dengan cara ini
menunjukkan prosentase mol dari suatu komponen terhadap
jumlah komponen zat yang ada dalam sampel kecuali air (kalau
detektor FID, air tidak muncul).
Kadar air dalam sampel dapat dideteksi dengan
menggunakan bahan isian tertentu (misal Unisol F-200) dan
dengan detektor TCD.

Anda mungkin juga menyukai