Anda di halaman 1dari 15

KLASIFIKASI

ILMU PENGETAHUAN

1
Klasifikasi Klasik

Klasifikasi berdasarkan
Subjek
Klasifikasi berdasarkan
Objek
Klasifikasi berdasarkan
Metoda
9 Oktober 2013
2
Klasifikasi berdasarkan Subjek
Francis Bacon (1561-1626):
• Ilmu Pengetahuan Ingatan  membicarakan
kejadian yang telah lalu, meskipun dimanfaatkan
untuk masa depan (contoh: Sejarah).
• Ilmu Pengetahuan Hayal  membicarakan
kejadian dalam dunia hayal, meskipun
berdasarkan dan untuk keperluan dunia nyata
(contoh: Kesusasteraan).
• Ilmu Pengetahuan Akal  pembahasannya
mengandalkan logika dan kemampuan berfikir
(contoh: Filsafat).

9 Oktober 2013
3
Klasifikasi berdasarkan Objek
Christian Wolff (1679-1754) mendasarkan
klasifikasi pada kodrat pemikiran rasional:
• Ilmu Empiris: kosmologi empiris dan psikologi
empiris.
• Matematika Murni (aritmetika, geometri , aljabar)
dan Matematika Campuran (mekanika, dll.).
• Filsafat Spekulatif (ontologi, kosmologi, psikologi,
teologi) dan Filsafat Praktis (ekonomia, etika,
politika, teknologia).

9 Oktober 2013
4
Klasifikasi berdasarkan Objek
A.M. Ampere (1775-1836) mendasarkan
klasifikasi pada objek material:
• Ilmu Pengetahuan Kosmologis  membicarakan
benda jasmaniah/materi.
• Ilmu Pengetahuan Noologis  membicarakan
benda rohaniah.

9 Oktober 2013
5
Klasifikasi berdasarkan Objek
Auguste Comte (1798-1836) mendasarkan
klasifikasi pada objek material:
• Ilmu Pasti / Matematika.
• Ilmu Falak / Astronomi.
• Ilmu Fisika.
• Ilmu Kimia.
• Ilmu Hayat / Biologi
• Ilmu Sosial / Sosiologi

9 Oktober 2013
6
Klasifikasi berdasarkan Objek
Aristoteles (384-322 SM) mendasarkan
klasifikasi pada objek formal:
• Ilmu Teoritis  bertujuan untuk pengembangan
ilmu itu sendiri (Fisika, Matematika, Metafisika).
• Ilmu Praktis  bertujuan mencari norma atau
ukuran bagi perbuatan kita (Etika, Ekonomia,
Politika).
• Ilmu Poietis  bertujuan menghasilkan suatu
karya, alat dan teknologi.

9 Oktober 2013
7
Klasifikasi berdasarkan Metoda
Wilhelm Dilthey (1833-1911):
• Ilmu Pengetahuan Alam (Naturwissenschaf).
• Ilmu Rohaniah (Geisteswissenschaf).

Wilhelm Windelband (1848-1915):


• Ilmu Pengetahuan Alam (Naturwissenschaf).
• Ilmu Sejarah (Geschitchtswissenschaf).

Heinrich Rickert (1863-1936):


• Ilmu Pengetahuan Alam (Naturwissenschaf).
• Ilmu Budaya (Kulturwissenschaf).
9 Oktober 2013
8
Klasifikasi Modern

Ilmu Pengetahuan
Apriori (Rasional)

Ilmu Pengetahuan
Aposteriori (Empiris)

9 Oktober 2013
9
Metoda Ilmiah

Metoda Aksiomatis (Deduktif)

Metoda Reduktif:
- Metoda Reduktif - Induktif
- Metoda Reduktif - Non Induktif

Metoda Fenomenologis

9 Oktober 2013
10
Metoda Aksiomatis memiliki 3 unsur:

• Batasan atau definisi  setiap pengertian

1 yang digunakan dalam perdalilan


hendaknya ditegakkan dengan batasan
atau definisi.

2
• Aksioma  pendapat yang
kebenarannya bersifat eviden, dan dapat
dibuktikan.

3
• Postulat  pendapat yang kebenarannya
tidak bersifat eviden, dan tidak dapat
dibutktikan.

9 Oktober 2013
11
Metoda Reduktif – Induktif terdiri atas:

1 • Perumusan Hipotesis

2 • Pengumpulan Data

3 • Klasifikasi Data

4 • Generalisasi

9 Oktober 2013
12
Metoda Reduktif – Non Induktif
Berbeda dengan Metoda Reduktif – Induktif, Metoda
Reduktif – Non Induktif tidak berujung pada
Generalisasi, namun pada Individualisasi.
Dalam metoda Reduktif – Non Induktif tidak
dikumpulkan data yang serupa yang memungkinkan
ditariknya kesimpulan dalam bentuk generalisasi;
namun dikumpulkan bermacam data mengenai suatu
hal yang individual.

9 Oktober 2013
13
Metoda Fenomenologis, terdiri atas:
• Reduksi Fenomenologis
Bertujuan mencapai hakikat fenomena murni dengan jalan
mengurung (einklameren) data aksidental yang terletak pada
tiga bidang:
a. Subjektivitas  mengurung segala sesuatu yang bersifat
subjektif.
b. Teori  mengurung hipotesis, asumsi dan postulat.
c. Tradisi  mengurung segala sesuatu berdasarkan tradisi,
adat, kebiasaan dan pendapat orang lain.
• Reduksi Eiditis
Bertujuan hakikat fenomena murni dengan jalan:
a. Mempersoalkan apa dan bagaimana fenomena itu
b. Redukti terhadap ciri-ciri yang tidak hakiki pada fenomena
murni untuk mencapai hakikat fenomena murni.

9 Oktober 2013
14
9 Oktober 2013
15

Anda mungkin juga menyukai