Anda di halaman 1dari 18

BERBAGAI ALIRAN

FILSAFAT
ACHMAD CHUSAIRI
HARDIANTRYA SEKAR K WIDYA EKA CAHYANI
KLASIFIKASI PENGETAHUAN
A. Klasifikasi berdasarkan subjek
Francis Bacon (dalam Wiramihardja, 2009) mendasarkan klasifikasi ilmunya
pada subjek, yaitu daya manusia untuk mengetahui sesuatu. Berdasarkan hal
tersebut, ia membeda-bedakannya sebagai berikut.
Ilmu pengetahuan ingatan, seperti sejarah, yaitu membicarakan masalah-
masalah atau kejadian yang telah berlalu, meskipun dimanfaatkan untuk
masa depan.
Ilmu pengetahuan khayal, seperti kesusastraan, yaitu membicarakan
kejadian-kejadian dalam dunia khayal, meskipun berdasar dan untuk
keperluan dunia nyata.
Ilmu pengetahuan akal, seperti filsafat, yaitu pembahasannya
mengandalkan diri pada logika dan kemampuan berpikir.
B. Klasifikasi berdasarkan objek
Auguste Comte (dalam Wiramihardja, 2009) membuat deretan
ilmu pengetahuan berdasarkan perbedaan objek material, yakni:
• Ilmu pasti/matematika
• Ilmu falak/astronomi
• Ilmu fisika
• Ilmu kimia
• Ilmu hayat/biologi
• Sosiologi
Comte (dalam Wiramihardja, 2009) mengemukakan bahwa
ilmu pengetahuan berkembang menurut tiga taraf, yakni
melalui taraf teologis, metafisis, dan positif (ilmiah). Baru pada
taraf terakhir, pengetahuan benar-benar bertaraf ilmu
pengetahuan.
Dalam perkembangannya, keenam jenis ilmu pengetahuan
diatas terletak lebih depan dengan mencapai taraf positif lebih
dahulu. Misalnya ilmu alam lebih dahulu berkembang
dibandingkan sosiologi.
Adapun Aristoteles (dalam Wiramihardja,
2009) memberikan suatu klasifikasi berdasarkan
objek formal. Ia membedakan antara ilmu
teoretis (spekulatif), praktis, dan poietis
(produktif). Perbedaannya terletak pada tujuan
masing-masing.
C. Klasifikasi berdasarkan metode
Wilhelm Windelband (dalam Wiramihardja, 2009)
membedakan ilmu pengetahuan kealaman
(Naturwissenschaft) dan ilmu kesejarahan
(Geschichtswissenschaft). Adapun perbedaannya
terletak pada metode. Naturwissenschaft
menggunakan metode yang disebut nomothetis,
sedangkan Geschichtswissenschaft menggunakan
metode ideografis.
Heinrich Rickert (dalam Wiramihardja, 2009)
membedakan ilmu alam (Naturwissenschaft)
dan ilmu budaya (Kulturwissenschaft).
Naturwissenschaft memandang objeknya
terlepas dari penilaian atau bebas nilai.
Sebalinya, Kulturwissenschaft menunut
penilaian atas objeknya.
Wilhelm Dilthey (dalam Wiramihardja, 2009)
telah membedakan ilmu alam
(Naturwissenschaft) dan ilmu kerohanian
(Geisteswissenschaft). Menurut Dilthey,
kehidupan rohaniah manusia tidak mungkin
diselidiki dengan metode Naturwissenschaft
yang memandang segala sesuatu dari sudut
hubungan kausal. Dilthey menunut ‘verstehen’
terhadap Geisteswissenschaft, yakni
memandang sesuatu dari sudut hubungan
KLASIFIKASI PENGETAHUAN PADA
MASA KINI
A. Ilmu pengetahuan apriori dan empirik
Ilmu apriori mempunyai objek sesuatu yang
semata-mata terpikirkan. Pada asasnya,
perhatian kita tidak tertuju pada dunia luar diri
kita, tetapi pada diri kita sendiri. Sebaliknya,
dalam dunia empirik orang berkecimpung
dengan yang lain yang datang pada diri kita.
B. Ilmu pengetahuan alam dan rohani
Ilmu pengetahuan alam dan ilmu
pengetahuan rohani berbeda karena objeknya.
Ilmu pengetahuan alam berobjekkan hal-hal
yang cukup dijangkau atas dasar kategori
kausalitas. Sedangkan objek ilmu pengetahuan
rohani yaitu manusia dengan kehidupan
rohaniahnya, tidak mungkin hanya dipandang
sebagai benda mati atau benda hidup. Oleh
karena itu, manusia tidak cukup dijangkau atas
C. Ilmu pengetahuan teoritik dan praktik
Objek ilmu praktik adalah suatu
perbuatan, sedangkan ilmu teoretik
mempersoalkan adanya sesuatu. Dalam
bidang ilmu pengetahuan alam, ilmu kimia
tergolong ilmu teoretik, sedangkan ilmu
kedokteran tergolong ilmu praktik.
D. Ilmu pengetahuan murni dan terapan
Perbedaan keduanya berdasarkan pada
perbedaan tujuan. Ilmu terapan (applied
science) mengarah pada kegunaan,
sedang ilmu murni (pure science)
mengarah pada pengatahuan itu sendiri.
E. Ilmu pengetahuan deskripsi dan normatif
Diantara ilmu ada yang dapat dipandang
dan ada pula yang tidak mungkin dipandang
sebagai ilmu normatif, terlepas dari penilaian.
Ilmu yang pertama disebut ilmu deskripsi dan
yang terakhir disebut ilmu normatif. Ilmu
praktik sering dipandang sebagai ilmu
normatif. Berbagai jenis teknologi yang
termasuk ilmu praktik kiranya bukan ilmu
normatif. Ilmu bahasa bersifat deskriptif,
METODE ILMIAH
A. Metode aksiomatis dan deduktif
Dasar metode ini telah dikenal dalam silogisme. Kebenaran
suatu silogisme bergantung pada kebenaran premis-
premisnya, yakni pendapat-pendapat yang menimbulkan
kesimpulan. Terdapat tiga unsur yang dapat dipersoalkan
dalam hubungannya dengan silogisme ini (Wiramihardja,
2009: 140).
Pertama, tiap pengertian yang digunakan dalam
perdalilan hendaknya ditegakkan dengan batasan
atau definisi.
Unsur kedua ialah aksioma. Perdalilan berpangkal
pada aksioma, yaitu pendapat yang kebenarannya
bersifat eviden serta tidak dapat dibuktikan.
Unsur ketiga ialah postulat yang merupakan
pengkal perdalilan. Adapun postulat itu sendiri
merupakan pendapat yang kebenarannya tidak
bersifat eviden serta tidak dapat dibuktikan
(Wiramihardja, 2009: 141).
B. Metode reduktif yang induktif
Metode ini merupakan kesimpulan umum
berdasarkan data-data khusus yang terdiri atas
langkah-langkah sebagai berikut.
1.Perumusan hipotesis
2.Pengumpulan data
3.Klasifikasi data
4.Generalisasi (Wiramihardja, 2009: 141).
C. Metode reduktif yang tidak induktif
Dengan induksi, kita sampai pada generalisasi. Adapun
metode reduktif yang tidak induktif tidak tertuju pada
generalisasi, tetapi pada individualisasi. Dalam metode ini
tidak dikumpulkan data yang serupa yang memungkinkan
kesimpulan dalam bentuk generalisasi, tetapi bermacam-
macam data sekitar sesuatu hal yang individual. Metode ini
oleh Windelband disebut metode ideografis.
D. Metode fenomenologis
Pada garis besarnya, metode ini menuntut
langkah-langkah sebagai berikut.
1.Reduksi fenomenologis
2.Reduksi eiditis

Anda mungkin juga menyukai