Amyotropic Lateral Sclerosis
Amyotropic Lateral Sclerosis
LATERAL SCLEROSIS
OUTLINE
1.Anamnesis Umum
•Nama : NY. R
•Umur : 49 tahun
•Jenis Kelamin : Perempuan
•Pekerjaan : Ibu rumah tangga
•Agama : Islam
•Hobi : Memasak
ANAMESIS KHUSUS
2. Anamesis khusus
a. Keluhan utama: Lemah keempat anggota gerak
b .Letak keluhan : Letak keluhan pada keempat anggota gerak
c. Kapan terjadi : Lemah anggota gerak sejak 1,5 taiun yang lalu
ANAMESIS KHUSUS
3. Anamnesis Sistem
a. Muskuloskeletal : Pasien mengeluhkan kelemahan keempat anggota gerak
tungkai bawah dan kesulitan bicara
b. Nervorum : Pasien mengalami gangguan pada sistem saraf pusat
c. Respirasi :Pasien ada mengeluhkan adanya sesak nafas.
d. Kardiovaskular :Pasien tidak mengeluhkan adanya riwayat penyakit
kardiovaskuler
e. Integumentum : Tidak ada gangguan.
f. Urinaria : BAK terkontrol
g. Gastrointestinal : BAB terkontrol
PEMERIKSAAN FISIK
1. Antropometri
a. Tinggi badan : 172 cm
b. Berat badan : 57 kg
c. IMT : 19,2 (normal)
2. Vital sign
a. Tekanan darah : 130/80 mmHg
b. Frekuensi nadi : 90 x/menit
c. Frekuensi nafa : 18 x/menit
d. Suhu : 36,8 "C
3. Inspeksi:
• pasien saat datang ditemani keluarga menggunakan alat
bantu berupa tongkat, pasien mengalami perubahan postur
berupa atropi Ada kelemahan otot, tidak terdapat gerakan
infolunter pada pasien, dan lesi
4. Palpasi:
• Terdapat pengecilan otot-otot tubuh utamanya pada otot
trapezius, otot deltoideus, serta otot-otot pada keempat
ekstremitas anggota badan tangan dan kaki seperti otot
gastrocnemius, thenar, hypothenar
SPESIFIK TEST
Nilai Keterangan
5 (Normal) Klien dapat melawan gravitasi, LGS penuh dan dapat
melawan tahanan maksimal EXSTERMITA DEXTRA SINISTRA
S
4 (Good) Klien dapat melawan gravitasi, LGS penuh dan dapat
melawan tahanan minimal
3 (Fair) Klien dapat melawan gravitasi dan LGS penuh. UPPER 2 3
2 (Poor) Klien tidak mampu melawan gravitasi namun
memiliki LGS penuh LOWER 3 3
b. Refleks patologi
Refleks Dextra Sinistra
Hoffman Tromner - -
Babinski group + +
Klonus - -
• Tes sensorik
Sensorik : Eksteroseptif dan propioseptif baik
• Index Barthel Tes ADL
Higine : 2
a. Wajah, rambut, lengan
b. Trunk
c. Anggota bawah
d. Bladder dan bowel
Makan 2
Pemeriksaan Saraf Kranialis :
• . NI : Penciumeur baik
• ' N II : Visus ODS 6/6
• . N III : Refleks cahaya (+), pupil isokor, @ 3 mm/3mm, bola mata bisa
bergerak ke superior,inferior, nasal atas dan medial.
• . N IV : Gerak bola mata ke nasal bawah baik
• . N V : Bisa membuka mulut, menggerakkan rahang ke kiri dan kanan,
reflekckomea (+) pada kedua mata
• N VI : Cerak bola mata ke lateral baik .
• N VII: Ekspresi wajah simetris , plika nasolabialis kanan simetris,
mengangkat alis dan megerutkan dahi kanan = kiri.Pengecapan
lidah untuk rasa manis , asin , asam tidak terganggu.
• N VIII : Pendengaran baik.
• N IX, X : Arcus faring simetris kiuran= kiri , uvula ditengah, Reflex muntah ( +)
• N XI : Bisa menoleh ke kiri kanan, bisa angkat bahu
• N XII : Lidah berada ditengah , atofi (-)fasikulasi (+), deviasi G), Disartri C)
PEMERTKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium IGD :
• Hb :11,1 g/dl-
• GDR:2O0 mndL • Natrium:145 m{dL
• Leukosit :74O0 /mm3 • Ureum: 25 mgldL • Kalium:3,5 mgldL
• Hr '.33,6 Vo • Kreatinin: 1,3 mg/dl • Clorida: 112 mg/dl
• Calsium: 9,1 mg/dl
• Trombosit : 216.000
/mml
Hasil LP : Wama jemih
None (-) Pandi (+)
Sel I
1. Jangka pendek
• Meningkatkan kekuatan otot
• Meningkatkan lingkup gerak sendi
• Mencegah atropi otot
2. Jangka panajng
Mengembalikan fungsi gerak tubuh pasien agar dapat beraktifitas
secara normal
INTERVENSI FISIOTERAPI
1. Program rehabilitasi
untuk klien dengan ALS harus dinilai dengan hati-hati sesuai dengan tahap penyakit
tersebut. Dalam kondisi akut bila terjadi defisit pernapasan, penekanan awal yang
harus dilakukan untuk mendukung status pernapasan maksimal dapat diakukan
melalui breathing exercise. Breathing exercise merupakan suatu intervensi
mendasar untuk pencegahan atau penanganan yang komprehensif
pada impairment yang berhubungan dengan gangguan pernafasan akut maupun
kronis. Breathing exercise merupakan satu aspek manajemen untuk memperbaiki
status paru dan meningkatkan daya tahan tubuh secara keseluruhan.
2. Active exercise
Ketika klien sudah merasa cukup stabil maka active exercise dapat dialakukan
dengan diikuti periode latihan yang pendek sesuai dengan kekuatan klien dan tanpa
menyebabkan kelelahan.
3. Passive exercise
Pada klien ALS dikemukakan bahwa dengan dilakukan passive exercise dapat mengurangi rasa nyeri atau
mengontrol rasa nyeri tersebut serta memelihara lingkup gerak sendi klien Salah satu tujuan passive
exercise adalah penurunan atau menghambat nyeri, membantu sirkulasi dan dinamika vaskular, membantu
menjaga kesadaran gerakan klien, serta dapat meminimalkan efek dari pembentukan kontraktur. Passive
exercise ditujukan pada klien dengan kondisi koma, paralysis, lumpuh, atau bed rest yang mana klien
tidak mampu untuk menggerakkan anggota tubuhnya secara aktif sehingga butuh gaya eksternal untuk
menggerakkan anggota tubuhnya.
Passive exercise
biasanya dilakukan pada pasien semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak
mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total
atau pasien dengan paralisis ekstermitas total.
Selain berfungsi sebagai pertahanan atau dapat memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakan persendian secara normal, lengkap, dan untuk meningkatkan massa otot serta tonus otot.
4. Infra red (IR) Mekanisme Infra red Æ infra red dapat meningkatkan proses metabolisme
dengan adanya kenaikan temperatur, proses metabolisme menjadi lebih baik karena
menimbulkan vasodilatasi pembuluh darah, sehingga sirkulasi darah meningkat, jadi
pemberian nutrisi dan oksigen kepada jaringan akan ditingkatkan, sehingga kadar sel darah
putih dan antibodi didalam jaringan tersebut akan meningkat. Dengan demikian pemeliharaan
jaringan menjadi lebih baik. Sehingga mempengaruhi jaringan otot karena kenaikan temperatur
selain membantu terjadinya rileksasi juga akan meningkatkan kemampuan otot untuk
berkontraksi (Sujatno, dkk, 2002)
HOME PROGRAM
Untuk menunjang keberhasilan program terapi yang telah diberikan maka perlu
diberikan penjelasan dan saran kepada pasien dan keluarganya agar mengerti dan
memahami permasalahan yang dihadapi pasien yang dapat diberikan diantaranya :
(1) pasien diminta untuk melakukan latihan sendiri bersama keluarga dengan cara
melakukan gerakan pada anggota badan yang lumpuh dengan bantuan anggota badan
yang sehat;
(2) pasien diminta untuk tetap melibatkan anggota gerak yang lumpuh dalam
melakukan aktivitas sehari-hari;
(3) menaruh barang-barang atau peralatan pada sebelah sisi yang lesi;
(4) pasien diminta untuk tidak terlalu banyak berfikir yang dapat memacu stress
(5) disarankan pada keluarga untuk sesering mugkin utuk melatih atau mengajak
pasien berjalan dengan menggunakan tripot;
(6) menyarankan kepada keluarga untuk terus memberikan semangat dan motivasi dan
mengawasi setiap gerakan yang dilakukan pasien sewaktu dirumah
EDUKASI
a. Pasien diharapkan untuk tetap melakukan terapi ke
fisioterapi.
b. Keluarga pasien diharapkan selalu memberikan
motivasi pasien untuk latihan setiap hari.
TERIMAKASIH