Anda di halaman 1dari 102

Keseimbangan

cairan tubuh,
sistem
endokrin, dan
reproduksi
01
KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH
Keseimbangan
cairan tubuh
1. Sebutkan organ sistem kemih dan fungsinya!
2. Jelaskan secara singkat proses pembentukan urine!
3. Jelaskan distribusi cairan tubuh serta komposisinya pada
berbagai kompartemen cairan tubuh.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keseimbangan air,
dan bagaimana mekanisme tubuh dalam menjaga
keseimbangan air.(Vasopresin)
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keseimbangan
garam, dan bagaimana mekanisme tubuh dalam menjaga
keseimbangan garam.(Renin, angiotensin, aldosteron)
6. Jelaskan bagaimana tubuh mempertahankan pH darah
1. ORGAN SISTEM KEMIH DAN
FUNGSINYA
Fungsi:
• Regulasi ion dalam darah • Terletak pada dinding posterior di belakang
→ Na+, K+, Ca2+, Cl-, HPO42-
• Regulasi pH dalam darah peritoneum pada kedua sisi vertebra torakalis
• Regulasi volume darah ke-12 sampai vertebra lumbalis ke-3
• Regulasi tekanan darah
• TeRdapat 2 ginjal, bagian kanan dan kiri
• Mempertahankan osmolaritas
darah • Ginjal kanan terletak lebih inferior terhadap
• Memproduksi hormon
ginjal kiri
→ Hormon calcitriol dan
erythropoietin • Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis
• Regulasi glukosa dalam darah
• Ekskresi zat sisa dan zat asing yang disebut kapsula fibrosa
• Renal hilum: pintu masuknya pembuluh darah,
pembuluh limfe, ureter dan saraf
• Ginjal dapat dibedakan menjadi bagian korteks
(bagian luar dengan warna merah terang) dan
medulla (bagian dalam yang berwarna merah
kecoklatan)
• Renal medulla terdiri atas renal column, renal
pyramid, dan renal papilla
• Renal pelvis: jalur untuk cairan dalam perjalanan
menuju kandung kemih

Ginjal mendapatkan suplai darah dari aorta abdominalis yang bercabang menjadi arteri renalis → arteri
interlobaris → arteri arcuata → arteri interlobularis → arteriole aferen → glomerulus → arteriole
eferen → kapiler juxta glomerulare → peritubuler → vena interlobularis → vena arcuata → vena
interlobularis → vena renalis
Unit struktural dan fungsional terkecil ginjal adalah
nefron
Nefron terbagi menjadi korpuskula renalis dan tubulus
renalis
Korpuskula renalis
memfiltrasi plasma darah
Terdiri dari: glomerulus dan kapsula bowman
Tubulus renalis
1. saluran hasil filtrasi glomerulus
2. Terdiri dari:
3. - tubulus kontortus proksimal
4. - lengkung henle
5. - tubulus kontortus distal
URETER

Saluran yang membawa urin dari ginjal menuju kandung kemih


Panjangnya sekitar 25-30 cm
Dinding ureter terdiri dari 3 lapisan jaringan
- Mucosa: menghasilkan mukus yang mencegah sel kontak
langsung dengan urin
- Muscularis: aktivitas peristaltik
- Adventitia: terdapat pembuluh darah, pembuluh limfatik, dan
saraf
KANDUNG KEMIH (VESIKA URINARIA)

1. Organ muskular berongga


yang menampung urin
sementara
2. Kapasitas sekitar 700-800
ml
3. Pada laki-laki terletak tepat
di belakang simphisis pubis
dan di depan rektal
4. Pada perempuan terletak di
bawah uterus dan di depan
vagina
URETRA
Saluran yang membawa urin keluar dari tubuh
Pada wanita uretra hanya dilalui urin, sedangkan pada
pria dilalui urin dan sperma
Pada uretra pria, urin atau sperma melalui prostat
terlebih dahulu, kemudian melalui otot perineum, dan
akhirnya melalui penis
Panjang uretra:
Pria → 20 cm
Wanita → 4 cm
Proses pembentukan urine secara singkat
FILTRASI
Proses berpindahnya suatu cairan dari glomerulus menuju kapsula bowman dengan menembus membrane filtrasi.
Membran filtrasi ini sendiri terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :
1. Sel endothelium glomerulus
2. Membran basiler
3. Epitel kapsula bowman
Dalam filrasi ini, terdapat proses filtrasi sel-sel darah, trombosit, dan juga protein agar nantinya tidak ikut dikeluarkan oleh
ginjal. Hasil dari filtrasi ini akan menghasilkan urine primer yang memiliki kandungan elektrolid, kritaloid, ion cl, ion
HCO3, garam-garam, glukosa, natrium, kalium, dan asam amino.

REABSORPSI
Merupakan proses perpindahan suatu cairan dari tubulus renalis menuju ke pembuluh darah yang mengelilinginya, yaitu
kapiler peitubuler. Sel-sel pada tubulus renalis secara selektif akan mereabsorpsi zat-zat yang terkandung dalam urine
primer, terjadinya reabsorpsi ini tergantung dengan kebutuhan. Zat-zat makanan pada urine primer akan direabsorpsi secara
keseluruhan. Sedangkan reabsropsi pada garam-garam anorganik tergantung pada jumlah garam-garam anorganik di dalam
plasma darah. Pada proses ini, akan terjadi penyaringan asam amino, glukosa, asam asetoasetat, vitamin, garam-garam
organik, dan juga air. Proses ini akan menghasilkan urine sekunder
Sekresi
Urine sekunder yang dihasilkan pada proses reabsorpsi akan
mengalir menuju tubulus kontortus distal. Urine sekunder akan
melalui pembuluh kapiler darah untuk melepaskan zat-zat yang
sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Selanjutnya akan terbentuk
urine yang sesungguhnya. Urine ini akan mengalir dan berkumpul di
tubulus kolektivus (saluran pengumpul) yang setelah itu akan
bermuara ke rongga ginjal
3. Distribusi cairan tubuh serta komposisinya
pada berbagai kompartemen cairan tubuh
Cairan tubuh didistribusikan dalam dua kompartemen utama, di dalam dan di luar sel:
1. Cairan Intraseluler (CIS) / Intracellular Fluid (ICF)
2. Merupakan cairan yang terdapat di dalam sel (sitosol).
3. Menempati sekitar dua-pertiga cairan di tubuh.
4. CIS terpisah dengan CES oleh membran plasma sel.
2. Cairan Ekstraseluler (CES) / Extracellular Fluid (ECF)
3. Merupakan cairan yang terdapat di luar sel.
4. Menempati sekitar sepertiga cairan di tubuh.
5. 80% ECF adalah cairan interstitial, yang menempati ruang mikroskopis antara sel-sel jaringan
6. 20% ECF adalah plasma, bagian cair dari darah.
Pembagian cef/ecf
1. CES Mayor Merupakan CES yang kandungannya banyak dalam tubuh (Hampir
100%). Terdiri menjadi dua, yaitu:
a. Plasma : Merupakan cairan yang terdapat dalam pembuluh darah (20%)
b. Cairan Interstisial : Merupakan cairan yang terdapat dalam ruang antar sel
(80%)

2. CES Minor Merupakan CES yang kandungannya kurang dari 1%.


Terdiri menjadi dua, yaitu:
c. Limfe: Cairan yang dikembalikan dari cairan interstitial ke plasma melalui
sistem limfe, untuk sistem imun.
d. Cairan Trans-seluler: Cairan yang disekresikan ke rongga tubuh dan
menjalani fungsi tertentu.
Cairan Trans-Seluler
1. Cairan Serebrospinal (Cerebrospinal Fluid – CSF)
➔ Berfungsi sebagai bantalan untuk otak dan tulang belakang, mengedarkan
nutrisi, dan juga membuang zat sisa dari otak.
2. Cairan intraokular (Intraocular Fluid)
➔ Berfungsi untuk mempertahankan bentuk dan memberikan nutrisi pada mata.
➔ Cairan Intraokular terbagi menjadi 2 menurut lokasinya: Aqueous Humour
(Antara Kornea dan Lensa) dan Vitreous Humour (Antara Lensa dan Retina).
3. Cairan Sinovial (Synovial Fluid)
➔ Berfungsi untuk melumasi dan mengabsorbsi tekanan pada persendian.
Terdapat dua membran utama yang memisahkan antara cairan intraseluler, interstitial, dan
plasma darah:

1. Membran plasma : Memisahkan antara cairan intraseluler dari cairan interstitial.


● Membran plasma bersifat selektif permeabel, artinya hanya zat-zat tertentu yang
bisa melewatinya
● Tempat terjadinya transpor aktif untuk mempertahankan konsentrasi ion tertentu.
2. Dinding pembuluh darah: Memisahkan antara cairan interstitial dari
plasma darah
● Hanya di kapiler, pembuluh darah terkecil, dindingnya cukup tipis dan cukup bocor
untuk memungkinkan pertukaran air dan zat terlarut antara cairan interstitial dan
plasma darah
4. Keseimbangan Air dan mekanisme vasopressin
1. Keseimbangan air yaitu
dimana jumlah air di dalam
tubuh yang masuk harus
seimbang dengan jumlah air
yang dikeluarkan.
Pengaturan Keseimbangan Air Tubuh

Faktor Mekanisme Efek

Pusat rasa haus di hipotalamus Menstimulasi keinginan untuk Air di dapat ketika keinginan
meminum air dipenuhi

Antidiuretik Hormon (ADH), atau Memicu permeabilitas saluran Mengurangi hilangnya air di
Vasopressin ginjal untuk lebih permeabilitas dalam urin
ke air sehingga penyerapan
kembali air akan bertambah
MEKANISME

1. Pengaturan keseimbangan
cairan dapat melalui
mekanisme rasa haus yang
dikontrol oleh sistem
hormonal, yaitu ADH,
sistem aldosterone,
prostaglandin dan
glukokortikoid
Dalam tubuh yang sehat, penyesuaian terhadap keseimbangan air terjadi melalui peningkatan asupan air
dalam mekanisme haus atau melalui penurunan keluaran air oleh ginjal.
Haus atau keinginan secara sadar untuk mendapatkan air adalah pengatur utama asupan air.
a. Pengaturan haus. Mekanisme haus dikendalikan oleh pusat haus dalam hipotalamus. Pusat ini
mengandung saraf spesifik yang disebut osmoreseptor yang letaknya dekat dengan neuron yang
mensekresi hormon antidiuretik (ADH).
b. Stimulus utama untuk pusat haus adalah peningkatan osmolalitas plasma dan penurunan volume
darah.
1) Peningkatan osmolalitas CES, seperti yang diakibatkan oleh ingesti natrium klorida menyebabkan
osmoreseptor kehilangan air, mengecil dan berdepolarisasi. Impuls memberi sinyal korteks serebral
untuk memulai sensasi haus yang dapat dihilangkan dengan meminum air.
2) Penurunan volume darah (dan tekanan darah), seperti yang terjadi akibat hemoragi, dirasakan oleh
baroreseptor kardiovaskular, dan impuls ditransmisi ke osmoreseptor dalam hipotalamus untuk
mengaktivasi mekanisme haus. Juga, pelepasan renin oleh ginjal mengakibatkan produksi
anglotensin yang langsung bekerja pada otak untuk menstimulasi sensasi haus.
3) Mulut dan kerongkongan kering menyebabkan sensasi haus.
Mekanisme Kerja Vasopresin
• Vasopresin berikatan dengan reseptor V2 di membran basolateral duktus koligentes
ginjal, mengaktifkan enzim adenilat siklase (AC)
• Enzim AC meningkatkan jumlah cAMP (turunan ATP) yang mengaktifkan protein
kinase A (PKA)
• PKA menginduksi translokasi vesikel-vesikel yang berisi protein AQP2
• Translokasi protein AQP2 meningkatkan permeabilitas membran sel terhadap air, yang
nantinya akan keluar melalui AQP3 dan AQP4
5. Keseimbangan garam dan mekanismenya

• Keseimbangan garam adalah bagian dari keseimbngan cairan yang sangat


menjadi kebutuhan dasar manusia secara fisiologis. Garam adalah mineral
yang menjaga cairan tubuh seimbang dan memainkan peran penting dalam
berbagai fungsi tubuh.
Apabila terjadi kelebihan garam, maka akan dieksresikan oleh ginjal dengan cara,
yaitu :
1. Mengontrol jumlah garam (natrium) yang difiltrasi dengan pengaturan Laju
Filtrasi Glomerulus (LFG)/ Glomerulus Filtration Rate(GFR).
2. Mengontrol jumlah yang direabsorbsi di tubulus ginjal.

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter penting,


yaitu:
3. Volume cairan ekstrasel
4. Osmolaritas cairan ekstrasel.
6. Mempertahankan ph
pH darah arteri normalnya 7,45 dan pH darah vena 7,35 sehingga pH darah rerata 7,4.
pH darah vena sedikit lebih rendah karena dihasikan H+ dari pembentukan H2CO3
dari CO2 yang diserap di kapiler jaringan.
Tubuh memiliki sistem penyangga (buffer) yang berfungsi menahan lonjakan pH ke
arah pH asam atau ke arah pH basa.
Sistem buffer meliputi :
- Sistem buffer karbonat
- Sistem buffer fosfat
- Sistem buffer protein
- Sistem buffer hemoglobin
Apabila pH darah tidak sesuai pH normal maka membawa pengaruh buruk bagi
kesehatan. pH darah yang naik diatas 7,4 disebut alkalosis dan pH darah turun dari
7,4 disebut asidosis.
02
SISTEM ENDOKRIN
SISTEM
ENDOKRIN
1. Sebutkan organ penyusun
sistem endokrin dan hormon-
hormon yang dihasilkan.
2. Jelaskan klasifikasi hormon
berdasarkan struktur kimianya
dan pengaruhnya terhadap
fungsi hormon tersebut.
3. Jelaskan apa yang dimaksud
dengan aksis hipotalamus –
hipofisis – organ endokrin dan
berikan contohnya.
PENYUSUN
SISTEM
ENDOKRIN
• Sistem yang diperantarai melalui
suatu pesan kimia yang disebut
hormone.
• Kelenjar yang menyusun sistem
endokrin, yaitu kelenjar hipofisis,
kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid,
dan kelenjar adrenal.
• Terdapat beberapa organ yang
mempunyai fungsi endokrin
(menghasilkan hormone).
• Kelenjar endokrin tidak memiliki
duktus
Sherwood, L. (2013). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Diterjemahkan oleh:
Pendit, U. B., Ong. H. O., Mahode, A. A., & Ramadhani, D. Jakarta: EGC, 2014.
KELENJAR
ENDOKRIN
Nama Kelenjar Hormon yang dihasilkan Sel sasaran

sis Posterior  Vasoporesin  Tubulus ginjal


 Oksitosin  Arteriol, uterus, payudara
sis Anterior  Thyroid-stimulating hormone (TSH)  Sel folikel tiroid
 Hormon Adrenokortikotropik
(ACTH)  Zona fasikulata dan zona retikularis
 Hormon pertumbuhan (GH) korteks adrenal
 Follicle-stimulating hormone (FSH)
 Luteinzing hormone (LH)  Tulang dan jaringan lunak, hati
 Folikel ovarium, tubulus seminiferosa
(pada testis)
 Folikel ovarium dan korpus luteum
 Prolaktin (PRL) serta sel interstisium Leydig (di testis)
 Kelenjar mamae (wanita)

d, L. (2013). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Diterjemahkan oleh: Pendit, U. B., Ong. H. O., Mahode, A. A., & Ramadhani, D. Jakarta: EGC, 2014.
E.N, et al. (2017). Essentials of Human Anatomy & Physiology 9th ed. England: Pearson
GJ. (2014). Principles of Anatomy dan Physiology, 14th ed. John Wiley & Sons, Inc : California
KELENJAR
Nama Kelenjar
ENDOKRIN
Hormon yang dihasilkan Sel sasaran

Tiroid  Tetraiodotironin (tiroksin)  Sebagian besar sel tubuh


 Tri-iodotironin (Kalsitonin)  Tulang

Paratiroid  Hormon paratiroid (PTH)  Tulang, ginjal, usus

Adrenal  Alodsteron (mineralokortikoid)  Tubulus ginjal


 Kortisol (glukokortikoid)
 Androgen  Sebagian besar sel tubuh
(dehidroepiandrosteron)  Otak dan tulang (wanita)
 Epinefrin dan norepinefrin
 Tempat reseptor simpatis di
seluruh tubug

Sherwood, L. (2013). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Diterjemahkan oleh: Pendit, U. B., Ong. H. O., Mahode, A. A., & Ramadhani, D. Jakarta: EGC,
2014.
Marieb, E.N, et al. (2017). Essentials of Human Anatomy & Physiology 9th ed. England: Pearson
Tortora GJ. (2014). Principles of Anatomy dan Physiology, 14th ed. John Wiley & Sons, Inc : California
N DAN JARINGAN YANG MEMILIKI FUNGSI ENDO
Nama organ atau jaringan Hormon yang dihasilkan Sel sasaran

Hipotalamus  Thyroid-releasing hormone


(TRH)
 Corticotropin-releasing hormone
(CRH)
 Gonadotropin-releasing
hormone (GnRH)
 Growth Hormon-releasing  Hipofisis Anterior
hormone (GHRH)
 Somatostatin
 Prolactin-Releasing Hormone
(PRH)
 Dopamine

Pineal  Melatonin  Otak, hipofisis anterior, organ


reproduksi, dan sistem imun

Sherwood, L. (2013). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Diterjemahkan oleh: Pendit, U. B., Ong. H. O., Mahode, A. A., & Ramadhani, D. Jakarta: EGC, 2014.
Marieb, E.N, et al. (2017). Essentials of Human Anatomy & Physiology 9th ed. England: Pearson
Tortora GJ. (2014). Principles of Anatomy dan Physiology, 14th ed. John Wiley & Sons, Inc : California
AN DAN JARINGAN YANG MEMILIKI FUNGSI END
Nama organ atau jaringan Hormon yang dihasilkan Sel sasaran

Pankreas  Insulin  Sebagian besar sel tubuh


 Glukagon  Sebagian besar sel tubuh
 Somatostatin  Sistem pencernaan
Gonad wanita (Ovarium)  Estrogen (estradiol)  Organ seks wanita dan tulang
 Uterus
 Progesteron  Hipofisis anterior
 Inhbin
Gonad Pria (Testis)  Testosteron  Organ seks pria dan tulang
 Inhibin  Hipofisis anterior

Plasenta  Human chorionic gonadotropin  Korpus luteum


(hCG)
 Human chorionic  Sebagian besar sel tubuh
somatomammotropin (hCS)
 Estrogen dan progesterone  Organ seks wanita

Sherwood, L. (2013). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Diterjemahkan oleh: Pendit, U. B., Ong. H. O., Mahode, A. A., & Ramadhani, D. Jakarta: EGC, 2014.
Marieb, E.N, et al. (2017). Essentials of Human Anatomy & Physiology 9th ed. England: Pearson
Tortora GJ. (2014). Principles of Anatomy dan Physiology, 14th ed. John Wiley & Sons, Inc : California
DAN JARINGAN YANG MEMILIKI FUNGSI ENDOK
Nama organ atau jaringan Hormon yang dihasilkan Sel sasaran

 Renin  Zona glomerulosa korteks adrenal

ng  Eritropoletin  Sumsum tulang


 Ghrelin  Hipotalamus
 Gastrin  Kelenjar eksokrin dan otot polos
saluran cerna, pancreas, hati, kantung
empedu

alus  Sekretin dan kolesistokinik  Kelenjar eksokrin dan otot polos


saluran cerna, pancreas, hati, kantung
empedu
 Pankreas
 Peptida insulinotropic dependen-
glukosa (GIP)

d, L. (2013). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Diterjemahkan oleh: Pendit, U. B., Ong. H. O., Mahode, A. A., & Ramadhani, D. Jakarta: EGC, 2014.
E.N, et al. (2017). Essentials of Human Anatomy & Physiology 9th ed. England: Pearson
GJ. (2014). Principles of Anatomy dan Physiology, 14th ed. John Wiley & Sons, Inc : California
N DAN JARINGAN YANG MEMILIKI FUNGSI ENDO
Nama organ atau jaringan Hormon yang dihasilkan Sel sasaran
Hati  Somatomedin (IGF)  Tulang dan jaringan lemak
 Trombopoletin  Sumsum tulang
 Hepsidin  Usus
 Angiotensinogen  Korteks adrenal dan pembuluh
darah

Kulit  Vitamin D  Usus


Timus  Timosin  Limfosit T

Jantung  Peptida natriuretrik atrium dan  Tubulus ginjal


otak (ANP dan BNP)

Jaringan lemak  Leptin  Hipotalamus


 Adiponopektin  Berbagai tempat

Sherwood, L. (2013). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Diterjemahkan oleh: Pendit, U. B., Ong. H. O., Mahode, A. A., & Ramadhani, D. Jakarta: EGC, 2014.
Marieb, E.N, et al. (2017). Essentials of Human Anatomy & Physiology 9th ed. England: Pearson
Tortora GJ. (2014). Principles of Anatomy dan Physiology, 14th ed. John Wiley & Sons, Inc : California
2. KLASIFIKASI HORMON DAN
PENGARUHNYA
SIFAT PEPTIDA KATEKOLAMIN TIROID STEROID
Kelarutan Hidrofilik Hidrofilik Lipofilik Lipofilik
Struktur Rantai asam- Turunan tirosin Turunan tirosin Turunan kolesterol
asam amino beriodium
spesifik
Sintesis Di retikulum Dalam sitosol Dalam koloid, suatu Modifikasi bertahap
endoplasma pulau ekstrasel molekul kolesterol di
kasar; dikemas berbagai
dalam kompleks kompartemen intrasel
Golgi
Penyimpanan Banyak di Di granula kromatin Dalam koloid Tidak disimpan;
granula precursor kolesterol
sekretorik disimpan dalam
butiran lemak
Sekresi Eksositosis Eksositosis granula Eksositosis koloid Difusi sederhana
granula

Sherwood, L. (2012). Human Physiology: From Cells to Systems 6th ed. United States of America: Brooks/cole, Cengage Learning
SIFAT PEPTIDA KATEKOLAMIN TIROID STEROID

spor Sebagai hormone Separuh terikat ke Sebagian besar terikat Sebagian besar terikat
m Darah bebas protein plasma ke protein plasma ke protein plasma

ptor Permukaan sel Permukaan sel sasaran Di dalam sel sasaran Di dalam sel sasaran
sasaran

anisme Perubahan Pengaktifan sistem Pengaktifan gen spesifik Pengaktifan gen


a saluran/pengaktifan pembawa pesan kedua untuk membuat protein spesifik untuk membuat
sistem pembawa untuk mengubah baru yang menghasilkan protein baru yang
pesan kedua untuk aktivitas protein yang efek menghasilkan efek
mengubah aktivitas sudah ada yang
protein yang menghasilkan efek
menimbulkan efek

mon Tipe Sebagian besar Hanya hormone dari Hanya hormone dari sel Hormon dari korteks
hormone medula adrenal folikel tiroid adrenal dan gonad

Sherwood, L. (2012). Human Physiology: From Cells to Systems 6th ed. United States of America: Brooks/cole, Cengage Learning
PENGARUH TERHADAP FUNGSI
HORMON
NO HORMON
YANG BERKAITAN
PENGARUH

1 Tiroid Struktur simpel membuat hormon asam amino, mayoritas yaitu


hormon metabolisme bisa menjadi free hormones.

2 Katekolamin Mengaktifkan sistem pembawa pesan kedua untuk mengubahan


aktivitas protein yang telah ada yang menyebabkan suatu efek.

3 Peptida Perubahan saluran sistem pembawa pesan kedua, tujuannya


mengubah aktivitas protein yang menghasilkan suatu efek.

4 Steroid Struktur lemak yang membuat hormon ini bisa bertahan lama di
darah untuk menghantar protein dikarenakan bisa menggantikan free
hormones.

Sherwood, L. (2012). Human Physiology: From Cells to Systems 6th ed. United States of America: Brooks/cole, Cengage Learning
3. AKSIS HIPOTALAMUS – HIPOFISIS –
ORGAN ENDOKRIN DAN CONTOHNYA
Kelenjar hipofisis, atau
pituitary, merupakan
kelenjar endokrin
kecil yang letaknya
di rongga tulang di
dasar otak tepat di
bawah hipotalamus.
Hipofisis
dihubungkan dengan
hipotalamus oleh
sebuah tangkai
penghubung
Sherwood tipis.
L. (2001).Fisiologi
Manusia: dari sel ke Sistem. Pendit
BU,translator. 2nd ed. Jakarta : EGC.
ANATOMI AKSIS HIPOTALAMUS –
HIPOFISIS
01 03
Hipofisis
mempunyai dua
Hipofisis
04
lobus yang secara
anterior terdiri
anatomis dan
fungsional
berbeda, hipofisis
02 dari jaringan
epitel kelenjar Hipofisis posterior
berhubungan dengan 05
(adenohipofisis,
posterior dan hipotalamus melalui
Hipofisis adeno artinya
hipofisis anterior. suatu jalur saraf,
posterior terdiri "kelenjar")
sedangkan hipofisis Hipofisis anterior
dari jaringan anterior berhubungan dan posterior
saraf dengan hipotalamus hanya memiliki
(neurohipoftsis). melalui pembuluh darah kesamaan lokasi.
yang bersifat unik.
Anatomi Aksis Hipotalamus-Hipofisis

Silverthorn DU.(2010). Human


Physiology. 5th ed. San Francisco :
Pearson Education Inc.
• Untuk beberapa spesies,
adenohipofisis juga mencakup
lobus ketiga (lobus
intermedius), tetapi manusia
tidak memiliki lobus ini.

• Pada vertebrata rendah, Iobus


intermedius mengeluarkan
beberapa mclanocyte-
stimulnting hortnone (MSH).

• Sebagian dari hipofisis


anterior yang terbentuk sesaat
sebagai lobus intermedius
tersendiri selama masa janin
mengeluarkan sejumlah kecil
MSH (melanocyte-
stimulnting hormone).
Aksis Hipotalamus-Hipofisis-Organ Endokrin
1. Hipotalamus dan hipofisis posterior membentuk sistem neuroendokrin yang terdiri dari
suatu populasi neuron neurosekretorik yang letak badan selnya di dua kelompok di
hipotalamus (nukleus supraoptikus dan nukleus paraventrikel). Akson dari neuron-neuron
ini turun melalui tangkai penghubung tipis dan berakhir di kapiler di hipofisis posterior.
Hipofisis posterior terdiri dari ujung-ujung saraf ini plus sel penunjang mirip glia. Secara
fungsional dan anatomis, hipofisis posterior sebenarnya hanya perpanjangan dari
hipotalamus.

2. Hipofisis posterior sebenarnya tidak menghasilkan hormone apapun. Bagian ini hanya
menyimpan dan, setelah mendapat rangsangan yang sesuai, mengeluarkan dua hormone
peptida kecll, uasopresin dan oksitosin, yang disintesis oleh badan sel neuron di
hipotalamus, ke dalam darah.
Hipotalamus dan hipofisis posterior bekerja
sebagai satu kesatuan untuk mengeluarkan
vasopresin dan oksitosin.
Aksis Hipotalamus-Hipofisis Posterior-Organ Endokrin

1. OKSITOSIN
1. Vasopresin Oksitosin merangsang kontraksi otot
polos uterus untuk membantu
Vasopresin (hormon antidiuretik, ADH) memiliki dua
efek mengeluarkan janin selama persalinan,
Fungsi : dan hormon ini juga merangsang
(1)Meningkatkan retensi H2O oleh ginjal (efek penyemprotan (ejeksi) susu dari
antidiuretik), kelenjar mamaria (payudara) selama
(2)Menyebabkan kontraksi otot polos arteriol (suatu
efek presor pembuluh). menyusui.
Oksitosin terbukti juga mempengaruhi
berbagai perilaku, rerutama perilaku ibu.
Sebagai contoh, hormon ini
meningkatkan ikatan batin antara ibu
dan bayinya.
Aksis Hipotalamus-hipofisi Posterior-Organ
Target/Organ Endokrin
Hipotalamus dengan Hipofisis Anterior

Hipofisis anterior sendiri membentuk hormon-hormon yang akan dibebaskannya


ke dalam darah. Berbagai populasi sel di dalam hipofisis anterior mengeluarkan
enam hormon peptida utama.

Sekresi setiap hormon hipofisis anterior dirangsang atau dihambat oleh satu atau
lebih dari tujuh hormone hipofisiotropik hipotalamus (tropik arinya"merawat").
Hormon-hormone peptida kecil ini tercantum di Tabel 18-3. Hormon-hormon ini
diberi nama releasing hormone atau inhibiting hormone, bergantung pada kerjanya.
Efek primer hormone terlihat dari nama yang disandangnya.
Mekanisme Pengaturan Aksis Hipotalamus-Hipofisis
Anterior-Organ Endokrin
Aksis
Hipotalamus-
Hipofisis
Anterior-Organ
Endokrin
Pengaturan Sekresi Hormon Hipofisis Anterior
Contoh Aksis
Hipotalamus-
Hipofisis-Organ
Endokrin
Tulang bertambah tebal dan
bertambah panjang melalui
mekanisme berbeda, keduanya
dirangsang oleh hormon pertumbuhan.
Hormon Aksis Hipofisis-(Hipofisis) Pituitari-
Tiroid
 Tiroksin dan Triodotironin
Merespon stimulasi TSH dan menstimulasi oksidasi (metabolisme)
berbagai sel.
Kelenjar Tiroid  Kalsitonin
Mengatur metabolisme Ca2+ dan Pi , dihasilkan pada sel C parafolikuler di
kelenjar tiroid.
 Calcitonin Gene-Related Peptide (CGRP)
Vasodilator

 Paratiroid Hormone
Meregulasi metabolisme Ca2+ dan Pi ,
Kelenjar
menstimulasi sekresi Pi oleh ginjal, dan
Paratiroid menstimulasi resorpsi tulang sehingga serum
Ca2+ meningkat.
Pengaturan Aksis
Hipotalamus-Hipofisis-Tiroid
Hormon Aksis Hipofisis-Pituitari-Adrenal (HPA)
Hormon Kortikal Adrenal

Glukokortik Mineralokortikoid
berbagai efek (Aldosteron) memelihara
oid pada keseimbangan
(Kortisol) inflamasi/stress garam
dan sintesis
protein

• Respon klasik flight-to-flight, meningkatkan


Epinefrin glikogenolisis, metabolism lipid, ontraksi otot
polos, fungsi jantung, berikatan pada semua
(Adrenalin) jenis reseptor katekolamin (α-adrenergik dan β-
Hormon adrenergik)

Medular
• Respon klasik flight-to-flight, distribusi lipid,
Adrenal kontraksi arteriol, berperan juga sebagai
Norepinefrin neurotransmitter pada system saraf pusat,
dilepaskan dari neuron noradrenergic, mengikat
(Noradrenalin) semua reseptor adrenergik kecuali β 22-
adrenergik.
Silverthorn DU.(2010). Human Physiology. 5th ed. San Francisco : Pearson Education Inc.

Pengaturan Aksis Hipotalamus-Hipofisis-Adrenal


Hormon Aksis Hipofisis-Pituitari-Gonadal
Ovarian Gonad
Implantasi
Pematanga
Progester ovum dan
Estrog n dan
fungsi dari pemelihar
organ seks on aan
en sekunder
wanita
kehamilan

Inhibin A dan B
Pematangan
Testikular Gonad Androg dan fungsi
dari organ
en seks sekunder Inhibisi sekresi FSH
pria
Pengaturan Aksis Hipotalamus-
Hipofisis-Testikular

Silverthorn DU.(2010). Human Physiology. 5th ed. San Francisco : Pearson Education
Inc.
Silverthorn DU.(2010). Human Physiology. 5th ed. San Francisco : Pearson Education Inc.

Pengaturan Aksis Hipotalamus-Hipofisis-Ovarium


03
SISTEM REPRODUKSI
SISTEM
REPRODUKSI
1. Sebutkan organ reproduksi
perempuan dan fungsinya!
2. Jelaskan proses oogenesis
dan siklus menstruasi
3. Sebutkan organ reproduksi
laki-laki dan fungsinya!
4. Jelaskan proses
spermatogenesis
1.
Sherwood, L.(2013).Fisiologi Manusia.Edisi ke 8. United States : Yolanda Cossio.
ORGAN EKSTERNAL
NO NAMA STRUKTUR FUNGSI
ORGAN
1 Labia Mayora • Terletak lebih lateral dan agak -
menonjol, mengelilingi lubang
uretra dan vagina di lateral.
• Bibir vagina mengandung
lemak.
2 Labia Minoria Terletak lebih medial dan kecil. -
Bibir vagina berbentuk lipatan
helai.
3 Vagina - Sebagai liang kopulasi,
melahirkan, dan keluarnya
darah hasil menstruasi.
4 Hymen Selaput dara yang menutupi Struktur ini akan robekan fisik
vagina secara parsial. saat hubungan seksual
pertama kali.

• Sherwood L. (2016). Human physiology: from cells to system. 9th ed. Boston (MA): Cengage Learning.
• Tortora GJ, Derrickson B. (2017). Principles of anatomy and physiology. 15th ed. Danvers (MA): John Wiley & Sons.
ORGAN
EKSTERNAL
NO NAMA ORGAN STRUKTUR FUNGSI
5 Klitoris Struktur kecil terdiri dari -
jaringan erektil serupa
dengan yang terdapat di
penis, terletak di ujung
anterior lipatan labia minora.

6 Mons Pubis Bantalan lemak pada anterior -


simfisis pubis.

7 Bartholin Gland - Memproduksi cairan


pelumas saat terangsang
secara seksual

• Sherwood L. (2016). Human physiology: from cells to system. 9th ed. Boston (MA): Cengage Learning.
• Tortora GJ, Derrickson B. (2017). Principles of anatomy and physiology. 15th ed. Danvers (MA): John Wiley & Sons.
INTERNAL
O NAMA ORGAN STRUKTUR FUNGSI

Uterus Uterus terdiri dari 3 bagian: Tempat


 Fundus : bentuk kubah, bagian paling atas perkembangan
 Body : bagian tengah, memiliki uterus cavity janin.
 Cervix : bagian menuju vagina
Memiliki 3 dinding lapisan :
1. Endometrium (terdiri atas epitel selapis kolumnar terdiri
dari dua lapis:
- Stratum fungsionalis yang meluruh saat menstruasi.
-Stratum basalis yang akan memperbaiki dinding rahim;
melindungi dan menutrisi embrio).
2. Myometrium (memiliki otot polos untuk kontraksi
lahiran).
3. Perimetrium (terdiri dari epitel pipih selapis dan jaringan
ikat areolar; mempertahankan posisi ligamendan menahan
regangan karena mengandung serat ligament).

• Sherwood L. (2016). Human physiology: from cells to system. 9th ed. Boston (MA): Cengage Learning.
• Tortora GJ, Derrickson B. (2017). Principles of anatomy and physiology. 15th ed. Danvers (MA): John Wiley & Sons.
NO NAMA STRUKTUR FUNGSI
ORGAN
2 Tuba Falopii Bagian dari proksimal ke distal:Isthmus, Ampulla, • Saluran yang
Infundibulum. menyambungkan
Terbagi jadi 3 bagian, dari yang terjauh dari uterus uterus dan ovarium
hingga yang terdekat: • Tempat terjadinya
• Infundibulum : terdapat fimbrae yang fertilisasi
menangkap oosit sekunder setelah terovulasi.
• Ampulla : tempat fertilisasi
• Isthmus : muara menuju uterus
• Fimbriae : Jari – jari yang merupakan
penonjolan dari infundibulum pada bagian akhir
yang berhubungan dengan ovarium (berbentuk
seperti jari sayap).

• Sherwood L. (2016). Human physiology: from cells to system. 9th ed. Boston (MA): Cengage Learning.
• Tortora GJ, Derrickson B. (2017). Principles of anatomy and physiology. 15th ed. Danvers (MA): John Wiley & Sons.
ORGAN INTERNAL
NO NAMA ORGAN STRUKTUR FUNGSI

3 Ovarium Bagian-bagian Ovarium: • Tempat dihasilkannya


 Medula ovarium : daerah di dalam korteks • Epitelium germinal : ovum (oogenesis)
ovarium yang mengandung pembuluh darah, Epitelium selapis yang • Tempat penghasil
pembuluh limfatik dan saraf. melapisi permukaan hormon.
 Folikel ovarium : terletak di korteks dan di ovarium
dalamnya terdapat oosit pada berbagai fase • Tunika albuginea : jaringan
perkembangan. Ketika berkembang menjaid ikat padat tidak teratur yang
satu lapis sel menjadi sel folikel. Ketika terletak di dalam epitelium
berkembang menjadi beberapa lapisan dan germinal
menjadi sel granulosa • Korteks ovarium : daerah di
 Folikel matang : folikel yang berukuran dalam tunika albuginea
besar dan mengandung cairan serta oosit yang mengandung folikel
sekunder yang siap diovulasikan. ovarium yang dikelilingi
 Korpus luteum : sisa folikel yang telah oleh jaringan ikat padat
diovulasikan. Korpus luteum mensekresikan tidak teratur yang
progesteron, estrogen, relaxin dan inhibin mengandung serat kolagen
sampai berdegenerasi menjadi korpus dan
• sel stromal
Sherwood L. (2016). Human physiology: from cells to system. 9th ed. Boston
albikan. (MA): Cengage Learning.
• Tortora GJ, Derrickson B. (2017). Principles of anatomy and physiology. 15th
ed. Danvers (MA): John Wiley & Sons.
ORGAN INTERNAL
NO NAMA STRUKTUR FUNGSI
ORGAN
4 Serviks - • Pemisah antara uterus
dan vagina yang
memiliki kanal
menuju uterus.

Sherwood, L. (2010). Human Physiology: From Cells to systems 7th ed. New York : Cengage Learning-Brooks/cole
OOGENESI
2.
S
• Proses yang dialami oogonium hingga menjadi ovum yang siap
dibuahi.
• Jumlah total oosit yang dihasilkan selama siklus reproduksi yaitu
sekitar 450 buah dan biasanya hanya satu oosit yang dikeluarkan
oleh ovarium setiap siklus menstruasi dengan masa reproduktif
wanita yaitu 30-40 tahun. Folikel-folikel lain disertai oosit tidak
berkembang kemudian mengalami degenerasi menjadi atretik.
• Hormon yang mempengaruhi siklus oogenesis yang disekresikan
oleh hipotalamus hipofisis anterior dan ovarium yaitu GnRH, FSH, LH,
Estrogen dan progesteron melalui mekanisme umpan balik.
Sherwood, L.(2013).Fisiologi Manusia.Edisi ke 8. United States : Yolanda Cossio.
1. Oogonium merupakan sel induk dari ovum yang ada di dalam sel
folikel yang berada di dalam ovarium
2. Oogonium mengalami pembelahan mitosis berubah menjadi oosit
primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer pada tahap I
melakukan meiosis, yang menghasilkan dua sel anak yang
ukurannya tidak sama
3. Sel anak yang lebih besar merupakan oosit sekunder yang sifatnya
haploid (n). Ukurannya mencapai ribuan kali lebih besar dari yang
lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari oosit primer yang
lain
4. Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang
kemudian membelah lagi

Sherwood, L. (2016). Human physiology from cells to systems 9th ed. United States of America: Department of Physiology and Pharmacology School of Medicine
West Virginia University.
Sherwood, L.(2013).Fisiologi Manusia.Edisi ke 8. United States : Yolanda Cossio.
Sherwood, L.(2013).Fisiologi Manusia.Edisi ke 8. United States : Yolanda Cossio.
5. Kemudian Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Jika
oosit sekunder dibuahi oleh sel sperma saat fertilisasi, maka terjadi pembelahan
meiosis yang kedua. Sama halnya dengan badan polar pertama yang membelah
menjadi dua badan polar kedua dan akhirnya mengalami degenerasi. Namun jika
tidak terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus
oogenesis diulang kembali.
6. Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid (n)
dengan 23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Saat inti nukleus
sperma dan ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian
mencapai perkembangan akhir menjadi ovum yang matang. Peristiwa
pengeluaran sel telur dikenal yaitu ovulasi. Pada setiap ovulasi hanya satu telur
yang matang dan dapat hidup 24 jam. Jika ovum yang matang tersebut tidak
dibuahi, maka sel telur tersebut akan mati dan luruh bersama dengan dinding
rahim pada awal siklus menstruasi.

Sherwood, L. (2016). Human physiology from cells to systems 9th ed. United States of America: Department of Physiology and Pharmacology School of Medicine
West Virginia University.
Sherwood, L.(2013).Fisiologi Manusia.Edisi ke 8. United States : Yolanda Cossio.
menstruasi
• Menstruasi merupakan siklus perdarahan bulanan yang terjadi saat bagian
endometrium uterus luruh karena tidak dibuahi.
• Rentang waktu berkisar 28 hari dengan siklus terpendek 18 hari dan 40 hari
dengan siklus terpanjang.
• Siklus ini berhubungan dengan siklus ovarium dan siklus endometrium (uterus)
Siklus Ovarium : Fase folikular (preovulatory), fase ovulasi, fase luteal
(postovulatory)
Siklus Endometrium (uterus) : Fase menstruasi, fase poliferatif, fase sekretori
(progestasi)

Sloane, E. (2004). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Sherwood, L.(2013).Fisiologi Manusia.Edisi ke 8. United States : Yolanda
Cossio.
 Pertama-tama, FSH dan LH disekresi dari hipofisis anterior,
Folikel primer (FSH pada sel granulosa dan LH pada sel teka)
mulai membentuk estrogen dan berkembang membentuk antrum.
Folikel primer menjadi folikel sekunder.
 Peningkatan kadar estrogen mengakibatkan FSH dan LH
terhambat melalui umpan balik negative. FSH yang mengalami
penurunan cenderung menghambat folikel berikutnya, kecuali
folikel utama untuk ovulasi.
 Terjadi peningkatan Estrogen secara terus menerus
mengakibatkan umpan balik positif pada hiposfisis dan produksi
LH meningkat. Produksi FSH dan LH mengalami fase puncak
bersama
Sloane, E. (2004). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
 LH berada di puncak menyebabkan : terbentuknya
oosit sekunder, sintesis enzim dan prostaglandin,
ovulasi, dan korpus luteum terbentuk untuk produksi
progesterone dan sedikit estrogen.
 Peningkatan kadar progesterone dan estrogen
disertai efek umpan balik negative pada FSH dan
LH. Tanpa LH, korpus luteum, estrogen dan
progesterone menurun.
 Kadar estrogen dan progesterone menurun
berdampak pada umpan balik negative pada kelenjar
hipofisis anterior berkurang membuat FSH dan LH
kembali meningkat untuk membentuk siklus yang
baru
Sloane, E. (2004). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Sloane, E. (2004). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Siklus endometrium
Fase Menstruasi : Endometrium terlepas dari dinding uterus disertai pendarahan, kadar
estrogen, progesteron, LH menurun dan kadar FSH baru akan meningkat, berlangsung
selama kurang lebih lima hari.
Fase Poliferatif : Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal sekitar empat
hari atau menjelang perdarahan berhenti. Fase ini akan berakhir saat ovulasi.
Fase sekretori (progestasi) : endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna,
endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar. berlangsung sejak hari
ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi berikutnya.
a tidak terjadi pembuahan, korpus luteum yang mensekresi estrogen dan progesteron
nyusut, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai darah ke endometrium fungsional
henti dan perdarahan menstruasi dimulai.
3.

Sherwood, L.(2013).Fisiologi Manusia.Edisi ke 8. United States : Yolanda Cossio.


Penampang sistem reproduksi pria secara posterior

Sherwood, L.(2013).Fisiologi Manusia.Edisi ke 8. United States : Yolanda Cossio.


Organ genetalia luar
No Nama Organ Struktur Fungsi

1 Penis Penis terdiri dari akar • Alat kopulasi (persetubuhan).


(menempel di dinding perut), • Saluran untuk pembuangan
badan (bagian tengah sperma serta air seni.
penis), dan glans penis
(ujung yang berbentuk
seperti kerucut).

2 Skrotum Kantung kulit yang • Pengontrol suhu testis.


menggantung dibawah penis • Pembungkus dan pelindung
testis.
• Menjaga suhu spermatozoa.

Wahyuningsih,H., Kusmiyati,Y.(2017).Anatomi Fisiologi.Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.


ORGAN GENETALIA DALAM
No Nama Organ Struktur Fungsi
1 Testis Bentuknya oval dengan panjang • Tempat berlangsungnya spermatogenesis.
4 cm sampai 5 cm (1,5 inci • Tempat dihasilkannya spema.
sampai 2 inci) dan berdiameter
2,5
cm (1 inci)

2 Epididimis • Tuba terlilit yang Tempat penyimpanan dan pematang sperma.


panjangnya mencapai 20
kaki (4 m sampai 6 m) yang
terletak di sepanjang sisi
posterior testis.
• Berbentuk koma, melekat
secara longgar dipermukaan
belakang testis(Sherwood,
2013)

3 Duktus Eferen • Membawa sperma dari testis ke


epididimis.

Wahyuningsih,H., Kusmiyati,Y.(2017).Anatomi Fisiologi.Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.


No Nama Organ Struktur Fungsi

3 Vas Deferens Tuba lurus yang terletak dalam Saluran untuk menyalurkan sperma ke
korda spermatik. vesikula seminalis.
Duktus epididimis dari masing-
masing testis bersatu
membentuk duktur besar,
berdinding tebal, dan berotot.

4 Vesika Seminalis Sepasang kantong yang terletak • Menghasilkan semen berwarna jernih
di belakang vesika urinaria. dan kental yang berperan sebagai
(dibagian atas dan bawah vesika makanan untuk sperma.
urinaria) • Menghasilkan prostaglandin untuk
merangsang otot uterin berkontraksi
sehingga semen terdorong ke uterus.

5 Kelenjar Cowpery/Bulbouretra Kelenjar yang bermuara pada • Menghasilkan lendir pelindung pada saat
pangkal uretra dan jumlahnya ejakulasi terjadi.
sepasang

Wahyuningsih,H., Kusmiyati,Y.(2017).Anatomi Fisiologi.Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.


No Nama Organ Struktur Fungsi

6 Kelenjar Prostat Berbentuk piramid yang • Mensekresikan cairan encer


tersusun dari jaringan menyerupai susu alkalis yang
fibromuskular. Ukurannya berfungsi menyeimbangkan
sekitar 1,25 inci atau sekitar keasaman residu urine uretra dan
3 cm yang mengelilingi derajat keasaman vagina.
uretra. • Memberi nutrisi sperma
Kelenjar terbesar

7 Uretra - • Saluran keluar sperma atau urine

Wahyuningsih,H., Kusmiyati,Y.(2017).Anatomi Fisiologi.Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.


Sherwood, L.(2013).Fisiologi Manusia.Edisi ke 8. United States : Yolanda Cossio.
4.

Sherwood, L.(2013).Fisiologi Manusia.Edisi ke 8. United States : Yolanda Cossio.


Sherwood, L.(2013).Fisiologi Manusia.Edisi ke 8. United States : Yolanda Cossio.
Setiap pembagian spermatogonium yang bersifat diploid (2n)
Martini, F. (2012). Fundamental of Anatomy and Physiologi, 9th ed. New Jersey: Prentice Hall

Mitosis menghasilkan dua sel anak. Salah satunya adalah spermatogonium


yang masih bersentuhan dengan membran basal tubulus, dan yang
lainnya adalah spermatosit primer yang berpindah menuju lumen.

Sebelum Meiosis I dimulai, setiap spermatosit primer mengandung


46 kromosom individu. Pada akhir meiosis I, sel anak disebut
Meiosis I spermatosit sekunder. Setiap spermatosit sekunder mengandung 23
kromosom, yang masing-masing terdiri dari sepasang kromatid
duplikat.

Spermatosit sekunder segera memasuki meiosis II, yang


Meiosis II menghasilkan empat spermatid haploid (2n), masing-masing
mengandung 23 kromosom.

Langkah terakhir dari spermiogenesis, setiap spermatid matang


menjadi spermatozoa tunggal, atau sperma yang bersifat haploid (n).
Spermiogenesis
Proses spermiogenesis ini membutuhkan waktu sekitar 5 minggu
untuk menyelesaikannya
THANKS
!
Does anyone have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik.
resource
1. Marieb, E.N, et al. (2017). Essentials of Human Anatomy & Physiology 9th ed. England: Pearson
2. Martini, F. (2012). Fundamental of Anatomy and Physiologi, 9th ed. New Jersey: Prentice Hall.
3. Silverthorn DU.(2010). Human Physiology. 5th ed. San Francisco : Pearson Education Inc. .
4. Sherwood L. (2001).Fisiologi Manusia: dari sel ke Sistem. Pendit BU,translator. 2nd ed. Jakarta : EGC.
5. Sherwood, L. (2012). Human Physiology: From Cells to Systems 6th ed. United States of America: Brooks/cole,
Cengage Learning.
6. Sherwood, L. (2010). Human Physiology: From Cells to systems 7th ed. New York : Cengage Learning-Brooks/cole.
7. Sherwood, L.(2013).Fisiologi Manusia.Edisi ke 8. United States : Yolanda Cossio.
8. Sherwood, L. (2016). Human physiology from cells to systems 9th ed. United States of America: Department of
Physiology and Pharmacology School of Medicine West Virginia University..
9. Sherwood, L. (2013). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Diterjemahkan oleh: Pendit, U. B., Ong. H. O., Mahode, A. A.,
& Ramadhani, D. Jakarta: EGC, 2014.
10. Sloane, E. (2004). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
11. Wahyuningsih,H., Kusmiyati,Y.(2017).Anatomi Fisiologi.Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
12. Tortora Grabowski S. (2003).Principles of anatomy and physiology. New York: Wiley.
13. Tortora GJ. (2014). Principles of Anatomy dan Physiology, 14th ed. John Wiley & Sons, Inc : California.
14. Tortora GJ, Derrickson B. (2017). Principles of anatomy and physiology. 15th ed. Danvers (MA): John Wiley &
Sons..
15. Universitas Lampung. (2012). Sistem Hormon Manusia. Diambil dari
http://staff.unila.ac.id/gnugroho/files/2012/12/SISTEM-HORMON-MANUSIA.pdf.
Tortora, GJ, Derrickson, B. (2014). Principles of Anatomy & Physiology 14th Edition. United States of America: John Wiley
& Sons, Inc.
Al-Muqsith. (n.d). Sistem Urinaria.
Anonim. (n.d). Sistem Perkemihan. Sumatera: Universitas Sumatera Utara.
Sherwood, Lauralee. Fisiologi manusia : dari sel ke sistem / Lauralee Sherwood. Alih bahasa, Brahm U.
Pendit. Editor edisi bahasa Indonesia, Nella yesdelita. - Ed. 6. - Jakarta :EGC, 2011.
Tortora, GJ, Derrickson, B. (2014). Principles of Anatomy & Physiology 14th Edition. United States of
America: John Wiley & Sons, Inc.
Al-Muqsith. (n.d). Sistem Urinaria.
Anonim. (n.d). Sistem Perkemihan. Sumatera: Universitas Sumatera Utara.
Zuwannita, R. (2017). Diakses dari: http://repository.unimus.ac.id/4513/BAB%20II.pdf.
Tambayong, J. (2000). Patofisiologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sherwood, Lauralee. (2013). Human physiology: From cells to system 8th edition. US: Brooks/Cole,
Cengage Learning
Kuntarti, S.Kp. n.d. Diakses pada tanggal 30 November 2019 pada laman
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/publication/fluidbalance.pdf
Sumardjo, D. (2006). Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran . (S. d. Amalia Hanif, Ed.) Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai