cairan tubuh,
sistem
endokrin, dan
reproduksi
01
KESEIMBANGAN CAIRAN TUBUH
Keseimbangan
cairan tubuh
1. Sebutkan organ sistem kemih dan fungsinya!
2. Jelaskan secara singkat proses pembentukan urine!
3. Jelaskan distribusi cairan tubuh serta komposisinya pada
berbagai kompartemen cairan tubuh.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keseimbangan air,
dan bagaimana mekanisme tubuh dalam menjaga
keseimbangan air.(Vasopresin)
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keseimbangan
garam, dan bagaimana mekanisme tubuh dalam menjaga
keseimbangan garam.(Renin, angiotensin, aldosteron)
6. Jelaskan bagaimana tubuh mempertahankan pH darah
1. ORGAN SISTEM KEMIH DAN
FUNGSINYA
Fungsi:
• Regulasi ion dalam darah • Terletak pada dinding posterior di belakang
→ Na+, K+, Ca2+, Cl-, HPO42-
• Regulasi pH dalam darah peritoneum pada kedua sisi vertebra torakalis
• Regulasi volume darah ke-12 sampai vertebra lumbalis ke-3
• Regulasi tekanan darah
• TeRdapat 2 ginjal, bagian kanan dan kiri
• Mempertahankan osmolaritas
darah • Ginjal kanan terletak lebih inferior terhadap
• Memproduksi hormon
ginjal kiri
→ Hormon calcitriol dan
erythropoietin • Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis
• Regulasi glukosa dalam darah
• Ekskresi zat sisa dan zat asing yang disebut kapsula fibrosa
• Renal hilum: pintu masuknya pembuluh darah,
pembuluh limfe, ureter dan saraf
• Ginjal dapat dibedakan menjadi bagian korteks
(bagian luar dengan warna merah terang) dan
medulla (bagian dalam yang berwarna merah
kecoklatan)
• Renal medulla terdiri atas renal column, renal
pyramid, dan renal papilla
• Renal pelvis: jalur untuk cairan dalam perjalanan
menuju kandung kemih
Ginjal mendapatkan suplai darah dari aorta abdominalis yang bercabang menjadi arteri renalis → arteri
interlobaris → arteri arcuata → arteri interlobularis → arteriole aferen → glomerulus → arteriole
eferen → kapiler juxta glomerulare → peritubuler → vena interlobularis → vena arcuata → vena
interlobularis → vena renalis
Unit struktural dan fungsional terkecil ginjal adalah
nefron
Nefron terbagi menjadi korpuskula renalis dan tubulus
renalis
Korpuskula renalis
memfiltrasi plasma darah
Terdiri dari: glomerulus dan kapsula bowman
Tubulus renalis
1. saluran hasil filtrasi glomerulus
2. Terdiri dari:
3. - tubulus kontortus proksimal
4. - lengkung henle
5. - tubulus kontortus distal
URETER
REABSORPSI
Merupakan proses perpindahan suatu cairan dari tubulus renalis menuju ke pembuluh darah yang mengelilinginya, yaitu
kapiler peitubuler. Sel-sel pada tubulus renalis secara selektif akan mereabsorpsi zat-zat yang terkandung dalam urine
primer, terjadinya reabsorpsi ini tergantung dengan kebutuhan. Zat-zat makanan pada urine primer akan direabsorpsi secara
keseluruhan. Sedangkan reabsropsi pada garam-garam anorganik tergantung pada jumlah garam-garam anorganik di dalam
plasma darah. Pada proses ini, akan terjadi penyaringan asam amino, glukosa, asam asetoasetat, vitamin, garam-garam
organik, dan juga air. Proses ini akan menghasilkan urine sekunder
Sekresi
Urine sekunder yang dihasilkan pada proses reabsorpsi akan
mengalir menuju tubulus kontortus distal. Urine sekunder akan
melalui pembuluh kapiler darah untuk melepaskan zat-zat yang
sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Selanjutnya akan terbentuk
urine yang sesungguhnya. Urine ini akan mengalir dan berkumpul di
tubulus kolektivus (saluran pengumpul) yang setelah itu akan
bermuara ke rongga ginjal
3. Distribusi cairan tubuh serta komposisinya
pada berbagai kompartemen cairan tubuh
Cairan tubuh didistribusikan dalam dua kompartemen utama, di dalam dan di luar sel:
1. Cairan Intraseluler (CIS) / Intracellular Fluid (ICF)
2. Merupakan cairan yang terdapat di dalam sel (sitosol).
3. Menempati sekitar dua-pertiga cairan di tubuh.
4. CIS terpisah dengan CES oleh membran plasma sel.
2. Cairan Ekstraseluler (CES) / Extracellular Fluid (ECF)
3. Merupakan cairan yang terdapat di luar sel.
4. Menempati sekitar sepertiga cairan di tubuh.
5. 80% ECF adalah cairan interstitial, yang menempati ruang mikroskopis antara sel-sel jaringan
6. 20% ECF adalah plasma, bagian cair dari darah.
Pembagian cef/ecf
1. CES Mayor Merupakan CES yang kandungannya banyak dalam tubuh (Hampir
100%). Terdiri menjadi dua, yaitu:
a. Plasma : Merupakan cairan yang terdapat dalam pembuluh darah (20%)
b. Cairan Interstisial : Merupakan cairan yang terdapat dalam ruang antar sel
(80%)
Pusat rasa haus di hipotalamus Menstimulasi keinginan untuk Air di dapat ketika keinginan
meminum air dipenuhi
Antidiuretik Hormon (ADH), atau Memicu permeabilitas saluran Mengurangi hilangnya air di
Vasopressin ginjal untuk lebih permeabilitas dalam urin
ke air sehingga penyerapan
kembali air akan bertambah
MEKANISME
1. Pengaturan keseimbangan
cairan dapat melalui
mekanisme rasa haus yang
dikontrol oleh sistem
hormonal, yaitu ADH,
sistem aldosterone,
prostaglandin dan
glukokortikoid
Dalam tubuh yang sehat, penyesuaian terhadap keseimbangan air terjadi melalui peningkatan asupan air
dalam mekanisme haus atau melalui penurunan keluaran air oleh ginjal.
Haus atau keinginan secara sadar untuk mendapatkan air adalah pengatur utama asupan air.
a. Pengaturan haus. Mekanisme haus dikendalikan oleh pusat haus dalam hipotalamus. Pusat ini
mengandung saraf spesifik yang disebut osmoreseptor yang letaknya dekat dengan neuron yang
mensekresi hormon antidiuretik (ADH).
b. Stimulus utama untuk pusat haus adalah peningkatan osmolalitas plasma dan penurunan volume
darah.
1) Peningkatan osmolalitas CES, seperti yang diakibatkan oleh ingesti natrium klorida menyebabkan
osmoreseptor kehilangan air, mengecil dan berdepolarisasi. Impuls memberi sinyal korteks serebral
untuk memulai sensasi haus yang dapat dihilangkan dengan meminum air.
2) Penurunan volume darah (dan tekanan darah), seperti yang terjadi akibat hemoragi, dirasakan oleh
baroreseptor kardiovaskular, dan impuls ditransmisi ke osmoreseptor dalam hipotalamus untuk
mengaktivasi mekanisme haus. Juga, pelepasan renin oleh ginjal mengakibatkan produksi
anglotensin yang langsung bekerja pada otak untuk menstimulasi sensasi haus.
3) Mulut dan kerongkongan kering menyebabkan sensasi haus.
Mekanisme Kerja Vasopresin
• Vasopresin berikatan dengan reseptor V2 di membran basolateral duktus koligentes
ginjal, mengaktifkan enzim adenilat siklase (AC)
• Enzim AC meningkatkan jumlah cAMP (turunan ATP) yang mengaktifkan protein
kinase A (PKA)
• PKA menginduksi translokasi vesikel-vesikel yang berisi protein AQP2
• Translokasi protein AQP2 meningkatkan permeabilitas membran sel terhadap air, yang
nantinya akan keluar melalui AQP3 dan AQP4
5. Keseimbangan garam dan mekanismenya
d, L. (2013). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Diterjemahkan oleh: Pendit, U. B., Ong. H. O., Mahode, A. A., & Ramadhani, D. Jakarta: EGC, 2014.
E.N, et al. (2017). Essentials of Human Anatomy & Physiology 9th ed. England: Pearson
GJ. (2014). Principles of Anatomy dan Physiology, 14th ed. John Wiley & Sons, Inc : California
KELENJAR
Nama Kelenjar
ENDOKRIN
Hormon yang dihasilkan Sel sasaran
Sherwood, L. (2013). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Diterjemahkan oleh: Pendit, U. B., Ong. H. O., Mahode, A. A., & Ramadhani, D. Jakarta: EGC,
2014.
Marieb, E.N, et al. (2017). Essentials of Human Anatomy & Physiology 9th ed. England: Pearson
Tortora GJ. (2014). Principles of Anatomy dan Physiology, 14th ed. John Wiley & Sons, Inc : California
N DAN JARINGAN YANG MEMILIKI FUNGSI ENDO
Nama organ atau jaringan Hormon yang dihasilkan Sel sasaran
Sherwood, L. (2013). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Diterjemahkan oleh: Pendit, U. B., Ong. H. O., Mahode, A. A., & Ramadhani, D. Jakarta: EGC, 2014.
Marieb, E.N, et al. (2017). Essentials of Human Anatomy & Physiology 9th ed. England: Pearson
Tortora GJ. (2014). Principles of Anatomy dan Physiology, 14th ed. John Wiley & Sons, Inc : California
AN DAN JARINGAN YANG MEMILIKI FUNGSI END
Nama organ atau jaringan Hormon yang dihasilkan Sel sasaran
Sherwood, L. (2013). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Diterjemahkan oleh: Pendit, U. B., Ong. H. O., Mahode, A. A., & Ramadhani, D. Jakarta: EGC, 2014.
Marieb, E.N, et al. (2017). Essentials of Human Anatomy & Physiology 9th ed. England: Pearson
Tortora GJ. (2014). Principles of Anatomy dan Physiology, 14th ed. John Wiley & Sons, Inc : California
DAN JARINGAN YANG MEMILIKI FUNGSI ENDOK
Nama organ atau jaringan Hormon yang dihasilkan Sel sasaran
d, L. (2013). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Diterjemahkan oleh: Pendit, U. B., Ong. H. O., Mahode, A. A., & Ramadhani, D. Jakarta: EGC, 2014.
E.N, et al. (2017). Essentials of Human Anatomy & Physiology 9th ed. England: Pearson
GJ. (2014). Principles of Anatomy dan Physiology, 14th ed. John Wiley & Sons, Inc : California
N DAN JARINGAN YANG MEMILIKI FUNGSI ENDO
Nama organ atau jaringan Hormon yang dihasilkan Sel sasaran
Hati Somatomedin (IGF) Tulang dan jaringan lemak
Trombopoletin Sumsum tulang
Hepsidin Usus
Angiotensinogen Korteks adrenal dan pembuluh
darah
Sherwood, L. (2013). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Diterjemahkan oleh: Pendit, U. B., Ong. H. O., Mahode, A. A., & Ramadhani, D. Jakarta: EGC, 2014.
Marieb, E.N, et al. (2017). Essentials of Human Anatomy & Physiology 9th ed. England: Pearson
Tortora GJ. (2014). Principles of Anatomy dan Physiology, 14th ed. John Wiley & Sons, Inc : California
2. KLASIFIKASI HORMON DAN
PENGARUHNYA
SIFAT PEPTIDA KATEKOLAMIN TIROID STEROID
Kelarutan Hidrofilik Hidrofilik Lipofilik Lipofilik
Struktur Rantai asam- Turunan tirosin Turunan tirosin Turunan kolesterol
asam amino beriodium
spesifik
Sintesis Di retikulum Dalam sitosol Dalam koloid, suatu Modifikasi bertahap
endoplasma pulau ekstrasel molekul kolesterol di
kasar; dikemas berbagai
dalam kompleks kompartemen intrasel
Golgi
Penyimpanan Banyak di Di granula kromatin Dalam koloid Tidak disimpan;
granula precursor kolesterol
sekretorik disimpan dalam
butiran lemak
Sekresi Eksositosis Eksositosis granula Eksositosis koloid Difusi sederhana
granula
Sherwood, L. (2012). Human Physiology: From Cells to Systems 6th ed. United States of America: Brooks/cole, Cengage Learning
SIFAT PEPTIDA KATEKOLAMIN TIROID STEROID
spor Sebagai hormone Separuh terikat ke Sebagian besar terikat Sebagian besar terikat
m Darah bebas protein plasma ke protein plasma ke protein plasma
ptor Permukaan sel Permukaan sel sasaran Di dalam sel sasaran Di dalam sel sasaran
sasaran
mon Tipe Sebagian besar Hanya hormone dari Hanya hormone dari sel Hormon dari korteks
hormone medula adrenal folikel tiroid adrenal dan gonad
Sherwood, L. (2012). Human Physiology: From Cells to Systems 6th ed. United States of America: Brooks/cole, Cengage Learning
PENGARUH TERHADAP FUNGSI
HORMON
NO HORMON
YANG BERKAITAN
PENGARUH
4 Steroid Struktur lemak yang membuat hormon ini bisa bertahan lama di
darah untuk menghantar protein dikarenakan bisa menggantikan free
hormones.
Sherwood, L. (2012). Human Physiology: From Cells to Systems 6th ed. United States of America: Brooks/cole, Cengage Learning
3. AKSIS HIPOTALAMUS – HIPOFISIS –
ORGAN ENDOKRIN DAN CONTOHNYA
Kelenjar hipofisis, atau
pituitary, merupakan
kelenjar endokrin
kecil yang letaknya
di rongga tulang di
dasar otak tepat di
bawah hipotalamus.
Hipofisis
dihubungkan dengan
hipotalamus oleh
sebuah tangkai
penghubung
Sherwood tipis.
L. (2001).Fisiologi
Manusia: dari sel ke Sistem. Pendit
BU,translator. 2nd ed. Jakarta : EGC.
ANATOMI AKSIS HIPOTALAMUS –
HIPOFISIS
01 03
Hipofisis
mempunyai dua
Hipofisis
04
lobus yang secara
anterior terdiri
anatomis dan
fungsional
berbeda, hipofisis
02 dari jaringan
epitel kelenjar Hipofisis posterior
berhubungan dengan 05
(adenohipofisis,
posterior dan hipotalamus melalui
Hipofisis adeno artinya
hipofisis anterior. suatu jalur saraf,
posterior terdiri "kelenjar")
sedangkan hipofisis Hipofisis anterior
dari jaringan anterior berhubungan dan posterior
saraf dengan hipotalamus hanya memiliki
(neurohipoftsis). melalui pembuluh darah kesamaan lokasi.
yang bersifat unik.
Anatomi Aksis Hipotalamus-Hipofisis
2. Hipofisis posterior sebenarnya tidak menghasilkan hormone apapun. Bagian ini hanya
menyimpan dan, setelah mendapat rangsangan yang sesuai, mengeluarkan dua hormone
peptida kecll, uasopresin dan oksitosin, yang disintesis oleh badan sel neuron di
hipotalamus, ke dalam darah.
Hipotalamus dan hipofisis posterior bekerja
sebagai satu kesatuan untuk mengeluarkan
vasopresin dan oksitosin.
Aksis Hipotalamus-Hipofisis Posterior-Organ Endokrin
1. OKSITOSIN
1. Vasopresin Oksitosin merangsang kontraksi otot
polos uterus untuk membantu
Vasopresin (hormon antidiuretik, ADH) memiliki dua
efek mengeluarkan janin selama persalinan,
Fungsi : dan hormon ini juga merangsang
(1)Meningkatkan retensi H2O oleh ginjal (efek penyemprotan (ejeksi) susu dari
antidiuretik), kelenjar mamaria (payudara) selama
(2)Menyebabkan kontraksi otot polos arteriol (suatu
efek presor pembuluh). menyusui.
Oksitosin terbukti juga mempengaruhi
berbagai perilaku, rerutama perilaku ibu.
Sebagai contoh, hormon ini
meningkatkan ikatan batin antara ibu
dan bayinya.
Aksis Hipotalamus-hipofisi Posterior-Organ
Target/Organ Endokrin
Hipotalamus dengan Hipofisis Anterior
Sekresi setiap hormon hipofisis anterior dirangsang atau dihambat oleh satu atau
lebih dari tujuh hormone hipofisiotropik hipotalamus (tropik arinya"merawat").
Hormon-hormone peptida kecil ini tercantum di Tabel 18-3. Hormon-hormon ini
diberi nama releasing hormone atau inhibiting hormone, bergantung pada kerjanya.
Efek primer hormone terlihat dari nama yang disandangnya.
Mekanisme Pengaturan Aksis Hipotalamus-Hipofisis
Anterior-Organ Endokrin
Aksis
Hipotalamus-
Hipofisis
Anterior-Organ
Endokrin
Pengaturan Sekresi Hormon Hipofisis Anterior
Contoh Aksis
Hipotalamus-
Hipofisis-Organ
Endokrin
Tulang bertambah tebal dan
bertambah panjang melalui
mekanisme berbeda, keduanya
dirangsang oleh hormon pertumbuhan.
Hormon Aksis Hipofisis-(Hipofisis) Pituitari-
Tiroid
Tiroksin dan Triodotironin
Merespon stimulasi TSH dan menstimulasi oksidasi (metabolisme)
berbagai sel.
Kelenjar Tiroid Kalsitonin
Mengatur metabolisme Ca2+ dan Pi , dihasilkan pada sel C parafolikuler di
kelenjar tiroid.
Calcitonin Gene-Related Peptide (CGRP)
Vasodilator
Paratiroid Hormone
Meregulasi metabolisme Ca2+ dan Pi ,
Kelenjar
menstimulasi sekresi Pi oleh ginjal, dan
Paratiroid menstimulasi resorpsi tulang sehingga serum
Ca2+ meningkat.
Pengaturan Aksis
Hipotalamus-Hipofisis-Tiroid
Hormon Aksis Hipofisis-Pituitari-Adrenal (HPA)
Hormon Kortikal Adrenal
Glukokortik Mineralokortikoid
berbagai efek (Aldosteron) memelihara
oid pada keseimbangan
(Kortisol) inflamasi/stress garam
dan sintesis
protein
Medular
• Respon klasik flight-to-flight, distribusi lipid,
Adrenal kontraksi arteriol, berperan juga sebagai
Norepinefrin neurotransmitter pada system saraf pusat,
dilepaskan dari neuron noradrenergic, mengikat
(Noradrenalin) semua reseptor adrenergik kecuali β 22-
adrenergik.
Silverthorn DU.(2010). Human Physiology. 5th ed. San Francisco : Pearson Education Inc.
Inhibin A dan B
Pematangan
Testikular Gonad Androg dan fungsi
dari organ
en seks sekunder Inhibisi sekresi FSH
pria
Pengaturan Aksis Hipotalamus-
Hipofisis-Testikular
Silverthorn DU.(2010). Human Physiology. 5th ed. San Francisco : Pearson Education
Inc.
Silverthorn DU.(2010). Human Physiology. 5th ed. San Francisco : Pearson Education Inc.
• Sherwood L. (2016). Human physiology: from cells to system. 9th ed. Boston (MA): Cengage Learning.
• Tortora GJ, Derrickson B. (2017). Principles of anatomy and physiology. 15th ed. Danvers (MA): John Wiley & Sons.
ORGAN
EKSTERNAL
NO NAMA ORGAN STRUKTUR FUNGSI
5 Klitoris Struktur kecil terdiri dari -
jaringan erektil serupa
dengan yang terdapat di
penis, terletak di ujung
anterior lipatan labia minora.
• Sherwood L. (2016). Human physiology: from cells to system. 9th ed. Boston (MA): Cengage Learning.
• Tortora GJ, Derrickson B. (2017). Principles of anatomy and physiology. 15th ed. Danvers (MA): John Wiley & Sons.
INTERNAL
O NAMA ORGAN STRUKTUR FUNGSI
• Sherwood L. (2016). Human physiology: from cells to system. 9th ed. Boston (MA): Cengage Learning.
• Tortora GJ, Derrickson B. (2017). Principles of anatomy and physiology. 15th ed. Danvers (MA): John Wiley & Sons.
NO NAMA STRUKTUR FUNGSI
ORGAN
2 Tuba Falopii Bagian dari proksimal ke distal:Isthmus, Ampulla, • Saluran yang
Infundibulum. menyambungkan
Terbagi jadi 3 bagian, dari yang terjauh dari uterus uterus dan ovarium
hingga yang terdekat: • Tempat terjadinya
• Infundibulum : terdapat fimbrae yang fertilisasi
menangkap oosit sekunder setelah terovulasi.
• Ampulla : tempat fertilisasi
• Isthmus : muara menuju uterus
• Fimbriae : Jari – jari yang merupakan
penonjolan dari infundibulum pada bagian akhir
yang berhubungan dengan ovarium (berbentuk
seperti jari sayap).
• Sherwood L. (2016). Human physiology: from cells to system. 9th ed. Boston (MA): Cengage Learning.
• Tortora GJ, Derrickson B. (2017). Principles of anatomy and physiology. 15th ed. Danvers (MA): John Wiley & Sons.
ORGAN INTERNAL
NO NAMA ORGAN STRUKTUR FUNGSI
Sherwood, L. (2010). Human Physiology: From Cells to systems 7th ed. New York : Cengage Learning-Brooks/cole
OOGENESI
2.
S
• Proses yang dialami oogonium hingga menjadi ovum yang siap
dibuahi.
• Jumlah total oosit yang dihasilkan selama siklus reproduksi yaitu
sekitar 450 buah dan biasanya hanya satu oosit yang dikeluarkan
oleh ovarium setiap siklus menstruasi dengan masa reproduktif
wanita yaitu 30-40 tahun. Folikel-folikel lain disertai oosit tidak
berkembang kemudian mengalami degenerasi menjadi atretik.
• Hormon yang mempengaruhi siklus oogenesis yang disekresikan
oleh hipotalamus hipofisis anterior dan ovarium yaitu GnRH, FSH, LH,
Estrogen dan progesteron melalui mekanisme umpan balik.
Sherwood, L.(2013).Fisiologi Manusia.Edisi ke 8. United States : Yolanda Cossio.
1. Oogonium merupakan sel induk dari ovum yang ada di dalam sel
folikel yang berada di dalam ovarium
2. Oogonium mengalami pembelahan mitosis berubah menjadi oosit
primer, yang memiliki 46 kromosom. Oosit primer pada tahap I
melakukan meiosis, yang menghasilkan dua sel anak yang
ukurannya tidak sama
3. Sel anak yang lebih besar merupakan oosit sekunder yang sifatnya
haploid (n). Ukurannya mencapai ribuan kali lebih besar dari yang
lain karena berisi lebih banyak sitoplasma dari oosit primer yang
lain
4. Sel anak yang lebih kecil disebut badan polar pertama yang
kemudian membelah lagi
Sherwood, L. (2016). Human physiology from cells to systems 9th ed. United States of America: Department of Physiology and Pharmacology School of Medicine
West Virginia University.
Sherwood, L.(2013).Fisiologi Manusia.Edisi ke 8. United States : Yolanda Cossio.
Sherwood, L.(2013).Fisiologi Manusia.Edisi ke 8. United States : Yolanda Cossio.
5. Kemudian Oosit sekunder meninggalkan folikel ovarium menuju tuba Fallopi. Jika
oosit sekunder dibuahi oleh sel sperma saat fertilisasi, maka terjadi pembelahan
meiosis yang kedua. Sama halnya dengan badan polar pertama yang membelah
menjadi dua badan polar kedua dan akhirnya mengalami degenerasi. Namun jika
tidak terjadi fertilisasi, menstruasi dengan cepat akan terjadi dan siklus
oogenesis diulang kembali.
6. Selama pemebelahan meiosis kedua, oosit sekunder menjadi bersifat haploid (n)
dengan 23 kromosom dan selanjutnya disebut dengan ootid. Saat inti nukleus
sperma dan ovum siap melebur menjadi satu, saat itu juga ootid kemudian
mencapai perkembangan akhir menjadi ovum yang matang. Peristiwa
pengeluaran sel telur dikenal yaitu ovulasi. Pada setiap ovulasi hanya satu telur
yang matang dan dapat hidup 24 jam. Jika ovum yang matang tersebut tidak
dibuahi, maka sel telur tersebut akan mati dan luruh bersama dengan dinding
rahim pada awal siklus menstruasi.
Sherwood, L. (2016). Human physiology from cells to systems 9th ed. United States of America: Department of Physiology and Pharmacology School of Medicine
West Virginia University.
Sherwood, L.(2013).Fisiologi Manusia.Edisi ke 8. United States : Yolanda Cossio.
menstruasi
• Menstruasi merupakan siklus perdarahan bulanan yang terjadi saat bagian
endometrium uterus luruh karena tidak dibuahi.
• Rentang waktu berkisar 28 hari dengan siklus terpendek 18 hari dan 40 hari
dengan siklus terpanjang.
• Siklus ini berhubungan dengan siklus ovarium dan siklus endometrium (uterus)
Siklus Ovarium : Fase folikular (preovulatory), fase ovulasi, fase luteal
(postovulatory)
Siklus Endometrium (uterus) : Fase menstruasi, fase poliferatif, fase sekretori
(progestasi)
Sloane, E. (2004). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Sherwood, L.(2013).Fisiologi Manusia.Edisi ke 8. United States : Yolanda
Cossio.
Pertama-tama, FSH dan LH disekresi dari hipofisis anterior,
Folikel primer (FSH pada sel granulosa dan LH pada sel teka)
mulai membentuk estrogen dan berkembang membentuk antrum.
Folikel primer menjadi folikel sekunder.
Peningkatan kadar estrogen mengakibatkan FSH dan LH
terhambat melalui umpan balik negative. FSH yang mengalami
penurunan cenderung menghambat folikel berikutnya, kecuali
folikel utama untuk ovulasi.
Terjadi peningkatan Estrogen secara terus menerus
mengakibatkan umpan balik positif pada hiposfisis dan produksi
LH meningkat. Produksi FSH dan LH mengalami fase puncak
bersama
Sloane, E. (2004). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
LH berada di puncak menyebabkan : terbentuknya
oosit sekunder, sintesis enzim dan prostaglandin,
ovulasi, dan korpus luteum terbentuk untuk produksi
progesterone dan sedikit estrogen.
Peningkatan kadar progesterone dan estrogen
disertai efek umpan balik negative pada FSH dan
LH. Tanpa LH, korpus luteum, estrogen dan
progesterone menurun.
Kadar estrogen dan progesterone menurun
berdampak pada umpan balik negative pada kelenjar
hipofisis anterior berkurang membuat FSH dan LH
kembali meningkat untuk membentuk siklus yang
baru
Sloane, E. (2004). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Sloane, E. (2004). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Siklus endometrium
Fase Menstruasi : Endometrium terlepas dari dinding uterus disertai pendarahan, kadar
estrogen, progesteron, LH menurun dan kadar FSH baru akan meningkat, berlangsung
selama kurang lebih lima hari.
Fase Poliferatif : Permukaan endometrium secara lengkap kembali normal sekitar empat
hari atau menjelang perdarahan berhenti. Fase ini akan berakhir saat ovulasi.
Fase sekretori (progestasi) : endometrium sekretorius yang matang dengan sempurna,
endometrium menjadi kaya dengan darah dan sekresi kelenjar. berlangsung sejak hari
ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum periode menstruasi berikutnya.
a tidak terjadi pembuahan, korpus luteum yang mensekresi estrogen dan progesteron
nyusut, arteri spiral menjadi spasme, sehingga suplai darah ke endometrium fungsional
henti dan perdarahan menstruasi dimulai.
3.
3 Vas Deferens Tuba lurus yang terletak dalam Saluran untuk menyalurkan sperma ke
korda spermatik. vesikula seminalis.
Duktus epididimis dari masing-
masing testis bersatu
membentuk duktur besar,
berdinding tebal, dan berotot.
4 Vesika Seminalis Sepasang kantong yang terletak • Menghasilkan semen berwarna jernih
di belakang vesika urinaria. dan kental yang berperan sebagai
(dibagian atas dan bawah vesika makanan untuk sperma.
urinaria) • Menghasilkan prostaglandin untuk
merangsang otot uterin berkontraksi
sehingga semen terdorong ke uterus.
5 Kelenjar Cowpery/Bulbouretra Kelenjar yang bermuara pada • Menghasilkan lendir pelindung pada saat
pangkal uretra dan jumlahnya ejakulasi terjadi.
sepasang