Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ON JOB TRAINING (OJT)

DI KANTOR PERWAKILAN BANK


INDONESIA
PROVINSI SUMATERA BARAT

Disampaikan dalam rangka memenuhi persyaratan


Pendidikan calon staff tahun 2018
Bank indonesia
Oleh :
DEBI PRAHARA
NIP. H7835

KANTOR PERWAKILAN BANK


INDONESIA
PROVINSI SUMATERA BARAT
BAB I
PENDAHULUAN
 A. Tujuan Penulisan
Untuk Mengetahui
1. pemahaman penulis atas pekerjaan kasir yunior
2. mengevaluasi pembelajaran yang didapatkan selama menjalani masa
pembelajaran atau On Job Training (OJT)

B. Lokasi dan Periode OJT


Unit Pengelolaan Uang Rupiah Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Sumatera Barat . Januari 2018 S.d Desember 2018.
BAB II
TUGAS POKOK DAN PROSES KERJA KANTOR PERWAKILAN BANK
INDONESIA PROVINSI SUAMTERA BARAT

 A. Satuan Kerja


1. Sejarah KPwBI Sumatera Barat
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat berawal dari sekitar
153 tahun yang silam ketika kantor De Javasche Bank Sumatera Barat dibuka pada
tanggal 29 Agustus 1864. Kantor ini merupakan kantor cabang De Javasche Bank
ketiga setelah kantor cabang Semarang dan Surabaya atau sebagai kantor cabang
pertama di luar Pulau Jawa.

2. Visi dan Misi


Visi : Menjadi Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang mendukung efektivitas pelaksanaan
tugas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi dan kontributif bagi pembangunan
ekonomi daerah maupun nasional.

Misi : Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai Rupiah,
stabilitas sistem keuangan, efektifitas pengelolaan Rupiah dan kehandalan sistem pembayaran
untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang
inklusif dan berkesinambungan.
3. Struktur Organisasi
4. Tugas Pokok

No. Tugas Pokok Produk Pokok


1 Melaksanakan fungsi advisorykebijakan kepada Terlaksananya fungsi advisory kebijakan kepada
Kepala Daerah dalam rangka mendukung Kepala Daerah dalam rangka mendukung
pengendalian inflasi, serta pengembangan ekonomi pengendalian inflasi, serta pengembangan ekonomi
dan keuangan daerah. dan keuangan daerah.

2 Melaksanakan fungsi Regional Financial Terlaksananya fungsi Regional Financial


Surveillance (RFS) dalam rangka mendukung Surveillance (RFS) dalam rangka mendukung
stabilitas sistem keuangan. stabilitas sistem keuangan.
3 Melaksanakan fungsi statistik ekonomi dan Terlaksananya pengumpulan data dan penyusunan
keuangan daerah dalam rangka mendukung statistik ekonomi dan keuangan dalam rangka
pengambilan keputusan dan/ atau kebijakan di mendukung pengambilan keputusan dan/ atau
kantor pusat maupun daerah. kebijakan di kantor pusat maupun daerah.

4 Melaksanakan fungsi Pengelolaan Uang Rupiah Terlaksananya fungsi Pengelolaan Uang Rupiah
(PUR) meliputi perencanaan, pendistribusian dan (PUR) meliputi perencanaan, pendistribusian dan
pengolahan uang serta layanan kas. pengolahan uang serta layanan kas, termasuk
administrasi dan penanganan uang palsu (upal).

5 Melaksanakan fungsi Sistem Pembayaran. Terlaksananya fungsi SP secara aman, efisien,


handal dan berpedoman pada prinsip-prinsip tata
kelola yang baik.
 
No. Tugas Pokok Produk Pokok

6 Melaksanakan fungsi pengawasan sistem Terlaksananya fungsi pengawasan SP dan PUR


pembayaran (SP) dan pengelolaan uang Rupiah meliputi perizinan, pengawasan dan pembinaan
(PUR). terhadap pelaku SP dan PUR.
7 Terlaksananya fungsi pengembangan Usaha Mikro, Melaksanakan fungsi pengembanganUMKM dan
Kecil dan Menegah (UMKM) dan Keuangan Inklusif KI untuk mendukung pengendalian inflasi dan
(KI) untuk mendukung pengendalian inflasi dan pengembangan ekonomi daerah.
pengembangan ekonomi daerah.
8 Melaksanakan fungsi komunikasi kebijakan Bank Terlaksananya fungsi komunikasi kebijakan kepada
Indonesia. stakeholder daerah secara efektif dan mendukung
fungsi advisory kebijakan Bank Indonesia, serta
berkontribusi dalam membentuk dan mengelola
ekspektasi positif.
9 Melaksanakan dan mengelola fungsi enabler Terlaksananya dan terkelolanya fungsi enabler
(pendukung). (pendukung) a.l. SDM, kesekretariatan, teknologi
informasi, perencanaan program kerja dan
anggaran, logistik, serta keprotokolan dan
pengamanan.
 B. Tugas
Unit Pengelolaan Uang
Rupiah

1. Menyelenggarakan layanan perkasan


2. pengolahan uang dengan menggunakan SHUM, MSUK racik dan
MSUK Non racik,
3. Pemusnahan uang dengan menggunakan MRUK,
4. melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada masyarakat,
5. memberikan keterangan ahli kepada aparat penegak hukum mengenai
ciri-ciri keaslian uang rupiah.
6. layanan kas berupa kas keliling, dan kas titipan di Kota Bukittinggi
dan Kota Sungaipenuh Provinsi Jambi.
Proses Kerja Unit Pengelolaan Uang Rupiah

Kelompok Kelompok Layanan Kelompok Pengelola


Pengolahan Uang Kas Khasanah

• SHUM • Setoran Bank dan • Remise


• MSUK-R Non Bank • Droping Kas
• MSUK-NR • Penariakan Bank titipan
• MRUK dan Non-Bank
• Penukaran
• Kas Keliling
• Kas Titipan

Admin, Saksi ahli rupiah, Sosialisai ciri kesalian


Kegiatan uang rupiah, Penatausahaan uang palsu
Suporting Arsip, Gudang Perkasan
Kelompok
Pengolahan Uang
MODAL OUTPUT
KEGIATAN PELAKSANA
KERJA KEGIATAN
012.001,
Pengawas, Pemegang
SHUM 012.00, 011.001, 014.000
Modal, Operator
013.001

012.001,
Pengawas, Pemegang 011,001,014.000,
MSUK RACIK 012.00,
Modal, Operator NDS
013.001

012.001,
MSUK NON- Pengawas, Pemegang
012.00, 011.001, 014.000
RACIK Modal, Operator
013.001
Pengawas, Pemegang
MRUK 014.000 NDS
Modal, Operator
Kelompok Layanan
Kas
OUTPUT
KEGIATAN INSTRUMEN PELAKSANA
KEGIATAN
BISILK, Warkat
SETBAY Setoran,Warkat Penginput, penguji 012.001, 012.000,
Penarikan,BISAK
Surat Tugas, BA Uji
Penerima,
PENUKARAN Petik, Laporan 011,001,014.000,
Kegiatan,BISAK pemegang kas

Surat Tugas, BA Uji


Penerima,
KAS KELILING Petik, Laporan 011.001, 014.000
Kegiatan,BISAK pemegang kas
TPU,Bank
SPKB, Droping,
KAS TITIPAN Tarik kastip,BISAK Pelaksana, Bank 013.001
Peserta
Kelompok Pengelola
Khasanah

1. Penyimpanan dan pengeluaran uang/ barang berharga


2. Pemeliharaan keamanan dan pencatatan uang/ barang berharga
3. Perawatankebersihan
Kegiatan
Suporting
KEGIATAN INSTRUMEN OUTPUT KEGIATAN

Admin BIJAK WRA, LDP

Arsip BI-RMS Penatausahaan Arsip

UPAL BI-CAC Laporan UPAL

CIKUR Ahli Rupiah Keterangan Ahli, Sosialisasi


Cikur
Form. Permintaan Barang, Penatausahaan Gudang
Gudang Perkasan LDP pengadaan
BAB III
PELAKSANAAN OJT
 A. Insight Learning

Mengetahui Prosses Bisnis

Mengetahui Tugaas Sebagai


kasir Junior

Disiplin, Teliti, Komunikatif

Fisik Yang Sehat Dan Kuat


KENDALA DAN SULUSI SELAMA KEGIATAN OJT

Kelompok Pengolahan uang Rupiah


Kendala
1. Kesulitan dalam membuat arsip BI1416 (antar kasir).
2. Ditemukannya uang rusak yang masuk ke rekening 012.000, di pengolahan
menggunkan MSUK racik maupun MSUK Non-Racik, sehingga menambah
lama waktu pengolahan.
3. Ditemukannya beda emisi atau campuran emisi pada suatu pecahan di
pengolahan, sementara pengembalian modal kerja untuk campuran emisi
tidak di fasilitasi oleh BISAK (bank Indonesia Sentralisasi administrasi kas)
4. Ditemukan uang ‘mutilasi’ dan uang palsu di pengolahan.
 
Solusi
1. Melakukan penatausahaan Arisp BI1416 secara rapi.
2. Melakukan komunikasi kepada perbnkan terkait uang rusakyang seharusnya
masuk tidakmelalui setoran, namun dapat masuk melalui penukaran.
3. Melakukan pengetatatan dalam penghitungan secara garis besar di loket
setoran
Kelompok Layanan Kas
Kendala
1.      Penginputan BISILK oleh Perbankan tidak tepat pada waktunya.
2.      peralatan UV di ruang setoran terbatas, sehingga membuat lama Pengecekan.
3.      Tindak lanjut yang dilakukan terhadap uang rusak yang tidak diberikan penggantian
4.     penukar masih banyak yang belum memahami, aturan penukaran yang ditetapkan oleh bank indonesia,
5.      Penulis kesulitan membuat surat tanda terima uang yang diragukan keasliannya di loket penukaran,
6.      Dalam hal layanan kas keliling, penulis masih kesulitan, untuk menemukan data kas keliling beberapa tahun
sebelumnya
7.      Pelaksanaan Kas keliling, dan penukaran oleh Kas titipan

8.      Dalam hal kas titipan, masih terdapat uang kas titipan yang maish banyak campuran emisi.
 
Solusi
1.   Melaukan komunikasi yang intensif kepada perbankan terkait penggunaan BISILK dan terkait penyetoran ke bank
indonesia.
2.   Menambah jumlah lampu UV di loket setoran
3.   Melakukan penatusahaan terhadap uang yang tidak diberikan penggantian.
4.   Membuat aturan penukaran uang di bank indonesia, diloket penukaran, maupun di sosial media.
5.   Diloket penukaran sebaiknya ada printer, terkait administrasi dan arsip penukaran,
6.   Melakukan penatusahaan arisp laporan kegiatan kas keliling yang dapat digunkan untuk proyeksi modal kerja pada
suatu daerah kas keliling.

7. Melakukan koordinasi dengan bank pengelola kas tititpan


Kelompok Pengelola Khasanah
Kendala
1. Penyusunan uang di khasanah, masih terlihat acak,sehingga sulit dalam pengecekan di
sore hari, yang dapat memperpanjang waktu operasional.

2. Sulitnya untuk menerpakan sistem FIFO, karena hanya sedikit rak/hog, yang dapat
dimanfaatkan di khasanah, semntara di SE tentang pengelolaan khasanahh
dinyatakan,oenyusunan dilakukan secara FIFO (First In First Out).

Solusi
1. Membuat label rekening pada penyusunan uang dikhsanah..

2. Membuat data proyeksi inflow, outflow, dalam satuan Brood, sehingga memudahkan
untuk mengetauhi arus uang masuk dan uang keluar di khasahanah pada bulan berikutnya,
hal ini dapat digunakan untuk penyusuanan uang di khasanah, selain itu, juga dapat
menggunakan rak, atau hook di khasanah untuk mempermudah melakaukan proses FIFO
Kegiatan Suporting
Kendala
1. Penulis sulit untuk menemukan arsip digital (soft copy) berupa data-data perkasan, karena arsip
DCK, NDS, dan warkat-warkat, di arsip dalam bentuk hard copy.
2. Tanda terima Permintaan Klarifikasi Upal di BI-CAC oleh Perbankan
3. Dalam hal kegiatan sosialisasi ciri keaslian uang rupiah, penulis melihat kegiatan sosialisasi belum
merata, karena media tempat sosialisasi terbatas, kegiatan sosialisasi juga terbatas, sementara media
sosial sudah dapat dijadikan sarana yang sangat membantu dalam kegiatan sosialisasi,
4. Penulis masih memiliki kendala pada Kegiatan di gudang perkasan, dikarenakan penatausaha n
barang keluar dan barang masuk yang belum tertata dengan baik.

Solusi
1. Membuat Arsip Digital
2. Sebaiknya di ruang setoran, ada komputer yang memiliki fungsi intranet, serta printer. untuk
membantu serah terima berkas uang palsu.
3. meningkatkan kegiatan sosialisasi melaluii media online, dan melalui kas keliling
4.  Melakukan penata usahaan gudang perkasan dengan cara, mendata barang apa saja yang ada di
gudang, membuat list permintaan barang, dan membuat serah terima barang masuk ke gudang
perkasan. sehingga suatu waktu data tersebut dapat digunakan oleh pimpinan untuk pemantauan
barang-barang yang ada di gudang perkasan.
ISU TERKAIT RUPIAH DI
WILAYAH PROVINSI
SUMATERA BARAT
Provinsi Sumatera Barat

WILAYAH PEDESAAN WILAYAH


PERKOTAAN
Logam Pecahan
Dianggap Tidak Rp200,00 dan Rp100,00 Langka
Berlaku
Sulit Menghitung Penggunaan Logam
Logam Banyak

undang-undang no 7 Sulit Mendapatlkan


tahun 2011 tentang mata Logam di Perbankan
uang, pasal 23 ayat 1

Inflasi

Peraturan Bank Indonesia Nomor 18/9/PBI/2012 tentang pengaturan dan


pengawasan sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah yaitu untuk
memenuhi kebutuhan uang rupiah di masyarakat dalam jumlah nominal
yang cukup, jenis pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi
layak edar serta aman dari upaya pemalsuan dengan memperhatikan
perlindungan konsumen.
SOLUSI
1. Melakukankajian terhadap peredaran logam di provinsi sumatera
barat
2. Melakukan sosialaisasi kepada masyarakat tentang larangan
menolak rupiah di wilayah NKRI
3. Membuka loket penukaran untuk penukaran logam dari
masyarakat. Baik logam ULE mapun Logam UTLE.
4. Memaksimalkan kegiatan kas keliling untuk mensosialisasikan
tentang kewajiaban penggunaan rupiah diwilayah NKRI, serta
larangan menolak rupiah di wilayah NKRI
BAB IV
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan

Disiplin Waktu, taat aturan, taat adminitrasi, inisiatif, serta teamwork merupakan
beberpa hal yang harus penulis tingkatkan selama menjadi kasir yunior.
TERIMAKAS

Anda mungkin juga menyukai