Anda di halaman 1dari 35

Aktivitas Perencanaan

Pajak
Pertemuan 4
• Motivasi Perencanaan Pajak
• Tujuan Perencanaan Pajak
• Tahapan Perencanaan Pajak
• Evaluasi Perencanaan Pajak
• Kapan Dilakukannya Perencanaan Pajak
Motivasi Perencanaan Pajak
• Tingkat kerumitan suatu peraturan
(Complexity of Rule)
• Besarnya pajak yang dibayar (Tax Required
Propensity of
to Pay)
Dishonesty
• Biaya untuk negosiasi (Cost of Bribe)
• Risiko Deteksi (Probability of Detection)
• Besarnya denda (Size Of Penalty)
• Moral masyarakat
Motivasi dalam Tax Planning
• Tax Policy
* Banyak jenis pajak yang harus dipungut;
* Subjek Pajak (double economic taxation pada badan hukum
dan shareholder-nya);
* Objek Pajak (perbedaan perlakuan perpajakan yang berbeda
atas objek yang hakikatnya sama);
* Tarif pajak.
• Tax Law
• Tax Administration
* Banyak dokumen dan administrasi yang
rumit.
Tujuan Perencanaan Pajak
• Meminimalisasi beban pajak yang terutang
• Memaksimalkan laba setelah pajak
• Meminimalkan terjadinya kejutan pajak (tax surprise) jika terjadi
pemeriksaan pajak oleh fiscus
• Memenuhi kewajiban perpajakannya secara benar, efisien dan efektif
sesuai ketentuan perpajakan, antara lain:
• Mematuhi segala ketentuan administrasi, sehingga terhindar dari pengenaan
sanksi administrasi maupun pidana
• Melaksanakan secara efektif segala ketentuan UU Perpajakan terkait dengan
pemasaran, pembelian dan fungsi keuangan (pungut/potong)
TujuanTax Planning
1. Kuantitatif
Tujuan akhirnya adalah adanya tax saving (beban pajak
minimum), dengan cara memilih jenispaling
transaksi dan kebijakan yang akan
diambil perusahaan.
Misal: tunjangan pajak/PPh ditanggung.

2. Kualitatif
Pelaksanaan administrasi yang baik dan terencana sehingga
menghindarkan adanya konflik yang mengakibatkan adanya kerugian
bagi perusahaan, dengan adanya sanksi dan beban pajak.
Misal: melengkapi dokumen, diatur jelas klausul pemotongan
pajak.
Tahapan Perencanaan Pajak
• Menganalisis informasi yang ada
• komponen-komponen yang berbeda pengakuannya secara komersial dan fiscal
• Informasi elemen-elemen pajak, secara masing-masing ataupun total pajak.
• Menghitung seakurat mungkin beban pajak yang harus ditanggung perusahaan
• Membuat model rencana kemungkinan besarnya pajak
• Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak
• Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali rencana pajak
• Memutakhirkan rencana pajak
Tahapan Perencanaan Pajak
• Membuat model rencana kemungkinan besarnya pajak
• Beberapa model dibentuk sebagai alternatif untuk menentukan tax plan yang applicable,
efektif dan efisien.
• Substance of transaction dan ketentuan perpajakan yang berkaitan
• Mencari celah dari peraturan perpajakan baik local maupun internasional
• Membuat skema transaksi dan beban pajak yang akan ditanggung oleh taxpayer serta
keunatungan dan kerugiannya.
• Implementasi termasuk:
• Pemilihan bentuk usaha yang memberikan net profit after tax yang maksimal bagi seorang investor
• Bagi badan usaha multinasional, pengusaha dapat melakukan treaty shopping dari pemanfaatan tarif
pajak dan fasilitas perpajakan yang terdapat dalam tax treaty.
Tahapan Perencanaan Pajak
• Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak
• Evaluasi dilakukan sebagai tahap akhir dari pengendalian pajak yang bertujuan untuk memastikan bahwa WP telah
menjalankan kewajiban pajaknya sesuai yang direncanakan dan memenuhi persyaratan formal dan material.
• Pengendalian pajak dapat dilakukan melalui tax review atas:
• Pengkreditan pajak masukan, faktur pajak yang diterima adalah faktur pajak standar
• Faktur pajak dibuat dan dilaporkan tepat waktu
• Retur yang telah dicatat dan dilaporkan telah benar secara formal dan materi.
• Implementasikan Tax Diagnostic Review (TDR) yaitu program yang dijalankan untuk melihat tingkat kepatuhan
WP yang disusun oleh tax manager Bersama tax consultant. Tujuannya:
• Mengetahui sejauhmana WP memenuhi kewajiban perpajakan sesuai UU Perpajakan dan Peraturan Perpajakan
• Meminimalkan terjadinya transaksi yang menimbulkan risiko perpajakan, ketidaksepahaman fiscus atas deductible expenses.
• Meminimalkan sanksi perpajakan
• Tidak mengulangi kesalahan yang sama diwaktu yang akan dating
• Mempersiapkan unit bisnis untuk menghadapi pemeriksaan pajak
Tahapan Perencanaan Pajak
• Mencari kelemahan dan kemudian memperbaiki kembali rencana pajak
• Tahapan ini merupakan tahap lanjutan dari hasil review yang dilakukan pada saat
evaluasi dilakukan.
• Sebagai bagian dari proses pengawasan yang represif untuk mendapatkan
kelemahan yang menyebabkan tax plan tidak berjalan sesuai yang direncanakan.
• Memutakhirkan rencana pajak
• Dilakukan ketika kelemahan sudah ditemukan kemudian memperbaiki kembali
tahapan tax plan dan lakukan pemutakhiran tax plan
Evaluasi Tax Planning
• Evaluasi pengaruh pelaksanaan atas perencanaan
atas beban pajak, laba kotor, pengeluaran selain
pajak.
• Hitung seakurat mungkin bila tidak
dilaksanakan, dilaksanakan dan berhasil, serta
dilaksanakan apabila gagal.
• Perhatikan tambahan biaya hukum bila otoritas
pajak tidak setuju.
• Perhatikan time value of money.
Kapan Tax Planning dilaksanakan
1. Pada saat akan mendirikan perusahaan,
misal: pemilihan bentuk usaha, metode
pembukuan, pemilihan lokasi perusahaan.
2. Pada saat menjalankan perusahaan, misal:
pilihan transaksi, pilihan akuntansi/pajak,
tanggung jawab ke stakeholder.
3. Pada saat menutup usaha, misal:
restrukturisasi, merger, likuidasi,
pemekaran.
Strategi Tax Planning
• Pilihan (option) yang tersedia bagi manajemen
perusahaan untuk melakukan pengelolaan
pajak, khususnya PPh badan, berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangann
perpajakan yang berlaku:
A. Pilihan saat pendirian usaha
B. Pemilihan bentuk usaha
C. Pemilihan struktur, proses dan model bisnis dan
pendekatan usaha
D. Pemilihan pembukuan dan metode akuntansi
Pilihan saat pendirian usaha
• Siklus usaha suatu perusahaan (business cycle)
dimulai sejak tahun pendirian
sejak tahun pendirian (Establishment or
incorporation stage)
Fase pra operasional (pre
operating phase)
Tahapan produksi dan
pengembangan bisnis (production Penurunan operasional
and business devolepment) dan vakum (ceasing of
operation and dormant
status)

Penutupan usaha dan Likuidasi ( closing


operation and liquidation stage
A. Pilihan saat pendirian (dimulainya) usaha

• Saat dimulainya usaha:


– Mengukuhkan diri sebagai PKP (Pengusaha Kena
Pajak) atau tidak
– Didirikan di kawasan berikat, free trade zone,
kawasan pengembangan ekonomi terpadu
(KEPAT), atau tidak (daerah pabean biasa)
Pilihan saat pendirian (dimulainya) usaha
• Mengukuhkan diri sebagai PKP (Pengusaha Kena Pajak) atau
tidak
Keuntungan Menjadi PKP
1. Pengusaha dianggap memiliki sistem yang sudah baik dianggap legal
secara hukum karena sudah menjadi PKP dan tertib membayar pajak.
2. Menjadi PKP berarti perusahaan dianggap besar dan tentunya akan
berpengaruh saat menjalin kerja sama dengan perusahaan lain yang
tergolong besar.
3. Dapat melakukan transaksi penjualan kepada Bendaharawan
Pemerintah.
4. Pola produksi dan investasi yang baik karena penyerahan BKP/JKP
menjadi beban sipenikmat (konsumen)
5. Membantu Republik ini dalam penerimaan pajak (PPN) secara optimal
Pilihan saat pendirian (dimulainya) usaha
• Mengukuhkan diri sebagai PKP (Pengusaha Kena Pajak) atau
tidak
Kerugian Menjadi PKP
1. Beberapa kerugian apabila pengusaha memilih untuk dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak diantaranya adalah:
2. Pembayaran pajak semakin besar, karena bagi wajib pajak Non PKP,
perlakuan pajak masukan akan merugikan apabila dibandingkan
sebagai biaya.
3. Mengurangi daya saing karena harga jual lebih tinggi, hal ini karena
harus memungut PPN dari lawan transaksi, apabila wajib pajak
dikukuhkan sebagai PKP maka setiap penyerahan BKP/JKP harus
ditambah dengan PPN.
4. Menambah kerumitan dan pengenaan sanksi yang lebih besar,
kerumitan disini terkait dengan aturan pelaporan PPN yang makin hari
bikin botak kepala serta sanksi-sanksi di depan terkait keterlambatan
maupun kesalahan faktur.
Pilihan saat pendirian (dimulainya) usaha

• Didirikan di kawasan berikat, free trade zone,


kawasan pengembangan ekonomi terpadu
(KEPAT), atau tidak (daerah pabean biasa)
– Terkait fasilitas perpajakan
B. Pemilihan bentuk usaha
Bentuk usaha yang dipilih

Partnership
Perseroan Orang
(Pers, Fa,
Terbatas Pribadi
CV, dll)

Berapa total beban pajak yang ditanggung oleh Pemilik Modal tsb?
 Partnership
– Biasanya berbentuk CV
– Sekutu aktif (komplementer) dan sekutu pasif (komanditer)
– Kelebihan CV:
• Relatif murah dan mudah proses pendiriannya
• Kebutuhan akan modal dapat lebih dipenuhi
• Cenerung lebih mudah memperoleh kredit
• Dari segi kepemimpinan relatif lebih baik
• Lebih fleksibel
• Tidak ada ketentuan memakai nama CV seperti halnya dengan PT
• Anggaran dasar tidak perlu ada pengesahan
– Kekurangan CV:
• Kelangsungan hidup tidak menentu
• Tanggung jawab sekutu komanditer tebatas
• Kewajiban sekutu yang tidak terbatas
• Perlindungan hukum minim
 Partnership
– Keistimewaan pajak
a. Masuk dalam kategori wajib pajak badan (UU PPh pasal 2 ),
berkewajiban mendapatkan NPWP dan/atau NPPKP,
Berkewajiban menyelenggarakan pembukuan
b. Pembagian laba kepada para sekutu tidak dikenakan PPh
(pengecualian objek pajak UU PPh pasal 4 ayat 3)
c. Gaji yang dibayarkan kepada para sekutu tidak dapat menjadi
dedutable expense (UU PPh pasal 9 ayat 1)
d. Dividen yang diterima atau diperoleh partnership dan
investment income meripakan objek pemotongan PPh
(pengecualian objek pajak UU PPh pasal 4 ayat 3)
 Perseroan Terbatas
– Modal Pt berbentuk perseroan atau saham
– Tanggung jawab terbatas pada nominal modal yang dimiliki
– Menggunakan akte resmi
– PT terbuka , PT tertutup atau PT Kosong
– Keistimewaan pajak
• Wajib menyelenggarakan pembukuan (UU KUP pasal 8)
• Pemegang saham dapat bertindak sebagai pengelola atau
komisaris dan biaya gajinya dapat dibebankan sebagai biaya
pengurang
• Fasilitas inter-corporate dividend tax free (UU PPh pasal 4 ayat 3)
• Fasilitas di luar perpajakan: profil usaha,insentef pajak (pasal 31A
dan 31E UU PPh), tax holiday (PMA)
 Perusahaan Perseorangan
– Sangat fleksibel
– Dapat memilih untuk tidak meyelenggarakan pembukuan (PB < 4,8M)
– Apabila perusahaan memilih oencatatan, maka PPh terhutang dihitung
dengan menggunakan norma perhitungan penghasilan neto
Penghasilan Neto = % norma X penghasilan Bruto
– Ketentuan PMK No 107/PMP.011/2013 tentang tata cara perhitungan
penyetoran dan pelaporan PPh atas penghasilan dari usaha yang
siterima dan atau diperoleh WP yang memiliki PB tertentu.
Jika membentuk PT
Tarif Pasal 17 Tarif Pasal 31E
Laba Perusahaan = 1 Milyar Laba Perusahaan = 1 Milyar
PPh Badan (25%) = 250 juta PPh Badan (12,5%) = 125 juta
Laba Stlh PPh = 750 juta Laba Stlh PPh = 875 juta

Dividen = 750 juta Dividen = 875 juta


PPh Final = 75 juta PPh Final = 87,5 juta
Net Income = 675 juta Net Income = 787,5 juta

Total PPh = 250 + 75 = 325 Total PPh = 125 + 87,5= 212,5


jt jt
Tarif efektif = 325/1000 x Tarif efektif = 212,5/1000 x
100% 100%
= 32,5% = 21,25%
~~

Jika dilakukan
Laba = 1 M
sendiri
PPh OP (progresif) = 234.200.000

IAT = 729.800.000
Jika membentuk persekutuan
Laba Rp. 1.000
Pajak 25% = 250
Income After Tax = 750

375 Non
Objek

375 Non Dalam pilihan ini maka tarif


Objek Minimal PPh 12,5% dan maksimal
25%
• Langkah yang harus dilakukan untuk menentukan bentuk
usaha yang dipilih:
1. Ketahui aspek legal dari semua bentuk usaha yang ada
2. Ketahui aspek pajak yang terkait dengan semua bentuk usaha
tersebut
3. Ketahui kondisi usaha
4. Pilih bentuk usaha sesuai kondisi
C. Pemilihan struktur, proses dan model bisnis dan pendekatan usaha

• Osterwalder dan Pigneur (2012), menyebutkan ada 9 blok usaha:


1. Segmen pelanggan (customer segments)
2. Proposisi nilai (value propositions)
3. Saluran (channels)
4. Hubungan pelanggan (customer relationships)
5. Arus pendapatan (revenue streams)
6. Sumber daya utama (key resources)
7. Aktivitas kunci ( key activities)
8. Kemitraan utama (key partnerships)
9. Struktur biaya (cost stucture)
• Pilihan pilihan dan implikasinya
1. Struktur holding terintegrasi vs subsidaries disintrasi
• Struktur perusahaan dengan banyk line usaha
dibawah satu kepemilikan
• Laporan keuangan konsolidasi
• Pembebanan biaya alokasi kantor pusat (HOAE)
• Kurang efisien dari segi PPN
2. Pendekatan bisnis kontraktor utama-sunkontrak
(outsourcing) vs joint opeartion
• PPh badan dan PPh pasal 26 ayat 4 ditanggung oleh
pemerintah
• PPN tidak dipungut
• Bea masuk dan bea masuk tambahan dibebaskan
D. Pemilihan pembukuan dan metode akuntansi

• UU KUP pasal 1 angka 29, pembukuan adalah suatu


proses pencatatan yang dilakukan secara teratur
untuk mengumpulkan data informasi keuangan uang
meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan
biaya serta jumlah harga perolehan dan penyerahan
barang atau jasa yang ditutup dengan menyusun
laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba
rugi untuk periode tahun pajak tersebut
Bentuk-bentuk pilihan pembukuan
1 2 3

Accrual vs modified FIFO vs LIFO Metode


penyusutan
cash basis dan COMWIL
accounting

Penyusutan basis Open ended vs


bulanan vs basis closed ended
tahunan

Rupiah Vs Dollar
Kunci dalam Tax Planning
• Eliminasi beban pajak pada item tertentu;
• Pengalihan beban pajak ke entitas lain;
• Pengalihan beban pajak ke periode lain.
Tax Implementation
• Setelah membuat perencanaan yang baik dan
benar terhadap permasalahan pajak;
• Memastikan perencanaan tersebut dijalankan
dengan baik dan benar;
• Secara formal dan material;
• Tahapan:
– 1. Penerapan pembukuan yang baik dan sistem
administrasi perpajakan yang telah direncanakan;
– 2. Mengaplikasikan perencanaan strategis sesuai
yang telah direncanakan.
Tax Control
• Pengendalian bertujuan untuk memastikan bahwa:
1. kewajiban pajak telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan
yang direncanakan dan memenuhi syarat formal dan material;
2. penghematan pajak yang direncanakan telah dicapai
dengan benar.
• Salah satu upaya tax control adalah dengan melakukan
Tax
Review:
Secara internal (perusahaan sendiri)
Secara eksternal (melibatkan konsultan atau auditor).
• Pemeriksaan oleh DJP juga merupakan external tax
control.
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai