Anda di halaman 1dari 32

KESEHATAN

REPRODUKSI BAGI
CALON PENGANTIN
HAK REPRODUKSI
Kedua calon pengantin :
Memiliki hak yang sama dalam memutuskan kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah anak, dan
jarak kelahiran.
Mendapatkan informasi yang lengkap tentang kesehatan reproduksi, serta efek samping obat-obatan,
alat, dan tindakan medis yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan reprosuksi dan seksual
Mendapatkan informasi yang mudah, lengkap, dan akurat tentang penyakit menular seksual, agar
perempuan dan laki-laki terlindungi dari Infeksi Menular Seksual (IMS) dan Infeksi Saluran
Reproduksi (ISR) serta memahami upaya pencegahan dan penularannya yang dapat berakibat buruk
terhadap kesehatan reproduksi dan seksual bagi laki-laki, perempuan, dan keturunannya.
Memperoleh informasi dan pelayanan KB yang aman, efektif, terjangkau, dapat diterima, sesuai
dengan pilihan tanpa paksaan.
Perempuan berhak mendapatkan pelayanan kesehatan
reproduksi yang dibutuhkan yang memungkinkannya sehat
dan selamat dalam menjalani kehamilan, persalinan, dan nifas,
serta memperoleh bayi yang sehat.
Hubungan suami istri harus didasari penghargaan terhadap
pasangan masing-masing dan dilakukan dalam kondisi dan
waktu yang diinginkan Bersama tanpa unsur pemaksaan,
ancaman, dan kekerasan.
ORGAN REPRODUKSI
PEREMPUAN
1. Ovarium (indung telur), terletak di kiri dan kanan Rahim di ujung saluran telur
(fimbrae/umbai-umbai) dan terletak di rongga pinggul. Indung telur berfungsi mengeluarkan
sel telur (ovum), sebulan sekali indung telur kiri dan kanan secara bergiliran mengeluarkan sel
telur. Sel telur adalah sel yang dihasilkan oleh indung telur yang dapat dibuahi oleh sperma
sehingga terjadi konsepsi (pembuahan). Bila tidak dibuahi, sel telur akan ikut keluar Bersama
darah saat menstruasi.
2. Tuba Fallopii (saluran telur), merupakan saluran di kiri dan kanan rahim yang berfungsi
untuk dilalui oleh sel telur dari indung telur menuju Rahim.
3. Fimbrae (umbai-umbai), berfungsi untuk menangkap sel telur yang dikeluarkan indung telur.
4. Uterus (rahim), merupakan tempat janin berkembang, bentuknya seperti buah pir dan berat
normalnya antara 30-50 gram. Pada saat tidak hamil, besar Rahim kurang lebih sebesar telur
ayam kampung, dindingnya terdiri dari :
o Lapisan parametrium: lapisan dinding paling luar dan yang berhubungan dengan rongga perut.
o Lapisan myometrium: berfungsi mendorong bayi keluar pada proses persalinan (kontraksi)
o Lapisan endometrium: lapisan dalam rahim tempat menempelnya sel telur yang sudah dibuahi.
Lapisan ini terdiri dari lapisan kelenjar yang berisi pembuluh darah.
5. Serviks (leher rahim), merupakan bagian uterus yang berbatasan dengan vagina. Pada saat
persalinan tiba, leher Rahim membuka sehingga bayi keluar.
6. Vagina (liang kemaluan), merupakan sebuah saluran berbentuk silinder dengan diameter depan
± 6,5 cm dan dinding belakang ± 9 cm yang bersifat elastis dengan berlipat-lipat. Fungsinya
sebagai tempat penis berada saat berhubungan seksual, tempat keluarnya menstruasi dan bayi.
7. Klitoris, merupakan organ kecil yang paling peka rangsangan dibandingkan
dengan bagian-bagian alat kelamin perempuan yang lain. Klitoris banyak
mengandung pembuluh darah dan syaraf.
8. Labia, terdiri dari labia mayora dan labia minora.
9. Perineum, merupakan jaringan di antara vagina dan anus, yang memisahkan
rongga panggul atas dengan rongga panggul bawah. Perineum berperan penting
dalam berkemih, buang air besar, hubungan seksual, dan melahirkan
ORGAN REPRODUKSI LAKI-
LAKI
1. Testis (buah zakar). Berjumlah dua buah untuk memproduksi sperma setiap hari dengan bantuan
testosteron. Testis berada dalam skrotum, di luar rongga panggul karena pembentukan sperma
membutuhkan suhu yang lebih rendah daripada suhu badan (36,7 ° C). Sperma merupakan sel yang
berbentuk seperti berudu (kecebong) berekor hasil dari testis yang dikeluarkan saat ejakulasi Bersama
cairan mani dan bila bertemu dengan sel telur yang matang akan terjadi pembuahan.
2. Skrotum (kantung buah zakar). Kantong kulit yang melindungi testis, berwarna gelap dan berlipat-
lipat. Skrotum adalah tempat bergantungnya testis. Skrotum mengandung otot polos yang mengatur
jarak testis ke dinding perut dengan maksud mengatur suhu testis agar relatif tetap.
3. Vas deferens (saluran sperma). Saluran yang menyalurkan sperma dari testis-epididimis menuju ke
uretra/saluran kencing pars prostatika. Vas deferens panjangnya ± 4,5 cm dengan diameter ± 2,5 mm.
saluran ini muara dari epididimis yaitu saluran-saluran yang lebih kecil dari vas deferens. Bentuknya
berkelok-kelok dan membentuk bangunan seperti topi.
4. Prostat, vesikula seminalis dan beberapa kelenjar lainnya. Kelenjar-kelenjar
yang menghasilkan cairan mani (semen) yang berguna untuk memberikan
makanan pada sperma.
5. Penis. Berfungsi sebagai alat hubungan seksual dan sebagai saluran untuk
pengeluaran sperma dan air seni. Pada keadaan biasa, ukuran penis kecil. Ketika
terangsang secara seksual darah banyak dipompa ke penis sehingga berubah
menjadi tegang dan besar disebut sebagai ereksi. Bagian glans merupakan bagian
depan atau kepala penis. Glans banyak mengandung pembuluh darah dan syaraf.
Kulit yang menutupi glans disebut foreskin (preputium). Pada laki-laki sunat
dilakukan dengan cara membuang kulit preputium. Secara medis sunat dianjurkan
karena memudahkan pembersihan penis sehingga mengurangi kemungkinan
terkena infeksi,radang, dan kanker
Agar ibu dan bayi sehat, setiap kehamilan
harus diinginkan, direncanakan, dan dijaga
perkembangannya dengan baik
PENTING DIKETAHUI !
Catin harus mengetahui tentang kesehatan diri dan pasangan, yaitu:
1. Kesehatan reproduksi
2. Kondisi/penyakit yang dapat mengganggu kesehatan reproduksi,
seperti Anemia, kekurangan gizi, Infeksi Menular Seksual/IMS
(termasuk HIV AIDS), penyakit menular lainnya, penyakit tidak
menular dan penyakit genetik
3. Pelayanan kontrasepsi/KB
PERNIKAHAN YANG IDEAL
Kehidupan berkeluarga harus didasari rasa kasih
sayang, saling, menghargai, dan menghormati
pasangan.
Selama pernikahan, pasangan harus mengendalikan
ego, mengambil keputusan bersama, dan saling
menghormati keputusan pasangan
PERNIKAHAN HARUS
TERBEBAS DARI:
Kekerasan fisik (misal: memukul, menjambak, dll)
Kekerasan psikis (misal: mengancam, membentak, dll)
Kekerasan seksual (misal: memaksa dan menuntut
hubungan seksual, dll)
Penelantaran rumah tangga (misal: tidak menafkahi, dll)
Eksploitasi (misal: memanfaatkan/memperbudak
pasangan, dll)
MENJAGA KESEHATAN
 Melakukan aktifitas fisik teratur
 Makan makanan yang bergizi seimbang
 Cek kesehatan secara rutin
 Hindari rokok, NAPZA, dan minuman beralkohol
PERENCANAAN KEHAMILAN
Setiap kehamilan harus direncanakan, diinginkan dan dijaga perkembangannya
dengan baik.

Setiap catin harus dalam kondisi sehat dan terhindar dari penyakit ketika
mempersiapkan kehamilan.
Perlu diperhatikan bahwa:
 Usia catin perempuan <20 tahun: tunda kehamilan hingga berusia minimal 20
tahun
 Bila catin mempunyai gangguan kesehatan, maka harus mendapat pengobatan
terlebih dahulu sebelum hamil
HINDARI KEHAMILAN
“4 TERLALU”
Terlalu muda (<20 tahun)
Terlalu tua (>35 tahun)
Terlalu dekat jarak kehamilan (<2 tahun)
Terlalu banyak anak (>3 anak)
DAMPAK HAMIL TERLALU
MUDA/TERLALU TUA:
 Kehamilan pada usia muda (<20 tahun):
Kesulitan dalam persalinan, hipertensi dalam kehamilan
(preeklampsia), keguguran, perdarahan, dan resiko panggul sempit

 Kehamilan pada usia tua (>35 tahun):


Resiko hipertensi dalam kehamilan, Diabetes Melitus, preeklamsia,
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), dan bayi lahir prematur
PELAYANAN
KONTRASEPSI/KB
Kontrasepsi/KB berguna dalam
merencanakan kehamilan dengan mengatur
kapan waktu yang tepat untuk hamil,
mengatur jarak dan jumlah anak
PEMERIKSAAN KESEHATAN
Pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang (jika diperlukan),
pemeriksaan status gizi, skrining dan
imunisasi Tetatus, KIE/konseling, serta
pengobatan/terapi dan rujukan sesuai
indikasi
KONDISI/PENYAKIT YANG PERLU
DIWASPADAI
Anemia dan Kekurangan Gizi
Kurangnya konsumsi makanan bergizi seimbang
dapat mengakibatkan Anemia (kadar
haemoglobin/Hb <12 mg/dL) dan kekurangan
gizi. Kondisi ini dapat mengakibatkan
perdarahan, keguguran, BBLR, kelainan bawaan
pada janin dan stunting.
 HIV AIDS
Virus HIV dapat menular melalui darah dan
cairan tubuh, seperti cairan sperma, cairan
vagina, dan air susu ibu (ASI). Pasangan
dengan HIV dapat memiliki bayi yang sehat
dengan mengikuti program Pencegahan
Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA)
Infeksi Menular Seksual (IMS)
Ditularkan melalui hubungan seksual. IMS
dapat menyebabkan gangguan kesuburan,
keguguran dan kecacatan pada bayi
Hepatitis B
Penyakit yang menyerang organ hati dan
disebabkan oleh virus Hepatitis B, yang
ditularkan melalui darah dan cairan tubuh. Ibu
hamil yang terinfeksi Hepatitis B berisiko
menularkan kepada bayi yang dikandungnya.
Diabetes Melitus (DM)/Kencing Manis
Penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar
gula dalam darah. Ibu hamil dengan DM berisiko
mengalami hipertensi dalam kehamilan,
mempunyai bayi lahir besar, bayi kuning, bayi
lahir prematur dan bayi berisiko mengidap
diabetes saat dewasa
Malaria
Disebabkan oleh parasite Plasmodium melalui
gigitan nyamuk Anopheles betina. Malaria
dalam kehamilan dapat menyebabkan Anemia,
keguguran, risiko perdarahan, bayi lahir
premature dan BBLR
 Penyakit Genetik
Disebabkan oleh kelainan gen yang diturunkan.
Jika salah satu atau kedua catin mengidap
penyakit genetik (misalnya Talasemia,
Hemofilia,dll), maka anak yang dilahirkan
berisiko menderita penyakit tersebut.
KHUSUS CATIN PEREMPUAN
Catin perempuan harus mengonsumsi
makanan yang kaya zat besi seperti hati, daging
sapi, sayuran berwarna hijau tua, kacang-
kacangan, ikan, daging ayam. Selain itu, catin
perempuan juga penting mengonsumsi Tablet
Tambah Darah (TTD). Jika Anemia, obati
sampai Hbnya normal (≥ 12 mg/dL)
ATURAN MINUM TTD
BAGI CATIN PEREMPUAN
 TTD diminum secara teratur 1 tablet setiap minggu
 TTD diminum setelah makan, dengan air putih/jus
buah
 TTD jangan diminum dengan the, kopi, atau susu
 Jika Anemia, minum TTD sesuai anjuran dokter
IMUNISASI TETATUS
Imunisasi Tetatus pada catin penting untuk mencegah dan melindungi dari penyakit Tetanus bagi
bagi diri sendiri maupun bayi yang akan dilahirkan kelak.
∞ Imunisasi Td untuk WUS (Wanita Usia Subur) termasuk ibu hamil dan catin, merupakan
imunisasi lanjutan yang terdiri dari imunisasi terhadap penyakit Tetanus dan Difteri
∞ Catin perempuan perlu mendapatkan imunisasi tetanus untuk mencegah dan melindungi diri
terhadap penyakit Tetanus, sehingga akan memiliki kekebalan seumur hidup untuk melindungi
ibu dan bayi dan penyakit Tetanus.
∞ Tiap WUS (15-49) tahun diharapkan sudah mendapat 5 kali imunisasi Tetanus lengkap (T5).
∞ Jika status T belum lengkap, maka catin perempuan harus melengkapi status imunisasi
Tetanusnya di Puskesmas.
∞ Sebelum Imunisasi, dilakukan penentuan status Imunisasi T melalui skrining terlebih dahulu.
Pemberian Imunisasi Td tidak perlu diberikan, apabila status T sudah mencapai T5
Status Imunisasi Tetanus pada Catin
Status Imunisasi Interval Pemberian Masa Perlindungan
Imunisasi
T1 - -
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
T5 1 tahunsetelah T4 Lebih dari 25 tahun

Anda mungkin juga menyukai