LOGISTIK TB RO
KEMENKES- SUBDIT TB
JAKARTA
PERSIAPAN LOGISTIK DALAM
MENDUKUNG PERUBAHAN PADUAN
OBAT TB RO
• Paduan oral longer regimen akan dimulai pada October 2019
• Paduan STR Km tidak akan diberikan lagi, efektif mulai 1 Jan 2020.
• Obat Capreomycin sudah tidak disediakan oleh program per Q2 tahun
2019.
• Paduan STR non injectable akan dimulai pada 1 Jan 2020
• Estimasi Target Pasien yang menggunakan STR non injectable Vs
Longer Regiment = 60 : 40
PADUAN PENGOBATAN YANG AKAN
DIBERIKAN
Classifications No Treatment Regiment
MDR TB Patients, not eligible STR 1 6 Bdq-Lfx-Lzd-Cfz-Cs-VitB6 / 14 Lfx-Lzd-Cfz-Cs-VitB6
and Pre XDR SLI 2 6 Bdq-Lfx-Cfz-Cs-E -VitB6/ 14 Lfx-Cfz-Cs-E-VitB6
3 6 Bdq-Lfx-Lzd-Cfz-E / 14 Lfx-Lzd-Cfz-E
4 6 Bdq-Mfx-Lzd-Cfz-E / 14 Mfx-Lzd-Cfz-E
TB pre-XDR Quinolon Resistance and 5 6 Bdq-Lzd-Cfz-Cs-E-VitB6 / 14 Lzd-Cfz-Cs-E -VitB6
XDR
6 6 Bdq-Lzd-Cfz-Cs-Eto / 14 Lzd-Cfz-Cs-Eto- Vit B6
Patient intolerant with Bdq or have 7 6 Dlm-Lfx-Lzd-Clz-Cs / 14 Lfx-Lzd-Clz-Cs -VitB6
side effect, or patient under 18 year 8 20 Lfx-Lzd-Cfz-Cs-Eto -VitB6
old 9 20 Mfx-Lzd-Cfz-Cs-E -VitB6
10 20 Mfx-Lzd-Cfz-Cs-Z -VitB6
11 6 Lfx-Lzd-Cfz-Cs-Amk-VitB6 / 14 Lfx-Lzd-Clz-Cs-VitB6
12 6 Lfx-Lzd-Cfz-Cs-S-VitB6 / 14 Lfx-Lzd-Clz-Cs-VitB6
13 6 Lfx-Lzd-Cfz-Eto-PAS / 14 Lfx-Lzd-Clz-Eto
14 6 Dlm-Lzd-Cfz-Cs-E / 14 Lzd-Clz-Cs-E-Vit B6
Oral STR
15 6 Bdq-Lfx-Lzd-Cfz-H(Hdose)-Z-E/5 Lfx-Cfz-Z-E
GROUPING PADUAN OBAT DAN PERHITUNGAN
KEBUTUHAN
ASUMSI:
Obat yang tidak akan disediakan oleh
program: Imipenen-cilastatin,
Meropenen, Protionamide, Terizidone.
Estimasi Proporsi paduan pengobatan Tahun 2019 & 2020
Estimasi % Penggunaan Setiap Jenis Obat
Perbulan Tahun 2019 - 2020
Estimasi Target Pasien yang akan diobati Tahun 2019-2020
Note: - STR Non Injectable Vs Longer Regimen = 60 : 40
- Quantification only consider stock at Central Stock
Note: - STR Non Injectable Vs Longer Regimen = 60 : 40
- Quantification only consider stock at National Stock
Perkiraan kebutuhan Obat TB RO tahun 2019-2020
MATERI INTI > TOPIK BAHASAN
1. KONSEP LOGISTIK
2. PERENCANAAN
3. PENGADAAN
4. PENYIMPANAN
5. DISTRIBUSI
6. PENGGUNAAN
7. PENCATATAN DAN PELAPORAN
8. MONITORING DAN EVALUASI
1.KONSEP LOGISTIK
Logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang merencanakan,
mengimplementasikan, serta mengendalikan aliran barang, jasa, dan
informasi terkait dengan efektif dan efisien dari titik awal hingga titik konsumsi
dalam rangka memenuhi kebutuhan kosumen.
Council of Logistics Management
Logistik merupakan seni dan ilmu, barang, energi, informasi, dan sumber daya lainnya, seperti
produk, jasa, dan manusia, dari sumber produksi ke pasar dengan tujuan mengoptimalkan
penggunaan modal . Logistik juga mencakup integrasi informasi, transportasi, inventori,
pergudangan, reverse logistics dan pemaketan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka misi logistik adalah "mendapatkan barang yang tepat, pada
waktu yang tepat, dengan jumlah yang tepat, kondisi yang tepat, dengan biaya yang terjangkau.
https://id.wikipedia.org/wiki/Logistik
Tujuan dari pengelolaan logistik adalah menjamin ketersediaan logistik
di setiap tingkatan administrasi dan layanan sesuai jenis, jumlah yang
cukup dan mutu (kualitas) yang terjamin.
DUKUNGAN MANAJEMEN:
5. PENGGUNAAN - Organisasi 2. PENGADAAN
- Dana
- Sistem informasi
- SDM
- Jaga Mutu
4. DISTRIBUSI 3. PENYIMPANAN
Perhitungan Cartridge
• Perhitungan kebutuhan ideal cartridge didasarkan pada: 1 terduga TB
membutuhkan 1 cartridge. Ditambah stok pengaman (10-15%)
• Perlu disesuaikan dengan jumlah modul yang dimiliki oleh
fasyankes/kab/kota/provinsi dan rata – rata utilisasi penggunaan
cartridge.
Perhitungan kebutuhan masker N95 per Triwulan
a) RS Rujukan TB MDR:
Jumlah RS Rujukan TB MDR x 13 org x 52 mgg x 2 masker
b) RS Sub Rujukan TB MDR:
Jumlah RS Sub Rujukan TB MDR x 9 org x 52 mgg x 2 masker
c) Faskes Satelit TB MDR:
Jumlah Faskes Satelit TB MDR x 2 org x 52 mgg x 1 masker
3.PENGADAAN
Pengadaan logistik merupakan proses untuk penyediaan logistik yang
dibutuhkan pada institusi maupun layanan kesehatan.
Pengadaan yang baik harus dapat memastikan logistik yang diadakan
sesuai dengan jenis, spesifikasi, jumlah, tepat waktu sesuai dengan
kontrak/perjanjian kerja dan harga yang kompetitif.
Proses pengadaan harus mengikuti peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Hal – Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam
Pengadaan OAT
a. Paduan OAT yang diadakan sesuai dengan kebutuhan Program Nasional
Penanggulangan TB.
b. Batas kadaluarsa OAT pada saat diterima oleh panitia penerima barang minimal 24
(dua puluh empat) bulan.
c. Persyaratan mutu OAT harus sesuai dengan persyaratan mutu yang tercantum dalam
Farmakope Indonesia edisi terakhir.
d. Industri Farmasi yang memproduksi OAT bertanggung jawab terhadap mutu OAT
melalui pemastian dan pemeriksaan mutu (Quality Control) oleh industri farmasi
denga mengimplementasikan CPOB secara konsisten.
e. OAT memiliki sertifikat analisa dan uji mutu yang sesuai dengan nomor bets masing-
masing produk.
f. OAT diproduksi oleh industri farmasi yang memiliki sertifikat CPOB.
Pengadaan Sumber Dana Dalam Negeri
• Mengikuti Peraturan Presiden No 16 Tahun 2018 tentang
pengadaan barang dan jasa.
• Pemanfaatan e-catalog untuk mempermudah dan mempercepat
proses pengadaan
Pengadaan Sumber Dana Donor
• Pengadaan harus mengikuti aturan dari pendonor. Contoh untuk obat
yang dibeli harus memiliki WHO PQ.
• Pengadaan obat TB RO melalui Global Drug Facility secara import.
• Lama leadtime 8-9 Bulan.
Siklus Pengadaan
Import dan
Distribusi
4.PENYIMPANAN
Syarat Tempat Penyimpanan yg baik :
a. Tersedia ruangan yang cukup untuk
penyimpanan setiap jenis barang/logistik yang
akan disimpan sesuai persyaratan, antara lain:
• Tersedia cukup ventilasi, sirkulasi udara dan
penerangan.
• Mempunyai ventilasi yang cukup dan dilengkapi
dengan penghalang sinar matahari langsung.
• Tersedia alat pengukur suhu (Termometer) dan
pengukur kelembaban (Higrometer) Tersedia alat
pengatur suhu ruangan (AC, kipas, exhaustfan)
b. Gudang/Instalasi Farmasi mempunyai minimal satu pintu masuk barang
dan satu pintu keluar barang yang masing-masing mempunyai dua lapis
pintu.
c. Tersedia ruangan administrasi.
d. Tersedia ruangan untuk menyimpan logistik yang sudah kadaluarsa/rusak.
e. Tersedia alarm pendeteksi kebakaran dan alat pemadam kebakaran yang
dapat digunakan.
f. Atap gudang dalam keadaan baik dan tidak ada yang bocor.
g. Gudang bebas dari binatang dan serangga (kucing, tikus, semut,burung,
kecoa dan lain-lain).
h. Gudang dalam keadaan bersih, rak tidak berdebu, lantai disapu dan
tembok dalam keadaan bersih.
Barang atau logistik ditempatkan berdasarkan:
a. Bentuk sediaan dan alfabet.
b. Barang disusun sesuai dengan prinsip FEFO dan FIFO.
c. Penempatan logistik harus di atas palet atau rak.
d. Jumlah tumpukan sesuai dengan ketentuan yang tertera pada setiap dus.
e. Barang tidak boleh bersentuhan langsung dengan lantai dan dinding.
f. Barang ditata tidak boleh terbalik.
g. Barang/obat tidak boleh disusun terlalu rapat.
h. Barang yang rusak dan kadaluarsa disimpan secara terpisah sebelum
dimusnahkan.
i.Barang yang sering didistribusikan diletakkan pada posisi yang mudah dijangkau.
j. Kondisi penyimpanan yang dipersyaratkan. (Sesuai pada kemasan obat atau barang).
PENYIMPANAN OBAT TB RO
Tempat Penyimpanan Pelaksana/ Tempat Waktu
Penanggung Jawab Tujuan Distribusi
Setiap pemberian
Penanggungjawab Farmasi
RS TB RO Instalasi Farmasi RS obat ke pasien
RS TB RO
DINKES PROPINSI
Kebutuhan untuk
Jadwal Permintaan Perkiraan OAT dikirim
Dari Dinkes Triwulan Bulan
Kab/Kota ke Provinsi 1 Januari s/d Maret Minggu ke 3 bulan November Minggu ke 3 bulan Des
(harus mencakup semua 2 April s/d Juni Minggu ke 3 bulan February Minggu ke 3 bulan Maret
permintaan obat dari 3 Juli s/d September Minggu ke 3 bulan Mei Minggu ke 3 bulan Juni
Rumah Sakit TB RO di Oktober s/d Minggu ke 3 bulan Agustus Minggu ke 3 bulan Sept
4
wilayahnya) Desember
Kebutuhan
Dari Provinsi ke Triwulan Bulan
Jadwal Permintaan Perkiraan OAT dikirim
Kemenkes (harus 1 Januari s/d Maret Minggu ke 4 bulan November Minggu ke 2 bulan Desember
mencakup semua permintaan 2 April s/d Juni Minggu ke 4 bulan February Minggu ke 2 bulan Maret
obat Kab/Kota/Suku Dinas di 3 Juli s/d September Minggu ke 4 bulan Mei Minggu ke 2 bulan Juni
wilayahnya)
Oktober s/d Minggu ke 4 bulan Agustus Minggu ke 2 bulan
4
Desember September
Cara Perhitungan dan Permintaan
Bisa menggunakan dua cara :
1. Cara Manual menggunakan form Excel yang telah disediakan.
2. Cara elektronik menggunakan software :
a. E-TB Manager
b. SITB > akan di launching Q1 2020
Cara Manual : Perhitungan Kebutuhan Obat TB RO Puskesmas Satelit
Cara Manual : Perhitungan Kebutuhan Obat TB RO Fasyankes TB RO
Didapat dari
Formulir bantu
Formulir Bantu Fasyankes TB RO
Cara Manual : Perhitungan kebutuhan Obat TB RO Provinsi
+ Tanggal
ED
Cara Elektronik Mengunakan Software
E-TB Manager :
Yang harus diperhatikan :
• Pastikan semua jumlah kasus TB RO telah dimasukan kedalam e-TB
Manager .
• Pastikan paduan pengobatan yang diberikan pada TB 01 sama dengan
data yang dientri kedalam e-TB Manager.
• Pastikan jumlah stok real yang tersedia di Farmasi sama dengan
jumlah stok yang tersedia di e-TB Manager.
• Semua data kasus dan obat sebisa mungkin data terkini yang
dimasukan.
6.PENGGUNAAN
• Penggunaan Obat TB SO dan TB RO mengacu kepada PermenKes No
67 tahun 2017.
• Penggunaan logistik Non OAT mengacu kepada manual penggunaan
barang yang telah ditentukan.
• Pengelola Program dan Farmasi harus mengetahui tatalaksana
pengobatan TB agar bisa memonitor penggunaan logistik diberikan
secara benar dan akurat.
PERSIAPAN PEMBERIAN OBAT TB RO KEPADA
PASIEN
Pembuatan Paket Kemasan Harian untuk Satu Minggu
a. Pembuatan paket kemasan harian mengacu kepada paduan pengobatan pada kartu TB 01 R0 >
Pastikan paduan yang diberikan merupakan paduan terkini yang diberikan oleh TAK.
b. Pindahkan obat yang ada dalam kemasan obat kedalam plastik kecil sesuai dengan jenis dan jumlah
obat yang dibutuhkan oleh pasien setiap hari.
c. Buat 7 kemasan plastik untuk setiap pasien. Pastikan dalam melakukan pembuatan paket,
kebersihan/kelembaban obat diperhatikan agar kualitas obat tetap terjamin.
d. Menyimpan paket yang telah dibuat dalam kantung
obat/tempat obat. Kantung obat/tempat obat ini
harus diberi nama pasien dan paduan yang diberikan
sehingga menghindari kesalahan pemberian obat
kepada pasien.
e. Untuk kebutuhan minggu berikutnya, maka proses
dilakukan berulang mulai dari poin a.
7. PENCATATAN DAN PELAPORAN
DATA OFFICER TB
STAF FARMASI
RO/ PERAWAT Mengupdate jumlah
Mengupdate Jumlah stok obat secara
kasus dan paduan rutin min 1 minggu
obat secara rutin min sekali
1 minggu sekali
PROSES TEKNIS DI RUMAH SAKIT TB
RO
• Data pasien TB RO tetap milik dan dikelola oleh rumah sakit TB RO.
• Pasien yang akan melanjutkan pengobatan ke Puskesmas untuk
pertama kalinya, akan diberikan kebutuhan obat untuk 1 triwulan.
• Melakukan transaksi penerimaan dan pengeluaran obat di e-TB
Manager
• Melakukan pengentrian dan pengkinian data kasus TB RO di e-TB
Manager
PROSES TEKNIS DI PUSKESMAS
• Puskesmas menerima pasien dari RS Rujukan > Copy TB 01 + Obat TB
RO.
• Puskesmas memonitor pengobatan seperti kasus TB lainnya.
• Permintaan obat TB RO dilakukan ke Fasyankes TB RO dengan
menggunakan form yang baku.
• Mengembalikan obat TB RO yang sudah tidak digunakan ke Fasyankes
TB RO.
PROSES TEKNIS DI DINKES PROVINSI
• IF Provinsi harus memiliki buffer stok obat TB RO.
• Memberikan kebutuhan permintaan obat dari Fasyankes TB RO setiap
triwulan.
• Membuat surat permintaan obat setiap triwulan ke Kemenkes setiap
triwulan.
• Melakukan transaksi penerimaan dan pengiriman obat di e-TB
Manager
7.Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi (Monev) logistik wajib dilaksanakan oleh
setiap pihak yang berkepentingan mulai dari faskes, Dinas Kesehatan
Kab/Kota/Provinsi, dan Pusat.
Proses monitoring dan evaluasi tersebut dilakukan secara menyeluruh
mulai dari tahap perencanaan, pengadaan, pendistribusian,
penyimpanan dan penggunaan logistik tersebut.
Agar Proses Monev berjalan dengan baik maka pastikan pencatatan dan
pelaporan menggunakan software e-TB Manager/SITB dilakukan secara
regular dan update.
Beberapa pertanyaan yang bisa dijadikan acuan dalam hal
melakukan monev logistik :
• Apakah waktu perencanaan sudah tepat ?
• Apakah perencanaan dilakukan oleh tim atau orang yang tepat ?
• Apakah pelaksanaan pengadaan menerapkan prinsip good corporate government ?
• Apakah waktu pelaksanaan pengadaan sudah sesuai jadwal ?
• Apakah pendistribusian logistik mengikuti peraturan dan kebijakan ?
• Apakah pendistribusian logistik mengikuti prinsip cara pendistribusian yang baik/
Good Distribution Practice ?
• Apakah waktu pendistribusian logistik sudah sesuai jadwal ?
• Apakah sarana dan prasarana penyimpanan logistik sudah sesuai ?
• Apakah pencatatan dan pelaporan logistik sudah sesuai ?
• Apakah penggunaan atau pemakaian logistik sudah sesuai dengan peruntukan?
• Apakah ada penyalahgunaan logistik?
TIME LINE PROSES PERENCANAAN, PENGADAAN
IMPOR OBAT TB RO, DISTRIBUSI DAN MONEV
Pelaporan Distribusi Ke
Evaluasi penggunaan Penggunaan
Penggunaan Provinsi dan RS
ETB / SITB
Setiap 3 Bulan Setiap Minggu Setiap Hari Setiap 3 Bulan
RELAKAH PASIEN YANG MENJADI KORBAN
KARENA OBAT TIDAK TERSEDIA?
BERSAMA KITA BISA
TERIMAKASIH