Anda di halaman 1dari 53

MANAJEMEN

LOGISTIK TB RO

KEMENKES- SUBDIT TB
JAKARTA
PERSIAPAN LOGISTIK DALAM
MENDUKUNG PERUBAHAN PADUAN
OBAT TB RO
• Paduan oral longer regimen akan dimulai pada October 2019
• Paduan STR Km tidak akan diberikan lagi, efektif mulai 1 Jan 2020.
• Obat Capreomycin sudah tidak disediakan oleh program per Q2 tahun
2019.
• Paduan STR non injectable akan dimulai pada 1 Jan 2020
• Estimasi Target Pasien yang menggunakan STR non injectable Vs
Longer Regiment = 60 : 40
PADUAN PENGOBATAN YANG AKAN
DIBERIKAN
Classifications No Treatment Regiment
MDR TB Patients, not eligible STR 1 6 Bdq-Lfx-Lzd-Cfz-Cs-VitB6 / 14 Lfx-Lzd-Cfz-Cs-VitB6
and Pre XDR SLI 2 6 Bdq-Lfx-Cfz-Cs-E -VitB6/ 14 Lfx-Cfz-Cs-E-VitB6
3 6 Bdq-Lfx-Lzd-Cfz-E / 14 Lfx-Lzd-Cfz-E
4 6 Bdq-Mfx-Lzd-Cfz-E / 14 Mfx-Lzd-Cfz-E
TB pre-XDR Quinolon Resistance and 5 6 Bdq-Lzd-Cfz-Cs-E-VitB6 / 14 Lzd-Cfz-Cs-E -VitB6
XDR
6 6 Bdq-Lzd-Cfz-Cs-Eto / 14 Lzd-Cfz-Cs-Eto- Vit B6
Patient intolerant with Bdq or have 7 6 Dlm-Lfx-Lzd-Clz-Cs / 14 Lfx-Lzd-Clz-Cs -VitB6
side effect, or patient under 18 year 8 20 Lfx-Lzd-Cfz-Cs-Eto -VitB6
old 9 20 Mfx-Lzd-Cfz-Cs-E -VitB6
10 20 Mfx-Lzd-Cfz-Cs-Z -VitB6
11 6 Lfx-Lzd-Cfz-Cs-Amk-VitB6 / 14 Lfx-Lzd-Clz-Cs-VitB6
12 6 Lfx-Lzd-Cfz-Cs-S-VitB6 / 14 Lfx-Lzd-Clz-Cs-VitB6
13 6 Lfx-Lzd-Cfz-Eto-PAS / 14 Lfx-Lzd-Clz-Eto
14 6 Dlm-Lzd-Cfz-Cs-E / 14 Lzd-Clz-Cs-E-Vit B6
Oral STR
15 6 Bdq-Lfx-Lzd-Cfz-H(Hdose)-Z-E/5 Lfx-Cfz-Z-E
GROUPING PADUAN OBAT DAN PERHITUNGAN
KEBUTUHAN
ASUMSI:
Obat yang tidak akan disediakan oleh
program: Imipenen-cilastatin,
Meropenen, Protionamide, Terizidone.
Estimasi Proporsi paduan pengobatan Tahun 2019 & 2020
Estimasi % Penggunaan Setiap Jenis Obat
Perbulan Tahun 2019 - 2020
Estimasi Target Pasien yang akan diobati Tahun 2019-2020
Note: - STR Non Injectable Vs Longer Regimen = 60 : 40
- Quantification only consider stock at Central Stock
Note: - STR Non Injectable Vs Longer Regimen = 60 : 40
- Quantification only consider stock at National Stock
Perkiraan kebutuhan Obat TB RO tahun 2019-2020
MATERI INTI > TOPIK BAHASAN
1. KONSEP LOGISTIK
2. PERENCANAAN
3. PENGADAAN
4. PENYIMPANAN
5. DISTRIBUSI
6. PENGGUNAAN
7. PENCATATAN DAN PELAPORAN
8. MONITORING DAN EVALUASI
1.KONSEP LOGISTIK
Logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang merencanakan,
mengimplementasikan, serta mengendalikan aliran barang, jasa, dan
informasi terkait dengan efektif dan efisien dari titik awal hingga titik konsumsi
dalam rangka memenuhi kebutuhan kosumen.
Council of Logistics Management

Logistik merupakan seni dan ilmu, barang, energi, informasi, dan sumber daya lainnya, seperti
produk, jasa, dan manusia, dari sumber produksi ke pasar dengan tujuan mengoptimalkan
penggunaan modal . Logistik juga mencakup integrasi informasi, transportasi, inventori,
pergudangan, reverse logistics dan pemaketan.

Berdasarkan pengertian di atas, maka misi logistik adalah "mendapatkan barang yang tepat, pada
waktu yang tepat, dengan jumlah yang tepat, kondisi yang tepat, dengan biaya yang terjangkau.

https://id.wikipedia.org/wiki/Logistik
Tujuan dari pengelolaan logistik adalah menjamin ketersediaan logistik
di setiap tingkatan administrasi dan layanan sesuai jenis, jumlah yang
cukup dan mutu (kualitas) yang terjamin.

Pengelolaan logistik secara umum meliputi kegiatan perencanaan,


pengadaan, penerimaan dan penyimpanan, pendistribusian, dan
penggunaan.
SIKLUS PENGELOLAAN LOGISTIK
1. PERENCANAAN
 

DUKUNGAN MANAJEMEN:
5. PENGGUNAAN - Organisasi 2. PENGADAAN
- Dana
- Sistem informasi
- SDM
- Jaga Mutu
 
4. DISTRIBUSI 3. PENYIMPANAN

KEBIJAKAN DAN ASPEK HUKUM  


Jenis Logistik TB : Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
Obat TB SO Obat TB RO Obat untuk Pengobatan
• OAT Kategori 1 Pencegahan TB:
• Bedaquline
• OAT Kategori 2 • INH
• Delamanid
• OAT Kategori Anak • Vitamin B6
• Levofloxacin (Lfx)
• Moxifloxacin (Mfx)
• Ethionamide (Eto)
• Cycloserin (Cs)
• Linezolid
Jenis Logistik TB : Non Obat Anti Tuberkulosis
1. Peralatan dan bahan habis pakai untuk
laboratorium mikroskopis: 3. Peralatan dan bahan habis pakai
• Mikroskop Binokuler untuk
• Ose/aplikator bambu laboratorium biologi molekuler.
• Reagen ZN
• Lampu spiritus/bunsen 4. Masker N95
• Pot dahak 5. Fit test
• Rak pengering
• Kaca sediaan 6. Larutan Tuberkulin PPD RT 23 2TU
• Lysol 7. Formulir Pencatatan dan Pelaporan TB
• Minyak imersi
• Kertas lensa
8. Barang cetakan lainnya, seperti: buku
• Ether alcohol pedoman, buku panduan, buku
• Kotak kaca sediaan
petunjuk teknis, media KIE (leaflet,
2. Peralatan untuk laboratorium
brosur, poster, lembar balik,stiker) dan
biakan dan uji kepekaan
lain-lain.
2.PERENCANAAN
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam melakukan perencanaan obat TB RO:
• Menentukan Parameter Perencanaan (Periode, Lead Time, Buffer stock, Stock in the
pipeline)
• Sisa stock obat dan tanggal kadaluarsa obat
• Merekap Jumlah Pasien TB RO yang ditemukan tahun sebelumnya
• Menentukan Jumlah Pasien TB RO yang akan diobati pada periode perencanaan.
• Menghitung Kebutuhan Obat untuk pasien TB RO yg baru dan sedang dalam
pengobatan

Detail perhitungan kebutuhan obat dapat dilihat pada file : Master


Perencanaan Obat 2019
Perhitungan kebutuhan pot dahak untuk 1 pasien TB Resistan Obat:
a) 1 pasien TB RO berasal dari 5 terduga TB RO
b) 1 terduga diperiksa 2 contoh uji, maka diperlukan 10 pot dahak untuk
pemeriksaan diagnosis
c) 1 pasien TB RO diperiksa follow up dahak setiap bulan selama tahap awal
(minimal 8 bulan), setiap kali pemeriksaan membutuhkan 2 contoh uji (= 2
pot dahak). Jadi dibutuhkan 16 pot dahak untuk tahap awal.
d) 1 pasien TB RO diperiksa follow up dahak setiap 2 bulan selama tahap
lanjutan (minimal 12 bulan), setiap kali pemeriksaan membutuhkan 2
contoh uji (= 2 pot dahak). Jadidibutuhkan adalah 8 x 2 pot dahak = 16 pot
dahak.
e) Jadi pot dahak yang dibutuhkan adalah: 10 + 16 + 16 = 42 pot dahak.
Perhitungan kebutuhan Kaca Sediaan
• Kaca sediaan yang harus diperhitungan adalah kebutuhan untuk pasien
TB Sensitif. Perhitungan kaca sediaan untuk pasien TB Sensitif sama
seperti perhitungan pot dahak untuk pasien TB Sensitif.
• Sedangkan untuk pasien TB RO, kaca sediaan sudah masuk dalam tarif
pemeriksaan biakan dan uji kepekaan dari laboratorium rujukan.

Perhitungan Cartridge
• Perhitungan kebutuhan ideal cartridge didasarkan pada: 1 terduga TB
membutuhkan 1 cartridge. Ditambah stok pengaman (10-15%)
• Perlu disesuaikan dengan jumlah modul yang dimiliki oleh
fasyankes/kab/kota/provinsi dan rata – rata utilisasi penggunaan
cartridge.
Perhitungan kebutuhan masker N95 per Triwulan
a) RS Rujukan TB MDR:
Jumlah RS Rujukan TB MDR x 13 org x 52 mgg x 2 masker
b) RS Sub Rujukan TB MDR:
Jumlah RS Sub Rujukan TB MDR x 9 org x 52 mgg x 2 masker
c) Faskes Satelit TB MDR:
Jumlah Faskes Satelit TB MDR x 2 org x 52 mgg x 1 masker
3.PENGADAAN
Pengadaan logistik merupakan proses untuk penyediaan logistik yang
dibutuhkan pada institusi maupun layanan kesehatan.
Pengadaan yang baik harus dapat memastikan logistik yang diadakan
sesuai dengan jenis, spesifikasi, jumlah, tepat waktu sesuai dengan
kontrak/perjanjian kerja dan harga yang kompetitif.
Proses pengadaan harus mengikuti peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Hal – Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam
Pengadaan OAT
a. Paduan OAT yang diadakan sesuai dengan kebutuhan Program Nasional
Penanggulangan TB.
b. Batas kadaluarsa OAT pada saat diterima oleh panitia penerima barang minimal 24
(dua puluh empat) bulan.
c. Persyaratan mutu OAT harus sesuai dengan persyaratan mutu yang tercantum dalam
Farmakope Indonesia edisi terakhir.
d. Industri Farmasi yang memproduksi OAT bertanggung jawab terhadap mutu OAT
melalui pemastian dan pemeriksaan mutu (Quality Control) oleh industri farmasi
denga mengimplementasikan CPOB secara konsisten.
e. OAT memiliki sertifikat analisa dan uji mutu yang sesuai dengan nomor bets masing-
masing produk.
f. OAT diproduksi oleh industri farmasi yang memiliki sertifikat CPOB.
Pengadaan Sumber Dana Dalam Negeri
• Mengikuti Peraturan Presiden No 16 Tahun 2018 tentang
pengadaan barang dan jasa.
• Pemanfaatan e-catalog untuk mempermudah dan mempercepat
proses pengadaan
Pengadaan Sumber Dana Donor
• Pengadaan harus mengikuti aturan dari pendonor. Contoh untuk obat
yang dibeli harus memiliki WHO PQ.
• Pengadaan obat TB RO melalui Global Drug Facility secara import.
• Lama leadtime 8-9 Bulan.
Siklus Pengadaan
Import dan
Distribusi
4.PENYIMPANAN
Syarat Tempat Penyimpanan yg baik :
a. Tersedia ruangan yang cukup untuk
penyimpanan setiap jenis barang/logistik yang
akan disimpan sesuai persyaratan, antara lain:
• Tersedia cukup ventilasi, sirkulasi udara dan
penerangan.
• Mempunyai ventilasi yang cukup dan dilengkapi
dengan penghalang sinar matahari langsung.
• Tersedia alat pengukur suhu (Termometer) dan
pengukur kelembaban (Higrometer) Tersedia alat
pengatur suhu ruangan (AC, kipas, exhaustfan)
b. Gudang/Instalasi Farmasi mempunyai minimal satu pintu masuk barang
dan satu pintu keluar barang yang masing-masing mempunyai dua lapis
pintu.
c. Tersedia ruangan administrasi.
d. Tersedia ruangan untuk menyimpan logistik yang sudah kadaluarsa/rusak.
e. Tersedia alarm pendeteksi kebakaran dan alat pemadam kebakaran yang
dapat digunakan.
f. Atap gudang dalam keadaan baik dan tidak ada yang bocor.
g. Gudang bebas dari binatang dan serangga (kucing, tikus, semut,burung,
kecoa dan lain-lain).
h. Gudang dalam keadaan bersih, rak tidak berdebu, lantai disapu dan
tembok dalam keadaan bersih.
Barang atau logistik ditempatkan berdasarkan:
a. Bentuk sediaan dan alfabet.
b. Barang disusun sesuai dengan prinsip FEFO dan FIFO.
c. Penempatan logistik harus di atas palet atau rak.
d. Jumlah tumpukan sesuai dengan ketentuan yang tertera pada setiap dus.
e. Barang tidak boleh bersentuhan langsung dengan lantai dan dinding.
f. Barang ditata tidak boleh terbalik.
g. Barang/obat tidak boleh disusun terlalu rapat.
h. Barang yang rusak dan kadaluarsa disimpan secara terpisah sebelum
dimusnahkan.
i.Barang yang sering didistribusikan diletakkan pada posisi yang mudah dijangkau.
j. Kondisi penyimpanan yang dipersyaratkan. (Sesuai pada kemasan obat atau barang).
PENYIMPANAN OBAT TB RO
Tempat Penyimpanan Pelaksana/ Tempat Waktu
Penanggung Jawab Tujuan Distribusi

Pusat Team Logistik Pusat ke IFP Setiap 3 bulan


Provinsi / Instalasi Farmasi
Wasor TB dan Staf IFP IFP ke IFK Setiap 3 bulan
Provinsi
Kabupaten/Kota/ Instalasi IFK ke RS TBRO dan
Wasor TB dan Staf IFK Setiap 3 bulan
Farmasi Kab Puskesmas

Setiap pemberian
Penanggungjawab Farmasi
RS TB RO Instalasi Farmasi RS obat ke pasien
RS TB RO

Pengelola Program dan Staf Instalasi Farmasi Setiap pemberian


Puskesmas
Farmasi Puskesmas obat ke pasien
5.DISTRIBUSI
Hal-hal dan tahapan yang harus diperhatikan dalam proses pendistribusian logistik TB
adalah:
1. Distribusi dari Pusat dilaksanakan atas permintaan dari Dinas Kesehatan Provinsi.
2. Distribusi dari Provinsi kepada Kabupaten/ Kota atas permintaan Kabupaten/ Kota.
3. Distribusi dari Kabupaten/Kota berdasarkan permintaan Fasyankes.
4. Membuat Surat Bukti Barang Keluar (SBBK) dan Berita Acara Serah Terima (BAST).
5. Apabila terjadi kelebihan atau kekurangan logistik maka satuan kerja penerima
menginformasikan ke satuan kerja pengirim untuk dilakukan relokasi atau penambahan
logistik tersebut.
6. Proses distribusi ke tempat tujuan harus memperhatikan sarana/transportasi pengiriman
yang memenuhi syarat sesuai ketentuan obat atau logistik lainnya yang dikirim.
7. Penerimaan logistik dilaksanakan pada jam kerja.
PERMINTAAN DAN DISTRIBUSI LOGISTIK TB RO
MEKANISME LAMA > BARU (UJI COBA DI DKI)
KEMENKES

DINKES PROPINSI

DINKES KAB /KOTA

RS RUJUKAN TB RO PUSKESMAS PUSKESMAS


TB RO TB RO
PERMINTAAN LOGISTIK TB RO
Kebutuhan untuk
Jadwal Permintaan Perkiraan OAT dikirim
Triwulan Bulan
Dari Rumah Sakit 1 Januari s/d Maret Minggu ke 2 bulan November Minggu ke 4 bulan Des
TB RO dan 2 April s/d Juni Minggu ke 2 bulan February Minggu ke 4 bulan Maret
3 Juli s/d September Minggu ke 2 bulan Mei Minggu ke 4 bulan Juni
Puskesmas ke Oktober s/d Minggu ke 2 bulan Agustus Minggu ke 4 bulan
4
Dinkes Kab/Kota Desember September

Kebutuhan untuk
Jadwal Permintaan Perkiraan OAT dikirim
Dari Dinkes Triwulan Bulan
Kab/Kota ke Provinsi 1 Januari s/d Maret Minggu ke 3 bulan November Minggu ke 3 bulan Des
(harus mencakup semua 2 April s/d Juni Minggu ke 3 bulan February Minggu ke 3 bulan Maret
permintaan obat dari 3 Juli s/d September Minggu ke 3 bulan Mei Minggu ke 3 bulan Juni
Rumah Sakit TB RO di Oktober s/d Minggu ke 3 bulan Agustus Minggu ke 3 bulan Sept
4
wilayahnya) Desember

Kebutuhan
Dari Provinsi ke Triwulan Bulan
Jadwal Permintaan Perkiraan OAT dikirim
Kemenkes (harus 1 Januari s/d Maret Minggu ke 4 bulan November Minggu ke 2 bulan Desember
mencakup semua permintaan 2 April s/d Juni Minggu ke 4 bulan February Minggu ke 2 bulan Maret
obat Kab/Kota/Suku Dinas di 3 Juli s/d September Minggu ke 4 bulan Mei Minggu ke 2 bulan Juni
wilayahnya)
Oktober s/d Minggu ke 4 bulan Agustus Minggu ke 2 bulan
4
Desember September
Cara Perhitungan dan Permintaan
Bisa menggunakan dua cara :
1. Cara Manual menggunakan form Excel yang telah disediakan.
2. Cara elektronik menggunakan software :
a. E-TB Manager
b. SITB > akan di launching Q1 2020
Cara Manual : Perhitungan Kebutuhan Obat TB RO Puskesmas Satelit
Cara Manual : Perhitungan Kebutuhan Obat TB RO Fasyankes TB RO

Didapat dari
Formulir bantu
Formulir Bantu Fasyankes TB RO
Cara Manual : Perhitungan kebutuhan Obat TB RO Provinsi

+ Tanggal
ED
Cara Elektronik Mengunakan Software
E-TB Manager :
Yang harus diperhatikan :
• Pastikan semua jumlah kasus TB RO telah dimasukan kedalam e-TB
Manager .
• Pastikan paduan pengobatan yang diberikan pada TB 01 sama dengan
data yang dientri kedalam e-TB Manager.
• Pastikan jumlah stok real yang tersedia di Farmasi sama dengan
jumlah stok yang tersedia di e-TB Manager.
• Semua data kasus dan obat sebisa mungkin data terkini yang
dimasukan.
6.PENGGUNAAN
• Penggunaan Obat TB SO dan TB RO mengacu kepada PermenKes No
67 tahun 2017.
• Penggunaan logistik Non OAT mengacu kepada manual penggunaan
barang yang telah ditentukan.
• Pengelola Program dan Farmasi harus mengetahui tatalaksana
pengobatan TB agar bisa memonitor penggunaan logistik diberikan
secara benar dan akurat.
PERSIAPAN PEMBERIAN OBAT TB RO KEPADA
PASIEN
Pembuatan Paket Kemasan Harian untuk Satu Minggu
a. Pembuatan paket kemasan harian mengacu kepada paduan pengobatan pada kartu TB 01 R0 >
Pastikan paduan yang diberikan merupakan paduan terkini yang diberikan oleh TAK.
b. Pindahkan obat yang ada dalam kemasan obat kedalam plastik kecil sesuai dengan jenis dan jumlah
obat yang dibutuhkan oleh pasien setiap hari.
c. Buat 7 kemasan plastik untuk setiap pasien. Pastikan dalam melakukan pembuatan paket,
kebersihan/kelembaban obat diperhatikan agar kualitas obat tetap terjamin.
d. Menyimpan paket yang telah dibuat dalam kantung
obat/tempat obat. Kantung obat/tempat obat ini
harus diberi nama pasien dan paduan yang diberikan
sehingga menghindari kesalahan pemberian obat
kepada pasien.
e. Untuk kebutuhan minggu berikutnya, maka proses
dilakukan berulang mulai dari poin a.
7. PENCATATAN DAN PELAPORAN

• PENCATATAN DAN PELAPORAN PAPER BASED


DILAKUKAN DISEMUA TINGKAT PELAYANAN
• PENCATATAN DAN PELAPORAN
MENGGUNAKAN SOFTWARE ETB MANAGER
DILAKUKAN DI TINGKAT RS, DINKES PROVINSI
DAN KEMENKES.
PERAN STAKEHOLDERS DALAM SOFTWARE ETB MANAGER

WASOR TB PROVINSI STAF FARMASI PROVINSI


Memonitor jumlah kasus TB RO Melakukan penerimaan obat
Mengecek Permintaan Obat dari Kemenkes dan
dibandingkan dengan Kasus mengirimkan obat ke
terlaporkan Kab/Kota

DATA OFFICER TB
STAF FARMASI
RO/ PERAWAT Mengupdate jumlah
Mengupdate Jumlah stok obat secara
kasus dan paduan rutin min 1 minggu
obat secara rutin min sekali
1 minggu sekali
PROSES TEKNIS DI RUMAH SAKIT TB
RO
• Data pasien TB RO tetap milik dan dikelola oleh rumah sakit TB RO.
• Pasien yang akan melanjutkan pengobatan ke Puskesmas untuk
pertama kalinya, akan diberikan kebutuhan obat untuk 1 triwulan.
• Melakukan transaksi penerimaan dan pengeluaran obat di e-TB
Manager
• Melakukan pengentrian dan pengkinian data kasus TB RO di e-TB
Manager
PROSES TEKNIS DI PUSKESMAS
• Puskesmas menerima pasien dari RS Rujukan > Copy TB 01 + Obat TB
RO.
• Puskesmas memonitor pengobatan seperti kasus TB lainnya.
• Permintaan obat TB RO dilakukan ke Fasyankes TB RO dengan
menggunakan form yang baku.
• Mengembalikan obat TB RO yang sudah tidak digunakan ke Fasyankes
TB RO.
PROSES TEKNIS DI DINKES PROVINSI
• IF Provinsi harus memiliki buffer stok obat TB RO.
• Memberikan kebutuhan permintaan obat dari Fasyankes TB RO setiap
triwulan.
• Membuat surat permintaan obat setiap triwulan ke Kemenkes setiap
triwulan.
• Melakukan transaksi penerimaan dan pengiriman obat di e-TB
Manager
7.Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi (Monev) logistik wajib dilaksanakan oleh
setiap pihak yang berkepentingan mulai dari faskes, Dinas Kesehatan
Kab/Kota/Provinsi, dan Pusat.
Proses monitoring dan evaluasi tersebut dilakukan secara menyeluruh
mulai dari tahap perencanaan, pengadaan, pendistribusian,
penyimpanan dan penggunaan logistik tersebut.
Agar Proses Monev berjalan dengan baik maka pastikan pencatatan dan
pelaporan menggunakan software e-TB Manager/SITB dilakukan secara
regular dan update.
Beberapa pertanyaan yang bisa dijadikan acuan dalam hal
melakukan monev logistik :
• Apakah waktu perencanaan sudah tepat ?
• Apakah perencanaan dilakukan oleh tim atau orang yang tepat ?
• Apakah pelaksanaan pengadaan menerapkan prinsip good corporate government ?
• Apakah waktu pelaksanaan pengadaan sudah sesuai jadwal ?
• Apakah pendistribusian logistik mengikuti peraturan dan kebijakan ?
• Apakah pendistribusian logistik mengikuti prinsip cara pendistribusian yang baik/
Good Distribution Practice ?
• Apakah waktu pendistribusian logistik sudah sesuai jadwal ?
• Apakah sarana dan prasarana penyimpanan logistik sudah sesuai ?
• Apakah pencatatan dan pelaporan logistik sudah sesuai ?
• Apakah penggunaan atau pemakaian logistik sudah sesuai dengan peruntukan?
• Apakah ada penyalahgunaan logistik?
TIME LINE PROSES PERENCANAAN, PENGADAAN
IMPOR OBAT TB RO, DISTRIBUSI DAN MONEV

Januari February Maret April – Oktober

Mapping Stok Perhitungan Pemesanan dan Proses Import


Obat Per Provinsi Kebutuhan Obat Pembayaran Obat

Pelaporan Distribusi Ke
Evaluasi penggunaan Penggunaan
Penggunaan Provinsi dan RS
ETB / SITB
Setiap 3 Bulan Setiap Minggu Setiap Hari Setiap 3 Bulan
RELAKAH PASIEN YANG MENJADI KORBAN
KARENA OBAT TIDAK TERSEDIA?
BERSAMA KITA BISA

TERIMAKASIH

Pak Binsar adalah mantan pasien TB RO yang sekarang bergabung dengan PETA


(Pejuang Tangguh) group mantan pasien TB RO DKI Jakarta. PAk Binsar adalah supir
angkot yg memilih untuk menyelesaikan pengobatannya, setelah anak
perempuannya terinfeksi TB.
(Foto: pak Binsar yang sedang mendampingi pak Jonner (memakai masker), pasien
TB RO

Anda mungkin juga menyukai