Ust. Mulyono
Adab Buang Air Besar-Kecil
Tidak membawa barang yang memuat nama Allah, kecuali
dikawatirkan hilang, Rasulullah saw. bersabda:
)ض َعهُ (رواه األوبعه و ء اَل خْل ا ل خد اذَ ِ
إ ن
َ ا ك
َ ف
َ , اهلل ل
ُ وس ر د
ٌ م حُم ه شقْ ن
َ اًمَت ا خ ِ
َ َ لَب
س
َ ََ َ َََ ُْ َ َّ ُ ً
Bahwa Nabi saw: memakai cincin yang memuat ukiran
“Muhammad Rasulullah,” dan jika ia masuk kakus (wc) maka
ditanggalkannya,”
Menjauhkan dan menyembunyikan diri dari manusia agar tidak kedengaran atau
tercium bau:
)َيرى(ابن ماجه
اَلف
َ ب ي ِ
غ ي ىَّت ح از رِبْلا ىِتْ
أ ي اَل ِ
ر ف
َ س ىِف .صلعم يِبَّ
ن ال ع م اَن ج ر خ
َ َ ْ َ َ َ َ َ َ ِّ َ َ ْ ََ
Kami bepergian Bersama Rasulullah saw. pada suatu perjalanan, maka ia
tidak buang air besar kecuali bila telah luput dari pandangan (HR. Ibnu
Majjah)
Membaca basmalah dan isti’adzah
ِ ك ِمن ال ُخب
ث َو ِ
ب ذ و َع
أ يِّ
ن ِ
إ م ه َّ
ل ال . ِ
اهلل ِ
سمِب : لق ء خ ْ
ل ا ل خ د ي َنأ ادَر ِ
ُ َ َ ُ ُ َّ ُ َ
َ َ اَل َ ُ
َ َ ْ ْ َ َ إ.النبي صلعم
أ ا ذ
َ ُّ ان َ َك
ال َخبَائِثِم
Bila Nabi hendak masuk kakus (wc), ia membaca:”Dengan mama Allah, ya Allah
aku berlindung kepadaMu dari godaan setan, baik yang laki-laki maupun yang
perempuan.”
Menghindarkan bicara baik dzikir maupun
yang lainnya
َوُه َو َي ُق ْو ُل فَ َسلَّ َم عليه َفلَ ْم َي ُرَّد َعلَْي ِه.النيب صلعم
ِّ على اًل ج َّ
َُ أ
ر َن
Bahwa seorang laki-laki lewat pada Nabi saw. yang
Ketika itu sedang buang air kecil, orang itu memberi
salam kepadanya, tetapi tiada dijawab oleh nabi (Hr.
amah kecuali Bukhari)
Menghargai Kiblat
َح ُد ُك ْم حِلَا َجتِ ِه فَاَل يَ ْسَت ْقبِ ِل الْ ِقْبلَةَ َواَل يَ ْستَ ْدبِْرَها
َسأَ ل
َ ج
َ ا ذ
َ إ
َ
Bila salah seorang di antaramu duduk dengan maksud hendak buang hajat,
janganlah ia menghadap kiblat atau membelakanginya (Hr. Ahmad dan
Muslim)
;Jika di tempat yang tertutup, maka diperbolehkan
ِ َّ ِ
َ َول اللَّه ق
ال « الذى ِ َ قَالُوا وما اللَّ َّعان.» ِ َّات ُقوا اللَّ َّعا َن
َ ان يَا َر ُس ََ نْي
» َّاس أ َْو ىِف ِظلِّ ِه ْم
ِ َيتَ َخلَّى ىِف طَ ِر ِيق الن
“Waspadalah dengan dua orang yang terkena laknat.” Mereka
berkata, “Siapakah yang kena laknat tersebut?” Beliau menjawab,
“Orang yang buang hajat di tempat orang lalu lalang atau di
tempat mereka bernaung.” (HR. Muslim)
Di larang tempat air tergenang
:ولِ ُم ْسلِ ٍم . ِ ثُ َّم يغْتَ ِسل فِي،الدائِ ِم؛ الَّ ِذي الَ يج ِري
ه َّ ِ “الَ يبولَ َّن أَح ُد ُكم فِي الم
اء
َ ْ ُ َ َْ َ ْ َ َُ
ب ن ج و هو ِ
م ِ
ائ َّ
الد ِ “الَ يغْت ِسل أَح ُد ُكم فِي الم
اء
ٌ ُُ َ ُ َ َ ْ َ ْ ََ
“Janganlah salah seorang dari kalian kencing di air yang diam
yaitu air yang tidak mengalir kemudian ia mandi di dalamnya.”
(HR. Bukhari)
Dilarang kencing berdiri
Diriwayatkan dari ibunda ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata,
ص ِّدقُوهُ؛ ت
ُ اَلَف ام ِ
ائَق ال
َ ب مَّ
ل س و ِ
ه ي ل
َ ع اهلل ىَّ
ل ص ِ
ه َّ
ل ال ول
َ س ر َّ
َن أ م ك
ُ َث َّ
د ح ن م
َ ً َ َ َ َ ْ َ ُ َ ُ َ ْ َ ْ َ
ول إِاَّل َجالِ ًسا
ُ َُما َكا َن َيب
“Siapa saja yang mengabarkan kepada kalian bahwa Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam buang air kecil sambil berdiri, janganlah kalian benarkan. Beliau
tidaklah buang air kecil kecuali sambil duduk.” (HR. An-Nasa’i)
Wajib menghilangkan najis pada dua tempat
(dubur dan qubul)