Anda di halaman 1dari 24

KELAINAN BENTUK DAN

STRUKTUR GIGI

Drg. Ratih Variani, M.Kes


 Kelainan bentuk adalah gigi yang bentuknya menyimpang dari
bentuk aslinya.

KELAINAN BENTUK
 Biasanya di temukan pada bagian
lingual atau palatal pada gigi
insisivus permanen, letak cusp
talon hampir memotong bagian
pulpa gigi.
 Kelainan bentuk tumbuh
kembang gigi : tonjolan kecil dari
enamel pada daerah singulum gigi
anterior atas dan bawah tetap
menyerupai tanduk : terjadi pada
tahap morfodifferensiasi
TALON CUSP
 Anomali gigi insisivus yang terjadi pada sifilis
congenital.
 Gigi akan berbentuk obeng tampak adanya cekungan
pada tepi incisal.
 Pada gigi M1 permukaan oklusalnya mempunyai tuberkel
kecil -2 ganda, dengan cusp perkembangannya jelek
terlihat seperti buah murbei
 Terjadi karena adanya perubahan benih gigi pada tahap
morfodifferensiasi
 Perubahan pada benih gigi ini berupa inflamasi di dalam
dan disekitar gigi yang ditandai hyperplasia organ

HUTCHINSON TEETH
 Akar dan mahkota yang konikal serta
berukuran lebih kecil dari normal
 GC Black menamakan tipe ini sebagai enamel
drops
 Disebut juga sebagai mesiodens sering
ditemukan pada daerah midline dari insisif
tetap maksila
 Umumnya dijumpai di antara gigi tetap
khususnya gigi anterior, biasanya pada gigi
kaninus
 Gangguan pada tahap morfodifferensiasi

PEG SHAPE
 Geminasi merupakan gigi yang besar
karena 1 benih gigi berkembang
membentuk dua gigi
 Menunjukkan adanya gigi dengan 2
mahkota yang berasal dari 1 organ
email, namun saluran akarnya hanya
satu.
 Kedua mahkota tersebut dipisahkan
oleh celah.

GEMINASI
 Fusi merupakan penggabungan dua
benih gigi yang berdekatan pada bagian
dentin pada saat pertumbuhan yang
menghasilkan penggabungan dua gigi
bagian dentin dan email
 Etiologi : herediter dan trauma saat
pembentukan gigi

FUSION/FUSI
 Terjadi pengurangan jumlah gigi pada fusi begitu juga sebaliknya pada
geminasi
 Gambaran radiologi akan memperlihatkan akar gigi yang terpisah pada
gigi yang terlihat menyatu
1. FUSI : AKAR 2 DAN 2 GIGI JADI 1
2. GEMINASI : AKAR 1 & 1 GIGI JADI 2

PERBEDAAN FUSI DAN GEMINASI


 Concrescence terjadi ketika akar dari dua atau lebih
gigi baik gigi permanen maupun gigi desidui berfusi
pada sementum.
 Concrescence merupakan keabnormalan gigi yang
terjadi pada tahap aposisi dan maturasi, dan faktor
etiologinya adalah injuri traumatic atau gigi yang
crowded.

CONCRESCENCE
 Merupakan hasil dari invaginasi
permukaan enamel ke bagian dalam
dari gigi.
 Invaginasi dapat terjadi baik pada area
cingulum (dens invaginatus), atau pada
tepi insisal (dens in dente) mahkota
atau pada akar selama perkembangan
gigi
 Dens in dente merupakan
keabnormalan pada gigi yang terjadi
pada cap stage, dan faktor etiologinya
adalah herediter.

DENS EVAGINATUS
 Badan gigi yang mengalami taurodontism
memanjang dan akarnya pendek. Kamar pulpa dari
gigi taurodontism meluas dari posisi normal pada
mahkota sampai panjang badan gigi yang
memanjang, menyebabkan dasar pulpa yang terletak
lebih ke apikal.
 Taurodontism dapat terjadi pada gigi mana saja baik
permanen maupun desidui. Seringnya pada molar
sulung
 Tampilan teurodontism dapat terlihat pada satu gigi
atau beberapa gigi.
 Kelainan ini dapat dideteksi pada gambaran
radiologis

TAURODONTIA
 Delaceration adalah gangguan pada
pembentukan gigi yang menghasilkan
lengkungan atau belokan dari gigi baik di
akar maupun pada mahkota.
 Walaupun anomaly ini biasanya
berkembang alami, namun konsep tertua
dari dilaserasi adalah hasil dari trauma
mekanis terhadap bagian terkalsifikasi dari
gigi yang sudah terbentuk sebagian.

DILASERASI
KELAINAN STRUKTUR
GIGI
 ENAMEL
 DENTIN

KELAINAN BENTUK GIGI


 Dibanding jaringan-jaringan gigi yang lain, enamel adalah jaringan yang paling kuat, keras dan merupakan
pelindung gigi yang paling tahan terhadap rangsanganrangsangan pada waktu pengunyahan.
 Secara normal enamel berkembang dalam 3 fase yaitu :
1. Fase pembentukan yaitu terjadinya pembentukan matriks organik
2. Fase kalsifikasi yaitu terjadinya mineralisasi matriks organik
3. Fase maturasi yaitu terjadinya pematangan mineralisasi Komposisi enamel dalam persentase berat terdiri
dari :
• Mineral (anorganis) 93 % : (PO4 55,5 % ; Ca 37 % ; CO3 3,5 % ; Na 0,5 % dll)
• Organis 4 % : keratin, kolagen, pepton, glikoprotein, polisakarida, lemak, asam-asam amino dan sebagainya.
• Air 3 %

ENAMEL
 Dentin merupakan bagian pertama yang dibentuk dari jaringan
keras gigi. Komposisi dentin yaitu :
• mineral 66 %,
• organis 18 %
• dan air16 %.

DENTIN
 AMELOGENESIS IMPERFECTA
 HIPOPLASIA ENAMEL
 FLUOROSIS
 DENTINOGENESIS IMPERFECTA

KELAINAN ENAMEL
 Kekurangan jaringan enamel baik
sebagian maupun seluruhnya dan
bisa mengenai gigi seluruhnya
maupun permanen
 Etiologi : herediter , jarang
 Crown tampak kasar, kuning-coklat,
rusak

AMELOGENESIS IMPERFECTA
 Terjadi pada semua gigi permanen
 Gigi tampak berwarna putih,
kuning-coklat
 Email berlubang-lubang
 Terjadi karena konsumsi flour
yang berlebihan

FLUOROSIS
 Hipoplasia enamel atau sering juga disebut enamel
hipoplasia adalah suatu gangguan pada enamel yang
ditandai dengan tidak lengkap atau tidak sempurnanya
pembentukan enamel.
 Dapat terjadi pada gigi sulung maupun tetap.
 Gambaran klinis :
1. Terdapatnya groove, pit dan fisur yang kecil pada
permukaan enamel
2. Pada keadaan yang lebih parah dijumpai adanya guratan
guratan pit yang dalam, tersusun secara horizontal pada
permukaan gigi.

HIPOPLASIA ENAMEL
DENTINOGENESIS IMPERFECTA
• Terjadi pada gigi permanen dan desidui
• Biasanya berwarna biru keabu-abuan sampai kuning kecoklatan
• Enamel cenderung terpisah dari dentin yang relatif lunak
dibanding enamel.
• Dentin tipis, enamel normal dan tanduk pulpa besar.
• Rontgen foto : pulpa canal dan rongga pulpa hanya ada sebagian
atau tidak ada sama sekali

Anda mungkin juga menyukai