Anda di halaman 1dari 12

Dosen pengampu: Yuniko Febby H.F M.Kep.

,Ners
KELOMPOK 3 (Keperawatan Medikal Bedah II)

MENINGITIS
1. Taupik Akmaludin 180711052
2. Amin 180711070
3. Anastasya Wida N 1807110
4. Dita Amalia A Aziz 180711045
5. Lukita Dewi 180711063
6. Puji Yana 180711055
7. Nurfallah 180711062
8. Tetrin Meilany 180711054
9. Yuyun Ayu Lestari 180711046
Meningitis

• Otak dan medulla spinalis dilindungi oleh lapisan atau selaput yang disebut
meningen.Peradangan pada meningen khususnya pada bagian araknoid dan
plamater (leptomeningens) disebut meningitis.Peradang pada bagian duramater
disebut pakimeningen.
• Meningitis dapat disebabkan karena bakteri, virus, jamur atau karena toksin.
• Namun sebagian besar meningitis disebabkan bakteri.Meningitis adalah
peradangan pada meningen yaitu membrane yang melapisi otak dan medulla
spinalis (Tarwoto, 2013).
• (Batticaca 2008) gangguan ini biasanya merupakan komplikasi bakteri (infeksi
sekunder) seperti pneumonia, endokarditis, atau osteomielitis.
Etiologi Meningitis

1. Meningitis Bakteri
2. Meningitis Virus

 Widagdo, dkk(2013), mengatakan meningitis dapat disebabkan oleh berbagai macam organisme: Haemophilus
influenza, Neisseria meningitis (Meningococus), Diplococus pneumonia, Streptococcus group A,
Pseudomonas, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Klebsiella, Proteus.

 Nurarif dan Kusuma (2016), mengatakan penyebab meningitis ada 2 yaitu:

a. Pada orang dewasa, bakteri penyebab tersering adalah Dipiococus pneumonia dan Neiseria meningitidis,
stafilokokus, dan gram negative.

b. Pada anak-anak bakteri tersering adalah Hemophylus influenza, Neiseria meningitidis dan diplococcus
pneumonia.
Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis Tarwoto &Widago (2013) mengatakan manifestasi klinik pada


meningitis diantaranya :
• Demam,Merupakan gejala awal
• Nyeri kepala
• Mual dan muntah
• Kejang umum
• Pada keadaan lebih lanjut dapat mengakibatkan penurunan kesadaran sampai dengan
koma.
Patofisiologi

Otak dan medulla spinalis dilindungi oleh tiga lapisan meningen yaitu pada bagian paling luar
adalah duramater, bagian tengah araknoid dan bagian dalam piamater.Cairan serebrospinalis
merupakan bagian dari otak yang berada dalam ruang subaraknoid yang dihasilkan dalam fleksus
choroid yang kemudian dialirkan melalui system ventrikal.
Mikroorganisme dapat masuk ke dalam sistem saraf pusat melalui beberapa cara misalnya
hematogen (paling banyak), trauma kepala yang dapat tembus pada CSF dan arena lingkungan. Invasi
bakteri pada meningen mengakibatkan respon peradangan. Netropil bergerak ke ruang subaraknoid
untuk memfagosit bakteri menghasilkan eksudat dalam ruang subaraknoid. Eksudat ini yang dapat
menimbulkan bendungan pada ruang subaraknoid yang pada akhirnya dapat menimbulkan
hidrosepalus. Eksudat yang terkumpul juga akan berpengaruh terhadap saraf-saraf kranial dan perifer.
Makin bertambahnya eksudat dapat meningkatkan tekanan intracranial (Tarwoto, 2013).
Phatway
Dampak Masalah :

Tarwoto ( 2013), dampak maslah yang ditimbulkan pada pasien meningitis berupa:
a. Peningkatan tekanan intrakranial
b. Hyrosephalus
c. Infark serebral
d. Abses otak
e. Kejang
f. Pnemonia
g. Syok sepsis
h. Defisit intelektual
Penatalaksanaan :
Tarwoto ( 2013), mengatakan penatalakasanaan dibagi 2 yaitu:
1) Penatalaksanaan umum
a. Pasien diisolasi
b. Pasien diistirahatkan/ bedrest
c. Kontrol hipertermi dengan kompres
d. Kontrol kejang
e. Pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi
2) Pemberian antibiotik
a. Diberikan 10-14 hari atau setidaknya 7 hari bebas panas
b. Antibiotik yang umum diberikan: Ampisilin, Gentamisin, Kloromfenikol,
Sefalosporin.
c. Jika pasien terindikasi meningitis tuberkolusis diberikan obat-obatan TBC.
Pemeriksaan penujang

(Hudak dan Gallo, 2012)

1. Fungsi lumbal dan kultur CSS: jumlah leukosit (CBC) meningkat, kadar glukosa darah
mrenurun, protein meningkat, glukosa serum meningkat
2. Kultur darah, untuk menetapkan organisme penyebab
3. Kultur urim, untuk menetapkan organisme penyebab
4. Elektrolit serum, meningkat jika anak dehidrasi: Na+ naik dan K + turun 5. MRI, CT-scan/
angiorafi
Asuhan Keperawatan Meningitis

Kasus

Pasien Nn.C usia 21 tahun, masuk RS diantar oleh orangtuanya dengan kondisi penurunan keadaran .
ibu pasien mengatakan Nn.C Sempat kejang sebanyak 2x dan muntah, kemudian pingsan. Pasien
sudah mengeluh sakit kepala,batuk dan demam sejak 2 minggu sebelumnya,dan dibawa ke
puskesmas dengan diagnosa tifoid. Namun kondisi pasien semakin memburuk hingga akhirnya
kejang.
Saat dilakukan pengkajian kesadaran ,pasien tidak membuka mata saat dipanggil namanya,sehingga
perawat menggenggam pergelangan tangan pasien,dan pasien hanya menggumam sambil
menggerakkan pergelangan tangannya. Hasil pemeriksaan fisik Nn.C adalah : TD 120/80mmHg,nadi
60x/menit, RR 36x/menit,suhu 38,2 C. Laboratorium : BTA positif,leukosit 13.500/mm.
Analisa Data
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai