Anda di halaman 1dari 18

WAWASAN NUSANTARA

& OTONOMI DAERAH


BY

MOHAMMAD IQBAL ARIFUDDIN (1103161006)


YAZID FIRMANSYAH (1103161024)
CAROKO TRI HATMOJO B.Y.P (1103161026)
WAWASAN NUSANTARA
• Pengertian :
Kata wawasan berasal dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berarti pandangan, tinjauan
atau penglihatan indrawi, ditambahkan akhiran (an) bermakna cara pandang, cara
tincau atau cara melihat.

kata Nusantara terdiri dari kata nusa dan antara. Kata nusa artinya pulau atau kesatuan
kepulauan. Antara menunjukkan letak antara dua unsur. Nusantara artinya kesatuan
kepulauan yang terletak antara dua benua yakni Asia dan Australia dan dua samudera
yakni; samudera Hindia dan samudera Pasifik.

Sedangkan pengertian yang digunakan sebagai acuan pokok ajaran dasar Wawasan
Nusantara sebagai geopolitik Indonesia adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan wilayah dengan tetap menghargai dan
menghormati kebhinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional untuk mencapai
tujuan nasional.
HAKEKAT WAWASAN NUSANTARA
bersikap dan bertindak secara utuh menyeluruh dalam lingkup
dan demi kepentingan bangsa termasuk produk-produk yang
dihasilkan oleh lembaga negara
HAKEKAT
Wawasan Nusantara merupakan ajaran yang diyakini
kebenarannya oleh seluruh rakyat dengan tujuan agar tidak
KEDUDUKA terjadi penyesatan dan penyimpangan dalam rangka
N mencapai dan mewujudkan tujuan nasional.

Sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta rambu-rambu


FUNGSI dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan,
tindakan dan perbuatan, baik bagi penyelenggara negara di
tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat dalam
kehidupan bermasyarakat, bernegara dan berbangsa.
TUJUAN
Mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala bidang dari
rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan
nasional dari pada kepentingan orang perorangan, kelompok,
golongan, suku bangsa/daerah.
KEDUDUKAN WAWASAN NUSANTARA

PANCASILA
Landasan Idil
(Dasar Negara)
Landasan Konstitusional
UUD 1945 (Konstitusi Negara)

Wawasan Landasan Visional


Nusantara (Visi Bangsa)

Ketahanan Landasan Konsepsional


Nasional (Konsepsi Bangsa)
Landasan Operasional
GBHN (Kebijakan dasar bangsa)
IMPLEMENTASI WAWASAN NUSANTARA

• Diperlukan kesadaran WNI untuk :


1.    Mengerti, Memahami, Menghayati tentang hak dan kewajiban warganegara
serta hubungan warga negara dengan negara, sehingga sadar sebagai bangsa
Indonesia.

2.    Mengerti, Memahami, Menghayati tentang bangsa yang telah menegara,


bahwa dalam menyelenggarakan kehidupan memerlukan konsepsi wawasan
nusantara sehingga sadar sebagai warga negara yang memiliki cara pandang.

 Agar ke-2 hal dapat terwujud diperlukan sosialisasi dengan program yang teratur,
terjadwal dan terarah.
Latar Belakang Otonomi Daerah
• Kondisi Geografis Indonesia yang berupa kepulauan berpotensi / rawan
ancaman – ancaman dari dalam dan luar dalam mempertahankan
keutuhan NKRI
Kaitan wawasan nusantara dengan otonomi
daerah
Kesatua
n
Wilayah
Kesatua Kesatua
n n
Psikologi Bangsa

Kesatua WAWASAN Kesatua


n NUSANTARA n
Budaya Ideologi

Kesatua Kesatua
n Sosial n Hukum
Kesatua
n
Ekonomi
Kaitan wawasan nusantara dengan otonomi daerah
• Wawasan Nusantara menghendaki adanya persatuan bangsa dan keutuhan
wilayah nasional. Pandangan untuk tahap perlunya persatuan bangsa dan
keutuhan wilayah ini merupakan modal berharga dalam melaksanakan
pembangunan.
• Wawasan nusantara juga mengajarkan perlunya kesatuan sistem politik, sistem
ekonomi, sistem sosial, sistem budaya, dan sistem pertahanan keamanan
dalam lingkup negara nasional Indonesia. Cerminan dari semangat persatuan
itu diwujudkan dalam bentuk negara kesatuan. Namun demikian semangat
perlunya kesatuan dalam berbagai aspek kehidupan itu jangan sampai
menimbulkan negara kekuasaan. Negara menguasai segala aspek kehidupan
bermasyarakat termasuk menguasai hak dan kewenangan yang ada didaerah-
daerah di Indonesia. Tiap-tiap daerah sebagai wilayah (ruang hidup)
hendaknya diberi kewenangan mengatur dan mengelola sendiri urusannya
dalam rangaka mendapatkan keadilan dan kemakmuran.
• Dalam menyelenggarakan pemerintahannya Negara Kesatuan Republik
Indonesia menganut asas desentralisasi, bukan sentralisasi. Desentralisasi
artinya, penyerahan urusan pemerintah dari atas kepada pemerintah di
bawahnya untuk menjadi urusan rumah tangganya. Negara Kesatuan dengan
sistem desentralisasi dalam penyelenggaran pemerintahan memberikan
kesempatan dan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan
kekuasaan. Kekuasaan terbagi antara pemerintah pusat dan daerah. Daerah
memiliki hak otonomi untuk menyelenggarakankekuasan. Desentralisasi inilah
yang menghasilkan otonomi daerah diIndonesia.
Otonomi Daerah

Otonomi Daerah :
Adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
ASAS Otonomi daerah
• Penyerahan wewenang pemerintah pusat
kepada daerah otonom untuk mengatur dan
Desentralisasi mengurus urusan pemerintahan dalam system
NKRI

• Pelimpahan wewenang pemerintah oleh


pemerintah pusat kepada gubernur sebagai
Dekonsentrasi wakil pemerintah pusat dan atau kepada instansi
vertical wilayah tertentu.

• Penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah


Tugas dan atau desa, dari pemerintah provinsi kepada
Perbantuan kabupaten/kota desa untuk melaksanakan tugas
perbantuan
Dasar Hukum Otonomi Daerah

Otonomi Daerah berpijak pada dasar Perundang-undangan yang kuat, yakni :

1. UUD 1945 (Amandemen Kedua tahun 2000)

2. Ketetapan MPR RI
3. Undang-Undang
UU 32 2004 Pemerintahan Daerah
UU 12 Tahun 2008 Pemerintah Daerah
Prinsip, Hakekat, dan Tujuan
otonomi daerah
• Prinsip Otonomi Daerah
Menurut penjelasan Undang-Undang No. 32 tahun 2004, prinsip
penyelenggaraan otonomi daerah adalah :
penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan aspek demokrasi,
keadilan, pemerataan serta potensi dan keaneka ragaman daerah.

• Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas, nyata dan


bertanggung jawab.
pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan pada daerah dan
daerah kota, sedangkan otonomi provinsi adalah otonomi yang terbatas pada
daerah lingkup provinsi.
Pelaksanaan otonomi harus sesuai dengan konstitusi negara sehingga tetap
terjamin hubungan yang serasi antara pusat dan daerah.

Prinsip Otonomi

Bertanggung
Seluas-luasnya Nyata
Jawab
Prinsip, Hakekat, dan Tujuan
otonomi daerah
• Hakekat Otonomi Daerah

Pelaksanaan otonomi daerah pada hakekatnya adalah upaya untuk meningkatkan


kesejahteraan masyarakat dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan
pembangunan sesuai dengan kehendak dan kepentingan masyarakat.

 Tujuan Otonomi Daerah

Menurut Mardiasmo (Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah)


Adalah: Untuk meningkatkan pelayanan publik (public service) dan memajukan
perekonomian daerah. Pada dasarnya terkandung tiga misi utama pelaksanaan
otonomi daerah dan desentralisasi fiskal, yaitu:

A. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan publik dan kesejahteraan


masyarakat.
B. Menciptakan efisiensi dan efektivitas pengelolaan sumber daya daerah.
C. Memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat (publik) untuk
berpartisipasi dalam proses pembangunan.
Otonomi Daerah Indonesia
(Kondisi saat ini)
• Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia masih banyak kekurangan yang
mewarnai pelaksanaan otonomi daerah seperti kurangnya koordinasi pusat dan
daerah serta masalah – masalah lain yang kemudian berdampak terhadap
masyarakat itu sendiri. Keinginan untuk mewujudkan suatu pemerintahan yang
baik melalui otonomi daerah memang bukanlah hal yang mudah, masih banyak
hal yang perlu diperhatikan untuk dapat menciptakan otonomi daerah yang
maksimal demi menciptakan pemerintahan khususnya pemerintahan daerah
yang lebih baik.

• Dikutip dari (REPUBLIKA.CO.ID, oleh: Rudy Siregar (Wakil Komite Tetap


Advokasi Hukum Kadin)
Pelaksanaan otonomi daerah di era reformasi ini seperti pedang bermata dua. Di
satu sisi,otonomi daerah diterapkan dengan harapan bahwa pemerintah daerah
di seluruh indonesia memiliki kewenangan atau otonomi untuk mengembangkan
ekonomi dan potensi daerahnya masing – masing yang berdampak pada 
peningkatan kesejahteraan masyarakatnya, tetapi di sisi lain, pemberian otonomi
daerah ternyata berkembang menjadi pundi-pundi uang bagi koruptor.
Kekuasaan atau otonomi yang diberikan kepada para kepala daerah merangsang
para pengusaha, birokrasi dan politisi untuk berlomba-lomba meraih posisi
strategis ini, Akibatnya,terdapat fenomena banyaknya kepala daerah yang
dipenuhi oleh orang-orang yang tidak kompeten dan tidak memiliki rasa
tanggung jawab kepada publik.
Otonomi Daerah Indonesia
(Kondisi saat ini)
• Permasalahan tersebut sesuai dengan data yang dikeluarkan oleh
Kementerian Dalam Negeri yang dipublikasikan pada bulan  Mei 2012,
terdapat sekitar 173 kepala daerah yang tersangkut kasus korupsi. Dan
pada bulan November 2012,data dari Mahkamah konstitusi menyebutkan
bahwa ada sekitar 240 kepala daerah yang memiliki permasalahan
hukum.

Meningkatkatnya jumlah kepala daerah yang tersangkut kasus hukum


perlu dijadikan warning bagi pemerintah dan para penegak hukum bahwa
praktik korupsi di tanah air sudah mencapai eskalasi yang
mengkuatirkan. Perkembangan pelaksanaan otonomi daerah membuat
pola korupsi baru,yakni desentralisasi korupsi yang diwarnai dengan
maraknya fenomena raja-raja kecil di daerah yaitu kepala daerah yang
kekuasaanya sering tidak bisa dikontrol oleh pemerintah pusat.
Fenomena ini tidak boleh disepelekan, karena memberikan dampak
negatif bagi perkembangan ekonomi di daerah.
Dampak Positif dan negatif
Dana Pendapatan
Perimbangan Asli daerah

Pajak Daerah

X
Dana Bagi
hasil Retribusi
Daerah
Dana Alokasi
umum Lain - lain
Otonomi Daerah bidang politik

DAMPAK POSITIF dan DAMPAK NEGATIF

Dampak positif dalam bidang politik adalah sebagian besar keputusan


dan kebijakan yang berada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa
adanya campur tangan dari pemerintahan di pusat. Hal ini
menyebabkan pemerintah daerah lebih aktif dalam mengelola
daerahnya.

Tetapi, dampak negatif yang terlihat dari sistem ini adalah euforia yang
berlebihan di mana wewenang tersebut hanya mementingkat
kepentingan golongan dan kelompok serta digunakan untuk mengeruk
keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi karena sulit untuk
dikontrol oleh pemerintah di tingkat pusat.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai