Anda di halaman 1dari 5

TEORI ILMU KOMUNIKASI

M. NAJIB HUSAIN
Teori-teori Komunikasi pada Tahap Awal

• Lasswell’s Model (Model Lasswell)


• S-O-R Theory (Teori S-O-R)
• S-M-C-R Model (Model S-M-C-R)
• The Mathematical Theory of Communication (Teori Matematikal
Komunikasi)
• The Osgood and Schramm Circular Model (Model Sirkular Osgood dan
Schramm)
• Dance’ Helical Model (Model Helical Dance)
• Newcomb’ ABX Model (Model ABX Newcomb)
• The Theory of Cognitive Dissonance (Teori Disonansi Kognitif)
• Innocculation Theory (Teori Inokulasi)
• The Bullet Theory of Communication (Teori Peluru)
Teori- teori Komunikasi pada Tahap Selanjutnya

• For Theories of The Press (Empat Teori Pers)


– Authoritarian Theory (Teori Otoriter)
– Libertarian Theory (Teori Liberal)
– Soviet Communist Theory (Toeri Komunis Soviet)
– Social Responsibity Theory (Teori Tanggung Jawab Sosial)
• Individual Differences Theory (Teori Perbedaan Individu)
• Social Categories Theory (Teori Kategori Sosial)
• Social Relationship Theory (Teori Hubungan Sosial)
• Cultural Norms Theory (Teori Norma Budaya)
• Social Learning Theory (Teori Belajar Secara Sosial)
• Diffusion of Innovations Model (Model Difusi Inovasi)
• Agenda Setting Model (Model Penataan Agenda)
• Uses and Gratifications Model (Model Kegunaan dan Kepuasan)
• Clozentropy Theory (Teori Clozentropy)
Genre
• Istilah serapan untuk ragam adalah pembagian
suatu bentuk seni atau tutur tertentu menurut
kriteria
• Bentuk, kategori atau klasifikasi tertentu
• Genre musik adalah pengelompokan musik
Dua Generalisasi Teori2
• Teori adalah abstraksi-abstraksi. Teori-teori komunikasi bukan proses yang
mengkonseptualisasikan dirinya. Sebagai suatu hasil, setiap teori parsial, setiap teori
meninggalkan sesuatu. Suatu teori berfokus pada hal-hal tertentu dan mengabaikan yang
lainnya. Kebenaran yang tidak dapat disangkal lagi ini penting karena ia menampilkan
ketidakcukupan yang mendasar dari setiap teori. Tidak satupun teori akan selalu menampilkan
kebenaran.
• Teori haruslah dipandang sebagai konstruksi-konstruksi . Teori-teori itu
dibuat orang, tidak ditakdirkan. Teori-teori menggambarkan berbagai cara para pengamat
melihat lingkungannya, tapi teori-teori sendiri tidak merefleksikan realitas. Seringkali kita
terperangkap oleh konsepsi abahwa realitas dapat dilihat pada teori ini atau teori itu. Menurut
Abraham Kaplan, “formasi suatu teori bukanlah sekedar penemuan suatu fakta-fakta, cara-cara
pengorganisasian dan menggambarkan mereka. Suatu teori bagaimanapun harus sesuai dengan
dunia ciptaan Tuhan, tetapi dalam suatu makna yang penting teori menciptakan suatu dirinya
sendiri”. Stanley Deetz menyarankan bahwa “suatu teori adalah cara melihat dan berpikir
mengenai dunia. Sehingga teori lebih baik dipandang sebagai ‘lensa’ yang digunakan orang
dalam observasi dibanding sebagai suatu ‘cermin alam’.

Anda mungkin juga menyukai