ETIKA :
ETIKA KOMUNIKASI :
Etika komunikasi adalah norma, nilai, atau ukuran tingkah laku baik
dalam kegiatan komunikasi di suatu masyarakat
Tujuan Etika Komunikasi
1. Etika deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan
rasional sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia
dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan
fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap
yang mau diambil.
2. Etika normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan
pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus
memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan
diputuskan.
TUGAS
ETIKA
Sifat dasar etika adalah sifat kritis, karena :
1. Untuk mempersoalkan norma yang dianggap berlaku.
2. Etika mengajukan pertanyaan tentang legistimasinya, norma yang tidak
dapat mempertahankan diri dari pertanyaan kritis dengan sendirinya akan
kehilangan haknya
3. Etika mempersoalkan pula hak setiap lembaga seperti orang tua, sekolah,
negara dan agama untuk memberikan perintah atau larangan yang harus di
taati
4. Etika memerikan bekal kepada manusia untuk mengamvbil sikap yang
rasional terhadap semua norma
5. Etika menjadi alat pemikirn yang rasional dan bertanggung jawab bagi
seorang ahli dan siapa saja yang tidak mau diombang-ambingkan oleh
normanorma yang ada
Perspektif Etika Komunikasi
1. Perspektif politik : dalam perspektif ini, etika untuk mengembangkan kebiasaan ilmiah dalam praktek
berkomunikasi, menumbuhkan sikap adil dengan memilih atas dasar kebebasan, pengutamaan motivasi, dan
menanamkan penghargaan atas perbedaan
2. Perspektif sifat manusia : ini brarti bahwa tindakan manusia yanng benar-benar manusiawi adalah berasal dari
rasionalitas yang saar atas apa yang dilakukan dan dengan bebas untuk memilih melakukannya
3. Perspektif dialogis : komunikasi adalah proses transaksi dialogal dua arah
4. Perspektif situasional : faktor situasional adalah relevansi bagi setiap penilaian moral, ini berarti bahwa etika
memerhatikan peran dan fungsi komunikator, standar khalayak, derajat kesadaran, tingkat urgensi pelaksanaan
komunikator dsb.
5. Perspektif religius : kitab suci atau habit religius dapat dipakai sebagai standar mengevaluasi etika komunikasi
6. Perseptif utilitarian : standar utilitarian untuk mengevaluasi cara dan tujuan komuniassi dapat dilihat dari adanya
kegunaan, kesenangan, dan kegembiraan
7. Perspektif legal : perilaku komunikasi yang legal, sangat disesuaikan dengan peraturan yang berlaku dan dianggap
sebagai perilaku etis
DIMENSI-DIMENSI
ETIKAKOMUNIKASI
DIMENSI SARANA :
• Tatanan hukum dan institusi : semua bentuk regulasi oleh penguasa publik, masalah siapa yang
diuntungkan dan dirugikan oleh hukum atau institusi tertentu menjadi wacana etika yang relevan
•Hubungan-hubungan kekuasaan : struktur sosial yang direkayasa secara politik menganut prinsip timbal
balik ( hubungan kekuasaan yang empengaruhi produksi informasi )
•Peran asosiasi, lembaga konsumen, komisi pengawas : upaya menegakan asas keadilan dan kesearaan.
Hukumm menjadi pengawas kontrol yang bisa mencegah penyalahgunaan dan ketidakadilan
DIMENSI
TUJUAN
DIMENSI TUJUAN :
Dimensi tujuan (policy) menyangkut nilai demokrasi, terutama
kebebasan untuk berekspresi, kebebasan pers, dan juga hak akan informasi
yang benar. Dimensi tujuan ini terkait langsung dengan meta-etika yang tidak
terlalu disibukan oleh isi etika profesi ( Deontology jurnalisme ). Meta-etika
mengarah pada teoritiasi materi moral, yang lebih luas dari sekedar etika
normative.
1. Lambaikan tangan
2. Senyum yang tulus dan simpatik
3. Ucapkan kata sapaan : Hei! Hallo! Selamat Pagi, Assalamu’alaikum,dll.
4. Cobalah mengajak berjabat tangan. Kebiasaan ini sudah cukup lazim di masyarakat kita. Cara berjabat tanganpun bervariasi. Ada yang berjabat
tangan sambil menepuk bahu. Di Jepang pada umumnya orang yang berkenalan atau berjumpa tidak saling berjabat tangan, rmemeluk dan
menempelkan pipi atau saling mencium. Ada yang saling merapatkan tangan tangan dan menaruhnya di dada. Ada yang saling menyentuhkan
ujung jari kemudian menariknya ke arah hidung dan sebagainya. Ada banyak kebiasaan, tetapi tujuannya sama, membuka komunikasi.
5. Tanyakan keadaannya ; apa kabar ? Berapa anakmu? Sehat bukan?
6. Mintalah maaf dan permisi ; Maaf nama saya Agus, siapa nama anda ? Bolehkah aku tahu alamatmu?
7. Ucapkan terimakasih.