Anda di halaman 1dari 28

BANGUNAN DAN PERALATAN PERKANDANGAN J 10 305

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2013
BPP VI/Aspek Teknis 1
Daerah dimana ternak dapat hidup tenang dan
nyaman disebut “comport zone”
Daerah tropis : suhu panas dan kelembaban
tinggi, fluktuasi suhu siang dan malam tinggi
Alam dan lingkungan harus direkayasa
menjadi lebih nyaman dengan sistem
perkandangan yang sesuai.
Merekayasa alam antara lain : Amati ketinggian
wilayah, catat suhu dan kelembaban siang
maupun malam, amati pepohonan sekitar, amati
suplay air minum dan ketahui tekstur tanah →
Data acuan apakah akan dibuat kandang terbuka
atau tertutup. Bila tertutup faktor manakah yang
harus direkayasa
BPP VI/Aspek Teknis 2
Ketinggian wilayah ,- Dataran tinggi dengan suhu
lingkungan lebih rendah akan memberikan efek produksi
yang lebih baik daripada dataran rendah, namun intensitas
cahaya matahari yang rendah akan menurunkan
produktivitas → atasi dengan program pencahayaan yang
baik.
Dataran rendah cenderung menurunkan produksi, karena
suhu yang tinggi → atasi dengan sirkulasi udara yang lebih
bebas, gunakan atap monitor, jarak kandang minimal sama
dengan lebar kandang, buat kandang panggung, jangan
gunakan kandang bertingkat.
Dirikan kandang pada daerah yang tinggi tetapi lahannya
cukup datar.
Jangan mendirikan pada daerah banjir atau berbatu.
Jangan mendirikan bangunan pada cekungan, karena
sirkulasi udara kurang baik, intensitas cahaya matahari
rendah, dan kelembaban tinggi.

BPP VI/Aspek Teknis 3


Suhu dan kelembaban,- Suhu dan kelembaban tinggi
mengurangi “feed intake” dan meningkatkan infeksi
pernafasan. Data ini akan menentukan pemilihan bahan
dan jenis atap serta desain kandang.
Atap monitor sangat baik untuk mendorong udara panas
di bawah atap. Bisa juga digunakan “exhaust fan” untuk
menarik udara panas.
Di NTT, atap rumbia yang dilapisi aluminium foil banyak
digunakan untuk menahan rembesan air hujan. Pada
suhu tinggi akan meredam panas, pada suhu rendah
(malam) akan melepaskan panas yang “tersimpan”
sebagai penghangat.
Atap asbes dan seng sebaiknya diberikan isolator dengan
styrofoam, atau seng/asbes dicat khusus yang
mengandung isolator → suhu dalam kandang turun 3 – 4o

BPP VI/Aspek Teknis 4


Atap alang-alang menyebabkan ruangan kandang lebih
lembab dan efektif meredam panas dibandingkan atap
rumbia, karena dapat menahan air lebih lama.
Atap dengan bahan tanah (genting) efektif meredam
panas matahari daripada seng atau asbes. Bahan
galvanis (seng plus aluminium) baik untuk atap
kandang dalam mengurangi kelembaban.
Genting, asbes, aluminium atau seng dalam
penggunaannya secara berturut-turut akan
menyebabkan udara semakin lebih kering atau
kelembaban kandang semakin rendah.
Di dataran rendah, penggunaan atap yang dapat
mempertahankan kelembaban lebih lama adalah lebih
baik (misal genting, alang-alang, dsb). Di dataran tinggi,
penggunaan seng, aluminium akan lebih baik.

BPP VI/Aspek Teknis 5


BPP VI/Aspek Teknis 6
“Heat stress” umumnya muncul siang hari antara jam 11 –
13 → gunakan atap kandang dengan isolator tinggi untuk
meredam panas matahari.
Tipe atap pada kandang ayam mengacu kepada banyaknya
ayam dipelihara dalam satu kandangnya dan berapa V
(kandang bersusun 3), karena berkonsekuensi terhadap
sirkulasi udara. Untuk doble V atau lebih, perlu atap
monitor bahkan monitor ganda untuk mencegah cekaman
panas , menambah cahaya masuk, dan mengurangi efek
“by product”/kotoran basah (amonia).

BPP VI/Aspek Teknis 7


BPP VI/Aspek Teknis 8
Heat Index Peristiwa yang dapat terjadi
150 atau kurang Biasanya tidak ada masalah “heat stress”

155 Batas line – mulai terjadi “loss performance”

160 Ternak mengurangi pakan, konsumsi air minum naik

165 Kematian sudah mulai, kerusakan permanen pada paru-


paru dan “cardiovasculer system”
170 Kematian yang tinggi mulai terjadi
Index = Suhu (oF) + Kelembaban (%)
Optimum Temperatur untuk Performance Ayam Petelur
Produksi telur maksimum 18 – 21oC
Konversi pakan 24 – 28oC
Berat telur 18 – 28oC
Pullets 21 – 24oC
Kandang layer 24 – 28oC
BPP VI/Aspek Teknis 9
Perubahan Suhu Pagi dan Siang Terhadap Kondisi
Kandang Ayam
Komponen Suhu (oC)
06.00 10.00 12.30
Genteng 22 29 43
Ayam 31 35 39
Air minum 25 27 33
Warna tubuh hitam menyerap
panas 90 %
Warna tubuh putih hanya
menyerap panas 60 %
Ternak yang warna bulunya lebih
gelap mudah mengalami “heat
stress”.
Ternak berbulu gelap lebih baik
dikandangkan
BPP VI/Aspek Teknis 10
Heat stress pada ternak menyebabkan :
1. Peningkatan angka kematian
2. Penggunaan energi secara berlebihan untuk
mempertahankan suhu tubuh, hingga
mengakibatkan turunnya bobot tubuh.
3. Meningkatkan konsumsi air dan mengurangi
hasil produksi secara keseluruhan
4. Menyulitkan pencapaian target “feed cost
ratio”
5. Mempengaruhi ketebalan lemak pada babi
6. Mempengaruhi produktivitas telur
7. Mempengaruhi kualitas karkas broiler dan
babi.

BPP VI/Aspek Teknis 11


Keadaan Pepohonan,- Dataran tinggi banyak
pepohonan yang lebat, kandang yang terlalu
rimbun dan pepohonannya tinggi
menyebabkan sirkulasi udara terganggu →
Jarak terluar kandang minimal 5 m dengan
pagar. Pepohonan rimbun baik apabila
ditanam sekililing “cooling yard” untuk
pendinginan.
Bila akan membuat pepohonan sebagai “wind
breaker” jarak dari kandang terluar sekitar 40
m dengan ketinggian pohon minimal 4 m →
angin yang membawa debu dan
mikroorganisme terpatahkan, tetapi cahaya
matahari pagi masuk ke dalam kandang.
BPP VI/Aspek Teknis 12
Tekstur Tanah,- Dataran rendah umumnya
tanah berpasir dan jenis tanah merah (tanah
gembur) → sangat baik untuk menyerap
ekskreta (cairan dalam limbah), hingga amonia
tidak begitu menyengat, penyakit pernafasan
bisa dikurangi.
Dataran tinggi biasanya bertanah liat, sulit
menyerap ekskreta. Usahakan kandang harus
lebih tinggi dari tanah (1,5 – 2 m) - panggung.
Mendirikan “yard” di atas tanah liat
(berlempung) lebih baik, karena mobilitas ternak
besar yang terjadi akan menyebabkan kerusakan
permukaan tanah. Kerusakan akibat “treading”
dan “poaching” pada tanah liat lebih rendah.
BPP VI/Aspek Teknis 13
Pendirian Yard harus di lahan terbuka, apabila
terjadi pelumpuran maka permukaan tanah akan
cepat kering karena matahari menyinari penuh
sepanjang hari. Angin bergerak bebas, hingga CO2,
methan, amonia mudah digantikan O2. Debu pada
lahan tanah liat akan sedikit kurang.

BPP VI/Aspek Teknis 14


SYARAT MEMBANGUN KANDANG
1. Kelembaban dan temperatur harus ideal (<30oC,
RH 65%)
2. Hindari pepohonan rimbun di sekitar lokasi,
bila kelembaban tinggi tidak diperlukan.
3. Hindari pembuatan kandang di cekungan,
karena mengganggu sirkulasi udara.
4. Pilih tekstur tanah merah dan berpasir, agar “by
product” dari ekskreta terserap.
5. Siapkan kebutuhan air minum, sebelum
kandang berdiri. Suplay air minum jangan
terganggu.

BPP VI/Aspek Teknis 15


Pada prinsipnya bentuk kandang ada dua yaitu
kandang terbuka dan kandang tertutup. Kandang
tertutup pun sebenarnya pengembangan dari
kandang terbuka, hingga inovasi pada kandang
terbuka lebih banyak

BPP VI/Aspek Teknis 16


 Kebutuhan esensial mahluk hidup adalah
ketersediaan udara. Udara harus sebanyak mungkin
mengandung O2 (oksigen) dan sesegera mungkin
mengeluarkan CO2, amonia, methan, dsb.
1. Pada kandang terbuka : udara bergerak bebas dan terus
bertukar.
2. Pada kandang tertutup : udara bisa diatur oleh suhu,
kelembaban, kecepatan angin, dsb.
 Kandang tertutup cocok untuk daerah empat
musim, karena keadaan di dalam kandang bisa
dikendalikan.
 Kandang terbuka untuk “breeding farm” sangat
riskan oleh gangguan lingkungan atau biosekuriti,
terutama dalam mencegah penularan penyakit.

BPP VI/Aspek Teknis 17


Di daerah tropis kandang tertutup lebih efektif
dalam mengatur kondisi lingkungan.
Kekurang tepatan kandang tertutup di daerah
tropis karena kelembabannya tinggi → Untuk
menanggulangi kelembaban tinggi maka kandang
tertutup bisa diatur dengan modifikasi kandang.
Suhu dan kelembaban karakternya berlawanan.
Siang hari merupakan puncak tertinggi bagi suhu,
tetapi titik terendah bagi kelembaban. Oleh
karena itu pada kandang tertutup bisa digunakan
kipas angin atau cooling system → TERJADI
MODIFIKASI KANDANG

BPP VI/Aspek Teknis 18


Grafik suhu dan Kelembaban sepanjang hari

Kelembaban

Suhu

Pagi Siang Malam

BPP VI/Aspek Teknis 19


KONSEP KANDANG TERTUTUP
Kandang tertutup dalam konsep global meliputi unsur-
unsur sebagai berikut :
1. Bangunan kandang : baik bangunan baru maupun
renovasi kandang.
2. Kipas/fan : bisa terdiri dari exhoust fan, blower fan,
ceilling/roof fan ataupun wall fan.
3. Material cooling dan perlengkapannya :
celpad/evaporative pad, fogging, atau lainnya.
4. Dinding kandang : dapat berupa solid wall, tirai/curtain
system dan ceilling material.
5. Filter cahaya/light filter/light trap.
6. Air inlet berupa pemasok udara bersih
7. Lighting system
8. Control panel + electrical system
BPP VI/Aspek Teknis 20
BANGUNAN KANDANG
Ketentuan perkandangan :
Struktur kandang : Bisa berupa kerangka besi, atau kayu
dengan lantai dan dinding semen.
Arah kandang : sebaiknya membujur timur barat,
tergantung posisi pencahayaan agar bisa terdistribusikan
dengan baik pada sisi kiri dan kanan yang relatif sama.
Jarak kandang : Bila terlalu dekat menyebabkan program
biosekuriti tidak maksimal. Jarak 1 x lebar kandang cukup
baik.
Struktur atap : Kandang tertutup tidak perlu atap monitor
(?), hingga biaya struktur atap lebih murah dengan
material yang sama. Tinggi atap +/- 2,50 meter pada
sisinya dan kemiringan 15o – 20o.
Lantai kandang : tergantung manajemen pemeliharaan
atau manajemen litter/jejaba.

BPP VI/Aspek Teknis 21


TEKNIS BANGUNAN
Kandang harus kokoh, suhu dalam kandang tidak
terlalu panas.
Dengan mempertimbangkan kebutuhan suhu,
kelembaban dan aliran udara, kandang dapat
dirancang agar tercipta atmosfir yang nyaman
untuk ternak. Bila ketiga hal tersebut kurang baik
akan menyebabkan “heat stress”, pertumbuhan
terganggu dan produktivitas menurun.
Heat stress merupakan problem yang banyak
dijumpai pada musim panas. Tingginya suhu dan
teriknya matahari berpengaruh nyata terhadap
penurunan produksi. Suhu efektif di atas 25o C
merupakan keadaan dimulainya “heat stress”
BPP VI/Aspek Teknis 22
RAGAM KANDANG TERTUTUP
1. Tunnel System : Menggunakan fan dan tirai
(curtain), tanpa cooling system
2. Full Closed House : Menggunakan fan, tirai
(curtain), cooling system dan dinding.
3. Closed House : Menggunakan full automatic

Kandang tertutup lebih aman ditinjau dari segi


“biosecurity”, dengan ventilasi yang baik dan
lebih terkendalikan masuknya cahaya akan
menyebabkan stress pada ternak lebih rendah,
karena kandang tertutup dilengkapi dengan
alat pengatur cahaya (lux meter) dan pengukur
kecepatan angin (anemometer/wind meter)
BPP VI/Aspek Teknis 23
Dengan ventilasi harus terjadi pertukaran udara
segar yang bisa dilakukan melalui :
Chilling effect (efek sejuk melalui hembusan
angin), bisa menggunakan fan.
Cooling efect (efek pendingin) : menambah
dengan evaporatif cooler, fogging, dll.
Memanfaatkan evaporasi air dari media
pad/media evaporative lainnya sehingga udara
yang melintas pada media akan turun suhunya.
Untuk menurunkan 10o F atau 5,56o C suhu
udara dalam kandang dibutuhkan 20 galon air
(91 liter) untuk ditambahkan ke dalam pad/jam.

BPP VI/Aspek Teknis 24


BPP VI/Aspek Teknis 25
MERANCANG CLOSED HOUSE
Asumsi-asumsi target “closed house” :
1. “Pressure drop/static” dalam kandang berada pada
“pressure static drop 30 max” atau pa : 30.
2. “Exchange rate” tidak lebih dari 1 menit
3. Suhu dan kelembaban tercapai pada “comport
zone”
4. “Fresh air” tercapai
5. “Chilling efect” optimum
6. Cooling efisiensi optimal
7. Degradasi suhu.
8. Untuk kandang sistem ventilasi “tunnel” harus
dipahami bahwa “luas penampang kandang
berbanding terbalik dengan kecepatan angin di
dalam kandang”.
BPP VI/Aspek Teknis 26
KEBUTUHAN UDARA BERSIH
Usahakan kecepatan angin di dalam kandang
sekitar 2,5 m/detik.
Bila terjadi peningkatan suhu di dalam
kandang 3o C akan menyebabkan penurunan
pertumbuhan 0,9 % dan peningkatan feed
konversi 2,1 %. Pada sapi pertambahan bobot
badan mulai menurun bila suhu > 30o C. Pada
unggas setiap kenaikan 4,72oC suhu udara
akan menurunkan konsumsi 0,4536 kg feed
intake per 100 ekor induk per hari (energi
pakan 2910 Cal/kg diet)

BPP VI/Aspek Teknis 27


BPP VI/Aspek Teknis 28

Anda mungkin juga menyukai