Naura Nazifah ( K100180157 ) Izzatul Qudsiyah ( K 100180158 ) Manusia dikarunia ilmu pengetahuan (Aql) dan kebebasan memilih (Qalb) Dalam kajian pembuka epistemologi (teori ilmu pengetahuan) islam akan terjawab 2 pertanyaan: apa yang dapat diketahui manusia ? bagaimana mengetahuinya ? Setelah itu akan terjawab apa peranan akal dan wahyu dalam perspektif pengembangan ilmu. Pada kajian pembuka metode yang digunakan adalah : Metode filosofis historis Metode komparasi (perbandingan) dengan epistemologi barat Pada kajian penutup (tentang etos keilmuan dan kode etik keilmuan) digunakan metode noratif karena kajian merupakan produk refleksi terhadap wahyu. APA YANG DAPAT DIKETAHUI MANUSIA ?
Metode filosofis historis
berdasar tradisi keilmuan dan filsafat ilmuan muslim era peradaban islam klasik. Metode komparasi (perbandingan) dengan epistemologi barat Epistomologi islam : Ilmu tidak dibatasi hanya pada bidang fisik empiris tapi juga mencakup bidang non fisik atau metafisik Menurut estimologi islam yang dapat diketahui manusia tidak hanya objek fisik yang diamati secar indrawi ( mahsusat /sensibles) tapi juga onjek non fisik non material atau metafisik ( ma’qulat/intelligibles) seperti aksioma-aksioma matematika, konsep mental dan realitas imajinal dan spiritual Ilmuan muslim menyikapi alam sebagai tanda tanda tuhan sehingga mereka mengembangkan teori tanpa menafikkan realitas metafisik yang dalam pandangan mereka sangat diperlukan untuk memberi penjelasan yang komperesif dan holistik Epistemologi barat : Ilmu hanya terbatas pada bidang bidang fisik empiris Menurut epistimologi barat apa yang dapat diketahui manusia adalah segala sesuatu objek sepanjang ia dapat diamati secara indrawi. Menolak keberadaan objek objek non fisik, non material atau metafisik Menyikapi alam sebagai realitas otonom dan tercipta secara evolusi tanpa campur tangan tuhan Menekankan pengembangan ilmu ilmu kealaman CARA MANUSIA MENGETAHUI OBJEK OBJEK ILMU Karna perbedaan ragam objek yang ketahui manusia antara epistemologi islam dan epistemologi barat, maka metode ilmiah yang dikembangakan oleh para pemikir ilmuan muslim berbeda dengan ilmuan barat. Barat hanya mengakui objek bersifat fisik atau inderawi, maka metode ilmiah yang digunakan: metode observasi(pengamatan inderawi terhadap objek yang diteliti). Metode yang digunakan ilmuan muslim yaitu: metode observasi (bayani): pendayagunaan indera untuk mengenal objek fisik. metode logis/ demostratif (burhani) :diterapkan dengan pengunaan akal metode intuitif (irfani) untuk objek yang bersifat nonfisik. Akal dilihat dari fungsinya dibagi 2 kemampuan yaitu: Kemampuan kognitif atau teoritis : Mampu mengenal objek fisik (mahsusat) Mampu objek nonfisik(ma’qulat) Kemampuan manegerial/ praktis Melalui indra batin ( al mutakhaiyyilah) dapat menangkap objek nonfisik atau metafisik terutama yang imajinal CARA MENGETAHUI OBJEK ILMU DALAM ISLAM Jenis Objek Metode Daya / Sarana Cara kerja daya Objek Fisik Observasi Indera (hiss) Mengamati objek (Mahsusat) ( bayani) Demonstrasi Akal (aql) Mengabstrasi makan ( burhani) universal dari data-data inderawi Objek Non Fisik Demonstrasi Akal (aql) Menyimpulkan dari yang (ma’qulat) ( burhani ) diketahui menuju yang tidak diketahui Intuitif ( irfani ) Imajinasi Kontak langsung dengan (mutakhayyilah) objek imajinasi yang hadir dalam jiwa Intuitif ( irfani ) Hati(qulb) Kontak langsung dengan objek nonfisik yang hadir dalam jiwa SUMBER PENGETAHUAN DAN METODE KEILMUAN pengetahuan adalah segala hal yang manusia ketahui tentang suatu objek, sementara objek yang dapat diketahui manusia mencakup objek fisik, inderawi, dan objek non fisik, metafisik. Hubungan antara pengetahuan dan objek sangat erat yaitu tidak ada pengetahuan tentang suatu objek bila objek itu tidak ada. Sumber pengetahuan dikaitkan dengan akal dan wahyu, Akal berperan sebagai metode keilmuan Akal berperan sebagai sumber pengetahuan Wahyu sebagai sumber pengetahuan Wahyu sebagai sumber pengetahuan bagi objek non fisik, non material, metafisik, tetapi juga sebagai sumber pengetahuan fisik dan inderawi Pada perspektif filosofisnya, sumber pengetahuan yang esensial adalah Allah karena Dialah pemilik khazanah pengetahuan yang disebut al-’ilm, sehingga salah satu nama Allah adalah al’Alim yang artinya “Yang Maha Mengetahui”(Q.S. al- Midah/5:97; Q.S. al- Mulk/67:26) TERIMAKASIH