ISLAM
Setiap
jenis pengetahuan
mempunyai ciri-ciri yang spesifik
mengenai apa (ontologi),
bagaimana (epistemologi), dan
untuk apa (aksiologi)
pengetahuan tersebut disusun.
Ontologi: pembahasan tentang hakikat
pengetahuan.
Epistemologi: pembahasan tentang
metode dan landasan pemikiran yang
digunakan untuk sampai kepada
pengetahuan yang ilmiah.
Aksiologi: pembahasan tentang apa fungsi
pengetahuan itu bagi kehidupan manusia.
EPISTEMOLOGI
Epistemologi dari Bahasa Yunani;
Episteme → knowledge (pengetahuan)
Logos → theory (teori)
Epistemologi → Theory of knowledge
→ teori pengetahuan atau filsafat ilmu.
Epistemologi : ilmu yang membahas
tentang apa itu pengetahuan dan
bagaimana cara memperoleh
pengetahuan
Epistemologi atau teori ilmu pengetahuan
merupakan kajian yang penting, karena
membahas aspek fundamental yaitu ilmu
pengetahuan.
Epistemologi mengkaji secara filosofis
tentang asal, struktur, metode, validitas
dan tujuan ilmu pengetahuan.
Ia menjelaskan apa yang disebut
kebenaran serta kriterianya dan
menjelaskan cara memperoleh kebenaran
itu.
Di dunia Barat, epistemologi menjadi
suatu disiplin ilmu baru di Eropa yang
dipelopori oleh Descartes (1596-
1650), dan dikembangkan oleh filosof
Leibniz (1646–1716), kemudian
disempurnakan oleh John Locke.
Epistemologiberkembang sejak
gagasan renaissance dibangkitkan.
Epistemologi secara spesifik mengkaji
tentang hakikat ilmu.
Pengertian ilmu dalam hal ini, menunjuk
pada tiga hal:
1. Ilmu sebagai proses berupa aktivitas
kognitif-intelektual (aktivitas penelitian)
2. Ilmu sebagai prosedur berupa metode
ilmiah
3. Ilmu sebagai hasil atau produk berupa
pengetahuan sistematis.
Ilmu sebagai prosedur menunjuk pada:
pola prosedural
tata langkah
Teknik (cara)
Alat (media).
Pola prosedural, misalnya; pengamatan,
percobaan, pengukuran, survei, deduksi,
induksi, analisis, dan lainnya.
Tatalangkah, misalnya;
penentuan masalah, perumusan
hipotesis (bila diperlukan),
pengumpulan data, penarikan
kesimpulan, dan pengujian hasil.
Teknik atau cara, misalnya;
penyusunan daftar pertanyaan,
wawancara, perhitungan, dan
lainnya.
Alatdan media, timbangan, meteran,
perapian, komputer, dan lainnya.
Ilmu sebagai hasil atau produk
berupa pengetahuan sistematis, ilmu
dipahami sebagai seluruh kesatuan
ide yang mengacu ke objek yang
sama dan saling berkaitan secara
logis.
SIFAT ILMU
1. Berdiri secara satu kesatuan.
2. Tersusun secara sistematis.
3. Memiliki dasar pembenaran (fakta dan
data).
4. Mendapat legalitas (hasil riset).
5. Komunikabel (dapat ditransfer).
6. Universal (tidak terbatas pada ruang dan
waktu).
7. Berkembang.
CIRI POKOK ILMU
Sistematis : ilmu merupakan berbagai
keterangan dan data yang tersusun sebagai
kumpulan pengetahuan yang mempunyai
hubungan-hubungan saling ketergantungan
yang teratur (pertalian tertib).
Empiris : ilmu mengandung pengetahuan
yang diperoleh berdasarkan pengamatan
serta percobaan-percobaan secara
terstruktur di dalam bentuk pengalaman-
pengalaman, baik secara langsung ataupun
tidak langsung.
Objektif:
ilmu menunjuk pada bentuk
pengetahuan yang bebas dari prasangka
perorangan (personal bias), dan
perasaan-perasaan subjektif berupa
kesukaan atau kebencian pribadi.
Objektivitas
ilmu mensyaratkan bahwa
kumpulan pengetahuan itu haruslah
sesuai dengan objeknya, tanpa
kecondongan subjektif dari penelaahnya.
Analitis:ilmu berusaha mencermati,
mendalami, dan membeda-bedakan
pokok soalnya ke dalam bagian-bagian
yang terperinci untuk memahami
berbagai sifat, hubungan, dan peranan
dari bagian-bagian tersebut.
Verifikatif:
ilmu mengandung
kebenaran-kebenaran yang terbuka
untuk diperiksa atau diuji (diverifikasi)
agar dapat dinyatakan sah (valid) dan
disampaikan kepada orang lain.
FUNGSI ILMU
Ilmu
mempercepat sampai ke tujuan,
agama menentukan arah yang dituju.
Ilmu menyesuaikan manusia dengan
lingkungannya, dan agama
menyesuaikannya dengan jati
dirinya.
Ilmuhiasan lahir, dan agama hiasan
batin.
Ilmumenjawab pertanyaan yang
dimulai dengan “bagaimana”, dan
agama menjawab yang dimulai
dengan “mengapa”.
Ilmu tidak jarang mengeruhkan
pikiran pemeluknya, sedangkan
agama selalu menenangkan jiwa
pemeluknya yang tulus.
EPISTEMOLOGI ISLAM
ُ ۢ
َو ُ اَ ْخ َر َج ُك ْم ِّمنْ بُط ْو ِن اُ َّم ٰهتِ ُك ْم اَل هّٰللا
س ْم َع م ُ
ك َ
ش ْيـًٔ َّ َ َ َ ُ َّ
ال ل ل ع ج و ۙ
ا تَ ْعلَ ُم ْو َن َ
صا َر َوااْل َ ْفـِٕ َدةَ ۙ لَ َعلَّ ُك ْمَوااْل َ ْب َ
ش ُك ُر ْو َنتَ ْ
QS. An-Nahl:78