Anda di halaman 1dari 34

I TU NG A N P AJ AK

DASAR-DASAR PERH RIB A DI


PENGHASILA N O RA NG P

IT PAJAK DAL AM P ENG HITUNGAN PPh OP


JAK, KRED
PEMAHAMAN PTKP, TARIF PA
1. Dari
usaha/pekerjaan CARA PERHITUNGAN PPh OP AKHIR TAHUN
bebas, 2. dari
pekerjaan, 3. dari DN No.
lainnya, 4. dari luar
negeri 1. Penghasilan Neto xxx
Lihat ketentuan 2. Zakat/Sumbangan Keagamaan Wajib xxx -
pengurangan
zakat
3. Ph. neto setelah zakat/sumbangan keagamaan xxx
4. Kompensasi kerugian xxx -
Jika WP
menggunakan 5. Ph. neto setelah kompensasi kerugian xxx
pembukuan, bisa
mengkompen- 6. PTKP xxx -
sasikan
kerugian 7. Penghasilan Kena Pajak (PKP) xxx
8. PPh Terutang xxx
9. Kredit Pajak xxx -
10. PPh Kurang (Lebih) Bayar xxx
Langkah dalam Menghitung PPh OP Akhir Tahun
• Mengumpulkan semua data penghasilan, beban/kerugian
• Mengumpulkan semua bukti pembayaran PPh selama tahun berjalan
• Mengelompokkan semua penghasilan ke penghasilan dari usaha, pekerjaan bebas,
pekerjaan tidak bebas, kegiatan, modal dan sumber lainnya
• Menggabungkan penghasilan dan beban/kerugian dari istri dan anak-anak yang belum
dewasa dengan penghasilan suami/ayah per kelompok penghasilan tersebut
• Menganalisis setiap jenis penghasilan yang telah digabungkan tersebut, mana yang
objek PPh, mana yang bukan objek PPh dan mana yang dikenakan PPh Final. Pisahkan!
• Menghitung penghasilan neto dari setiap kelompok penghasilan yang dikenai PPh tidak
final
• Menggabungkan atau menjumlahkan semua penghasilan netto
• Menjumlahkan semua penghasilan neto tersebut dikurangi dengan zakat (jika ada dan
memenuhi persyaratan) dan PTKP untuk mendapatkan PKP. Lalu PKP dikalikan tarif
Pasal 17 untuk WP OP. Hasilnya berupa PPh Tahunan yang terutang. Kurangi dengan
kredit pajak (PPh Pasal 21, 22, 23, 24, 25), hasilnya adalah PPh Tahunan OP yang
kurang/lebih dibayar
Isu yang berpengaruh pada metode perhitungan PPh
OP
• Jumlah omset
• Sumber penghasilan
• Pencatatan/pembukuan
• Memenuhi kriteria final, PP 46/PP 23, OPPT
• PTKP
• Status Kewajiban Perpajakan WP (KK, HB, PH, MT)
Orang
Pribad
i 1770
Bukan
1770 S Karyawan/ 1770 SS Karyawan
Pensiunan 1770 S -
1770
1770 Pensiunan

Peredaran Peredaran
Pekerjaan
bruto > bruto s.d. Usaha
Bebas
Rp60 juta Rp60 juta
u a n
bu k
Peredaran Peredaran *) Peredaran PemPeredaran
Bruto > Bruto s.d. bruto < bruto> =
Rp4,8 Miliar Rp4,8 MIliar Rp4,8 M Rp4,8 M
Pembukuan *) an Memilih n
ca ta t Pembuku
a
Final Non Final, OPPT,
Final
PP
Lainnya Pen Norma
Revenue- Revenue-
Non OPPT 0,75% 46/2013 Expense Expense

Memilih uan
Contoh: Contoh: Contoh: Contoh:
Konstruksi,
sewa tanah &
Toko HP omset
10 M lokasi di
Toko HP yang
lokasinya
Konstruksi,
sewa tanah &
buk
PemRevenue-
bangunan Norma Revenue-
tempat tinggal berbeda bangunan Expense
dengan tempat
*) wajib pembukuan adalah omset 4,8M Contoh:
tinggal, omset
ke atas. Di bawah 4,8 M boleh 10 M
Tuan Imran, pedagang pecel
lele gerobakan di trotoar
Perhatian:
Wajib pembukuan adalah omset 4,8M ke WP OP menjalankan usaha
atas. Di bawah 4,8 M boleh pencatatan.
Bedakan dengan batasan pengenaan PP
46/2013, yaitu s.d. 4,8 M bisa terkena PP Ya Peredaran Tidak
Usaha > 4,8M?
46/2013. Di atas 4,8 M tidak terkena PP
46/2013. Dikenakan Ya
Tidak
Karena keterbatasan, flowchart dan PPh
bagan dalam slide ini seakan Final?
menyamakan kedua hal tersebut
Memenuhi Dikenai PPh
Tidak Ya
kriteria PP Final sesuai
Pembukuan 46/2013? ketentuan

Memilih Tidak Dikenai PPh Final


Ya
Ya Tidak melakukan 1% dari peredaran
Dikenakan pembukuan? bruto setiap bulan
PPh Final?
Rekapitulasi peredaran
Tidak Pembukuan Pencatatan usaha dan pembayaran
Ya Memenuhi
Dikenai kriteria PPh Final dimasukkan
PPh Final OPPT? Penghasilan neto Penghasilan neto dalam 1770-III
sesuai akhir tahun ditentukan berdasarkan Apabila tidak ada
ketentuan PPh 25: PPh 25: Norma Penghitungan
ditentukan dari penghasilan lain yang
0,75% biasa Penghasilan Neto
pembukuan secara belum dikenakan pajak,
komersial dan Harus memberitahukan SPT Tahunan status Nihil
disesuaikan dengan ke DJP dalam jangka
Penghasilan neto akhir tahun koreksi fiskal waktu 3 bulan pertama
ditentukan dari pembukuan secara
dari tahun pajak
komersial dan disesuaikan dengan
koreksi fiskal
Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha Tertentu (OPPT) adalah Wajib
Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha perdagangan
atau jasa, tidak termasuk jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas,
pada 1 (satu) atau lebih tempat kegiatan usaha yang berbeda dengan
tempat tinggal Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam peraturan
perundang-undangan di bidang perpajakan.

PMK- 147/PMK.03/2017
PER - 02/PJ/2018
WP OP melaksanakan pekerjaan
bebas

Ya Peredaran
Tidak
Usaha >=
4,8M?

Ya Memilih
Pembukuan melakukan
pembukuan?
Penghasilan neto ditentukan
dari pembukuan secara Tidak
komersial dan disesuaikan
dengan koreksi fiskal
Pencatatan

Penghasilan neto ditentukan


berdasarkan Norma
Penghitungan Penghasilan
Neto
Harus memberitahukan ke
DJP dalam jangka waktu 3
bulan pertama dari tahun
pajak
Pekerjaan bebas adalah pekerjaan yang dilakukan oleh orang pribadi yang mempunyai keahlian
khusus sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yang tidak terikat oleh suatu hubungan
kerja
(Pasal 1 angka 24 UU KUP)
Isu

• Jumlah omset:
– Omset s.d 4,8 M:
• Jika kena final, mengikuti ketentuan PPh Final terkait
• Jika tidak kena final dan memenuhi kriteria PP 46/2013 maka dikenakan PPh Final, 1%
• Jika tidak masuk dua kriteria tersebut, maka penghitungan pajak menggunakan norma jika
pencatatan atau menggunakan pembukuan jika menginginkan
– Omset lebih dari 4,8 M: Wajib pembukuan:
• Jika kena final, mengikuti ketentuan PPh Final terkait
• Jika tidak kena final dan tidak memenuhi kriteria OPPT maka menggunakan cara
penghitungan pajak untuk pembukuan
• Jika tidak kena final dan memenuhi kriteria OPPT maka menggunakan cara penghitungan
pajak untuk pembukuan, tetapi angsurannya adalah 0,75%
• Sumber penghasilan:
– Jika ada sumber penghasilan dari usaha atau pekerjaan bebas, harus memakai SPT 1770.
– Penghitungan penghasilan netto, lihat slide berikutnya
No.
1. Penghasilan Neto xxx
2. Zakat/Sumbangan Keagamaan Wajib xxx -
3. Ph. neto setelah zakat/sumbangan keagamaan xxx
4. Kompensasi kerugian xxx -
5. Ph. neto setelah kompensasi kerugian xxx
6. PTKP xxx -
7. Penghasilan Kena Pajak (PKP) xxx
8. PPh Terutang xxx
9. Kredit Pajak xxx -
10. PPh Kurang (Lebih) Bayar xxx
Penghasilan Neto
• Penghasilan dari Usaha/pekerjaan bebas, jika pembukuan: peredaraan
usaha – HPP – biaya usaha -/+ koreksi fiskal. Jika WP tidak melakukan
pembukuan, penghitungannya dengan mengalikan norma penghitungan
penghasilan neto (disebut norma/NPPN) dengan penghasilan bruto.
• Penghasilan dari pekerjaan, penghasilan neto dihitung dari: penghasilan
bruto – pengurang penghasilan bruto (contoh: bisa dilihat di 1721 A1
atau 1721 A2)
• Penghasilan dalam negeri lainnya, penghasilan neto dihitung dari
penghasilan bruto – biaya terkait
• Penghasilan luar negeri, penghasilan neto dihitung dari penghasilan
bruto – biaya terkait.
LATIHAN IDENTIFIKASI PENGHASILAN NETO
Menentukan Penghasilan Neto
• WP A menggunakan pembukuan. Penjualan 6M, HPP 3 M, biaya lain 1 M. Dalam aturan
pajak, ada 0,5 M biaya yang tidak boleh dikurangkan.
• Dokter Daimon, warga Purbalingga yang malas membuat pembukuan, membuka praktik
dokter gigi di Jakarta. Omset setahun sebesar Rp4M. Norma penghitungan penghasilan
neto untuk dokter di Jakarta adalah 50%.
• Dokter Daimon tersebut juga mendapatkan penghasilan lain berupa sewa cincin sebesar
Rp5 juta. Untuk menyewakan cincin ke temannya, dia harus bersihkan dulu cincinnya
dengan biaya Rp200rb
• M, mendapatkan gaji sebagai dosen setahun 500 juta. Pengurang penghasilan bruto
selama setahun adalah 12 juta.
• Mars, mendapatkan penghasilan sewa apartemen di Singapura sebesar Rp200juta. Biaya
perawatan dan legal tahunan dari apartemen tersebut Rp20juta
Zakat/Sumbangan keagamaan yang wajib
• zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang
dibentuk atau disahkan oleh pemerintah atau sumbangan keagamaan yang
sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima
oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah,
yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah
• PP Nomor 60 Tahun 2010
• PMK Nomor 254/Pmk.03/2010
• PER- 6/PJ/2011
• PER- 11/PJ/2017
PER-11/PJ/2017
BADAN/LEMBAGA YANG DIBENTUK ATAU DISAHKAN OLEH PEMERINTAH YANG
DITETAPKAN SEBAGAI PENERIMA ZAKAT ATAU SUMBANGAN KEAGAMAAN
YANG SIFATNYA WAJIB YANG DAPAT DIKURANGKAN DARI PENGHASILAN
BRUTO:
• Badan Amil Zakat (Badan Amil Zakat Nasional, Badan Amil Zakat Nasional Provinsi,
Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/Kota)
• Lembaga Amil Zakat (LAZ) Skala Nasional (a-n)
• Lembaga Amil Zakat skala provinsi (a-g)
• Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah (LAZIS): LAZIS NU dan LAZIS
Muhammadiyah.
• Lembaga Sumbangan Agama Kristen Indonesia (LEMSAKTI)
• Badan Dharma Dana Nasional Yayasan Adikara Dharma Parisad (BDDN YADP)
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Pasal 6 ayat (3) UU PPh
Kepada Orang Pribadi sebagai Wajib Pajak Dalam Negeri diberikan pengurangan berupa Penghasilan
Tidak Kena Pajak (PTKP) sebagaimana dimaksud dalam pasal 7
PTKP 2016
Status
Setahun (Rp)
WP OP yang bersangkutan 54.000.000
Tambahan untuk WP yang kawin 4.500.000
Tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digabung dengan 54.000.000
penghasilan suami
Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda 4.500.000
dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan
sepenuhnya, paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016 tentang Penyesuaian Besarnya


Penghasilan Tidak Kena Pajak
Anak angkat:
a. seseorang yang belum dewasa;
b. yang tidak tergolong keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus dari
Wajib Pajak;
c. dan menjadi tanggungan sepenuhnya dari Wajib Pajak.

Menjadi tanggungan sepenuhnya menurut Undang-undang Pajak Penghasilan


berdasarkan keadaan yang dapat terlihat dari keadaan yang nyata yaitu :
a. tinggal bersama-sama dengan Wajib Pajak;
b. nampak secara nyata tidak mempunyai penghasilan sendiri;
c. tidak pula turut dibantu oleh lain-lain anggota keluarga atau oleh orang tuanya
sendiri.
Ketentuan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
Hubungan keluarga sedarah dan semenda:
a. Sedarah lurus: ayah, ibu, anak kandung (tanggungan)
b. Sedarah ke samping: saudara kandung (bukan tanggungan)
c. Semenda lurus: mertua, anak tiri (tanggungan)
d. Semenda ke samping: ipar (bukan tanggungan)

Status PTKP ditentukan:


a. Awal tahun (1 Januari)
b. Untuk orang asing yang menjadi WP DN pada tahun berjalan ditentukan
pada keadaan awal bulan menjadi WP DN
Status Wajib Pajak:
a. TK/... : Tidak Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga
b. K/... : Kawin, ditambah dengan banyaknya tanggungan anggota keluarga
TK/0 54,000,000 K/0 58,500,000 K/I/0 112,500,000
TK/1 58,500,000 K/1 63,000,000 K/I/1 117,000,000
TK/2 63,000,000 K/2 67,500,000 K/I/2 121,500,000
TK/3 67,500,000 K/3 72,000,000 K/I/3 126,000,000
K/I untuk keluarga yang penghasilan istri digabungkan dengan suami dengan kondisi istri, sebagai berikut:
1. Istri mempunyai usaha yang tidak dikenakan final
2. Istri mempunyai pekerjaan bebas (penghasilannya berasal dari lebih dari 1 pemberi kerja)
3. Istri mempunyai penghasilan dari lebih dari 1 pemberi kerja
4. Istri mempunyai penghasilan dari bukan subjek pajak yang tidak memotong PPh Pasal 21
Jika K/I maka PPh Pasal 21 yang telah dipotong terhadap istri, akan menjadi kredit pajak bagi keluarga
tersebut
Jika istri mempunyai penghasilan semata-mata dari satu pemberi kerja maka, bagi suaminya, penghasilan
tersebut bersifat final, sehingga:
1. Penghasilan istri tidak digabungkan ke suami
2. PTKP suami adalah Kawin (K), bukan K/I
3. PPh Pasal 21 yang telah dipotong terhadap istri tidak menjadi kredit pajak
Bagaimana jika istri yang tidak punya usaha, tapi mendapatkan penghasilan lain, misal, pernah menyewakan
sepeda motornya ke tetangganya?
LATIHAN IDENTIFIKASI PTKP
KONDISI: STATUS KK
Menentukan PTKP-1
• Amir akan menikah, menanggung ibu kandung yang merupakan pensiunan PNS
dan adik kandung yang cacat mental. (TK/0)
• Iwan, pengusaha punya anak satu, kelas 2 SD. Menjadi duda karena cerai
tanggal 13 Desember 2016. Anaknya ikut dirinya, sementara mantan istrinya
menjadi artis terkenal. Tanggal 12 Februari 2017, Iwan menikahi janda yang
merupakan tetangga jenderal bintang 4. Janda tersebut memiliki 1 anak, usia
SMP. 14 September 2017, Iwan bercerai lagi dan 25 Oktober 2017 memilih rujuk
(menikah kembali) dengan mantan isstri pertamanya (yang telah menjadi artis).
(2016: K/1, 2017: TK/1, 2018: K/I/1)
• Anto dan Ani menikah dengan dikaruniai 2 anak, kembar laki-laki. Karena ingin
anak perempuan, mereka mengambil (dengan izin) bayi perempuan tetangganya
sebagai anak dan hidup bersama mereka. (K/3)
Menentukan PTKP-2
• Papa, seorang PNS, menikah dengan Pipi, karyawati Telkom. Anak mereka tiga,
kembar dan lucu-lucu. Namanya, Pipit, Papit dan Papat. (K/3)
• Popo, seorang PNS, menikah dengan Ipi, PNS juga. Mereka pernah sekelas
saat di Jurangmangu. Pengantin baru ini hidup bahagia. (K/0)
• Pepeng, seorang PNS DJBC alumnus D3 Akuntansi PKN STAN, menikah
dengan Ari, karyawati swasta yang bekerja di PT A dan PT B. Mereka baru
memiliki 4 anak yang kembar. (K/I/3)
• Pirman, orang Tasik, PNS DJP alumnus D3 Akuntansi PKN STAN juga, menikah
dengan Shinta, janda kaya pengusaha butik dengan omset 10 M per tahun.
Janda tersebut memiliki satu anak usia SMP. (K/I/1)
• Pirdaus, orang Palembang keturunan Garut, PNS Bekraf alumnus D3 Akuntansi
PKN STAN, memiliki istri seorang notaris terkenal. Mereka, meski terpisah jarak
dan waktu, tapi masih bisa ketemu tiap akhir pekan, bersama kedua anak
mereka yang masih SD.
Menentukan PTKP-3
• Prayuho, seorang dosen PNS, berpenghasilan per bulan 50 juta. Istrinya
tidak bekerja, tetapi merupakan seorang socialita cantik yang memiliki
banyak teman. Teman arisan dari si socialita tersebut memaksa dia
untuk menyewakan gaun pesta milik pribadinya. Dia menerima
pembayaran sewa Rp 5juta per hari. (K/0)
• Prada, seorang PNS BKF, merupakan pejuang tangguh dalam bekerja.
Istrinya seorang konglomerat apartemen yang disewakan. Anak mereka
perempuan, satu dan sudah menikah. (K/0)
• Roni, duda kaya, punya satu anak kelas 6 SD yang menjadi artis cilik
super terkenal dengan penghasilan lima kali lipat penghasilan ayahnya.
(TK/1)
TARIF Pasal 17 UU PPh

No. Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif

1. s.d. Rp 50.000.000,- 5%

2. Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000,- 15%

3. Di atas Rp250.000.000,- s.d. Rp 500.000.000,- 25%

4. Di atas Rp 500.000.000,- 30%

Dalam penerapan tarif pajak, jumlah Penghasilan Kena Pajak (PKP) dibulatkan ke bawah dalam
ribuan rupiah penuh
LATIHAN MENGHITUNG PPh TERUTANG
Menghitung PPh terutang
Hitung PPh terutang dari informasi berikut
• Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp 20.000.000,00
• Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp 100.000.000,00
• Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp 300.000.000,00
• Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp 400.000.000,00
• Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp 600.000.000,00
Kredit Pajak untuk OP
Jenis Kredit Pajak:
PPh Pasal 21 (yang tidak final)
PPh Pasal 22 (yang tidak final)
PPh Pasal 23
PPh Pasal 24
PPh Pasal 25 (angsuran)
PPh Pasal 26 (untuk SP LN yang menjadi SPDN)
LATIHAN MENGHITUNG PPh KURANG (LEBIH) BAYAR
-KONDISI: SATU KELUARGA MERUPAKAN SATU
KESATUAN EKONOMIS, SATU NPWP, TIDAK ADA
PEMISAHAN HARTA DLL
Menghitung PPh Kurang (Lebih) Bayar -1
• Tuan Amin tahun 2017 menggunakan pembukuan. Penjualan 6
M, HPP 3 M, biaya lain 1 M. Dalam aturan pajak, ada 0,5 M biaya
yang tidak boleh dikurangkan. Tuan Amin telah menikah dengan
Solehah. Anak mereka 1, berusia 4 tahun.
• Tuan Amin membayar zakat mal ke LAZIS NU sebesar Rp20juta
• Dalam bisnisnya, A pernah dipotong pajak PPh Pasal 22 sebesar
Rp500rb oleh Bendaharawan Pemkot Madiun
• Tuan Amin telah membayar angsuran PPh Pasal 25 selama 2017
sebesar Rp100 rb
Menghitung PPh Kurang (Lebih) Bayar -2
• Dokter Daimon, warga Purbalingga yang malas membuat pembukuan,
membuka praktik dokter gigi di Jakarta. Omset setahun di 2017 sebesar
Rp4M. Norma penghitungan penghasilan neto untuk dokter di Jakarta
adalah 50%.
• Daimon belum menikah, tapi menanggung ibu kandungnya yang janda
tanpa penghasilan
• Daimon membayar zakat mal ke LAZIS Muhammadiyah sebesar Rp20juta
• Daimon pernah dipotong PPh Pasal 21 (tidak final) sebesar Rp5jt
• Daimon tidak membayar angsuran selama tahun 2017
Penghasilan Istri Digabungkan dengan Penghasilan Suami
• Pasal 8 UU PPh
(1) Penghasilan atau kerugian bagi wanita yang telah kawin pada awal tahun pajak atau pada awal bagian tahun pajak
dianggap sebagai penghasilan atau kerugian suaminya dan dikenai Pajak sebagai satu kesatuan. Penggabungan
tersebut tidak dilakukan dalam hal penghasilan isteri diperoleh dari pekerjaan sebagai pegawai yang telah dipotong
pajak oleh pemberi kerja, dengan ketentuan bahwa:
a. penghasilan isteri tersebut semata-mata diperoleh dari satu pemberi kerja, dan
b. penghasilan isteri tersebut berasal dari pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan usaha atau pekerjaan bebas
suami atau anggota keluarga lainnya.

• Wajib Pajak A yang memperoleh penghasilan neto dari usaha sebesar Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah)
mempunyai seorang isteri yang menjadi pegawai dengan penghasilan neto sebesar Rp 70.000.000,00 (tujuh puluh juta
rupiah). Apabila penghasilan isteri tersebut diperoleh dari satu pemberi kerja dan telah dipotong pajak oleh pemberi
kerja dan pekerjaan tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha suami atau anggota keluarga lainnya, penghasilan
neto sebesar Rp 70.000.000,00 (tujuh puluh juta rupiah) tidak digabung dengan penghasilan A dan pengenaan pajak
atas penghasilan isteri tersebut bersifat fnal.
• Apabila selain menjadi pegawai, isteri A juga menjalankan usaha, misalnya salon kecantikan dengan penghasilan neto
sebesar Rp 80.000.000,00 (delapan puluh juta rupiah), seluruh penghasilan isteri sebesar Rp 150.000.000,00 (Rp
70.000.000,00 + Rp80.000.000,00) digabungkan dengan penghasilan A. Dengan penggabungan tersebut, A dikenai
pajak atas penghasilan neto sebesar Rp 250.000.000,00 (Rp100.000.000,00 + Rp 70.000.000,00 + Rp 80.000.000,00).
Potongan pajak atas penghasilan isteri tidak bersifat fnal, artinya dapat dikreditkan terhadap pajak yang terutang atas
penghasilan sebesar Rp 250.000.000,00 (dua ratus lima puluh juta rupiah) tersebut yang dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan.
Penghasilan anak yang belum dewasa
• Penghasilan anak yang belum dewasa dari mana pun sumber
penghasilannya dan apa pun sifat pekerjaannya digabung dengan
penghasilan orang tuanya dalam tahun pajak yang sama.
Yang dimaksud dengan “anak yang belum dewasa” adalah anak yang
belum berumur 18 (delapan belas) tahun dan belum pernah menikah.
• Apabila seorang anak belum dewasa, yang orang tuanya telah berpisah,
menerima atau memperoleh penghasilan, pengenaan pajaknya
digabungkan dengan penghasilan ayah atau ibunya berdasarkan
keadaan sebenarnya.
• Pasal 8 ayat (4) UU PPh
INGAT, PERHITUNGAN DI ATAS ADALAH DALAM KONDISI WP STATUS KEWAJIBAN
PERPAJAKANNYA ADALAH KK!
1. KK (Kepala Keluarga) = Kewajiban perpajakan suami istri digabung. Isteri tidak
menghendaki untuk melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakan secara
terpisah. Isteri dalam melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya
menggunakan NPWP suami atau kepala keluarga
2. Hidup Berpisah (HB) = penghasilan suami-isteri dikenai pajak secara terpisah karena
suami-isteri telah hidup berpisah berdasarkan putusan hakim
3. PH : yaitu penghasilan suami-isteri dikenai pajak secara terpisah karena dikehendaki
secara tertulis oleh suami-isteri berdasarkan perjanjian pemisahan harta dan penghasilan
4. MT : yaitu penghasilan suami-isteri dikenai pajak secara terpisah karena dikehendaki oleh
isteri yang memilih untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakannya sendiri
Tidak ada pemisahan
Satu kesatuan ekonomis,
KK harta dan penghasilan,
NPWP satu untuk satu
Kewajiban perpajakan
suami-istri digabung
kewajiban pajak hanya
satu, melalui suami
keluarga

Suami-istri hidup Kewajiban suami dan PTKP suami: TK


HB berpisah karena putusan
hakim
istri terpisah, terkena
pajak masing-masing PTKP istri: TK

PTKP keluarga itu


STATUS KEWAJIBAN biasanya K/I/…
PERPAJAKAN Terdapat perjanjian
PH pemisahan harta dan
penghasilan
Suami-istri dikenai pajak
secara terpisah PPh untuk suami dan
istri masing-masing
dihitung proporsional
sesuai penghasilan
netonya

PTKP keluarga itu


biasanya K/I/…
isteri memilih untuk

MT menjalankan hak dan


kewajiban
Suami-istri dikenai pajak
secara terpisah PPh untuk suami dan
perpajakannya sendiri istri masing-masing
dihitung proporsional
sesuai penghasilan
netonya

Anda mungkin juga menyukai