Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT


NAWAKARA PERKASA NUSANTARA
DI JAKARTA

Oleh :

EDWIN TEDDY SANGI


N.P.M.: 1108216334

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2013
Pegawai merupakan sumber daya manusia yang terlibat langsung dalam
menjalankan kegiatan organisasi. Oleh sebab itu organisasi harus memberikan
perhatian secara maksimal pada pegawainya, baik perhatian dari segi kualitas
pengetahuan dan ketrampilan, sehingga motivasi para pegawai meningkat serta
terdorong untuk memberikan segala kemampuannya sesuai yang dibutuhkan
organisasi.
Para pegawai berharap agar pihak pimpinan lebih transparan dan objektif dalam
memberikan penilaian kinerja pegawai, karena penilaian kinerja merupakan tolok
ukur bagi instansi untuk mempromosikan pegawai yang bersangkutan. Ada satu
masalah di mana seorang pegawai yang kurang berprestasi dalam melakukan
pekerjaan memperoleh promosi yang sama dengan pegawai lain yang prestasinya
cukup baik. Tentu pegawai yang mempunyai prestasi yang baik tersebut
merasakan ketidakadilan atas tindakan tersebut.
Pembatasan Masalah
Untuk membatasi masalah dalam penelitian ini, maka penelitian ini berfokus pada
pengaruh pelatihan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan bagian Staf pada
PT Nawakara Perkasa Nusantara di Jakarta. .

Perumusan Masalah
1. Apakah pelatihan berpengaruh terhadap kinerja pada PT Nawakara Perkasa
Nusantara ?
2. Apakah motivasi berpengaruh terhadap kinerja pada PT Nawakara Perkasa
Nusantara?
3. Apakah pelatihan dan motivasi berpengaruh terhadap kinerja pada PT Nawakara
Perkasa Nusantara

Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan terhadap kinerja pada PT Nawakara
Perkasa Nusantara
2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja pada PT Nawakara
Perkasa Nusantara
3. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan dan motivasi terhadap kinerja pada PT
Nawakara Perkasa Nusantara
Pengertian Pelatihan
Pelatihan adalah suatu proses yang akan menghasilkan suatu
perubahan perilaku, sasaran pelatihan pada pegawai. Secara konkrit
penataran perilaku berbentuk meningkatkan kemauan dan kemampuan
itu mencakup kognitif, afektif maupun psikomotorik

Tujuan dan Manfaat Pelatihan


Tujuan dari pelatihan menurut Henry Simamora (2004; 276) adalah memperbaiki kinerja,
memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi, mengurangi
waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompeten dalam pekerjaan, membantu
memecahkan masalah operasional, dan mempersiapkan karyawan untuk promosi.
Sedangkan manfaat dari suatu pelatihan adalah :
 meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas
 mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan untuk mencapai standar kinerja
yang siap diterima.
Membentuk sikap, loyalitas, dan kerja sama yang lebih menguntungkan
MOTIVASI
Menurut Buchari (2004) motivasi merupakan salah satu unsur pokok dalam perilaku
seseorang, motivasi adalah suatu proses psikologi, kadang-kadang istilah ini dipakai silih
berganti dengan istilah-istilah lainnya, seperti kebutuhan (need), keinginan (want),
dorongan (drive).
Sementara Gibson dalam Suwarno (2006) mendefinisikan motivasi adalah kekuatan-
kekuatan yang ada dalam diri karyawan yang memulai dan mengarahkan perilaku.
Pendapat lain yang dikemukakan Stephen P. Robins (2006) motivasi adalah keinginan
untuk berusaha/berupaya sekuat tenaga untuk mencapai tujuan organisasi yang
dikondisikan/ditentukan oleh kemampuan usaha/upaya untuk memenuhi kebutuhan
individual.

5 tingkat kebutuhan (hierarchy of needs) sebagai berikut :


1.Kebutuhan fisiologis (faal), seperti kebutuhan untuk makanan dan minuman, kebutuhan
akan udara segar (oksigen).
2.Kebutuhan rasa aman, kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk dilindungi dari bahaya
dan ancaman fisik.
3.Kebutuhan Sosial, kebutuhan ini mencakup memberi dan menerima persahabatan, cinta
kasih, rasa memiliki (belonging).
4.Kebutuhan harga diri, terdiri dari dua jenis yaitu faktor internal meliputi kebutuhan harga
diri, kepercayaan diri, otonomi, dan kompetensi. Faktor eksternal meliputi kebutuhan untuk
dikenali dan diakui (recognition) dan status.
5.Kebutuhan aktualisasi diri, meliputi kebutuhan untuk menjadi kreatif, kebutuhan untuk
dapat merealisasikan potensinya secara penuh.
Pengertian Kinerja
Kinerja adalah hasil kerja selama periode tertentu dibandingkan dengan
berbagai kemungkinan, misal standar, target/sasaran atau criteria yang telah
disepakati bersama. Penilaian kinerja mempunyai peranan penting dalam
peningkatan motivasi di tempat kerja. Penilaian kinerja ini ( performance
appraisal) pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan
suatu organisasi secara efektif dan efisien.
Indikator Kinerja
1.Quantity of work, yaitu tingkatan atau jumlah pekerjaan yang dapat diterima dan
yang berada dalam kondisi normal.
2.Quality of work, yaitu proses menindaklanjuti, ketelitian dan akurasi penyelesaian
pekerjaan hingga tuntas.
3.Knowledge of job, yaitu pemahaman atas faktor – faktor yang berhubungan dengan
pekerjaan yang dilakukan.
4.Personal qualities, yaitu kepribadian, penampilan, kemampuan bersosialisasi,
kepemimpinan, dan integritas.
5.Cooperation, kemampuan dan keinginan untuk bekerjasama dalam tingkat jabatan
yang sama, dengan pengawasan pimpinan, dan level jabatan dibawahnya dalam
mencapai tujuan bersama.
6.Dependability, yaitu kesadaran, dengan akurasi, dapat dipercaya dengan
mengandalkan keberadaan pihak lain.
7.Initiative, kesungguhan untuk meningkatkan rasa tanggungjawab pribadi dan berani
untuk bekerja mandiri.
Pelatihan (X1)
Kinerja (Y)

Motivasi (X2)

HIPOTESIS
Ho : β = 0, Tidak terdapat pengaruh pelatihan dan motivasi terhadap kinerja
karyawan
Ha : β > 0,Terdapat pengaruh pelatihan dan motivasi terhadap kinerja karyawan
KATEGORI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif yaitu mengumpulkan data dengan cara mencacah data
yang dikumpulkan. Dalam penelitian skripsi ini, metode yang digunakan adalah
metode deskripsi kuantitatif yaitu teknik mengumpulkan, pengelolaan,
menyederhanakan, menyajikan, dan menganalisis data kuantitatif secara
deskriptif agar dapat digambarkan secara teratur tentang suatu peristiwa.

POPULASI DAN SAMPEL


Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 151 orang pada PT
Nawakara Perkasa Nusantara. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik random sampling. Teknik random sampling adalah teknik
pengambilan sampel secara acak dan sederhana. Untuk memperoleh jumlah
sampel dalam penelitian ini digunakan rumus Slovin , yaitu sebanyak 60
responden.
OPERASIONALISASI VARIABEL

No. Variabel Indikator Skala


Pelatihan a. Isi pendidikan dan pelatihan
1 b. Metode Pendidikan dan pelatihan Ordinal
c. Sikap dan ketrampilan instruktur
d. Lama waktu pendidikan dan pelatihan
e. Fasilitas pendidikan dan pelatihan
Motivasi 1. Tanggung jawab
2 2. Pengakuan Ordinal
3. Pengembangan
4. Lingkungan kerja
5. Keamanan
6. Hubungan
3 Kinerja (Y) a. Quantity of work, Ordinal
b. Quality of work,.
c. Knowledge of job,.
d. Personal qualities,.
e. Cooperation,
f. Dependability
TEKNIK ANALISIS DATA

a. Uji Asumsi Klasik


1) Uji Normalitas
2) Uji Multikolonieritas
3) Heteroskedastisitas

b. Analisis Regresi Linear Berganda


Model persamaan yang digunakan adalah :
Yˆ = a + b1 X1 + b2 X2
di mana :
Yˆ = Kinerja
X1 = Skor Pelatihan
X2 = Skor Motivasi
b1 , b2 = Koefisien regresi
a = Konstanta

c. Koefisien Determinasi (R²)


TEKNIK PENGUJIAN HIPOTESIS

a. Uji - F (Simultan)
Uji – F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat.

Kriteria Pengambilan Keputusan:


Ho diterima jika F hitung < F tabel pada α = 5%
Ha diterima jika F hitung > F tabel pada α = 5%

b. Uji - t (Parsial)
Uji – t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara individual
terhadap variabel terikat.

Kriteria Pengambilan Keputusan:


Ho diterima jika t hitung < t tabel pada α = 5%
Ha diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5%
DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN
Obyek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan pelatihan dan motivasi serta kinerja
karyawan PT Nawakara Perkasa Nusantara di Jakarta. PT. Nawakara Perkasa
Nusantara berdiri pada tanggal 7 April 1993, dalam akta pendirian nomor C2-
12.306 HT.01.01 tahun 1993, yang selanjutnya disebut perseroan yang merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan, kontraktor, keamanan,
pengangkutan, perbengkelan, industri, percetakan, dan pertanian. Perusahaan ini
didirikan oleh Mayor Jenderal Polisi (Purnawirawan) Drs. Mochammad Hindarto
dengan nama PT. Nawakara Persada berdasarkan akta pendirian nomor 27 tanggal
9 November 1993 yang dibuat dihadapan Djedjem Widjaja SH di Jakarta dan telah
mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat
keputusan tertanggal 30 April nomor C-81.HT.03.02 tahun 1992
PERSAMAAN REGRESI BERGANDA

Hasil Uji Regresi Linier Berganda


Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .310 3.618 .086 .932
Pelatihan .494 .120 .398 4.123 .000
Motivasi .537 .099 .523 5.414 .000
a. Dependent Variable: Kinerja karyawan
Y = 0,310+ 0,494X1 + 0,537X2 + e
Dimana :
1.Konstanta sebesar 0,310 memiliki arti jika ada atau terjadi pengaruh antara
variabel pelatihan dan motivasi, maka variabel kinerja karyawan akan sebesar
0,310.
2.Koefisien regresi variabel pelatihan sebesar 0,494 mempunyai arti bahwa setiap
terjadi penambahan pelatihan sebesar 0,494 maka variabel kinerja karyawan
akan meningkat sebesar 1 kali.
3.Koefisien regresi variabel motivasi sebesar 0,537 mempunyai arti bahwa setiap
penambahan motivasi sebesar 0,537 maka variabel kinerja karyawan akan
meningkat sebesar 1 kali.
1. Uji Fhitung (Uji Simultan)
Uji F dilakukan untuk menguji secara serempak apakah variabel Pelatihan (X1)
dan motivasi kerja (X2) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y),
seperti yang disajikan pada tabel berikut.
ANOVAb
Hasil Uji Fhitung
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 942.914 2 471.457 71.379 .000a
Residual 376.486 57 6.605
Total 1319.400 59
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Pelatihan
b. Dependent Variable: Kinerja karyawan

Tabel di atas menunjukkan bahwa kolom kelima nilai F hitung sebesar 71.379.
Sedangkan nilai Ftabel pada α = 5% untuk uji dua arah, dengan derajat
kebebasan (df) = (n – k) yaitu (60 – 3) = 57 yaitu 3,15. Karena nilai F hitung> F
tabel atau 71.379> 3,15, maka Ho ditolak. Dengan demikian hipotesis pertama
dapat dibuktikan.
2. Uji thitung (Uji Parsial)
Uji thitung dilakukan untuk menguji secara parsial apakah variabel Pelatihan (X1)
dan motivasi kerja (X2) secara parsial berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan
(Y) pada PT Nawakara Perkasa Nusantara

Hasil Uji t

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .310 3.618 .086 .932
Pelatihan .494 .120 .398 4.123 .000
Motivasi .537 .099 .523 5.414 .000
a. Dependent Variable: Kinerja karyawan

Tabel terlihat bahwa nilai thitung variabel pelatihan (X1) dan motivasi (X2) masing-
masing adalah 4.123 dan 5,414 dengan nilai signifikansi variabel pelatihan (0,000)
dan motivasi (0,000) sedangkan nilai ttabel pada α = 5% untuk uji satu arah,
dengan derajat kebebasan (df) = (n – k) yaitu (60 – 2) = 58 yaitu 1,67.
Berdasarkan hasil uji t, dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel pelatihan
berpengaruh nyata terhadap kinerja karena t hitung sebesar 4.123 > 1,67, dan
variabel motivasi berpengaruh nyata terhadap kinerja karyawan karena t hitung
5,414 < 2,07.
KOEFISIEN DETERMINAN(R2)

Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas dari
koefisien determinasi (R square).

Hasil Uji Determinasi (R2)

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
1 .845a .715 .705 2.57002
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Pelatihan
b. Dependent Variable: Kinerja karyawan

Tabel di atas menunjukkan bahwa koefisien determinasi sebesar 0,715 atau


71.5% menunjukkan bahwa variabel kinerja karyawan dipengaruhi variabel
pelatihan dan motivasi kerja di dalam model, sedangkan sisanya sebesar 28.5%
merupakan pengaruh variabel lain yang tidak diteliti.
1. Secara simultan variabel independen yaitu variabel Pelatihan
(X1) dan Motivasi kerja (X2) berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan PT. Nawakara Perkasa Nusantara. Hasil uji
determinasi (R2) diperoleh sebesar 71,5% sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel kinerja karyawan (Y) dipengaruhi
oleh variabel Pelatihan (X1) dan Motivasi kerja (X2).
2. Secara parsial bahwa nilai t hitung > t tabel maka variabel
pelatihan (X1) memiliki pengaruh terhadap variabel kinerja
karyawan (Y) pada PT. Nawakara Perkasa Nusantara.
3. Secara parsial bahwa nilai t hitung > t tabel maka variabel
motivasi kerja (X2) memiliki pengaruh lebih dominan terhadap
kinerja karyawan (Y) pada PT. Nawakara Perkasa Nusantara.
1. Sebaiknya PT. Nawakara Perkasa Nusantara perlu membuat metode
penilaian kinerja sebagai tolak ukur yang diperoleh dari program pelatihan
dan motivasi kerja setiap tahun, bulanan dan mingguan disetiap divisi
organisasi, dimana tujuannya adalah untuk melihat sejauh mana
peningkatan kinerja yang diterapkan perusahaan kepada karyawan
sebelumnya.
2. PT. Nawakara Perkasa Nusantara sebaiknya dalam melaksanakan program
pelatihan dan motivasi kerja berdasarkan pada kebutuhan yang tepat
sehingga dapat menghasilkan tenaga kerja yang optimal dan
mengembangkannya dalam aplikasi kerja di lapangan.
3. Rasa percaya diri karyawan serta keinginan untuk berprestasi dapat
ditingkatkan dengan mengikuti pelatihan dan motivasi kerja secara
periodik. pelatihan dan motivasi kerja dapat dilakukan dari pihak internal
dan eksternal perusahaan. Namun pelatihan dan motivasi kerja yang
diberikan sebaiknya sesuai dengan kebutuhan agar tidak sia-sia semuanya,
sehingga dalam hal ini dibutuhkan peran serta SDM professional.

Anda mungkin juga menyukai