Disusun oleh:
AULIA RISMAWATI (202202056)
MELINDA ( 202202005)
MUH JUFRI ( 202202034)
RANDIS ( 202202033)
MANAJEMEN A
PROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIRA BHAKTI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa atas segla rahmat yang diberikan-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Penulis makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah manajemen sumber daya manusia.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambahn wawasan dan penegathuan pada mata
kuliah yang sedang dipelajari, agar kami semua menjadi mahasiswa yang berguna bagi agama, bangsa
dan negara.
Dengan tersusunnya makalah ini kami menadari masih banyak terdapat kekeurangan dan kelemahan,
demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap perbaikan, kritik dan saran yang sifatnya
membangun apabila terdapat kesalahan. Demikian, semoga makalah ini dapa bermanfaat bagi kita
semua.
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I – PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
BAB II – PEMBAHASAN
2.1 Pentingnya seleksi karyawan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Pentingnya seleksi karyawan merujuk pada kebutuhan perusahaan untuk memilih individu yang
paling cocok dengan tuntutan pekerjaan dan nilai perusahaan. Proses seleksi yang efektif membantu
mengidentifikasi kandidat yang memiliki keterampilan, pengetahuan, dan keperibadian yang sesuai,
sehingga mendukung produktivitas, retensi karyawan, dan kesuksesan jangka panjang organisasi.
Seleksi karyawan dalam manajemen sumber daya manusia (SDM) sangat penting karena
mendukung kesesuaian kerja, efisiensi operasional, peningkatan produktitifitas, pembentukan tim
efektif, pemenuhan tujuan organisasi. Seleksi karyawan penting karena dapat memastikan bahwa
perusahaan mendapatkan individu yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai perusahaan. Proses
seleksi yang baik membantu mengidentifikasi kandidat yang memiliki keterampilan, pengetahuan,
dan kepribadian yang sesuai dengan posisi yang ditawarkan, sehingga meningkatkan produktivitas,
retensi karyawan, dan keberlanjutan organisasi.
1.3 Tujuan
1. Edukasi memberikan pemahaman kepada pembaca tentang konsep prinsip dasar seleksi
karyawan.
2. Pemahaman pentingnya seleksi dan menguraikan pentingnya seleksi karyawan dalam mencapai
tujuan organisasi, baik dari segi produktivitas, efisiensi, maupun keberlanjutan.
3. Analisis proses seleksi dan mendiskripsikan langkah-langkah dalam proses seleksi, termasuk
metode dan alat evaluasi yang digunakan.
4. Dampak pemilihan yang tepat dan menjelaskan dampak positif dari pemilihan karyawan yang
tepat terhadap produktivitas, kepuasan karyawan, dan prestasi organisasi
5. Tantangan dalam seleksi dan menyoroti tantangan yang mungkin dihadapi dalam proses seleksi
karyawan dan cara mengatasinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Proses memilih dari kelompok pelamar, orang yang paling sesuai untuk posisi tertentu
Cara yang paling ampuh untuk membuat keputusan perekrutan karyawan yang tepat
Membuat keputusan perekrutan karyawan yang tepat adalah suatu tantangan yang
krusial bagi pertumbuhan dan keberhasilan perusahaan. Untuk mencapai hasil yang
optimal, langkah-langkah berikut dapat diimplementasikan dalam proses seleksi
karyawan.
Definisikan dengan jelas kriteria yang dibutuhkan untuk peran yang akan diisi.
Identifikasi kebutuhan spesifik, termasuk keterampilan, pengalaman, dan
karakteristik pribadi yang relevan dengan keberhasilan dalam posisi tersebut.
Hal ini akan membantu menyusun panduan yang kokoh untuk memandu
proses seleksi.
Lakukan wawancara yang mendalam dengan calon karyawan. Selain
mengevaluasi keterampilan teknis, fokuslah pada aspek kepribadian dan
kemampuan interpersonal. Pertanyaan terstruktur yang terkait dengan
pengalaman sebelumnya dan situasi tertentu dapat memberikan wawasan
lebih mendalam tentang bagaimana kandidat akan berkinerja dilingkungan
kerja.
Referensi darii pekerjaan sebelumnya juga dapat memberikan gambaran hang
lebih lanjut tentang sejarah kinerja calon karyawan. Hubungi mantan atasan
atau rekan kerja untuk mendapatkan pandangan objektif mengenai kekuatan
dan kelemahan potensial kandidat. Hal ini dapat membantu dalam membuat
keputusan yang lebih terinformasi.
Tes keterampilan spesifik dan asesmen dapat dimanfaatkan untuk menilai
kemampuan calon karyawan secara langsung. Tes ini dapat mencakup uji
teknis, uji kepribadian, atau proyek praktis yang relevan dengan peran yang
akan diisi. Hasil dari tes ini dapat memberikan data tambahan yang
bermanfaat untuk memutuskan apakah kandidat memiliki kemampuan yang
dibutuhkan.
Pertimbangkan juga budaya perusahaan dan sejauh mana kandidat dapat
berintegrasi secara harmonis. Kepatuhan terhadap nilai dan etika perusahaan
merupakan aspek penting yang dinilai.
Pertimbangan hukum
Hirarki organisasi
Dengan melibatkan berbagai tingkatan dan fungsi dalam organisasi, perusahaan dapat
memastikan bahwa proses identifikasi faktor lingkungan yang mempengaruhi seleksi
karyawan dilakukan secara holistik. Kolaborasi antar departemen dan tingkatan dalam
hierarki organisasi membantu perusahaan dalam mengoptimalkan respons terhadap
perubahan lingkungan yang dinamis, menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dan
efisien.
Kumpulan pelamar
Dalam memahami faktor lingkungan yang mempengaruhi proses seleksi karyawan dari
perspektif kumpulan pelamar, perlu diperhatikan beberapa dimensi yang mencakup
berbagai aspek dari pasar kerja dan dinamika psikologis calon karyawan. Berikut adalah
analisis yang lebih mendalam:
Wawancara pendahuluan
Wawancara pendahuluan, sebagai bagian integral dari proses seleksi karyawan,
memiliki peran krusial dalam mengidentifikasi kecocokan calon dengan posisi yang
tersedia. Proses ini melibatkan interaksi langsung antara calon dan pihak rekrutmen,
memungkinkan penyelenggara untuk mendapatkan wawasan mendalam tentang latar
belakang, keterampilan, dan kepribadian calon.Selama wawancara pendahuluan,
perekrut cenderung fokus pada pemahaman mendalam terhadap pengalaman kerja
sebelumnya, pendidikan, dan pencapaian calon. Ini mencakup pengeksplorasian tugas-
tugas kunci yang telah diemban, tantangan yang dihadapi, serta pencapaian signifikan
yang dapat memberikan gambaran holistik tentang kemampuan dan ketangguhan
kandidat.
Selain itu, wawancara pendahuluan juga dapat menjadi forum untuk menggali
motivasi calon terhadap pekerjaan yang diinginkan. Pertanyaan tentang keinginan
mereka untuk bergabung dengan perusahaan, pemahaman terhadap budaya
perusahaan, dan aspirasi karir jangka panjang dapat membantu perekrut menilai
kesesuaian nilai dan tujuan calon dengan visi perusahaan.Keterampilan komunikasi juga
menjadi fokus utama, mengingat bahwa kemampuan untuk menyampaikan ide dengan
jelas dan efektif merupakan aspek penting dalam banyak peran. Pihak rekrutmen dapat
mengevaluasi bagaimana calon menyampaikan informasi, merespon pertanyaan, dan
berkomunikasi secara umum.Saat menghadapi wawancara pendahuluan, penting bagi
calon untuk mempersiapkan jawaban yang mencerminkan sejauh mungkin pengalaman
dan keterampilan yang relevan dengan pekerjaan yang diinginkan. Keselarasan antara
profil calon dan persyaratan pekerjaan menjadi kunci, dan kemampuan untuk
mengartikulasikan kontribusi potensial kepada perusahaan akan memperkuat kesan
positif.
Dalam keseluruhan konteks, wawancara pendahuluan bukan hanya sebagai langkah
evaluatif, tetapi juga sebagai peluang bagi calon untuk menunjukkan komitmen mereka
terhadap perusahaan dan memberikan dimensi manusiawi pada data yang tercantum
dalam resume.
Formulir lamaran
Tes seleksi dan wawancara kerja merupakan komponen kritis dalam proses seleksi
karyawan, memungkinkan pihak perekrut untuk mengevaluasi keterampilan,
pengetahuan, serta kepribadian calon. Berikut adalah beberapa poin penting terkait
dengan kedua aspek tersebut:
1. Tes Seleksi:
Tes Keterampilan: Mengukur keterampilan teknis atau praktis yang
diperlukan untuk pekerjaan tertentu. Contohnya, tes keahlian komputer, uji
pemahaman bahasa, atau uji keterampilan teknis tertentu.
Tes Psikometrik: Mengukur aspek psikologis seperti kepribadian,
kemampuan berpikir kritis, atau gaya belajar. Contoh termasuk tes
kepribadian atau tes IQ
Tes Kinerja: Menguji kemampuan calon dalam tugas atau proyek yang
mensimulasikan tugas pekerjaan sehari-hari.
2. Wawancara Kerja:
Wawancara Pendahuluan: Menyelidiki latar belakang, pengalaman, dan
motivasi calon. Fokusnya bisa melibatkan pemahaman terhadap pekerjaan
sebelumnya dan alasan mengapa calon tertarik dengan perusahaan
tersebut.
Wawancara Teknis: Menguji pemahaman mendalam calon terhadap tugas
dan tanggung jawab yang terkait dengan pekerjaan yang dilamar.
Wawancara Perilaku: Menilai bagaimana calon menanggapi dan menangani
situasi tertentu, mengungkapkan sifat kepemimpinan, serta kemampuan
beradaptasi.
Dalam menghadapi tes seleksi, persiapkan diri dengan memahami jenis tes yang
mungkin dihadapi dan memperbarui keterampilan yang relevan. Selain itu,
untuk wawancara kerja, penting untuk memahami perusahaan, menunjukkan
minat yang kuat terhadap posisi yang dilamar, dan mengomunikasikan
keterampilan serta prestasi secara efektif.Integrasi kedua komponen ini
membantu menciptakan gambaran lengkap tentang kesesuaian calon dengan
perusahaan dan pekerjaan yang ditawarkan. Oleh karena itu, kesiapan untuk
menghadapi tes dan wawancara secara proaktif dapat meningkatkan peluang
kesuksesan dalam proses seleksi.
Menilai lamaran untuk melihat kecocokan dengan posisi adalah langkah kritis dalam
proses seleksi karyawan. Beberapa faktor dan langkah yang umumnya dilibatkan dalam
penilaian ini melibatkan aspek kualifikasi, pengalaman, dan karakteristik individu. Berikut
adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
Analisis Pendidikan dan Kualifikasi: Memeriksa apakah pelamar memiliki
kualifikasi pendidikan yang sesuai dengan persyaratan posisi. Ini mencakup gelar,
program pelatihan, atau sertifikasi yang relevan.
Pengalaman Kerja: Mengevaluasi rekam jejak kerja pelamar untuk memastikan
pengalaman mereka sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Hal ini melibatkan
pemeriksaan pekerjaan sebelumnya, tanggung jawab, dan pencapaian yang
relevan.
Keterampilan dan Kemampuan: Menilai keterampilan teknis dan keterampilan
lunak yang dibutuhkan untuk posisi tersebut. Ini dapat mencakup kemampuan
berbahasa, keterampilan analitis, kepemimpinan, dan keterampilan
interpersonal.
kepribadian dan Kesesuaian Budaya: Mempertimbangkan apakah kepribadian
dan nilai-nilai pelamar sejalan dengan budaya perusahaan. Ini dapat dinilai
melalui wawancara, tes kepribadian, atau asesmen budaya.
Motivasi dan Kepasrahan: Mengidentifikasi sejauh mana pelamar termotivasi
untuk mengisi posisi tersebut. Pertimbangkan apakah mereka memiliki
pemahaman yang kuat tentang tanggung jawab pekerjaan dan kesiapan untuk
berkontribusi.
Analisis Penulisan Lamaran dan CV: Menilai kemampuan pelamar untuk
menyajikan diri mereka secara efektif melalui penulisan lamaran dan CV. Ini
dapat memberikan wawasan tentang keterampilan komunikasi dan kemampuan
pemasaran diri.
Dalam era digital dan penggunaan internet yang meluas, pengiriman resume melalui
platform daring menjadi suatu norma. Untuk meningkatkan daya tarik dan kesan positif
pada perekrut, pelamar dapat memilih gaya resume yang sesuai dengan tren dan
kebutuhan perusahaan. Berikut adalah pemaparan lebih mendalam tentang gaya
resume yang dapat diterapkan dalam pengiriman resume melalui internet:
Resume Tertata Rapi (Chronological atau Functional): Resume yang diatur secara
kronologis atau berfokus pada keterampilan, dengan pemilihan kata dan format
yang rapi.Keuntungan: Memberikan struktur yang mudah dipahami,
memudahkan perekrut untuk melacak riwayat pekerjaan dan kualifikasi.
Resume Infografis: Memanfaatkan desain grafis untuk menyajikan informasi
dengan cara visual dan menarik.Keuntungan: Memperkenalkan kualifikasi dan
pencapaian dengan cara yang kreatif, menjadikan resume lebih menarik dan
mudah diingat.
Resume Video: Membuat video singkat sebagai pengganti atau pelengkap
resume tertulis untuk memperkenalkan diri dan merinci prestasi.Keuntungan:
Menunjukkan aspek kepribadian dan keterampilan komunikasi, memberikan
dimensi tambahan pada pengalaman pelamar.
Resume Berfokus Keterampilan (Skills-Based): Menyoroti keterampilan kunci
yang relevan dengan posisi yang dilamar.Keuntungan, Memudahkan perekrut
untuk mengidentifikasi keterampilan utama pelamar, terutama efektif untuk
mereka yang memiliki pengalaman lintas industri.
Resume Desain Kreatif:Menggunakan desain grafis yang estetis dan kreatif untuk
menonjolkan kepribadian.Keuntungan, Membuat kesan yang unik dan artistik,
cocok terutama untuk pekerjaan di industri kreatif.
Resume Daring (Online Portfolio): Membuat portofolio daring yang mencakup
proyek, karya, atau contoh pekerjaan.Keuntungan: Memberikan perekrut akses
langsung ke hasil kerja dan kemampuan praktis pelamar.
Dengan memahami dan menerapkan berbagai gaya resume ini, pelamar dapat
meningkatkan peluang mereka untuk menonjolkan diri di tengah persaingan ketat di dunia
daring. Pemilihan gaya resume yang sesuai dengan identitas dan kebutuhan pekerjaan
dapat memberikan keunggulan tambahan dalam proses seleksi karyawan.
Alat yang handal dan akurat untuk memprediksi kinerja ditempat kerja
Biaya tes kerja lebih murah dibandingkan biaya perekrutan karyawan secara
keseluruhan
Pengelolaan biaya dalam proses perekrutan menjadi salah satu prioritas utama
bagi perusahaan modern yang ingin memaksimalkan efisiensi dan
mengoptimalkan alokasi sumber daya. Dalam konteks ini, penggunaan tes seleksi
muncul sebagai solusi strategis untuk mengatasi tantangan biaya yang terkait
dengan perekrutan karyawan. Berikut adalah beberapa keuntungan penggunaan
tes seleksi dalam mengoptimalkan biaya perekrutan secara keseluruhan:
Kegelisahan tes
Dalam konteks penggunaan tes seleksi, kegelisahan dapat muncul dalam
beberapa aspek, terutama berkaitan dengan keadilan, validitas, dan dampak
sosial. Penting untuk memahami dan mengatasi kegelisahan ini agar penggunaan
tes seleksi tetap adil, efektif, dan positif.
Keadilan dalam Penggunaan Tes:Terdapat risiko adanya bias dalam tes
seleksi, yang dapat menciptakan ketidaksetaraan atau diskriminasi
terhadap kelompok tertentu.
Solusi: Validasi tes secara menyeluruh dan peninjauan reguler terhadap
item tes untuk memastikan bahwa tes benar-benar adil dan tidak
diskriminatif.
Validitas Tes:Ketidakpastian terkait validitas tes, apakah tes tersebut
benar-benar mengukur apa yang diinginkan dan berkorelasi dengan
kinerja kerja sebenarnya.
Solusi: Melakukan uji validitas secara berkala, dan memastikan bahwa tes
benar-benar mencerminkan kualifikasi dan keterampilan yang dibutuhkan
untuk sukses dalam peran tersebut.
Dampak Sosial: Penggunaan tes seleksi yang tidak memperhitungkan
aspek-aspek sosial dan budaya dapat memiliki dampak negatif pada
kelompok-kelompok tertentu.
Solusi: Menggunakan tes yang dapat diadaptasi secara budaya, serta
menyertakan panel keberagaman dalam proses desain dan evaluasi tes.
Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur adalah jenis wawancara yang diatur dengan baik, di mana
pewawancara memiliki kumpulan pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya.
Pendekatan ini dirancang untuk memastikan bahwa semua kandidat dihadapkan
pada pertanyaan yang seragam, memungkinkan penilaian yang lebih obyektif dan
perbandingan yang adil antara mereka. Meskipun wawancara terstruktur
memiliki banyak keuntungan, perlu diingat bahwa pendekatan ini mungkin
kurang fleksibel dalam menanggapi tanggapan atau kebutuhan kandidat yang
tidak terduga. Oleh karena itu, perusahaan dapat memilih kombinasi wawancara
terstruktur dengan elemen wawancara lainnya, seperti wawancara situasional
atau studi kasus, untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang
kandidat.
Tingkat seleksi
Tingkat seleksi adalah suatu ukuran yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
efektivitas proses perekrutan dan seleksi karyawan. Tingkat seleksi
mencerminkan sejauh mana kandidat yang melewati tahapan seleksi benar-
benar memenuhi persyaratan dan kriteria yang diinginkan oleh perusahaan.
Dengan memonitor dan menganalisis tingkat seleksi ini, perusahaan dapat
mengevaluasi efektivitas proses perekrutan dan seleksi mereka. Jika tingkat
keberhasilan tinggi tercapai dan karyawan baru menunjukkan kinerja yang baik,
ini dapat menjadi indikasi bahwa proses seleksi berhasil dan sesuai dengan
kebutuhan perusahaan. Selain itu, tingkat retensi yang tinggi juga dapat
mencerminkan keberlanjutan dan kepuasan karyawan terhadap lingkungan kerja.
Tingkat penerimaan
Tingkat penerimaan adalah salah satu ukuran yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi efektivitas perekrutan atau seleksi karyawan. Tingkat penerimaan
mencerminkan seberapa baik perusahaan dalam menarik dan mendapatkan
persetujuan dari kandidat yang diinginkan. Pemantauan tingkat penerimaan
secara berkala dan pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang
memengaruhinya dapat membantu perusahaan mengoptimalkan strategi
perekrutan dan seleksi mereka untuk mencapai tingkat penerimaan yang
diinginkan dan mendukung kesuksesan jangka panjang.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Dalam era bisnis yang kompetitif dan dinamis, proses seleksi karyawan menjadi
elemen kritis dalam mengamankan bakat-bakat yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan. Dari analisis yang mendalam, kami menyimpulkan bahwa strategi
seleksi yang efektif melibatkan berbagai aspek, termasuk pemahaman mendalam
tentang kebutuhan posisi, penggunaan metode seleksi yang relevan, dan upaya
untuk menciptakan pengalaman positif bagi kandidat.Pentingnya validitas dan
keadilan dalam proses seleksi tidak dapat diabaikan. Validitas tes dan alat penilaian
menjadi pondasi untuk memastikan bahwa karyawan yang dipilih memiliki
kualifikasi yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan. Sementara itu, keadilan dalam
perlakuan terhadap kandidat membentuk dasar moral dan etis seleksi
karyawan.Kesadaran akan keberagaman dan inklusivitas menjadi semakin krusial
dalam konteks seleksi karyawan. Dalam upaya menciptakan lingkungan kerja yang
beragam, perusahaan perlu memastikan bahwa proses seleksi tidak menciptakan
bias atau diskriminasi, dan bahwa setiap individu memiliki peluang yang sama untuk
sukses.Penggunaan teknologi dan data analitik juga memainkan peran signifikan
dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas seleksi karyawan.
Dengan memanfaatkan kecerdasan buatan dan algoritma analisis data,
perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih informasional dan
objektif.Namun, kesimpulan kami juga menggarisbawahi bahwa proses seleksi
karyawan bukanlah akhir dari cerita. Monitoring kinerja karyawan yang terus-
menerus dan upaya pengembangan berkelanjutan menjadi tahap berikutnya dalam
memastikan bahwa organisasi dapat mengoptimalkan potensi karyawan yang telah
dipilih.Dalam keseluruhan, seleksi karyawan bukanlah sekadar tahapan rekrutmen,
tetapi investasi jangka panjang dalam keberhasilan perusahaan. Dengan memahami
dan merangkul dinamika kompleks dalam proses ini, perusahaan dapat membentuk
tim yang kokoh, beragam, dan siap menghadapi tantangan masa depan.
3.2 saran
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, M., & Taylor, S. (2014). Armstrong's handbook of human
resource management practice. Kogan Page Publishers.